Anda di halaman 1dari 8

Nama : Eka Wahyuni

NIM

: 25010114120163

Kelas : C-2014

POSYANDU
1. Apa itu Posyandu?
Jawab :
Posyandu adalah tempat atau sarana dalam bentuk UKBM

untuk

mendapatkan pelayanan dasar dalam bidang kesehatan meliputi PUS,


WUS, bayi, balita dan KB yang dikelola dan diselenggrakan oleh dan
untuk masyarakat. Pengertian posyandu berdasarkan aspek proses yaitu
wujud peran serta masyarakat dalam pembanguan khususnya kesehatan
dengan menciptakan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
2. Apakah tujuan posyandu secara operasional?
Jawab :
Tujuan posyandu secara operasional yaitu meluaskan jangkauan dan
meningkatkan cakupan kegiatan program (imunisasi, penimbangan balita,
penanganan diare melalui promosi oralit, kesehatan ibu dan anak (KIA)
dan KB), sedangkan tujuan diselenggarakannya posyandu antara lain :
1. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita
dan angka kelahiran
2. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu), Ibu hamil dan
Ibu nifas
3. Mempercepat penerimaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera)
4. Meningkatkan

kemampuan

masyarakat

untuk

mengembangkan

kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan


kebutuhan
5. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan
3. Siapakah yang bertanggungjawab pada pelaksanaan posyandu?
Jawab :

Pada tingkat Desa penanggungjawab dalam pelaksanaan posyandu adalah


Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa atau sekarang yang sering disebut
dengan Badan Perwakilan Desa (BPD). Dalam pelaksanaannya, posyandu
langsung dikoordinir oleh tim penggerak PKK Desa/Kelurahan yang
membawahi beberapa posyandu, dimana satu dusun satu posyandu atau
disesuaikan dengan jumlah sasaran balita 100-150 balita per posyandu
untuk kurang lebih 200 Kepala Keluarga. Sesuai dengan Inmendagri
Nomor 9 tahun 1990 tentang Peningkatan mutu Posyandu ditingkat desa
keseluruhan sebagai berikut :
a. Penanggungjawab umum : Ketua umum LKMD (Kades/Lurah)
b. Penanggungjawab operasional : Ketua I LKMD (Tokoh
Masyarakat)
c. Ketua pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD (Ketua
Tim Penggerak PKK)
d. Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD (seksi kesehatan, kependudukan
dan keluarga berencana)
e. Pelaksana : Kader PKK yang dibantu petugas KB-Kesehatan
4. Apakah kegiatan posyandu buka setiap 1 bulan sekali?
Jawab :
Kegiatan posyandu dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali setiap
bulan. hari buka ditentukan berdasarkan kesepakatan masyarakat dan
pelaksana, bisa berdasarkan hari ataupun tanggal. Penentuan jam buka
harus disepakati oleh pihak masyarakat, pengurus/kader posyandu dan
puskesmas. Yang diutamakan adalah waktu yang ditentukan sasaran
posyandu bisa hadir sebanyak-banyaknya. Apabila diperlukan dapat
dibuka lebih dari satu kali dalam sebulan. Pada hari buka kegiatan yang
ada di posyandu dikenal dengan sistem pelayanan 5 meja dimana setiap
meja mempunyai fungsi yang berbeda-beda, yaitu :
1. Meja I
: Pendaftaran
2. Meja II
: Penimbangan
3. Meja III : Pengisian KMS
4. Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
5. Meja V
: Pelayanan KB-Kesehatan
5. Pada saat posyandu buka,apakah semua meja berfungsi?
Jawab :

Tidak, meja V yaitu pelayanan KB Kesehatan terkadang tidak berfungsi.


Pelayanan KB Kesehatan meliputi :
a. Imunisasi
b. Pemberian Vitamin A dosis tinggi berupa obat
c. Tetes ke mulut tiap Februari dan Agustus
d. Pembagian pil atau kondom
e. Pengobatan ringan
f. Konsultasi KB-Kesehatan
Hal tersebut dikarenakan meja V merupakan meja pelayanan paramedis
yang dilakukan oleh petugas kesehatan diantaranya dokter, bidan, perawat,
juru imunisasi dan petugas KB.
6. Siapa yang mengsupport pelaksaanaan posyandu biar berhasil dan sukses?

Jawab :
Posyandu sudah tersebar diseluruh Indonesia, jumlah posyandu di
Indonesia sebanyak 266.827. Dengan jumlah posyandu yang tinggi, peran
dan dukungan pemerintah untuk posyandu sangat penting dan dibutuhkan
baik itu melalui puskesmas dan kelompok kerja operasional (Pokjanal)
maupun tokoh masyarakat serta tenaga kesehatan. Selain itu peran dan
dukungan pemerintah untuk posyandu sangat penting untuk memfasilitasi
pelaksanaan berbagai kegiatan kesehatan di posyandu. Bukan hanya
sekadar dukungan dari pemerintah, tetapi juga dukungan dan peran aktif
dari masyarakat setempat. Kegiatan posyandu tidak akan berjalan dan
berhasil apabila masyarakat sebagai kader dengan bimbingan petugas
kesehatan dan pihak lain terkait pemberdayaan masyarakat tidak berperan
aktif dalam pelaksanaan posyandu.
7. Contoh PMS,Cara mengisi,menganalisis data,keteraturan (dianalisis
termasuk gizi buruk/gizi baik?
Jawab :
KMS (Kartu Menuju sehat ) untuk Balita adalah kartu untuk mencatat dan
memantau perkembangan balita dengan melihat garis pertumbuhan berat badan
anak dari bulan ke bulan. Pada KMS dapat diketahui status pertumbuhan anaknya.
Selain itu KMS bermanfaat sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat
kesehatan Balita secara lengkap meliputi : pertumbuhan, perkembangan,
pelaksanaan imunnisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A,

kondisi kesehatan, pemberian ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI


(Depkes RI , 2000) Kriteria berat badan Balita di KMS:
a. Berat badan naik : garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu warna
pita atau garis pertumbuhannya naik dan pindah kepita warna diatasnya
b. Berat badan tidak naik : garis pertumbuhannya turun, atau garis
pertumbuhannya mendatar, atau garis pertumbuhannya anaik tapi pindah
kepita warna dibawahnya.
c. Berat badan dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami
gangguan dan perlu perhatian khusus seperti pemberian makanan
tambahan atau PMT bisa diberikan kepada semua balita yang menimbang
ke posyandu (Depkes RI th 2006 : 104) dan harus langsung dirujuk
kepuskesmas/rumah sakit.
d. Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T) , artinya balita
mengalami gangguan pertumbuhan sehingga perlu perhatian khusus dan
harus langsung dirujuk kepuskesmas/rumah sakit
e. Balita tumbuh naik bila : garis berat badan anak naik setiap bulannya.
f. Balita sehat jika : berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita
warna atau pindah ke pita warna diatasnya.
Contoh KMS :

Cara pengisian data pada KMS :


a. Pada penimbangan pertama, pengisian kolom identitas, berat badan lahir,
tanggal lahir, mengisi bulan pada KMS, memplot berat badan serta kolom
bulan pada kolom yang tersedia
b. Catat semua kejadian yang dialami atau diderita (sakit, imunisasi,
pemberian vitamin A dosis tinggi)
c. Hasil penimbangan pertama diberi titik pada batas garis tegak (pada bulan
dimana anak saat itu ditimbang) dengan garis datar
d. Penimbangan selanjutnya seperti nomer 3, kemudia titik-titik pada tiap
bulan bila dihubungkan menjadi grafik .
8. Apakah yang dilakukan kader waktu memberikan pelayanan di posyandu?
Jawab :
Yang dilakukan kader saat memberikan pelayanan di posyandu sebagai
berikut :
a. Meja I

: menuliskan nama balita pada KMS dan selembar kertas

yang diselipkan pada KMS serta menuliskan nama ibu hamil pada
formulir atau register ibu hamil
b. Meja II
: Menimbang, mencatat hasil penimbangan pada KMS
c. Meja III : Mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil
penimbangan balita ke dalam KMS
d. Meja IV : Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan
data kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS,
memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data
KMS anak dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami,
memberikan tujukan ke puskesmas apabila diperlukan
9. Siapa yang dimaksud dengan kader posyandu?
Jawab :
Kader posyandu adalah warga masyarakat setempat yang bisa membaca
dan menulis, mempunyai waktu luang, memiliki kemampuan dan mau
bekerja sukarela dengan tulus ikhlas bisa menjadi kader yang terpilih atau
ditunjuk oleh masyarakat dengan kata lain kader kesehatan merupakan
wakil dari warga setempat yang membantu masyarakat dalam masalah
kesehatan agar diperoleh kesesuaian antara fasilitas pelayanan dan

kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Menurut Depkes RI (2006)


kriteria kader sebagai berikut :
1. Berusia dewasa
2. Sehat jasmani dan rohani
3. Dapat membaca dan menulis huruf latin
4. Diterima dan dipilih oleh masyarakat
5. Berminat dan mampu melaksanakan tugas sebagai kader posyandu
6. Menguasai bahasa Indonesia dan bahasa daerah setempat dengan bebar
7. Memahami tata cara, adat, budaya, kepercayaan, kebiasaan dan etika
masyarakat setempat
10. Apa peran kader posyandu dalam memberikan pelayanan?
Jawab :
Peranan kader dalam kegiatan posyandu sangat besar. Menurut Depkes RI
(2000) ada dua peran kader yaitu :
a. Melakukan kegiatan bulanan posyandu
Mempersiapkan pelaksanaan posyandu : tugas-tugas kader posyandu
pada H- atau saat persiapan hari buka posyandu , meliputi :
1. Menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat penimbangan bayi,
KMS, alat peraga, LILA, alat pengukur, obat-obat yang
dibutuhkan
2. Mengundang

dan

menggerakkan

masyarakat,

yaitu

memberitahu ibu-ibu untuk datang ke posyandu


3. Menghubungi pokja posyandu , yaitu menyampaikan rencana
kegiatan kepada kantor desa dan meminta mereka untuk
memastikan apakah petugas sector bisa hadir pada hari buka

posyandu
4. Melaksanakan pembagian tugas antar sesame kader
Tugas kader pada kegiatan bulanan posyandu : tugas kader pada hari

buka posyandu disebut juga dengan tugas pelayanan 5 meja


b. Kegiatan setelah pelayanan bulanan posyandu
Memindahkan catatan-catatan dalam KMS kedalam buku register atau

buku bantu kader


Menilai hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari posyandu pada
bulan berikutnya. Kegiatan diskusi kelompok (penyuluhan kelompok)

bersama ibu-ibu yang rumahnya berdekatan (kelompok dasawisma)


Kegiatan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan) merupakan
tindak lanjut dan mengajak ibu-ibu datang ke posyandu pada kegiatan
bulan berikutnya.

11. Pelayanan yang prioritas,mana yang bias dilakukan oleh kader posyandu?

Jawab :
Kader posyandu dapat melakukan pelayanan 5 program prioritas yaitu :
1. KB Kesehatan dengan cara memberikan pil dan kondom
2. Gizi yaitu dengan cara memantau berat badan anak dengan melihat
buku KMS. Melakukan penimbangan kepada setiap balita yang
berkunjung ke posyandu
3. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), kegiatan KIA yang bisa dilakukan
oleh kader adalah memberikan penyuluhan perorangan kepada
setiap ibu tentang KIA
4. Imunisasi, imunisasi yang bisa dilakukan oleh kader adalah
imunisasi polio yaitu dengan obat tetes yang diteteskan ke dalam
mulut si anak
5. Penanggulangan diare, yang dilakukan oleh kader adalah dengan
pemberian oralit kepada masyarakat yang tentunya sebelumnya
sudah ada intruksi dari petugas kesehatan seperti bidan

12. Kapan posyandu dikatakan berhasil?


Jawab :
Salah satu keberhasilan program posyandu adalah cakupan SKDN.
Cakupan SKDN ditentukan dari presentase kehadiran ibu balita ke
posyandu.
S
: Semua balita wilayah keja posyandu
K
: Semua yang memiliki KMS
D
: Balita yang ditimbang
N
: Balita yang berat badannya naik
Keberhasilan posyandu berdasarkan :
a. Indikator D/S baik kurangnya peran serta mansyarakat
Cakupan D/S dapat dijadikan sebagai tolok ukur peran serta
masyarakat dan aktivis kader atau tokoh masyarakat dalam
menggerakkan masyarakat setepat untuk memanfaatkan posyandu. D/S
dianggap baik apabila dapat mencapai 50% atau lebih, jika kurang dari
50% dapat dikatakan bahwa posyandu ini belum berjalan dengan baik.
b. Indikator N/D berhasil tidaknya program posyandu

DAFTAR PUSTAKA
http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/Download/jks201207
0305.pdf
http://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2012/07/PMK-No.-155-ttg-PenggunaanKartu-Menuju-Sehat-KMS-Bagi-Balita.pdf
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/8/01-gdlsusanerawa-374-1-ktisusa-i.pdf
http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/mkb/article/view/26/27
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jgizi/article/view/570/620.

Anda mungkin juga menyukai