Anda di halaman 1dari 19

HAK AZASI MANUSIA dan RULE of

LAW.
1.
2.
3.

4.

5.

6.

Pengertian Hak Azasi Manusia.


Hak Azasi Manusia.
Perkembangan Hak Azasi Manusia di
Indonesia.
Peradilan Hak Azasi Manusia
(Indonesia).
Faktor berpengaruh pada Hak Azasi
Manusia.
Rule of Law.

I.

Pengertian Hak Azasi Manusia.

A. Universal Daclaration of Human Right (PBB)


: hak hak dasar dimiliki manusia hak
kebebasan, keadilan, kedamaian, hidup,
keamanan, milik pribadi, berfikir, kepercayaan
& keyakinan, politik dll.
Bersifat universal & tidak
diskriminasi.
Lengkap hak pribadi, kelompok, lokal,
internasional, semua aspek kehidupan.
Makna manusia, perspektif
liberalisme : person / individu.
Hak pribadi lebih dominan.

B. Konstitusi Negara Kesatuan Republik


Indonesia, Tap. No. XVII/ MPR/ 1998 & UU No.
39/ 1999 : hak hak dasar dimiliki manusia
sejak lahir (kodrat), anugerah Tuhan Yang
Maha Esa, bersifat universal dan abadi, tak
dapat ditekan, dipaksa & dirampas.
(hidup, berkeluarga, kembangkan diri,
pendidikan, manfaatkan Ipteksosbud, kultur
core, bekerja, keadilan, perlindungan hukum,
kewarganegaraan, rasa aman, suaka politik,
agama & kepercayaan, berfikir, bersikap,
berkumpul, berserikat, komunikasi &
informasi, milik pribadi, sejahtera lahir batin,
sehat & layanan kesehatan, jaminan sosial).
Lengkap/ memadai semua aspek &
tingkatan.
Setiap orang wajib hormati hak orang lain.

Wajib tunduk/ patuh UU berlaku.


Bersifat universal, abadi & tidak
diskriminasi.
Nilai manusia, perspektif filosofi
Pancasila : makhluk majemuk
tunggal & dwi tunggal, terdiri
susunan kodrat (jasmani rokhani),
sifat kodrat (individu sosial),
kedudukan kodrat (pribadi mandiri
ciptaan Tuhan).
Hak azasi manusia terpadu
kewajiban asai.

II. Sejarah Hak Azasi Manusia.

R Inggris (jhon Lackland 1199 1216/ ab.


13) sewenang wenang, protes warganya
Magna

Charta (1215), beri wewenang gereja


agama & keagamaan.
R. Charles I (1628), tekanan parlemen
petition of right :
a) Pajak & hak istimewa raja, setujui
parlemen.
b) Siapapun tak boleh di tangkap tanpa
tuduhan yang sah (hukum).
R, Willem III, 1689 terjadi revolusi bill of
right :
1) Pindah kekuasaan dari raja parlemen.
2) Pajak, UU & kepemilikan di atur
parlemen.
3) Parlemen dapat rubah keputusan raja.
4) Rakyat/ masyarakat, bebas berbicara &
berpendapat.
5) Pemilihan parlemen secara bebas.

Demokrasi Inggris & dunia, di pengaruhi


pemikiran Thomas Hobbes (1566-1679),
John Lock & JJ Rousseau (1722-1778)
pencetus faham liberalisme.
Declaration of Independent America Serikat
(4-7-1776), ilhami pikiran John Lock,
manusia : makhluk sosial miliki hak
azasi di beri alam ; hak hidup (life),
kemerdekaan (liberty), & hak milik
(property).
Prancis, teori ini kembangkan Montesquie
& JJ Rousseau, buku Du Contract
Social : negara lahir bebas, tak boleh
dibelenggu manusia (raja); paham trias
politika melawan kesewenangan raja.

Kekuasaan raja jatuh, - demokrasi 27-8-1989.


Tahun 1941 (PD I & II) masyarakat asia sengsara &
takut, Franklin D. Roosevelt (Pres, AS)
mendeklarkan The Four Freedoms :
1) Freedoms of Speech (bebas berbicara)
2)
Freedoms of Religion (bebas beragama)
3) Freedoms of Fear (bebas rasa takut)
4)
Freedoms of Want (bebas melarat).
PBB (1946) bentuk komisi HAM bidang
poleksosbud, 10-12-1948 terima PBB & sahkan :
Universal Declration of Human Right 30p,
32a.
Hak Azasi Manusia isu global muatan politik.

Perkembangan Hak Azasi


Manusia di Indonesia.

III.

Indonesia, HAM bukan hal baru & asing.


Pentingnya HAM masuk konstitusi, jadi
perdebatan seru Moh. Yamin, Moh. Hatta
Vs Soepomo, soekarno sidang BPUPKI.

Moh. Yamin & Hatta : HAM & hak hak warga negara,
masuk konstitusi. (penguasa tak langgar hak WN)
Soepomo & Soekarno, perlu difikirkan cermat &
cenderung tidak masuk konstitusi; alasan :
1.
Konsepsi HAM lebih bersifat Individualistik
(barat).
2.
Negara; -Republik kedaulatan Rakyat- hak
peroranga, di bawah kepentingan bersama.
3.
Negara; kekeluargaan loyalitas & solidaritas
Bhineka Tunggal Ika (integralistik).
Solusi, hak & kewajiban WN UUD45 Ps 27 34.

Disahkan UUDN Th. 1945 (18-8-1945), esensi


HAM di akui NKRI (pemb. & pasal).
Masa konstitusi RIS & UUDS (1949-1959), semua
klosul & pasal UDHR(PBB) diakomodasi; UUDS
masukan hak demo & mogok buruh (ps 21).
Dekrit Presiden 5-7-59, kembali konstitusi UUD
45.
Masa orde lama, pelanggaran HAM terjadi
signifikan Penpres No. 11/ 1963 ttg subversi
batasi ruang gerak & ekspresi masyarakat.

Hanya 3 UU di sahkan, ratifikasi konvensi HAM


:
1) UU No. 18/ 1956 ttg hak berorganisasi &
berunding (konvensi ILO no. 98).
2) UU No. 80/ 1957 ttg upah kerja laki laki &
perempuan (konvensi ILO no. 100)
3) UU No. 68/ 1958 ttg hak politik wanita.

Masa Orde Baru, TAP No. XIV/ MPRS/ 1966,


bentuk panitia Ad Hok rumuskan HAM.
Hasilnya Pim. MPRS No. 241 B/ 1967 (8-367); gagal di bahas dalam SU MPRS 1968
alasan : fokus pada rehabilitasi &
konsolidasi nasional pasca G 30 S PKI.
HAM staknan, pelanggaran meningkat,
(penanganan tapol G 30 S PKI, Tanjung
Priuk, Trisakti, Semanggi, Santa Crous, DOM,
dan penculikan aktifis dll).
32 tahun, hanya 3 peraturan terkait HAM :
1) UU No. 7/ 1984 ttg penghapusan diskriminasi

2)
3)

perempun.
Kepres. No. 36/ 1990 ttg konvensi hak anak.
Kepres. No. 48/ 1993 ttg konvensi internasional
tentang Apatheid di bidang olah raga.

Era reformasi, momentum penegakan


HAM. 15 bulan BJ Habibi memimpin,
berdasar TAP. No. XVII/ 1998, banyak
konvensi HAM PBB di ratifikasi :
1)
2)
3)
4)
5)
6)

7)

UU No. 5/ 1999 : menentang penyiksaan &


perlakuan kejam lain.
UU No. 19/ 1999 : penghapuan kerja paksa
(konv. ILO no. 105).
UU No. 20/ 1999 : usia minimum bekerja
(konv. ILO no. 138)
UU No, 21/ 1999 : diskriminasi dalam
pekerjaan & jabatan (konv. ILO no. 111).
UU No. 29/ 1999 : penghapusan segala
bentuk diskriminasi rasial.
Kepres. No. 83/ 1999 : kebebasan berserikat &
berkumpul, hak berorganisasi (konv. ILO no.
87).
Kepres. No. 50/ 1998 : bentuk Komnas Ham.

DPR produktif lahir UU terkait HAM :


1.
2.
3.
4.
5.

6.

UU No. 2/ 1999 : partai politik.


UU No. 3/ 1999 : pemilu.
UU No. 8/ 1999 : kebebasan menyatakan pendapat.
UU No. 26/ 1999 : cabut penpres no. 11/ 1963.
UU No. 35/ 1999 : perubahan UU No. 24/ 1970 ttg
pengalihan masalah kehakiman dari Dep.
Kehakiman Mahkamah Agung.
UU No. 39/ 1999 : hak azasi manusia.

Rencana Aksi Nasional HAM (RAN


HAM) canangkan Habibi 15-8-1998 - >
Kepres. No. 129/ 1998.
Kepemimpinan Abdurrachman Wahid, HAM
perhatian seriu, bentuk lembaga baru :
Menteri Negara Urusan HAM Departemen
Kehakiman & HAM.

IV. Peradialan Hak Azasi Manusia.

PBB, juni 1998 lakukan konvensi International di


Roma Italia : Rules of Procedur (hukum acara)
guna fungsikan Mahkamah Internasional HAM
International Ceiminal Court (ICC) kantor tetap di
Den Haaq.
Yuridiksi ICC : pelanggaran HAM & kejahatan
Perang Genoside, kejahatan perang & agresi
militer. Sidang peradilan HAM diatur DK. PBB
kejahatan perang Yugoslavia di Den Haaq,
kejahatan kemanusiaan & perang Tanzania di
Arusha, kejahatan kemanusiaan & perang
Ruwanda di Kagali Ruwanda.
Pelanggaran HAM, dibedakan :
a.
Berat; Genoside, perang melanggar aturan
penggunaan senjata & sasaran - PBB.
b.

Biasa; senjata & sasaran perang seperti diatur PBB.

Pertanggung jawaban peradilan HAM :


a) Libatkan pejabat publik militer/ sipil.
b) Orang biasa a/n negara/ pemerintah.
c) Pelanggaran tugas : tanggung jawab
pribadi (personal responsibility)
d) Pelanggaran berat, tak ada
kadaluwarsa.
e) Negara harus ganti rugi, restitusi &
rehabilitasi.
Pelanggaran HAM, salah gunakan
kekuasaan & kekuatan. Lembaga
amnesti Internasional AS pelanggar
terbesar.
HAM, korelasi hukum, tanggung jawab
moral, konstrusi negara hukum &
penegak hukum.

Indonesia, peradilan HAM dilakukan berdasarkan


UU No. 39 / 1999. Pelanggaran HAM biasa,
dilakukan mediasi pihak ke tiga (pengadilan
umum ditetapkan). Pelanggaran berat
peradilanya di rekomendasi Komnas HAM
UU 39/ 1999.
Komnas Ham Indonesia, pelanggaran HAM cermin
lemahnya kesadaran hukum, kesadaran
kemanusiaan, kesadaran politik; justru
dilakukan aparat negara & prajurit.
HAM, idiologi global terkait bidang ekonomi, politik,
teknologi, kesehatan, industri & investasi. Abaikan/
melawan arus penegakan HAM, ditekan
Internasional, pemutusan hubungan diplomatik,
embargo ekonomi, senjata & ekspansi militer.
HAM, komuditi global syarat kepentingan tertentu.

Faktor fakto Pengaruhi Hak Azasi Manusia.

1.

2.
3.

4.
5.

Riel aktualisasi & implementasi HAM di tiap negara


berbeda. Penyebabnya ada beberapa faktor :
Filosofi negara / pandangan hidup setiap negara
berbeda.
Culture masyarakat setiap negara tak sama.
Sistem hukum/ konstruksi hukum masing masing
negara berbeda.
Objek hukumnya jelas berbeda. (kualitas & kuantitas)
Penegak hukumnya (kualitas) tak sama.

Jo Wo.

6. Rule of Law.
Fredman; Negara Hukum (rechtsstat) dan rule of
law :saling mengisi.
Negara hukum , kekuasaan negara berdasar
atas hukum & konstitusi. Akuisupremasi hukum.
Rule of Law : negara utamakan keteraturan
hukum / tertib hukum hierarkhi hukum.
UUD45; Indonesia : negara hukum(rachtsstaat)
bukan negara kekuasaan (machtsstat). Indonesia
akui prinsip supremasi hukum dan konstitusi.
Albert V Dicey; rule of law : keteraturan hukum
& jamin kepastian hukum.

Terdapat 3 (tiga) unsur fundamental pada rule of law :


1)
2)
3)

Supremasi aturan aturan hukum;


Kedudukan sama dimuka hukum;
Jaminan HAM oleh UU dan keputusan pengadilan.

Rule of Law & Negara Hukum : Supremasi Hukum,


mutlak butuhkan : tertib hukum & pengak hukum.

Tertib hukum/ Herarkhi hukum Indonesia :


UUD 45 (konstitusi) sumber tertib hukum.
Ketetapan MPR;
Undang Undang;
@ Perpu ,
Peraturan Pemerintah;
@ Dekrit . Emergensi
Peraturan perundangan teknis operasional.

a.
b.
c.
d.
e.

Institusi Hukum/ Peradilan (UUD 45) :


1.
Mahkamah Agung :
a)
Peradilan Umum,
b)
Peradilan Agama,
c)
Peradilan Militer,
d)
Peradilan Tata Usaha Negara.
2.
Mahkamah Konstitusi.
3.
Komisi Yudisial Reviu.
Badan Penegak Hukum :
1.
Kejaksaan,
2.
Kehakiman,
3.
Kepolisian,
4.
Lembaga Bantuan Hukum (Pengacara),
5.
Mahkamah Militer,
6.
Komisi Pemberantasan Korupsi,
7.
Komnas HAM, dll.

Anda mungkin juga menyukai