dalam mengurangi kesibukan dalam mengupas polong kacang tanah. Alat ini
akan menggantikan tenaga manusia, sehingga masyarakat dapat mengkerjakan
suatu pekerjaan yang lain (Cabalero dan
Tangonan, 1985).
Perkembangan alat pengupas polong
kacang tanah berkembang dari alat yang
sederha-na, sampai alat pengupas yang
modern. Sebagian besar alat pengupas
polong kacang tanah tipe selinder dengan
kapasitas lebih besar dari 150 kg/jam.
Alat ini digunakan untuk industri skala
menengah dan besar, sedangkan alat pengupas polong kacang tanah skala menengah jarang ditemukan terutama untuk digunakan oleh petani dengan luas areal
tanam 2 -3 ha.
Salah satu penanganan pasca panen
adalah pengupasan polong kacang tanah.
Pengupasan polong kacang tanah akan
menguntungkan jika dikupas dengan alat
mekanis, terutama saat mengupas dalam
jumlah besar, jika dikupas dengan cara
manual, maka terlalu banyak tenaga manusia yang dibutuhkan
170
Pengupasan kulit polong kacang tanah merupakan salah satu proses penting
dalam rangkaian proses penanganan kacang tanah yang dilakukan dengan tujuan
untuk memisahkan biji dari kulit polong
dan kotoran lainnya. Pada umumnya pengupasan kulit dilakukan saat biji hendak
diolah, karena penyimpanan kacang tanah
dalam bentuk polong lebih menguntungkan jika dipandang dari segi daya dan
kecepatan berkecambah. Untuk memperkecil tingkat kerusakan biji, maka pengupasan kulit harus dilakukan pada keadaan
kadar air biji kacang tanah 8-16% (bb).
Kadar air akan mempengaruhi sifat fisik
kacang tanah antara lain panjang, ketebalan, diameter, kerapatan, koefisien gaya
gesek
dan tingkat kerapuhan (Aydin,
2007).
Menurut Rahayuningtyas dan Afifah
(2008) bahwa penanganan pasca panen
kacang tanah ditingkat petani pada
umumnya masih dilakukan secara tradisional seperti panen dan perontokan polong
sehingga memerlukan cukup banyak tenaga. Perontokan polong kacang tanah secara manual meskipun dapat mengurangi
resiko polong rusak/luka, namun kapasitasnya sangat rendah yaitu 8-10 kg/jam/
orang.
Alat pengupas kulit polong kacang
tanah ada tiga jenis yaitu pengupasan
secara manual, alat pengupas semi mekanis dan alat mekanis. Kapasitas pengupasan dengan secara manual 1-2 kg/jam,
Gambar 1.
sedangkan dengan alat semi mekanis 1820 kg/jam. Pengupasan dengan alat mekanis sangat bervariasi tergantung pada
besar tenaga motor penggerak yang digunakan. Dengan tenaga motor pengerak
1,5 Hp dapat dihasilkan kapasitas pengupasan polong kacang tanah 130-160
kg/jam dengan efisiensi pengupasan 9799% (Palomar, 1998)
Anifah dan Hafifah (2008) telah melakukan penelitian untuk merancang bangun dan melakukan uji performansi mesin pengupas kulit kacang tanah. Alat dirancang untuk mengupas kulit dan memisahkan kulitnya serta mensortasi biji
kacang tanah berdasarkan ukuran. Prinsip
pengupasan yang diterapkan adalah tekanan dan gesekan. Unit pengupas berupa
silinder berputar dan landasan. Kulit dengan biji dipisahkan menggunakan kipas.
Unit sortasi berupa ayakan bertingkat.
Secara keseluruhan, mesin terdiri dari
bagian hopper, unit pengupas, kipas, saluran pengeluaran kulit, pengayak, saluran
pengeluaran biji ukuran besar, saluran
pengeluaran biji ukuran kecil, rangka,
motor listrik 2 Hp dan V-belt. Uji performansi alat dilakukan dengan variasi
kecepatan putaran silinder pengupas (168,
192, dan 223 rpm). Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada selang kecepatan
putaran 168 sampai dengan 223 rpm, kapasitas mesin dan efisiensi pengupasan
berbanding lurus dengan kecepatan pu-
171
c.
d.
e.
f.
METODE PENELITIAN
Rancangan Struktural
Sumber tenaga yang digunakan adalah motor listrik 0,5 Hp dengan putaran
1420 rpm. Diameter puli penggerak yang
dibutuhkan adalah 40 mm, diameter puli
pengikut sebesar 70 mm, sedangkan
diameter puli yang lainnya sebesar 300,
147, 110 dan 88 mm untuk memdapat
putaran pada landasan pengupas 90, 120
dan 150 rpm. Secara umum rancangan
struktural alat pengupas polong kacang
tanah seperti pada Gambar 2.
Rancangan Fungsional
Secara fungsional ada enam komponen utama alat pengupas polong kacang
tanah yaitu:
a. Corong pemasukan (Hopper), berfungsi untuk menampung biji kacang
tanah yang akan dikupas untuk disalurkan ke piring pengupas
b. Landasan karet, berfungsi sebagai
alat untuk menekan biji kacang tanah
Keterangan
1. Hopper
2. Landasan karet (piring bagian atas)
3. Landasan pengupas
4. Corong pengeluaran
5. Kerangka alat
Gambar 2. Rancangan struktural
pengupas kulit polong kacang tanah
172
alat
b.
c.
Pelaksanaan Pengujian
Sebelum kacang tanah di kupas,
maka polong kacang tanah dikeringkan
terlebih dahulu sampai kadar air 1314%.
Sebanyak 5 kg kacang tanah dikupas dengan clearance 5, 10, atau 15 mm dengan kecepatan putaran landasan pengupas sebesar 90, 120, atau 150 rpm. Setiap unit percobaan diulang sebanyak 3
kali. Dengan demikian ada sebanyak 27
unit percobaan. Lama waktu pengupasan
setiap unit percobaan diukur.
Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan adalah
a. Biji utuh yaitu biji yang telah terkupas dalam kondisi bulat dan tidak
terbelah
173
Total
terkupas
93,06
86,00
78,14
120
5
10
15
85,93
81,02
74,46
6,54
3,46
3,58
2,32
10,60
17,31
92,47
84,48
77,04
150
5
10
15
83,70
79,59
78,41
7,92
4,41
4,31
2,72
10,78
1812
91,62
84,00
82,43
174
alat
175
Surapto. 1999.
Kacang Tanah. CV
Yasaguna. Jakarta
Wirawan, B. 2002. Memproduksi Benih
Bersetifikat, Penebar Swadaya,
Jakarta
176