HIPERTENSI
Pembimbing:
Dr. Luluk Aflakah, Sp.PD
Disusun Oleh:
Lila Heridyatno, S.Ked
08700199
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
karena
atas
berkat,
rahmat
dan karunia-Nya,
sehingga
penulis
dapat
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
i
Daftar isi
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
ii
Daftar Gambar
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
iii
Daftar Tabel ..........................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
iv
Daftar Singkatan ...................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
v
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
1
BAB 2 TINJUAN PUSTAKA .............................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
2
2.1 Hipertensi .................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
2.1.1 Definisi dan Kriteria Hipertensi .......................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar ..................................................................................................
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel ......
..............................................................................
DAFTAR SINGKATAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan masalah kesehatan publik utama di seluruh dunia dan
merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler tersering, serta belum terkontrol
optimal di seluruh dunia. Namun, hipertensi dapat dicegah dan penanganan
dengan efektif dapat menurunkan risiko stroke dan serangan jantung.
Berdasarkan kriteria JNC 7, Hipertensi dapat didefinisikan sebagai kondisi
di mana tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mm Hg atau
tekanan darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mm Hg. Hipertensi
mengakibatkan pada penyakit jantung koroner dan sekitar 2/3 penyakit
serebrovaskular.
Delapan puluh persen kematian kardiovaskular seluruh dunia terjadi di
negara penghasilan rendah sampai menengah dan dalam perbandingan dengan
negara penghasilan tinggi, kematian ini (stroke dan infark miokard akut) terjadi
pada usia lebih muda, berdampak pada keluarga dan tenaga kerja. Secara
signifikan, hipertensi sebagai keadaan yang mendahului penyakit kardiovaskular
yang bisa dimodifikasi menyebabkan kematian lebih banyak dibandingkan yang
lain, termasuk merokok, obesitas, dan gangguan lipid.
Hipertensi pada lanjut usia (lansia) kebanyakan adalah Hipertensi Essensial,
dan pada umumnya berkembang menjadi Isolated Systolik Hypertension atau
Hipertensi Sistolik Terisolasi (HST). Hipertensi Sistolik Terisolasi ini meningkat
seiring bertambahnya umur. Meningkatnya umur berhubungan dengan perubahan
pada struktur dinding pembuluh darah. Perubahan ini mengakibatkan hilangnya
compliance pembuluh darah dan menyebabkan bentuk dan isi dari arteri yang
akan menyebabkan terjadinya Hipertensi.
Dari Hasil penelitian HYVET pada penderita populasi usia tua yang berusia
lebih dari 80 tahun, pengobatan hipertensi berhasil mengurangi morbiditas dan
mortalitas.
BAB 2
TINJUAN PUSTAKA
2.1 HIPERTENSI
2.1.1
oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan
tubuh yang membutuhkannya.
2.1.2
ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI HIPERTENSI
Beberapa klasifikasi hipertensi:
a. Klasifikasi Menurut Joint National Commite 8
Komite eksekutif dari National High Blood Pressure Education
Program
merupakan
sebuah
organisasi
yang
terdiri
dari
46
Kategori
Tekanan Darah
menurut JNC 6
Optimal
Tekanan
Darah Sistol
(mmHg)
< 120
120-139
< 130
130-139
dan/
atau
dan
atau
dan
atau
Tekanan
Darah Diastol
(mmHg)
< 80
80-89
< 85
85-89
Normal
Normal-Tinggi
Hipertensi:
Tahap 1
140-159
atau 90-99
160
atau 100
Tahap 2
160-179
atau 100-109
Tahap 3
180
atau 110
Data terbaru menunjukkan bahwa nilai tekanan darah yang
sebelumnya
dipertimbangkan
normal
ternyata
menyebabkan
Tabel 2
Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO
Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistol (mmHg)
Diatol (mmHg)
Optimal
Normal
Normal-Tinggi
< 120
< 130
130-139
140-159
140-149
160-179
180
140
< 80
< 85
85-89
90-99
90-94
100-109
110
< 90
<90
Tekanan Darah
Diastol (mmHg)
< 80
80-84
85-89
90-99
100-109
110
90
CHS
Normal
Normal-Tinggi
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Hypertensi Sistol
Terisolasi
Tabel 4
Klasifikasi menurut ESH
Kategori
Tekanan
Darah Sistol
(mmHg)
Optimal
< 120
dan
Normal
120-129
dan/atau
Normal-Tinggi
130-139
dan/atau
Hipertensi tahap 1
140-159
dan/atau
Hipertensi tahap 2
160-179
dan/atau
Hipertensi tahap 3
180
dan/atau
Hipertensi
sistol 140
Dan
terisolasi
Tekanan
Darah Diastol
(mmHg)
< 80
80-84
85-89
90-99
100-109
110
< 90
1) Jika tekanan darah sistol dan diastole pasien termasuk ke dalam dua
kategori yang berbeda, maka klasifikasi yang dipilih adalah
berdasarkan kategori yang lebih tinggi.
2) Diagnosa hipertensi pada dasarnya adalah rata-rata dari dua kali
atau lebih pengukuran yang diambil pada setiap kunjunga.
3) Hipertensi sistol terisolasi dikelompokkan pada hipertensi tingkat 1
sampai 3 berdasarkan tekanan darah sistol ( 140 mmHg) dan
diastole ( < 90 mmHg).
4) Peningkatan tekanan darah yang melebihi target bersifat kritis
karena setiap peningkatan tekanan darah menyebabkan resiko
kejadian kardiovaskuler.
Tabel 5
Klasifikasi Hipertensi Menurut ISHIB
Kategori
Tekanan
Tekanan
Darah Sistol
Darah Diastol
(mmHg)
(mmHg)
Optimal
< 120
dan
< 80
Normal
< 130
dan/atau
< 85
Normal-Tinggi
130-139
dan/atau
85-89
Hipertensi Tahap 1 140-159
dan/atau
90-99
Hipertensi Tahap 2 160-179
dan/atau
100-109
Hipertensi Tahap 3 180
dan/atau
110
Hipertensi Sistol 140
dan
< 90
terisolasi
f. Klasifikasi berdasarkan hasil konsesus Perhimpunan Hipertensi
Indonesia.
Pada pertemuan ilmiah Nasional pertama perhimpunan hipertensi
Indonesia 13-14 Januari 2007 di Jakarta, telah diluncurkan suatu
konsensus mengenai pedoman penanganan hipertensi di Indonesia
yang ditujukan bagi mereka yang melayani masyarakat umum:
1) Pedoman yang disepakati para pakar berdasarkan prosedur standar
dan ditujukan untuk meningkatkan hasil penanggulangan ini
kebanyakan diambil dari pedoman Negara maju dan Negara
tetangga, dikarenakan data penelitian hipertensi di Indonesia yang
berskala Nasional dan meliputi jumlah penderita yang banyak
masih jarang.
2) Tingkatan hipertensi ditentukan berdasarkan ukuran tekanan darah
sistolik dan diastolik dengan merujuk hasil JNC dan WHO.
3) Penentuan stratifikasi resiko hipertensi dilakukan berdasarkan
tingginya tekanan darah, adanya faktor resiko lain, kerusakan
organ target dan penyakit penyerta tertentu.
Tabel 6
Klasifikasi Hipertensi Menurut Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Kategori
Tekanan
dan/atau
Darah
Sistol
(mmHg)
Normal
<120
Dan
Prehipertensi
120-139
Atau
Hipertensi Tahap 140-159
Atau
1
Hipertensi Tahap 160-179
Atau
2
Hipertensi Sistol 140
Dan
terisolasi
Tekanan
Darah Diastol
(mmHg)
<80
80-89
90-99
100
<90
Hipertensi
Benigna
adalah
keadaan
hipertensi
yang
tidak
A.
Patofisiologi
Patofisiologi secara umum Hipertensi adalah tekanan yang
dibutuhkan untuk mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi dilakukan
oleh aksi memompa dari jantung (cardiac output/CO) dan dukungan dari
arteri (peripheral resistance/PR). Fungsi kerja masing-masing penentu
tekanan darah ini dipengaruhi oleh interaksi dari berbagai faktor yang
kompleks. Hipertensi sesungguhnya merupakan abnormalitas dari faktorfaktor tersebut, yang ditandai dengan peningkatan curah jantung dan / atau
ketahanan periferal. Selengkapnya dapat dilihat pada bagan.
Aktivitas kedua
aldosteron
dari
penting
pada
cairan
Angiotensin I
Angiotensin I Converting Enzyme (ACE)
Angiotensin II
Tekanan darah
Konsentrasi NaCl
di pembuluh darah
Diencerkan dengan volume
ekstraseluler
Volume darah
Tekanan darah
HIPERTENSI
Penyebab 2:
aktivitas simpatis (dari SSP) atau respon terhadap katekolamin
curah jantung
HIPERTENSI
b. Hipertensi resistensi
Penyebab:
- aktivitas simpatis
- respon terhadap katekolamin
- konsentrasi angiotensin II
- mekanisme autoregulasi
- hipertrofi otot vasokonstriktor
- viskositas darah ( hematokrit)
vasokonstriksi perifer
(arteriol)
HIPERTENSI
iskemik ginjal
renin
tumor
angiotensinogen angiotensin I
ACE
angiotensin II (oktapeptida)
lepaskan aldosteron
dari korteks adrenal
vasokontriktor berat
TPR
tekanan darah
hipertensi
hipertensi kronik
b. Hipertensi hormonal
1) Sindrom adrenogenital
pembentukan kortisol di korteks adrenal dihambat
retensi Na
hormon ekstrasel
curah jantung
HIPERTENSI
2) Hiperaldosteronisme (sindrom Conn)
tumor korteks adrenal
retensi Na di ginjal
curah jantung
HIPERTENSI
3) Sindrom Cushing
pelepasan ACTH tidak adekuat
curah jantung
HIPERTENSI
4) Feokromasitoma
tumor adrenomedula
katekolamin
curah jantung
HIPERTENSI
5) Pil kontrasepsi
retensi Na
curah jantung
HIPERTENSI
retensi Na
c. Hipertensi neurogenik
ensefalitis, edema serebri, perdarahan, tumor otak
tekanan darah
HIPERTENSI
Sedangkan patofisiologi hipertensi berdasarkan faktor risikonya yaitu:
1. Genetik ( > )
2. Penduduk kota > desa (hipertensi primer)
3. Stres psikologis kronis (berubungan dengan pekerjaan atau kepribadian)
stres psikologis
perangsangan jantung
curah jantung
HIPERTENSI
B. Pengobatan hipertensi
Kelas obat utama yang digunakan untuk mengendalikan tekanan darah
adalah :
1. Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menyebabkan diuresis.
Pengurangan volume plasma dan Stroke Volume (SV) berhubungan
dengan dieresis dalam penurunan curah jantung (Cardiac Output, CO)
dan tekanan darah pada akhirnya. Penurunan curah jantung yang utama
menyebabkan resitensi perifer. Pada terapi diuretik pada hipertensi
kronik volume cairan ekstraseluler dan volume plasma hampir kembali
kondisi pretreatment.
a. Thiazide
Thiazide adalah golongan yang dipilih untuk menangani hipertensi,
golongan lainnya efektif juga untuk menurunkan tekanan darah.
Penderita dengan fungsi ginjal yang kurang baik Laju Filtrasi
Glomerolus (LFG) diatas 30 mL/menit, thiazide merupakan agen
diuretik yang paling efektif untuk menurunkan tekanan darah.
Dengan menurunnya fungsi ginjal, natrium dan cairan akan
terakumulasi maka diuretik jerat Henle perlu digunakan untuk
mengatasi efek dari peningkatan volume dan natrium tersebut. Hal
ini akan mempengaruhi tekanan darah arteri. Thiazide menurunkan
tekanan darah dengan cara memobilisasi natrium dan air dari
dinding arteriolar yang berperan dalam penurunan resistensi
vascular perifer.
b. Diuretik Hemat Kalium
Diuretik Hemat Kalium adalah anti hipertensi yang lemah jika
digunakan tunggal. Efek hipotensi akan terjadi apabila diuretik
DAFTAR PUSTAKA