Disusun oleh :
Arief Novandhi
(25010113130384)
(25010113130397)
(25010113130403)
(25010113130406)
(25010113140407)
(25010113130430)
Field Trip kami diadakan pada tanggal. Kegiatan tersebut kami lakukan kurang
lebih satu hari, dimulai dari pukul 5 pagi. Dari mesjid kampus, kami memulai
perjalanan. Tujuan pertama kami yaitu wilayah perkebunan di desa Lodosewu,
kecamatan Ngabla k, kabupaten Magelang. Di sana kami mengamati aktivitas pertanian
termasuk pengaplikasian pestisida. Sebelumya kami telah dibagi dalam beberapa
kelompok. Kelompok kami memilih tempat pengamatan yang agak jauh dikarenakan
menghindari adanya kesamaan dengan kelompok lain.
Salah satu petani yang kami temui bernama Bapak Sumadi. Pria yang sekarang
berusia 41 tahun ini adalah warga Kalimahan, Desa Pakis. Tapi ternyata beliau berasal
dari Muntir, Salatiga. Tetapi saat ini beliau memilih untuk bekerja di kebun yang berada
di Lodosewu ini.
Beliau sudah bekerja sebagai petani sayur selama 4 tahun belakangan dan kebun
miliknya tersebut. Lama kerja Bapak Sumadi kira-kira 7 jam setiap harinya, dimulai
dari pukul 7 pagi sampai waktu ashar tiba kira-kira pukul 3 sore. Menjelang tengah hari
Bapak Sumadi tidak lupa beristirahat sejenak sekitar 1 jam atau 30 menit.
Berdasarkan penuturan Bapak Sumadi, kami memperoleh data-data tentang
pestisida yang digunakan Bapak Sumadi untuk memelihara tanaman kubisnya. Seperti
petani pada umumnya, Bapak Sumadi menggunakan dedak dicampur pupuk kandang
untuk menghindari serangan orong-orong pada kubis. Ada juga pestisida yang dikenal
dengan nama Faret yang merupakan obat pembasmi ulat-ulat pada kubis. Matador juga
merupakan pestisida yang sering digunakan Bapak Sumadi untuk menghindari serangan
serangga, seperti wereng dan belalang.
Dalam penggunaan pestisida di atas Bapak Sumadi mengikuti petunjuk yang ada
dalam kemasan, seperti melakukan pelarutan pestisida 2 tutup takaran dalam 14 liter air
yang disemprotkan menggunakan tanki semprot. Biasanya Bapak Sumadi melakukan
penyemprotan satu minggu sekali setelah setengah bulan penanaman. Penyemprotan
dilakukan secara teratur walaupun kondisi hujan. Dalam penyemprotan Bapak Sumadi
biasanya hanya menggunkan celana dan baju panjang serta topi sebagai tambahannya.
langsung
dengan
bahan-bahan
kimia
yang
berbahaya
untuk
penyemprotan . hingga saat ini tidak mengalami gangguan apapun. Tidak mengalami
gangguan saluran pernafasan, fungsi neurologis maupun fungsi hati. Ini mungkin
disebabkan karena bapak sumadi sudah menggunakan APD yang baik dan benar dalam
rangka mencegah dan menghindari dari masuknya bahan-bahan kimia berbahaya dari
hasil penyemprotan ke dalam tubuh.
Dalam hal gangguan fungsi ginjal Bapak Sumadi tidak mengalami gangguan
apapun, seperti perubahan jumlah urin, kandungan darah dalam urin, bengkak pada
pergelangan kaki dan rasa lemah kronis. Mengenai gejala anemia dan perubahan profil
darah, Bapak Sumadi tidak pernah mengalami pucat, lemas, pusing, berkunang-kunang
dan mimisan, serta luka yang berdarah lama sembuh.
Bapak Sumadi mempunyai dua anak, anak sulung berjenis kelamin laki-laki
yang saat ini sedang mengenyam pendidikan di SMA. Sementara yang bungsu berjenis
kelamin perempuan yang saat ini mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar. Jarak umur
keduanya lima tahun. Istri Bapak Sumadi tidak mengalami abortus, kelahiran bayi cacat,
retardasi mental dan kretin sehingga pada anak-anak Bapak Sumadi tidak pernah tidak
naik kelas dan tidak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan seperti
stunting, kretin, IQ rendah maupun kecacatan fisik.