Anda di halaman 1dari 23

BUDAYA DAN OBJEK WISATA

DI PULAU BALI
KARYA TULIS

Disusun untuk Melengkapi Tugas sebagai Syarat Memenuhi


Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US)
SMA Negeri 3 Pemalang
Oleh :
Nama

: Dhea Muhammad Hutomo R.

NIS

: 5935

Kelas

: XII IPS 1

Program : Ilmu Pengetahuan Sosial

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 3 PEMALANG
2014

PERSETUJUAN / PENGESAHAN
Karya tulis ini telah disetujui oleh pembimbing karya tulis
dan disahkan oleh Kepala SMA Negeri 3 Pemalang
untuk memenuhi syarat menempuh
Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US)
2014/2015
Pemalang,
Pembimbing I

Pembimbing II

Amalia Kristiani, S.Pd.

Samuji, S.Pd.

NIP. 19700528 200604 2 005

NIP. 19721002 200604 1 010

Mengetahui
Kepala SMA Negeri 3 Pemalang

Drs. Nur Edi Sukanto, M.Si


NIP. 19610419 198503 1 009

MOTTO
1. Ini sangat mengejutkan, kita harus melawan pemerintah untuk mempertahankan
lingkungan kita.
(Ansel Adams)
2. Adalah kebohongan jika kita melakukan suatu hal yang semua berulang kali dan
menunggu hasil yang berbeda.
(Albert Einstein)
3. Barang siapa tidak berani mengambil resiko maka ia tidak akan pernah mencapai
apapun dalam hidupnya.
(Muhammad Ali)
4. Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu.
(Benjamin ranklin)

PERSEMBAHAN
Karya tulis ini dipersembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta
2. Kepala SMA Negeri 3 Pemalang
3. Bapak /Ibu guru SMA Negeri 3 Pemalang
4. Rekan-rekan kelas XII
5. Adik-adik kelas X dan XI
6. Pembaca yang budiman

PRAKATA

Penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya
tulis ini yang berjudul BUDAYA DAN OBJEK WISATA DI PULAU BALI guna
melengkapi syarat menempuh Ujian Sekolah dan Ujian Nasional di SMA Negeri 3
Pemalang tahun pelajaran 2014 / 2015.
Karya tulis ini penulis susun dari hasil survei yang penulis lakukan di Bali.
Penyusun karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada :
1.
2.
3.
4.
5.

Bapak Drs. Nur Edi Sukanto, M.Si, selaku kepala SMA Negeri 3 Pemalang;
Ibu Amalia Kristiana, S.Pd. selaku Pembimbing I
Bapak Samuji, S.Pd. selaku Pembimbing II
Bapak dan ibu guru SMA Negeri 3 Pemalang yang telah memberi masukan
Semua pihak yang telah membantu tersusunya karya tulis ini.
Menyadari bahwa didalam penyusunan karya tulis ini masih ada kekurangan.

Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan. Untuk itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan karya
tulis ini.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi adikadik kelas X dan kelas XI SMA Negeri 3 Pemalang yang akan meneruskan jejak
penulis.

Pemalang, Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................

PERSETUJUAN / PENGESAHAN...................................................................

ii

MOTTO...............................................................................................................

iii

PERSEMBAHAN...............................................................................................

iv

PRAKATA...........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................

vi

BAB I

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

BAB II

4
4
4
5
6

Sistem Kepercayaan dan Agama ...............................................


Sistem Kekerabatan....................................................................
Sistem Pemerintah .....................................................................
Sistem Mata Pencaharian ..........................................................
Sistem Kemasyarakatan.............................................................
Sistem Lapisan Sosial ...............................................................

7
8
9
9
10
11

OBJEK WISATA DI PULAU BALI


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.

BAB V

Luas Daerah dan Keadaan Pulau Bali .......................................


Penduduk Asli Pulau Bali ..........................................................
Bentuk Desa di Pulau Bali ........................................................
Bentuk Bangunan / Arsitek di Pulau Bali ..................................
Bahasa yang Digunakan Masyarakat Bali .................................

SISTEM KEBUDAYAAN MASYARAKAT BALI


A.
B.
C.
D.
E.
F.

BAB IV

1
1
2
2
2

KEADAAN UMUM WILAYAH PULAU BALI


A.
B.
C.
D.
E.

BAB III

Latar Belakang Masalah.............................................................


Alasan Pemilihan Judul..............................................................
Tujuan Penulisan .......................................................................
Metode Penulisan.......................................................................
Sistematika Penulisan ................................................................

Tanah Lot ...................................................................................


Tanjung Benoa Nusa Dua ..........................................................
Pantai Kuta ................................................................................
Danau Bedugul ..........................................................................
Pantai Sanur ..............................................................................
Garuda Wisnu Kencana (GWK).................................................
Museum Bali .............................................................................
Tari Barong dan Keris ...............................................................
Pasar Seni Sukawati...................................................................
Jogger ........................................................................................

13
13
13
14
15
15
15
15
15
15

PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................
B. Saran...........................................................................................

17
17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

18

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu Negara yang terdiri dari bermacammacam pulau yang luas, juga terdapat berbagai macam hasil kekayaan alam dan
adat istiadat serta seni budayanya. Dari sekian pulau-pulau yang ada di Indonesia
yang cukup berpotensi, penulis ingin mencoba membahas tentang pulau Dewata
mempunyai banyak sekali juga pulau Dewata, karena pulau Dewata mempunyai
banyak sekali objek-objek wisata yang sangat rendah dan sangat menarik untuk
dikunjungi. Pulau Dewata juga mempunyai kebudayaan yang sangat menarik
yang harus kita jaga dan kita lestarikan.
Berdasarkan hal-hal tersebut

penulis

akan

mencoba

untuk

menggambarkan tentang objek-objek wisata yang ada di Pulau Bali, baik objek
wisata alam maupun objek wisata studi. Penulis bermaksud agar para pembaca
dapat mengetahui kebudayaan. Cerita adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat
pulau Dewata, dan kebudayaan tersebut harus kita jaga dan kita lestarikan agar
tidak punah serta tidak terpengaruh kebudayaan asing.
B. Alasan Pemilihan Judul
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menulis judul BUDAYA DAN
OBJEK WISATA DI PULAU BALI adapun yang menjadi alasannya adalah
sebagai berikut :
1. Agar kita dapat mengetahui lebih jauh tentang budaya di Pulau Bali
2. Agar para pembaca tahu berbagai objek wisata yang ada di Pulau Bali
3. Agar pembaca mengetahui bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang
memiliki beranekaragam seni budaya dan keindahan alam yang sangat
berpotensi sebagai objek wisata khususnya di pulau Bali
4. Penulis secara langsung meninjau objek wisata di pulau Bali, yang mana judul
tersebut sesuai dengan data yang diperoleh
dari lapangan dan juga dari brosurvii
brosur.

C. Tujuan Masalah
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah :
1. Untuk memenuhi dan melengkapi syarat menempuh Ujian Sekolah (US) dan
Ujian Nasional (UN) di SMA Negeri 3 Pemalang

2. Untuk menambah wawasan para pembaca tentang budaya dan objek wisata di
Negara Indonesia khususnya di pulau Bali.
3. Untuk memberikan gambaran dan memperdalam pengetahuan mengenai
keadaan di pulau Bali.
D. Metode Penulisan
Karya tulis ini disusun berdasarkan data yang diperoleh melalui study
wisata langsung di Pulau Bali. Adapun metode yang digunakan adalah :
1. Metode Observasi
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara langsung ketempat survei.
2. Metode Interview
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab atau
wawancara langsung dengan pemandu wisata.
3. Metode Pustaka
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca bukubuku dan brosur-brosur yang menujang karya tulis.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami dan mengerti tentang
karya tulis ini, maka disajikan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, tujuan
BAB II

penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan


KEADAAN UMUM PULAU BALI
Berisi tentang luas daerah dan keadaan Pulau Bali, Penduduk asli
Pulau Bali, bentuk desa di Pulau Bali, dan bahasa yang digunakan
masyarakat Bali.

BAB III

SISTEM KEBUDAYAAN MASYARAKAT BALI


Berisi tentang sistem kepercayaan dan agama, sistem kekerabatan,
sistem pemerintah, sistem mata pencaharian, sistem kemasyarakatan

BAB IV
BAB V

dan sistem kesenian.


OBJEK WISATA DI PULAU BALI
Berisi tentang keanekaragaman objek wisata yang ada di pulau Bali.
PENUTUP
Berisi tentang simpulan, hambatan dan saran.
BAB II
KEADAAN UMUM WILAYAH PULAU BALI

A. Keadaan Geografis

Luas wilayah pulau Bali 5.636,66 km 2 dengan ibu kota provinsi Bali
yaitu Denpasar. Sedangkan letak pulau Bali secara astronomis antara 754 LS 8045 LS dan antara 11430 BT - 11545 BT. Secara geografis batas-batas pulau
Bali yaitu :
Sebelah utara
: Laut Bali
Sebelah selatan : Samudra Indonesia
Sebelah timur
: Selat Bandung dan Selat Lombok
Sebelah barat
: Selat Bali dan Provinsi Jawa Timur
Pulau Bali dibelah menjadi dua oleh suatu pegunungan yang membujur
dari barat ke timur. Sehingga membentuk daratan yang agak sempit sebelah utara
dan daratan yang lebih luas di sebelah selatan.
B. Penduduk Asli Pulau Bali
Setiap daerah atau pulau pasti mempunyai suku atau penduduk asli yang
mendiami pulau tersebut lebih dahulu sebelum penduduk pendatang. Sama halnya
dengan pulau lain, pulau Bali juga mempunyai penduduk asli yang disebut Bali
Aga.
Perbedaan pengaruh dari kebudayaan Jawa Bali di berbagai daerah di
Bali pada zaman Majapahit dahulu. Menyebabkan dua bentuk masyarakat di Bali,
yaitu masyarakat Bali Aga dan Bali Majapahit. Orang Bali Aga pada umumnya
mendiami desa-desa di daerah pegunungan seperti Sambiran, Cempaka, Sidatapa,
Pendopo, Tigawangsa, di Kabupaten Buleleng dan desa Tenganan Pagringsingan
di Kabupaten Karangasem.
C. Bentuk Desa di Pulau Bali
Desa di pulau Bali terutama didasarkan atas kesatuan tempat. Sebagian dari
tanah wilayahnya adalah milik para warga desa sebagai individu, tetapi sebagian
lagi adalah tanah yang ada dibawah hak ulayat desa. Desa-desa di daerah
pegunungan biasanya mempunyai pola perkampungan yang memusat. Desa yang
mempunyai system banjar dan desa-desa di daerah dataran mempunyai pola yang
terpencar.
Disamping kesatuan wilayah, juga mempunyai kesatuan agama yang
ditentukan oleh suatu kompleks kuil desa yang disebut kayangan tiga yaitu Pura
Puseh, Pura Bale Agung dan Pura Dalem. Adakalnya Pura Puseh, Pura Bale
Agung dijadikan satu dan disebut Pura Desa.
Konsep mengenai arah sangat pentingnya bagi orang Bali. Hal tersebut
dapat tercermin pula pada letak susunan rumah dan bangunan-bangunan pusat
dari desa. Sedapat mungkin letak dari bangunan-bangunan desa akan disesuaikan
dengan konsep tersebut. Misalnya pada arah gunung diletakkan pura dalem.
Kompleks bangunan-bangunan (bale) yang ditempati oleh keluarga inti
maupun keluarga luas, dibangun diatas suatu pekarangan yang biasanya di

kelilingi oleh dinding dengan gapura sempit. Diantara kompleks bale itu ada
beberapa bangunan untuk tidur, dapur, lumbung tempat menerima tamu dan kuil
untuk keluarganya (sanggah). Seluruh kesatuan bangunan itu disebut Uma.
D. Bentuk Bangunan / Arsitektur di Pulau Bali
Seluruh bangunan / arsitektur yang ada di Bali adalah arsitektur bergaya
khas, yang sangat mencerminkan kebudayaan masyarakat Bali. Dalam
menentukan arah kita membuat sesuatu bangunan, masyarakat Bali lebih suka
menghadap gunung yaitu kearah alam maya (kaja). Arah-arah lain adalah
menghadap laut yaitu kearah alam neraka (kelod). Arah barat adalah arah
kematian atau kejahatan (kauh). Arah timur adalah arah kelahiran dan arah
kebaikan (kangin). Gunung agung adalah gunung tertinggi di pulau Bali.
Sehingga menghadap ke gunung agung adalah arah paling utama dalam membuat
bangunan.
Apabila dilihat secara vertical, sebuah rumah mempunyai beberapa
tingkatan antara lain :
- Pada bagian atas adalah dunia maya
- Pada bagian tengah merupakan tempat tinggal dunia manusia
- Pada bagian bawah adalah dunia binatang
Atap rumah berbentuk payung bertingkat dengan jumlah ganjil dan
masyarakat Bali mempercayai bahwa makin tinggi tingkatannya maka makin
tinggi kedudukan sosial ekonomi penghuninya.

E. Bahasa Masyarakat Bali


Dilihat dari sudut perbendaharaan kata-kata dan strukturnya, bahasa Bali
tidak jauh berbeda dengan bahasa Indonesia. Bahasa Bali digunakan untuk seharihari disebut bahasa Bali Kopra atau yang terjadi Lumbrah atau Ketah.
Variasi bahasa yang terjadi karena keadaan dan hubungan antar pembicara disebut
Sor Singgih Basa. Ragam bahasa ini meliputi :
Bahasa alus
Bahasa alus madya
Bahasa karar
Ragam bahasa tersebut ditandai dengan perbedaan kata-kata yang
digunakan, yaitu :
Kruna Mider, kata-kata netral yang tidak mempunyai bentuk halus atau kasar

yang dapat digunakan dalam berbagai situasi.


Kruna Kasar, kata-kata yang memiliki bentuk halus.
Kruna Alus, kata-kata yang maish terbagi lagi atas :

Kruna alus masia, kata alus yang terdapat antara kata halus dan kasar
Kruna alus sor, kata halus yang terdapat untuk merendahkan diri
Kruna alus mider, kata halus yang digunakan untuk golongan atas maupun

bawah
Kruna alus singgah, kata halus yang digunakan untuk menghormati
golongan atas

BAB III
SISTEM KEBUDAYAAN MASYARAKAT BALI
A. Sistem Kepercayaan dan Agama
Sebagian besar dari orang Bali menganut agama Hindu-Bali. Hal ini
terlihat dari pola hidup masyarakat Bali yang selalu mengadakan upacara ritual
yang dilaksanakan minimal tiga kali dalam satu hari. Walaupun demikian, adapula
suatu golongan kecil orang-orang Bali yang menganut agama Islam, kristen,
katolik.
Dalam kehidupan ke agamaannya, orang-orang yang beragama hindu
percaya akan adanya satu Tuhan dalam konsep Trimurti, yang Esa Trimurti ini
mempunyai 3 wujud atau manisfestasi yaitu :
1. Wujud Brahmana sebagai dewa pencipta
2. Wujud Wisnu sebagai dewa pelindung dan pemelihara
3. Wujud Siwa sebagai dewa perusak
Tempat untuk melakukan ibadah agama Hindu disebut Pura. Di Bali ada
beribu-ribu pura. Masing-masing mempunyai hari kepercayaan atau perayaan
tersendiri sesuai dengan sistem penanggalan. Di Bali ada dua tanggalan yaitu
tanggalan Hindu-Bali dan tanggalan Jawa-Bali. Sistem tanggalan Hindu-Bali
terdiri dari 12 bulan lamanya 355 hari, tetapi kadang-kadang 354 atau 356 hari.
Untuk sistem tanggalan Jawa-Bali terdiri dari 30 uku, masing-masing 7 hari
lamanya, sehingga jaulah seluruhnya 210 hari.
Hari raya agama Hidu disebut Nyepi, dimana pada hari ini masyarakat kali
yang beragama Hindu melakukan tanpa Brata. Dalam melakukan tapa Brata orang
dilarang melakukan 4 hal yaitu :
1)
2)
3)
4)

Dilarang bekerja
Dilarang bepergian
Dilarang menyalakan api
Dilarang melakukan keramaian.
Pada hari tersebut masyarakat Bali yang beragama Hindu harus berada di

dalam rumah atau Pura untuk mensucikan hati. Tanda berakhirnya Tapa Brata
yaitu dengan diumumkannya oleh Pemuka Agama. Setelah itu, masyarakat Hindu
keluar rumah dan bersilahturahmi dengan keluarga, sanak saudara atau tetangga
dengan saling bersalam-salaman untuk saling memaafkan.
Di Bali terdapat lima macam upacara (Panca Nyadnya) yang masingmasing didasarkan oleh salah satu sistem penanggalan di Blai yaitu sebagai
berikut :

1. Manusia Yadnya, yaitu meliputi upacara siklus hidup dari masa anak-anak
hingga dewasa
2. Pitra Yadnya, yaitu upacara-upacara yang ditujukan kepada roh-roh dan
meliputi upacara kematian sampai pada upacara penyucian roh leluhur
(nyekar).
3. Resi Yadnya, yaitu upacara-upacara yang berkenaan dengan pentahbisan
pendeta (Mediksa)
4. Dewa Yadnya, yaitu upacara-upacara yang berkenaan dengan kuil-kuil umum
dan keluarga
5. Buta Yandya, yaitu upacara-upacara yang ditujukan pada kala dan Buta yaitu
roh-roh yang dapat mengganggu.
Pada umumnya apabila orang-orang menyelenggarakan upacara adat
keagamaan maka penuntut dan penyelesaian upacara itu dilakukan oleh seorang
pemimpin agama tertentu yang biasa disebut dengan nama Salinggih.
B. Sistem Kekerabatan
Perkawinan merupakan suatu, yang sangat penting dalam kehidupan orang
bali, karena dengan itulah baru ia dianggap sebagai warga penuh dari masyarakat
dan baru setelah itu memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajiban seorang
warga komuniti dan warga kelompok kerabat.
Menurut anggapan adat lama, perkawinan orang Bali hanya dilakukan
antara orang yang ada dalam satu klen atau orang yang dianggap sederajat dengan
kastanya. Perkawinan yang dicita-citakan oleh orang Bali yang masih kolot
adalah perkawinan antara anak-anak dari dua orang saudara laki-laki. Keadaan ini
sungguh bertentangan dan menyimpang dari masyarakat yang berklen dan bersiat
eksogami. Perkawinan orang Bali itu bersifat endogamy.
Bentuk perkawinan yang dianggap pantang adalah perkawinan bertukar
antara saudara perempuan suami dengan saudara laki-laki istri (maka dengan
ngad) karena ini dianggap mendatangkan bencana (panas). Pada umumnya
seorang pemuda Bali itu dapat memperoleh seorang istri dengan cara yaitu
meminang (memadik, ngidih) pada keluarga seorang gadis atau dengan cara
melarikan si gadis (mrangkat, ngerod) kedua cara tersebut berdasarkan adat.
C. Sistem Pemerintahan
Masyarakat Bali mempunyai system pemerintahan desa yang berbeda
dengan daerah lain. Daerah-daerah di Bali terdiri dari atas dua pemimpin yaitu
kepada desa yang merupakan tangan kanan pemerintah daerah dan kepala adat
yang lebih dihormati status sosialnya jika dibandingkan dengan kepala desa.

Sistem pemerintah di Bali, dibagi dalam satu desa terdiri dari 10 15


Banjar dan masing-masing banjar terdiri dari Banjar ini adalah pada saat
pelaksanaan upacara adat yang dilaksanakan satu bulan sekali, apabila ada
anggota masyarakat yang tidak bisa hadir, maka anak dikenakan denda yang besar
kecilnya telah disepakati oleh semua anggota masyarakat.
D. Sistem Mata Pencaharian
1. Pertanian
Sebagian besar masyarakat Bali bermata pencaharian sebagai petani. Di
berbagai tempat di Bali ada perbedaan-perbedaan dalam pengetahuan tanah
untuk tanam itu. Di daerah Bali bagian utara, tanah daratan sedikit dan curah
hujan kurang, maka dari itu bercocok tanam relatif lebih sedikit daripada di
Bali bagaian selatan. Disamping bercocok tanam di sawah, di Bali bagian
utara sebelah timur dan sebelah baratnya ada usaha menanam buah-buahan
(jenuh), palawija, kelapa, dan hopi (dipegunungan).
2. Peternakan
Bertenak juga merupakan usaha yang penting pada masyarakat pedesaan
di Bali. Binatang peliharaan yang utama adalah sapi dan babi. Disamping sapi
dan babi, juga dipelihara ternak kerbau, kuda, kembang, tetapi hasilnya relatif
jauh lebih kecil.
3. Perikanan
Mata pencaharian lainnya yaitu perikanan darat maupun perikanan laut.
Perikanan darat maupun perikanan laut. Perikanan darat umumnya merupakan
mata pencaharian sambilan dari penanaman pada di sawah. Jenis ikan yang
dipelihara adalah ikan mas, klaper dan mujair. Adapun perikanan laut sudah
tentu terdapat didaerah sepanjang pantai. Untuk pemasarannya yaitu melalui
koperasi pernikahan yang siap menampung dan menjualnya ke pasar.
4. Kerajinan
Di Bali banyak terdapat industry dan kerajinan rumah tangga usaha
perorangan atau usaha menengah/usaha setengah besar yang meliputi
kerajinan pembuatan benda-benda anyaman, kata tenun, patung, benda-benda
emas, perak dan besi, perusahaan mesin-mesin, percetakan, pabrik kopi,
pabrik makanan kaleng, tekstil, pemintalan dan lain-lainnya. Usaha dalam
bidang ini tentu memberikan lapangan pekerjaan yang luas bagi penduduk
yang berada disekitar tempat tersebut.
5. Pariwisata
Karena Bali adalah suatu pulau yang terkenal dengan budaya dan
keadaan pemandangan alam yang sangat menarik, banyak objek-objek wisata

yang didirikan. Banyak objek-objek yang didirikan menumbuhkan suatu


lapangan pekerjaan. Adapun pekerjaan mereka adalah menyediakan fasilitasfasilitas yang menarik, bahkan diperlukan dalam objek pariwisata perairan.
Dibutuhkan alat-alat yang menunjang pariwisata tersebut, seperti perahu dan
lain-lain.
E. Sistem Kemasyarakatan
1. Banjar
Banajr dikepalai oleh seorang kepala yang disebut klian Banajr (kliang).
Tugasnya tidak hanya menyangkut segala urusan dalam lepangan. Kehidupan
sosial dari kehidupan banjar sebagai suatu komuniti, tetapi juga lapangan
kehidupan keagamaan, sering kali juga memecahkan soal-soal yang
menyangkut kehidupan mereka.
2. Subak
Warga subak adalah para pemilik atau penggarapan sawah-sawah yang
menerima air irigasinya dari bendungan-bendungan yang diurus oleh subak.
Subak adalah sistem organisasi yang bergerak dalam bidang pengairan.
3. Seka
Seka adalah organisasi yang bergerak dalam bidang lapangan yang
khusus. Fungsinya adalah menyelenggarakan hal-hal atau upacara-upacara
yang berkenaan dengan desa.
4. Gotong-royong
Dalam kehidupan berkomunikasi dalam masyarakat desa di Bali,
beberapa macam cara dan sistem gotong-royong, ialah antara individu dengan
individu, atau antara keluarga dengan keluarga gotong royong serupa disebut
Nguapain.
Kegiatan gotong-royong juga meliputi kegiatan-kegiatan di sawah
(menanam, menyiangi, panen). Sekitar rumah tangga (memperbaiki rumah,
membangun rumah, membuat sumur). Dalam perayaan-perayaan atau
upacara-upacara yang diadakan oleh suatu keluarga atau dalam peristiwa
kecelakaan dan kematian cara nguapin masih ditempatkan. Selain ngupin ada
pula cara gotong-royong antar seka, carane ngedeng (menarik).
F. Sistem Pelapisan Sosial
Sistem pelapisan sosial masyarakat di Bali didasarkan atas keturunan.
Karena itu tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan mengenai kelompokkelompok kerabat yang bersifat partilineal. Pada masyarakat Bali dikenal adanya
pembagian kasta atau pembagian kelas sosial. Kasta seseorang dapat diketahui
dari gelar yang disandangnya dan dipakai secara turun-menurun. Di Bali juga

10

dikenal beberapa klan atau ras. Klan yang terdapat di Bali juga tersusun dalam
lapisan tinggi rendah berdasarkan janak hubungan kekerabatan dari nenek
moyang pembagian kasta ini disebut dengan Catur Warea. Keempat kasta
tersebut yaitu :
1. Kasta Brahmana
Yaitu kasta yang terdiri dari para pendeta. Gelar : Ida Ayu, Ida Bagus.
2. Kasta Ksatria
Yaitu kasta yang terdiri dari para bangsawan dan bala tentara.
Gelar : Tjokonda, Dewa, Ngakan, Bagus
3. Kasta Waisya
Yaitu kasta yang terdiri dari para pedagang
Gelar : I Ketut, I Gusti
4. Kasta Sudra
Yaitu kasta yang terdiri atas para pekerja kasar atau rakyat jelata.
Gelar : Pande, Kbom, Pasek.
Adanya sistem kasta di Bali membawa suatu akibat antara lain bahwa
perkawinan antara lain bahwa perkawinan antar kasta dilarang. Pelanggaran
larangan ini akan dikeluarkan dari kasta (out cost).
Pada masyarakat Bali juga dikenal pembagian urutan nama seseorang,
antara lain :
1. Untuk anak pertama
Yaitu Gede dan wayan
2. Untuk anak kedua
Yaitu made dan kadek
3. Untuk anak ketiga
Yaitu nyoman dan komang
4. Untuk anak keempat
Yaitu ketut
Nama-nama yang digunakan oleh masyarakat Bali mempunyai ciri khas
tersendiri. Misalnya apabila anak perempuan diawali dengan Ni seperti : Ni
kembang, Ni ketut, sedangkan laki-laki diawali dengan I seperti I gede, I
wayan dan sebagainya.

11

BAB IV
OBJEK WISATA DI PULAU BALI

A. Tanah Lot
Tanah lot merupakan objek wisata bahari yang terletak di desa Berabah
Kecamatan Kendari Kabupaten Tabanan. Tanah lot yang memiliki arti tanah laut
atau tanah yang banyak mengandung air. Tanah lot juga merupakan sebuah batuan
karnag yang dikelilingi oleh laut yang diatas batu karang tersebut terdapat sebuah
pura yang disebut Pura Tanah Lot.
Dibawah pura tanah lot terdapat sebuah goa kecil, dimana goa kecil,
dimana goa tersebut terdapat air suci. Masyarakat setempat percaya bahwa orang
yang meminum air tersebut harus dalam keadaan suci, bagi wanita yang sedang
berhalangan dilarang meminum air tersebut.
Selain air suci tersebut juga terdapat ular suci. Ular suci ini dianggap
teramat oleh masyarakat sekitar. Karena mereka percaya ular tersebut merupakan
ular yang melindungi pura Tanah Lot.
B. Klasifikasi Obyek Wisata
Tanjung Benoa Nusa Indah memiliki keunikan tersendiri yang tidak
dimiliki oleh objek wisata pantai lainnya. Keunikannya yaitu pada pulau penyu.
Pulau penyu adalah sebuah pulau kecil yang terletak ditengah pantai dan dihuni
oleh banyak penyu. Menurut masyarakat setempat di pulau itu hidup seekor
penyu berkepala manusia dan dianggap kramat oleh masyarakat. Untuk dapat
mencapai pulau penyu kita dapat menyewa perahu motor yang tersedia dengan
membayar sewa yang relati murah dengan kapasitas 10 orang setiap perahu.
Disini juga dapat fasilitas seperti restaurant dan hotel. Selain itu juga terdapat
berbagai wahana permainan air seperti banana boat.
C. Pantai Kuta
Pantai ini berate + 4km dari bandara Ngurah dan + 9 km dari kota
Denpasar. Pantai ini terkenal dengan sunsetnya. Pantai kuta termasuk pantai yang
landi dengan ombak. Cukup besar yang sangat cocok untuk berselancar. Dengan
pasir putih yang terlihat bercahaya dan banyaknya turis yang berjemur. Untuk
menjaga keselamatan para wisatawan yang sedang berenang atau berselancar, di
pantai tim SAR bersiap-siap berjaga di sepanjang pantai.
D. Danau Bedugul

12

Danau Bedugul terletak di desa Cani Kuning Kabupaten Tabanan. Letak


Danau Bedugul cukup jauh dari Denpasar yaitu + 29 km. Jalan menuju Bedugul
sangat menanjak karena terletak diketinggian 1240 meter diatas permukaan laut.
Disana terdapat sebuah danau yang terletak di gunung Batur. Danau ini disebut
Danau Bratan. Untuk menikmati panorama di Bedugul kita dapat menyewa
perahu dayung atau perahu motor.
Dalam perjalanan mengelilingi danau, kita akan melihat disekitar danau
terdapat goa yang pada jaman dahulu dipakai oleh para pejuang pada masa
penjajahan Jepang untuk bersembunyi. Selain itu, juga terdapat pura yang setiap
tahunnya digunakan untuk upacara Maketem yaitu upacara buang sesaji, berupa
kambing dan angsa sebagai ucapan terimakasih kepada Tuhan yang subur.

E. Pantai Sanur
Pantai sanur terletak + 6 km dari kata Denpasar, pantai ini merupakan
pantai yang landai dengan ombak yang tidak terlalu besar dan ganas.
Keindahan pantai sanur yang paling mempesona adalah ketika matahari
terbit. Di dekat pantai tersebut, tepatnya dibagian barat terdapat sebuah museum
yang bernama Le Mayeur. Nama itu diambil dari seorang pelukis yang bernama
Le Mayeur. Di dalam museum tersebut terdapat lukisan-lukisan hasil karya dari
Le Mayeur.
Di daerah pinggir pantai tersebut juga terdapat sebuah hotel terbesar di
Bali, yaitu Hotel Bali Beach. Untuk mencapai lokasi tersebut dapat kita tempuh
menggunakan kendaraan umum maupun pribadi selam + 12 menit dari Denpasar.
F. Garuda Wisnu Kencana
Bali dikenal sebagai gudangnya para seniman. Salah satu hasil karya
seninya adalah patung. Patung-patung di Bali biasanya terbuat dari batu maupun
kayu dengan lukisan yang khas.
Di daerah ungasan, pecatu adalah daerah bukit kapur yang sangat tandus.
Diatas bukit inilah, Nyoman IV Artha, seorang seniman yang berasal dari Bali
menuangkan idenya membuat patung raksasa. Patung ini adalah patung Garuda
Wisnu Kencana (GWK). Patung ini rencananya akan mencapai ketinggian 146
meter dan merupakan patung tertinggi di dunia.
Di tempat ini juga terdapat relief-relief raksasa yang menceritakan
kisah/cerita Mahabarata dan Ramayana yang dituangkan pada dinding-dinding
kapur tersebut.
G. Museum Bali

13

Museum Bali adalah lembaga tetap yang bertugas mengumpulkan,


menyimpan dan meneliti benda-benda yang bertujuan untuk pendidikan,
penelitian & rekreasi.
Museum Bali merupakan Museum Provinsi yang tergolong museum umum
yang memiliki benda-benda budaya dari jaman pra sejarah sampai sekarang,
dengan koleksi lebih dari 14.200 buah.
Museum Bali dirintis pendirinya tahun 1910 oleh W.F.J Kroon, seorang
asisten residen untuk Bali selatan. Diperintahkanlah Curt Bundler, seorang arsitek
berkebangsaan Jerman yang dibantu para undgi (ahli bangunan tradisional Bali).
H. Tari Barong dan Keris
Tari Barong menggambarkan petarungan antara kebajikan melawan
kebatilan. Barong adalah makhluk mithologi yang melukiskan kebajikan, dan
Rangda adalah yang maha dahsyat yang menggambarkan kebatilan/ pagelaran
tari barong ini dipertunjukkan di desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten
Gianyar Bali.
I. Pasar Seni Sukowati
Nama Sukawati adalah nama sebuah kecamatan di kabupaten Gianyar.
Pasar seni sukawati dahulu merupakan daerah pertanian, tetapi setelah tahun 1985
daerah sukawati berubah menjadi daerah wisata dan perindustrian. Pasar ini
menjual barang khas Bali dan souvenir-souvenir lainnya.
J. Joger
Joger adalah sebuah pabrik kata-kata yang nama Joger adalah singkatan
dari Jo dan Ger, Jo diambil dari nama depan pendirinya yaitu Joseph Theodarus
Willianadi, sedangkan Ger adalah nama depan patnernya yaitu Mr. Gerhard
seegar yang pada tahun 1979 menghibahkan uangnya sebear $ 20.000 sebagai
hadiah pernikahan Joseph. Kemudian uang tersebut pada tahun 1981 digunakan
sebagai moval kerja.
Joger mulai berdiri secara kecil-kecilan, tanpa nama dengan system door to
door dan pada tahun 1980 dari pihak keluarga yang meminjamkan toko di jalan
Sulawesi no. 37 Denpasar dengan nama Art dan Batik Shop Joger.
Joger mulai masuk Kuta sejak awal tahun 1986 dengan mendirikan pabrik
ketiga yang waktu itu diberi nama Joger Hadicraft Centre tapi kemudian pada
tahun 1990 Joger mengganti nama perusahaannya menjadi pabrik kata-kata joger.
Joger tidak mau membuka cabang. Dan pada tahun 1998 memutuskan
hanya menjual produk-produknya di pabrik kata-kata Joger Kuta Bali saja.

14

15

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dengan penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa :
1. Bali mempunyai daya tarik tersendiri di dalam kemasyarakatan. Selain,
mengembangkan wisata alamnya. Bali juga mengembangkan seni dan adatistiadatnya.
2. Pulau Bali adalah pulau wisata, yang mempunyai berbagai objek wisata yang
menarik dan berbeda-beda.
3. Objek pariwisata tersebut merupakan sumber penghasilan atau sumber devisa
yang sangat penting bagi Negara.
4. Dengan adanya objek wisata yang beraneka ragam di Bali, banyak turis
domestik maupun mancanegara yang berkunjung. Sehingga Indonesia lebih
dikenal oleh masyarakat Internasional.
B. Saran
Saran-saran yang ingin penulis sampaikan dalam karya tulis ini antara
lain :
1. Kebudayaan asli Bali yang sudah ada perlu dijaga, dilestarikan dan
dipertahankan keutuhannya agar tidak hilang keasliannya.
2. Objek-objek wisata yang ada di bali juga harus dijaga dan dilestarikan karena
dapat meningkatkan devisa Negara.

DAFTAR PUSTAKA
Ratrioso, Imam, S.Psi.1997.Kumpulan Petuah Tokoh-Tokoh Besar Dunia.
Jakarta: Eska Media.
Throo.wordpress.com
Brosur-brosur Museum Bali
Brosur-brosur Pabrik Kata-kata Joger
Brosur-brosur Tari Barong dan Keris
Kampong pojok.blogspot.com

16

17

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai