Anda di halaman 1dari 31

KEISTIMEWAAN PULAU BALI

KARYA TULIS

Disusun untuk Melengkapi Tugas sebagai Syarat Memenuhi


Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US)
SMA Negeri 3 Pemalang
Disusun oleh :
Nama

: Ulfi Nurcholiza

NIS

: 5884

Kelas

: XII IPS 3

Program : Ilmu Pengetahuan Sosial

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 3 PEMALANG
2014

PERSETUJUAN / PENGESAHAN
Karya tulis ini telah disetujui oleh pembimbing karya tulis
dan disahkan oleh Kepala SMA Negeri 3 Pemalang
untuk memenuhi syarat menempuh
Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US)
2014/2015
Pemalang,
Pembimbing I

Pembimbing II

Dian Puspita Rini, S.Sos.,MA.

Sri Ani Purwani, S.Pd.

NIP. 19821124 201001 2 015

NIP. 19661224 200801 2 006


Mengetahui

Kepala SMA Negeri 3 Pemalang

Drs. Nur Edi Sukanto, M.Si.


NIP. 19610419 198503 1 009

MOTTO
1. Kesenangan yang paling mengasikkan dalam hidup adalah melakukan sesuatu
yang dikatakan oleh orang lain bahwa tidak bisa melakukannya.
(Walles Bagehot)
2. Anda tidak perlu menunggu berhasil untuk melakukan sesuatu, sebab anda tidak
akan berhasil jika anda tidak memulai melakukan sesuatu.
(Les Brown)
3. Tidak ada rahasia untuk menggapai sukses-sukses. Sukses itu dapat terjadi karena
persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan.
(Gen Collin Powell)
4. Ia yang bijak akan merasa malu, jika kata-katanya lebih baik daripada
tindakannya.
(Kung Fu - Tse)
5. Hati menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat
Allah, hati menjadi tentram.
(QS. Ar Rad : 28)

PERSEMBAHAN
Karya tulis ini dipersembahkan kepada :
1. Orang tua tercinta yang telah memberi motivasi
2. Kepala sekolah SMA Negeri 3 Pemalang
3. Bapak / Ibu guru SMA Negeri 3 Pemalang
4. Adik dan kakak serta teman-teman tercinta
5. Para pembaca yang budiman

PRAKATA

Penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya
tulis ini, yang berjudul KEISTIMEWAAN PULAU BALI guna melengkapi syarat
menempuh Ujian Sekolah dan Ujian Nasional di SMA Negeri 3 Pemalang tahun
Pelajaran 2014/2015.
Karya tulis ini penulis susun dari hasil survey yang penulis lakukan di Pulau
Bali. Dalam melakukan survey penulis banyak mendapat penjelasan dan pengarahan
dari petugas pariwisata maupun petugas yang lain.
Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1.
2.
3.
4.
5.

Bapak Drs. Nur Edi Sukanto, M.Si, selaku kepala SMA Negeri 3 Pemalang;
Ibu Dian Puspita Rini, S.Sos., MA selaku Pembimbing I
Ibu Sri Ani Purwani, S.Pd selaku Pembimbing II
Bapak Pande Putu Budiadyana, selaku pembimbing pariwisata
Semua pihak yang telah membantu tersusunya karya tulis ini.
Semoga bantuan dan kebaikannya mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih ada kekurangan.
Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis. Untuk itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
karya tulis ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga karya tulis ini dapat berguna bagi
pembaca, terutama bagi adik-adik kelas X dan XI.

Pemalang,
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................

PERSETUJUAN / PENGESAHAN...................................................................

ii

MOTTO...............................................................................................................

iii

PERSEMBAHAN...............................................................................................

iv

PRAKATA...........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................

vi

BAB I

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

BAB II

Latar Belakang Masalah.............................................................


Alasan Pemilihan Judul..............................................................
Rumusan Masalah......................................................................
Tujuan Penulisan........................................................................
Metode Penulisan.......................................................................
Sistematika Penulisan.................................................................
Pembatasan Masalah..................................................................

1
2
2
2
2
3
3

KEADAAN, WILAYAH, STRATIFIKASI DAN BENTUK DESA


DI PULAU BALI
A. Luas Wilayah dan Keadaan Umum Pulau Bali..........................
B. Stratifikasi Sosial Penduduk Bali...............................................
C. Bentuk Desa di Pulau Bali.........................................................

BAB III

4
5
6

SISTEM PEMERINTAHAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT


BALI
A.
B.
C.
D.

BAB IV

8
9
9
10

OBJEK WISATA DI PULAU BALI


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

BAB V

Sistem Kepercayaan Agama.......................................................


Sistem Pemerintahan..................................................................
Sistem Kemasyarakatan.............................................................
Sistem Kesenian.........................................................................
Tanah Lot....................................................................................
Pantai Kuta.................................................................................
Garuda Wisnu Kencana (GWK).................................................
Bedugul......................................................................................
Museum Bali..............................................................................
Jogger.........................................................................................
Pasar Seni Sokawati...................................................................

12
13
14
14
15
16
17

UNIVERSITAS UDAYANA
A.
B.
C.
D.
E.

Sejarah Universitas Udayana.....................................................


Fakultas Universitas Udayana....................................................
Program Pasca Sarjana di Universitas Udayana........................
Lambang- Lambang di Universitas Udayana.............................
Hymne Udayana.........................................................................

18
18
19
20
21

BAB IV

PENUTUP........................................................................................

22

A. Simpulan....................................................................................
B. Saran...........................................................................................

22
22

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

23

LAMPIRAN........................................................................................................

24

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara Kepulauan atau Negara yang terdiri dari
banyak pulau. Salah satunya Pulau Bali. Pulau Bali merupakan salah satu
alternative tempat wisata yang dikenal sampai ke penjuru dunia. Perkembangan
pariwisata di Pulau Bali sangat menyenangkan, ditunjukan dengan banyaknya
wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung, baik untuk menghabiskan
waktu libur maupun untuk keperluan bisnis. Kebutuhan property khususnya hotel
sebagai tempat berteduh sementara semakin meningkat seiring dengan banyaknya
wisatwan yang datang.
Memandang hal ini, bisnis property merupakan prospek bisnis yang
sangat menjanjikan untuk dikembangkan di Pulau Bali. Dapat dilihat dari
banyaknya hotel di Bali, dari yang kelas standar sampai dengan kelas bintang
lima. Salah satu contohnya adalah Hotel Puri Ayu.
Hotel Puri Ayu adalah hotel mewah yang dibangun pada tahun 2007 di
pusat kota Denpasar yang tepatknya berlokasi di jalan PB. Sudirman No. 14, yang
didirikan diatas tanah seluas 3.684 m2. Hotel ini menawarkan kenyamanan dan
kualitas yang tinggi dan akomodasi sangat cocok untuk wisatawan domestic dan
internasional, terutama untuk keperluan bisnis dan liburan. Hotel ini terletak
strategis di kawasan segitigas emas hanya memerlukan 3 hingga 10 me nit
berjalan kaki ke pusat bisnis, komersial dan kantor-kantor pemerintah daerah, dan
hanya 25 menit berkendara ke Bandara Internasional Ngurah Rai.
Dilain pihak, kepariwisataan telah menjadi salah satu industry yang
memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan perekonomian Bali. Seperti
tercermin dalam komposisi penyumbang pertumbuhan perekonomian Bali, sektor
perdagangan, hotel, dan restoran selalu menjadi sektor andalan provinsi Bali.
Sehingga tidaklah salah untuk dikatakan bahwa tingkat perekonomian Bali sangat
bergantung pada pengembang pariwisata yang berkelanjutan.
Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk menggambarkan
keistimewaan Pulau Bali. Disamping itu penulis juga ingin mengetahui mengapa
Pulau Bali sangat terkenal di dunia internasional dan apa yang membuat
wisatawan lebih tertarik pada Pulau Bali, padahal banyak pulau-pulau lain di
Indonesia.
B. Alasan Pemilihan Judul
Penulisan memilih judul Keistimewaan Pulau Bali karena penulis ingin
memberi gambaran pulau Bali yang memiliki keindahan, keistimewaan, serta

tradisional di setiap objek wisata maupun daerah-daerahnya yang menjadi ciri


khas tersendiri.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan :
1. Bagaimana keadaan pulau Bali dan keadaan masyarakatnya?
2. Bagaimana objek-objek wisata yang ada di pulau Bali?
3. Bagaimana salah satu Universitas di Pulau Bali?
D. Tujuan Masalah
Didalam penulisan karya tulis ini ada beberapa tujuan. Adapun hal-hal yang
menjadi tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Kelengkapan syarat-syarat dalam mengikuti Ujian Nasional (UN) dan Ujian
Sekolah (US) SMA Negeri 3 Pemalang Tahun Pelajaran 2014/2015
2. Untuk mengetahui keanekaragaman dan daya tarik wisata yang ada di Bali,
sehingga banyak wisatawan yang memilih Bali sebagai tujuan wisatanya.
E. Metode Penulisan
Karya tulis ini disusun berdasarkan data yang diperoleh melalui kunjungan
langsung di Bali. Adapun metode yang digunakan :
1. Metode Interview
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara Tanya jawab
atau wawancara dengan pemandu wisata lokal maupun pemandu wisata dari
biro.
2. Metode Observasi
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan
secara langsung ke tempat tujuan.
3. Metode Pustaka
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca bukubuku yang berkaitan obyek-obyek wisata ataupun tentang Bali.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami dan mengerti tentang
karya tulis ini, maka disajikan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, rumusan
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan dan pembatasan masalah.
BAB II

KEADAAN UMUM PULAU BALI


Berisi tentang luas wilayah dan keadaan umum Pulau Bali, Stratifikasi
Sosial penduduk Bali, Bentuk desa di Pulau Bali.

BAB III

SISTEM KEBUDAYAAN MASYARAKAT BALI

Berisi tentang sistem kepercayaan dan agama masyarakat Bali, Sistem


Pemerintahan dan Sistem Kemasyarakatan dan Kesenian di Pulau Bali.
BAB IV

OBYEK WISATA
Berisi tentang Tanah Lot, Pantai Kuta, Garuda Wisnu Kencana
(GWK), Bedugul, Museum Bali, Joger, Pasar Seni Sokawati, dan
Krisna.

BAB V

UNIVERSITAS UDAYANA
Berisi tentang sejarah Universitas Udayana, Fakultas yang ada di
Udayana, Program Pasca Sarjana di Universitas Udayana, Lambanglambang di Universitas Udayana, Hymne Udayana.

BAB VI

PENUTUP
Pada bab ini membahas tentang saran dan simpulan.

G. Pembatasan Masalah
Masalah-masalah yang dibahas di karya tulis ini adalah tentang keadaan
umum Pulau Bali, Sistem Kebudayan Masyarakat Bali, Obyek Wisata Pulau Bali
serta Universitas Udayana.

BAB II
KEADAAN UMUM PULAU BALI
A. Letak Wilayah Pulau Bali

Bali terletak diantara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya
ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali
adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata
dengan keunikan berbagai hasil seni budayanya, khususnya bagi para wisatawan
Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan pulau Dewata dan Pulau
Seribu Pura.

Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km
dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali
terletak di 82523 LS dan 1151455 BT yang mmbuatnya beriklim tropis
seperti bagian Indonesia yang lain.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung
berapa ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu
gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu. Gunung Batur meletus
dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian
utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Berdasarkan relief dan topografi, ditengah-tengah pulau Bali terbentang
pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan diantara pegunungan
tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu gunung Batur dan gunung Agung
serta gunung yang tidak berapi, yaitu gunung Merbuk, Gunung Patas.
Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara geografis
terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran
rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah
yang luas dan landai. Kemiringan lahan pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%)
seluas 122.652 Ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 Ha, lahan curam
(15-40%) seluas 190.486 Ha dan lahan sangat curam (<40%) seluas 132.189 Ha.
Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah
pegunungan, yaitu Danau Beratan atau Bedugul, Buyan, Tamblingan, dan Batur.
Alam Bali yang indah menjadikan pulau Bali terkenal sebagai daerah wisata.
Ibu kota Blai adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah
Ubud sebagai pusat kesenian dan peristirahatan, terletak di Kabupaten Gianyar,
Nusa Lembaongan adalah sebagai salah satu tempat menyelam (diving), terletak
di Kabupaten Klungkung. Sedangkan Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua
adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan utama pariwisata, baik wisata pantai
maupun tempat peristirahatan, spa dan lain-lain, terletak di Kabupaten Badung.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km 2 atau 0,29% luas wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi
atas 8 Kabupaten, 1 Kotamadya, 55 Kecamatan dan 701 desa/kelurahan. Batasbatas wilayah pulau Bali.
1. Sebelah utara
2. Sebelah timur
3. Sebelah selatan
4. Sebelah barat

: Laut Jawa
: Selat Lombok
: Samudra Hindia
: Selat Bali

B. Stratifikasi Sosial Penduduk Bali

Bali sangat memegang teguh tradisi dan budaya yang mereka anut. Budaya
merupakan kebiasaan atau tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Budaya
yang masih dianut masyarakat Bali yaitu sistem kasta. Dalam kehidupan seharihari, pada umumnya mereka yang berkasta menggunakan bahasa Bali halus untuk
berkomunikasi dengan kasta yang se level dan level diatasnya. Sementara ketika
berbicara dengan kasta yang lebih rendah, yang memiliki kasta lebih tinggi
kadang dianggap bias menggunakan bahasa yang biasa atau lebih kasar. Kasta
dibagi menjadi 4 tingkata, yaitu Brahmana, Ksatria, Weisya dan Sudra.
Kasta yang pertama yaitu Brahmana yang merupakan tingkatan kasta yang
paling tertinggi dikalangan masyarakat Hindu di Bali dan biasanya kasta ini
terdiri dari golongan pendeta agung. Ciri khas nama yang digunakan pada kasta
ini adalah Ida Bagus (Laki-laki) dan Ida Ayu (Perempuan). Brahmana merupakan
kasta tertinggi yang suaranya harus didengar dan ditaati. Golongan ini terdiri atas
para pendeta dan pemimpin agama. Tugasnya menjalankan upacara-upacara
keagamaan, memberikan pembinaan mental dan rohani seperti spiritual.
Kasta yang kedua yaitu Ksatria yang merupakan tingkatan kasta kedua
yang paling tinggi setelah Brahmana. Kasta ini terdiri dari golongan raja. Ciri
khas nama yang digunakan pada kasta ini adalah Anak Agung (Laki-laki) atau
Anak Agung Ayu (Perempuan). Yang biasanya pada kasta ini dikenal dengan
wibawanya dalam memimpin pemerintahan.
Kasta yang ketiga yaitu Waisya. Pada kasta ini bertugas untuk mengatur
perekonomian. Kasta ini terdiri dari golongan pedagang. Ciri khas nama yang
digunakan

dalam kasta ini adalah I Gusti (Laki-laki) atau I Gusti Ayu

(Perempuan).
Kasta yang keempat

yaitu Sudra yang merupakan tingkat kasta yang

paling rendah. Kasta yang terdiri dari rakyat

biasa. Ciri khas nama yang

digunakan adalah I Putu, I Made, I Nyoman, I Ketut.


Pada masyarakat Bali juga dikenal dengan aturan nama seseorang untuk
mempermudah menamai anaknya seperti nama Putu / Wayan adalah nama depan
yang diberikan untuk anak pertam. Nama Made / Kadek adalah nama depan yang
diberikan untuk anak kedua. Nama Nyoman / Komang adalah nama depan yang
diberikan untuk anak ketiga. Nama Ketut adalah nama depan yang diberikan
untuk anak keempat.
C. Bentuk Desa di Pulau Bali
Desa di Pulau Blai adalah terutama didasarkan atas kesatuan tempat
sebagian dari tanah wilayahnya adalah milik para warga desa sebagai individu,
tetapi sebagian lagi adalah tanah yang ada di bawah hak wilayah desa. Desa-dea

di daerah pegunungan trasanga mempunyai pola perkampungan yang memusat.


Sedangkan desa yang mempunyai sistem banjar dan desa-desa daratan
mempunyai pola yang terpencar.
Disamping kesatuan wilayah, maka sebuah desa yang juga merupakan
kesatuan keagamaan yang ditentukan oleh suatu kompleks kuil desa yang disebut
Kahyangan Tiga yaitu Pura Puseh, Pura Bale Agung, dan Pura Dalem.
Adakalanya Pura Puseh dan Pura Bale Agung dijadikan satu menjadi Pura Desa.
Konsep mengenai arah sangat penting artinya bagi orang Bali. Hal tersebut
dapat tercermin pula pada letak susunan rumah dan bangunan-bangunan pusat
dari desa. Sedapat mungkin letak dari bangunan-bangunan desa akan disesuaikan
dengan konsep arah laut diletakkan Pura Dalem (Kuil yang ada hubungannya
dengan pemakaman dan kematian).
Komplek bangunan-bangunan (bale) yang ditempati oleh keluarga inti
maupun keluarga luar, dibangun atas suatu pekarangan yang biasanya dikelilingi
oleh dinding dengan gapura sempit. Diantaranya komplek baku itu ada beberapa
bangunan untuk tidur, dapur, tempat menerima tamu, dan kulil untuk keluarga
(sanggah). Seluruh kesatuan bangunan-bangunan tersebut disebut Lima.

BAB III
SISTEM PEMERINTAHAN, KEBUDAYAAN MASYARAKAT BALI
A. Sistem Kepercayaan dan Agama
Sistem kepercayaan atau agama yang dianut sebagian besar masyarakat
Bali adalah Hindu Bali. Hal ini dapat dilihat dari pola kehidupan masyarakat
Bali yang selalu mengadakan upacara ritual yang dilakukan minimal tiga kali
dalam satu hari. Walaupun demikian ada pula suatu golongan masyarakat Bali
yang menganut agama lain, seperti Islam, Kristen dan Katholik.
Didalam kehidupan keagamaan, orang yang beragama Hindu Bali percaya
akan adanya satu Tuhan, dalam bentuk konsep Trimurti Yang Esa. Trimurti ini
sebagai tiga wujud atau manifestasi diantaranya adalah sebagai berikut :
-

Wujud Brahmana sebagai Dewa Pencipta


Wujud Wisnu sebagai Dewa Pelindung
Wujud Siwa sebagai Dewa Perusak
Tempat untuk melakukan ibadah masyarakat Bali yang menganut agama

Hindu adalah Pura. Di Bali ada beribu-ribu pura dan sanggah. Masing-masing
pura dan sanggah memiliki tanggal perayaan yang berbeda-beda, sesuai dengan
sistem penanggalan Hindu-Bali terdiri dari 12 bulan yang lamanya 225 hari, tetapi
tanggalan Jawa Bali terdiri dari 30 Uka, masing-masing

7 hari lamanya,

sehingga jumlah keseluruhan adalah 210 hari.


Hari raya agama Hindu disebut Nyepi, dimana hari itu semua masyarakat
Bali yang beragama Hindu melakukan tapa brata. Dalam melakukan tapa brata,
masyarakat Bali yang beragama Hindu dilarang melakukan empat hal, yaitu :
1.
2.
3.
4.

Dilarang bekerja
Dilarang bepergian
Dilarang menyalakan api
Dilarang melakukan keramaian
Pada hari tersebut masyarakat Bali yang beragama Hindu serta melakukan

tapa brata harus tetap berada dirumah atau pura untuk menyucikan hati. Tanda
berhentinya tapa brata yaitu dengan diumumkannya oleh pemuka agama. Setelah
itu masyarakat Hindu keluar rumah dan bersilahturahmi dengan keluarga, sanak
saudara, dan tetangga dengan saling bersalam-salaman untuk saling memaafkan
atau meminta maaf.
Di Bali terdapat lima macam upacara (panca Yadnya) yang masing-masing
didasarkan atas salah satu sistem penanggalan di Bali.

1. Manusia Nyadan, yaitu meliputi upacara-upacara siklus hidup dari masa anakanak sampai dewasa.
2. Pitra Yadnya, yaitu upacara-upacara yang ditujukan kepada roh-roh leluhur,
dan yang meliputi upacara-upacara kematian sampai upacara penyucian roh
leluhur (nyekar, memukur)
3. Desa Yadnya, yaitu berkenaan dengan upacara pada pura-pura umum dan pura
keluarga.
4. Resi Yadnya, yaitu merupakan upacara-upacara yang berkenaan dengan
pentahbisan pendeta (mediksa)
5. Buta Yadnya, yaitu upacara-upacara yang ditujukan pada kala dan buta, yaitu
roh-roh yang dapat menggangu.
B. Sistem Pemerintahan di Bali
Masyarakat Bali memiliki sistem pemerintahan yang berbeda dengan
daerah lain. Daerah-daerah yang ada di Bali terbagi atas ua pemimpin, yaitu
Kepla Desa yang merupakan tangan kanan Pemerintah Daerah dan Kepala Adat
yang lebih dihormati status sosialnya jika dibandingkan dengan Kepala Desa
Sistem pemerintah di Bali terbagi dalam beberapa banjar. Biasanya dalam
satu banjar terdiri dari 50 100 kepala keluarga dan dalam suatu desa biasanya
dibagi menjadi 10 15 banjar. Keistimewaan dari banjar ini adalah pada saat
pelaksanaan upacara adat yang dilaksanakan dalam satu bulan sekali, bila ada
anggota masyarakat yang tidak hadir, maka akan dikenakan denda yang besarnya
telah disepakati oleh seluruh anggota masyarakat.
C. Sistem Kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan yang ada di Bali terdiri atas beberapa macam
yaitu :
1. Banjar
Banjar dikepalai oleh seorang kepala yang disebut klian banjar (kliang).
Tugasnya tidak hanya menyangkut segala urusan dalma lapangan kehidupan
social dari banjar. Sebagai suatu komuniti tetapi juga lapangan kehidupan
keagamaan. Seringkali juga memecahkan soal-soal yang menyangkut hukum
adat tanah dan dianggap ahl idalam aat banjar paa umumnya.
2. Subak
Warga subak adalah para pemilik atau penggarap sawah-sawah yang
menerima air irigasinya dari bendungan-bendungan yang diurusa oleh subak.
Subak adalah suatu organisasi yang bergerak dalam bidang pertanian.
3. Seka

Seka adalah organisasi yang bergerak dalam lapangan hidup yang khusus.
Fungsinya adalah menyelenggarakan hal-hal atau upacara-upacara yang
berkenaan dengan desa.
4. Gotong royong
Dalam kehidupan berkomuniti dalam masyarakat desa di Bali, ada beberapa
macam cara dan sistem gotong royong, yaitu antara individu dengan individu
atau antara keluarga, gotong royong yang serupa disebut nguapin. Dan
meliputi aktivitas di sawah, sekitar rumah tangga, dalam perayaan-perayaan
atau upacara-upacara yang diadakan oleh suatu keluarga dalam peristiwa
kecelakaan atau kematian. Cara ngupain masih ditetapkan, selain nguapin
adapula cara gotong royong antar seka dengan seka, cara ini disebut ngedeng
(menarik).
D. Sistem Kesenian
Bali mempunyai kesenian-kesenian yang indah dan khas dan terkenal
hingga mancanegara, diantaranya seperti seni tari, seni patung, rumah adat dan
sebagainya.
1. Seni tari
Bali dikenal dengan seni tarinya seperti tari kecak dan tari topeng,
serta tari legong. Tari kecak yaitu sebuah tari yang menceritakan tentang Bala
Hanoman dan Sugriwa yang berdasarkan dari Kitab Ramayana. Tari legong
merupakan tarian yang berlatar belakang kisah cinta Raja Lasem yang
ditarikan engan dinamis, an sangat memikat. Tari Bali dibagi menjadi 3
macam, yaitu :
a. Tari Wali
Yaitu tarian yang ditarikan pada saat upacara kegamaan. Contoh : Tari
Penalen, Tari Lencana
b. Tari Bali
Yaitu tari untuk menyemarakan upacara. Contoh : Tari Topeng.
c. Tari Balehan
Yaitu tarian untuk dikomersilkan atau untuk mencari uang. Contoh : Tari
Brahmana, Tari Kecak.
2. Rumah Adat
Gapura Candi Bentar merupakan pintu masuk istana raja yang merupakan
rumah adat Bali. Bali Bengong adalah tempat beristirahat para raja beserta
keluarga dan balai wanikam adalah tempat menyabung ayam. Kori agung
aalah pintu masuk pada waktu upacara besar, lalu kori bebetelan adalah
merupakan pintu masuk untuk keperluan keluarga. Gapura candi Bentar
dibuat dari batu merah dengan ukiran-ukiran dari batu cadas.

10

BAB IV
OBYEK WISATA DI PULAU BALI
A. Tanah Lot
Tanah Lot adalah sebuah obyek wisata di Bali, Indonesia. Disini ada dua
pura yang terletak di atas batu besar, satu terletak diatas bongkahan batu dan
satunya diatas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan
bagian dari Pura Sad Kahyangan yaitu pura-pura yang merupakan sendi-sendi
pulau Bali. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa
penjaga laut.
1. Legenda Tanah Lot
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang Brahmana yang
mengembara dari Jawa. Beliau adalah Danghyang Nirartha yang berhasil
menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun
Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot,
Bendesa

Beraben

Tri

terhadap

beliau

karena

pengikutnya

mulai

meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha Bendesa Beraben


menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot beliau dengan
kuatnya memindahkan bongkahan batu ke tengah pantai ( bukan ke tengah
laut) dan membangun 3 pura disana. Beliau juga mengubah selendangnya
menjadi seekor ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai saat ini dan
secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri
berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai
racun 3x lebih kuat dari ular kobra. Akhir dari legenda menyebutkan akhirnya
Bendesa Beraben menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
2. Lokasi Tanah Lota
Objek wisata Tanah Lot terletak di Desa Beraben Kecamatan Kendiri,
Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah
Lot terdapat sebuah pura yang terletak diatas tebing yang menjorok ke laut.
Tebing menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jempatan
(melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat
matahari terbenam (sunset) turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk
melihat keindahan sunset disini.

3. Fasilitas

11

Dari tempat parker menuju ke area pura banyak dijumpai art shop dan
warung makan atau sekedar kedai minuman.
B. Pantai Kuta
Pantai kuta di sore hari
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak disebelah
selatan Denpasar, Ibukota Bali, Indonesia. Kuta terletak di Kabupaten Badung.
Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjai
obyek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an. Pantai Kuta sering pula
disebut pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai timur.
Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restaurant, dan tempat pemandaian
serta menjemur diri. Selain keindahan pantainya, Pantai Kuta juga menawarkan
berbagai macam jenis hiburan lain misalnya bar dan restaurant di sepanjang
menuju pantai.
Pantai in juga memiliki ombak yang cukup bagus untuk olahraga
sselancar (surfing), terutama bagi peselancar pemula. Kuta mulai dikenal ketika
para pedagang dari Denmark membuka kantor perwakilan dagang disini.
Hubungan dagang yang terjadi antara perwakilan dagang tesebut dengan
penduduk pribumi asli kemudian berkembang dengan sangat pesat. Baru mulai
pada tahun 1930 sepasang suami istri asal California Amerika sangat terkesan
dengan keindahan pantai Kuta Bali yang waktu itu sama sekali belum tercampur
oleh tangan manusia, alias masih asli. Kuta Beach Hotel adalah hotel pertama
yang berdiri di kawasan ini, namun saying harus ditutup karena tentara Jepang
menyerbua Pulau Bali pada waktu itu.
Pada tahun 1960 ketika banyak turis Australia yang harus singgah di Bali
untuk perjalanan ke Eropa, Kuta mulai semakin dikenal kembali. Dalam
perkembangannya, area Kuta semakin menarik kunjungan para wisatawan tidak
hanya dari Australia, namun juga dari berbagai belahan dunia yang lain.
Dengan cepat berdirilah berbagai hotel di sepanjang kawasan pantai Kuta.
Biasanya hotel-hotel dikawasan ini bertaraf internasional atau setidaknya sebuah
grup hotel internasional. Berawal dari awal ujung pantai Kuta terdapat Inna Kuta
B each Hotel, Hard Rock Hotel, Mercure Hotel, dll. Juga berdiri sebuah
penginapan yang sangat nyaman bergaya butik resort yaitu Alam KulKul
Boutique and Resort.
Waktu paling ramai di kawansan pantai Kuta adalah di sore hari atau
sewaktu matahari terbenam (sunset). Semua turis apakan mancanegara ataupun
lokal berkumpul menjadi satu disini. Apalagi ada momen-momen khusus di

12

dalam negeri seperti liburan sekolah, liburan Lebaran Idul Fitri atau liburan tahun
baru, bisa dipastikan keramaian itu semakin menjadi.
C. Garuda Wisnu Kencana (GWK)
GWK merupakan patung Dewa Wisnu yang berdiri tegak di Bukit
Ungasan Jimbaran Bali (Selatan Bandara). Patung dibuat seseorang lulusan ITB
bernama I Nyoman Nuarta ini akan ditata diatas patung garuda setinggi 75 m.
Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu aalah
Dewa Pemelihara (Sthiti), mengendarai burung Garuda. Tokoh garuda dapat
dilihat di kisah Garuda dan kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan
pengorbanan burung garuda untuk menyelematakan ibunya dari perbudakan yang
akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.
Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak
pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari KUta, Sanur, Nusa
Dua

hingga Tanah Lot. Patung GWK ini merupakan simbol dari misi

penyelamatan lingkungan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan
baja seberat 400 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter. Jika
pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar didunia
mengalahkan patung Liberty.
D. Bedugul
Bedugul adalah objek wisata Bali yang terletak di perbukitan dengan
cuaca yang sangat sejuk dimana disini juga terdapat sebuah danau yang bernama
danau Beratan.
Di objek wisata Bedugul terdapat sebuah pura yang bernama Pura Ulun
Danu yang terletak di pinggir danau Beratan. Pura Ulun Danu dipercaya sebagai
tempat bersemayamnya Dewi Kesuburan.
1. Lokasi
Objek wisata Bedugul terletak di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti
Kabupaten Tabanan kurang lebih jaraknya 45 km dari pusat kota kabupaten,
dan jaraknya dari Kota Denpasar sekitar 50 km kearah utara mengikut jalan
raya. Pura tersebut berada ditepi danau Beratan, nama Pura Ulun Danu
diambil dari kata Danau.
2. Sejarah
Uraian sejarah pura Ulun Danu Beratan diketahui dari arkeologi dan data
sejarah yang terdapat dalam lontar babad Mengwi. Di sebelah kiri halaman
depan pura Ulun Danu Beratan terdapat sebuah sarkopagus dan sebuah papan
batu yang berasal dari masa transisi megalitikum sekitar 500 SM. Kedua
artefak tersebut sekarang ditempatkan masing-masing diatas babaturan atau
teras. Diperkirakan lokasi dimana Pura Ulun Danu Beratan telah digunakan

13

sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan ritual sejak zaman megalitikum.


Dalam lontar babad Mengwi tersirat menguraikan bahwa I Gusti Agung Putu
sebagai pendiri kerajaan Mengwi mendirikan pura dipinggiran Danau Beratan,
sebelum beliau mendirikan Pura Taman Ayun. Dalam lontar tersebut pendirian
pura Taman Ayun yang upacaranya berlangsung pada hari Anggara Kliwon
Medangsia tahun Saka Sad Yaksa Dewa yaitu tahun Caka 1634 M.
Berdasarkan uraian dalam lontar Babad Mengwi tersebut bahwa Pura Ulun
Danu Beratan didirikan sebelum saka 1556 oleh I Gusti Agung Putu semenjak
pendirian Pura tersebut termahsyurlah kerajaan Mengwi dan I Gusti Agung
Putu digelari oleh rakyatnya I Gusti Agung Sakti.
E. Museum Bali
Museum Bali tertelatk di lokasi strategis di pusat kota Denpasar, tepatnya
di Jalan Mayor Wisnu. Pada bagian sebelah selatan museum terdapat Pura
Jagantaha sedangkan lapangan Puputan Badung dan Patung Empat Wajah (Patung
Catur Muka) berada didepan museum.
Museum ini merupakan museum tertua di Bali. Jenis museum ini termasuk
museum ethnografi, ini bias dilihat berdasarkan dari koleksi-koleksi yang
tersimpan. Seluruh unsur kebudayaan Bali teriri ari koleksi arkeologi, koleksi
historika, koleksi seni rupa dan koleksi ethnografika akan dijumpai disini. Seperti
perlengkapan hidup, perlengkapan upacara adat, perkembangan agama dan
aspeknya, dan budaya masyarakat Bali sejak zaman prasejarah (Bali Kuno)
sampai saat ini.
Museum Bali ini didirikan pada beberapa tahun setelah kerajaan Badung
diduduki Belanda yaitu tahun 1910. Bentuk bangunan museum merupakan
perpaduan arsitektur antara pura dan puri. Didirikan diatas areal seluas 2600 m 2
meliputi 3 halaman, yaitu halaman luar (jaba), halaman tengah (jaba luar) dan
halaman alam (jeroan), yang dibatasi dengan tembok dan gapura. Masing-masing
halaman dihubungkan dengan candi (pintu gerbang).
Museum ini terdiri dari beberapa bangunan utama yaitu :
1. Gedung Tatanan
2. Gedung Karangasem
3. Gedung Buleleng
F. Jogger
Jogger adalah sebuah pabrik kata-kata yang mana jogger adalah singkatan
ari Jo dan Ger, adalah nama depan pendiri yaitu Josep Toedurus Wullianai,
sedangkan Ger adalah nama depan temannya yaitu Mr. Gerhand Seegar yang
pada tahun 1979

menghibahkan uangnya sebesar $20.000 sebagai hadiah

14

pernikahan Joseph. Kemudian tahun 1981 atas izin Gerhand uang tersebut
dimanfaatkan sebagai modal kerja.
Jogger mulai berdiri secara kecil-kecilan, tanpa nama dengan sistem
pemasaran door to door dengan modal awal Rp. 500.000 mulai pertengahan tahun
1980, kemudian berkat bantuan dari beberapa pihak terutama dari pihak keluarga
yang meminjamkan gedung (toko) di jalan Sulawesi No. 37 Denpasar, serta izin
tertulis dari Pemerintah dan izin tidak tertulis dari Tuhan Yang Maha Esa. Pada
awal tahun 1981 mulai berkembang dengan nama Art dan Batik Shop Joger.
Jogger masuk Kuta sejak awal tahun 1986 dengan mendirikan pabrik ketiga
yang sewaktu itu diberi nama Joger Handicraft Centre, namun kemudian pada
tahun 1990 (Tiga tahun lebih dini dari anjuran Pemerintah) Joger mengganti
namanya menjai Pabrik Kata-Kata Joger.
Setara konsisten dan konskuen Jogger memang tidak mau (bukan tidak bias
atau tidak mampu) membuka cabang pada tahun 1998 memutuskan untuk hanya
menjual produk-produknya di Pabrik Kata-Kata Kuta Bali saja.
Sejak akhir tahun 1987 Joger mengubah orientasi perusahaan Joger dari
profit orientasi menjadi Happines Oriente. Dalam artian Joger tidak lagi menjadi
profit (keuntungan) materi sebagai primadona atau tujuan dan saat itu juga Joger
tidak lagi mengejar-ngejar uang, tapi juga tiak sampai mendadak atau
meremehkan uang secara keras dibawakan konsumen kepadanya. Jogger selalu
berusaha untuk serius dalam mencari nafkah, tapi tidak lagi memaksakan diri
sendiri ataupun orang lain. Jam kerja pabrik ini serius tetapi juga dengan santai.
G. Pasar Seni Sokawati
Objek wisata pasar Seni Sokawati merupakan sebuah pasar yang sangat
terkenal dikalangan wisatawan, karena pasar ini menjual pakaian-pakaian juga
barang-barang kerajinan seni khas lokal dengan harga murah. Sebagai buah
tangan atau oleh-oleh dari pulau Dewata. Banyak para pelancong dalam
perjalanan tournya menjadikan pasar ini sebagai tujuan berbelanja / shopping
sehingga menjadi tempat wajib dikunjungi dan selalu ramai, apalagi kaum ibu,
terkenal suka tawar menawar harga barang. Nah disinilah tempatnya, tidak hanya
dari kalangan turis domestic, tamu asing pun doyan untuk mampir kesini, apalagi
lokasi pasar berada jalur searah perjalanan tour menuju Kintamani, Goalawah
serta Bali Safari.
Barang-barang ditawarkan di pasar Sokawati seperti baju, kemeja, T-shirt,
sarung pantai di sablon dengan ukuran atau gambaran seni khas tradisional,
patung-patung, lukisan, tas, dompet, payung, sandal, lukisan dan barang kerajinan
tangan lainnya. Sangat pas sekali untuk kebutuhan sendiri ataupun untuk

15

keperluan oleh-oleh ciri khas produksi Bali. Wisatawan domestik paling gemar
untuk berkunjung ke Sokawati, entah itu bertujuan belanja ataupun melihat-lihat
barang-barang hasil kerajinan khas lokal, bias berkunjung kesini. Tetangga dekat
pasar Sokawati juga menjual barang-barang serupa adalah Pasar Guwang, terletak
berdekatan disebelah selatan Pasar Sokawati.
Pasar Tradisional ini terletak di Kabupaten Gianyar, 20 meter kea rah timur
Kota Denpasar, 30

kilometer dari kawasan objek wisata Kuta. Untuk bias

mengunjungi Pasar Sokawati ini, wisatawan bias ikut paket full day Kintamani
Tampaksiring Tour Susunan acaranya telah kami kemas berdasarkan rute
perjalanan searah atau anda bias sewa mobil, supir dan bahan bakar menentukan
sendiri rute objek yang mau dipilih bisa juga setir sendiri kalau sudah tahu rute /
jalan ke tempat tersebut. Alternatif lain wisata belanja selain Sokawati adalah
pasar swalayan, menyediakan barang-barang hasil kerajinan masyarakat lokal,
juga sering disebut pasar oleh-oleh adalah Krisna, Hawaii Bali, Erlangga,
Kampoeng Nusantara.

16

BAB V
UNIVERSITAS UDAYANA
A. Sejarah Universitas Udayana
Cikal bakal Universitas Udayana adalah fakultas sastra Udayana Cabang
Universitas Airlangga diresmikan oleh P.J.M Presiden Indonesia Ir. Soekarno,
dibuka koleh J.M. Menteri P.P da K. Prof. OR. Priyono pada tanggal 29
September 1958 sebagai nama tertulis pada prasasti di fakultas Sastra di jalan
Nias Denpasar. Universitas Udayana secara sah berdiri pada tanggal 17 Agustus
1962 dan merupakan Perguruan Tinggi Negeri tertua di daerah Provinsi Bali.
Sebelumnya, sejak tanggal 29 September 1958 di Bali sudah berdiri sebuah
fakultas sastra Udayana sebagai cabang dari Universitas Airlangga Surabaya.
Fakultas Sastra Udayana inilah yang merupakan embrio dari pada berdirinya
Universitas Udayana. Berdasarkan surat keputusan Menteri PTIP No. 104/1962,
tanggal 9 Agustus 1962, Universitas Udayana secara sah berdiri sejak tanggal 17
Agustus 1962. Tetapi oleh karena hari lahir Universitas Udayana jatuh bersamaan
dengan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia maka perayaan HUT
Universitas Udayana dialihkan menjadi tanggal 29 September dengan mengambil
tanggal peresmian fakultas sastra yang telah berdiri sejak tahun 1958.
B. Fakultas yang ada di Universitas Udayana
1. Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2. Fakultas Sastra
3. Fakultas Kedokteran
4. Fakultas Hukum
5. Fakultas Teknik
6. Fakultas Pertanian
7. Fakultas Peternakan
8. Fakultas Seni
9. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
10. Fakultas Kedokteran Hewan
11. Fakultas Ekonomi
12. Fakultas Teknologi Pertanian
13. Fakultas Pariwisata
14. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
15. Fakultas Kelautan dan Perikanan
C. Program Pasca Sarjana di Universitas Udayana
Program Pasca Sarjana dibentuk tanggal 6 Oktober 1992 yang dimulai
dengan lahirnya Program Studi Magister Linguistik berdasarkan Surat Keputusan
Direktur Jenderal Pendidikan Nomor 431 / Dikti Kep/1992, tanggal 6 Oktober
1992. Saat ini Pasca Sarjana memiliki program studi :

17

Program Doktor (S3)


- Linguistik
- Kajian budaya
- Ilmu Kedokteran Bidang Ilmu Biomedik
- Ilmu-ilmu Pertanian
- Ilmu Ekonomi
Program Magister (S2)
- Linguistik
- Kajian Budaya
- Ergonomic / Fisiologi Kerja
- Fisiologi Olahraga
- Ilmu Biomedik
- Ilmu Hukum
- Manajemen
- Ekonomi Pembangunan
- Akuntansi
- Peternakan
- Teknik Sipil
- Teknik Arsitektur
- Teknik Elektro
- Teknik Mesin
- Bioteknologi Pertanian
- Pertanian Lahan Kering
- Agribisnis
- Ilmu Lingkungan
- Kajian Pariwisata
- Kimia Terapan
Pendidikan Profesi
- Profesi Dokter
- Profesi Dokter Hewan
- Profesi Akuntan
- Profesi Akuntan

D. Lambang-Lambang di Universitas Udayana


Lambang Universitas Udayana bernama Widya Cakra Prawartana yang
artinya perputaran roda ilmu pengetahuan berdasarkan Pancasila. Arti lambanglambang itu adalah :
a. Berwujud sebuah lingkaran yang mempunyai roda cakra, di tengah terdapat
padma (bunga teratai) dengan delapan helai daun yang melambangkan
delapan penjuru angin, yang melambangkan kesucian Tuhan Yang Maha Esa
mcrupakan sila pertama dari Pancasila.
b. Roda cakra mempunyai empat buah jari-jari yang melambangkan kekuatan
yang membaja dari empat sila Pancasila.
c. Bagian luar dari jari-jari lingkaran roda dihiasi dengan 54 (lima puluh empat)
titik sebagai ratna permata sesuai dengan rangkaian ilmu pengetahuan yang
diberikan Unud.

18

d. Warna lambang Unud adalah kuning keemasan dengan warna dasar biru.
Warna kuning keemasan melambangkan matahari terbit dan warna biru
melambangkan wama langit.
Bendera Universitas Udayana berbentuk empat persegi panjang dengan
perbandingan 3 (tiga) banding 2 (dua) berwarna dasar biru, ditengah-tengah
terdapat lambing Universitas Udayana yang berwarna kuning keemasan.
Fakultas dan program Pasca Sarjana dilingkungan Universitas Udayana
memiliki bendera dengan pola dasar yang sama dengan bendera Universitas
Udayana dengan tambahan warna sesuai dengan identitas keilmuan masingmasing fakultas dan program pasca sarjana yang diletakkan di sisi bendera yang
berdeakatan dengan tiang bendera.

E. Hymne Udayana
Pujastuti kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
Udayana Kau Ksatria Kusuma Negara
Kami kau berikan Pusaka Widya Maha Merta
Ku berjanji setiakan mengabdikan Dharma-Mu
Udayana Jayalah Kau, Dipersada Bu Pertiwi
Udayana megahlah Kau Untuk Indonesia Raya

19

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka penulis
menyimpulkan sebagai berikut :
1. Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya yang berbedabeda, mampu menjadi sebuah daya tarik bagi wisatawan dalam negeri maupun
wisatawan asing.
2. Pulau Bali adalah salah satu

pulau di Indonesia yang memiliki banyak

kebudayaan yang dapat menambah devisa negara karena banyak wisatawan


yang berkunjung.
3. Keanekaragaman di budaya Bali dapat menjadi pelajaran untuk kita supaya
menjunjung tinggi budaya sendiri seperti halnya masyarakat Bali.
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan mengenai kunjungan wisata
kebudayaan dan berbagai objek wisata, adalah sebagai berikut :
1. Bali merupakan objek wisata yang perlu dijaga kelestariannya, karena
merupakan tujuan wisatawan asing yang ingin berkunjung ke Indonesia
2. Sebagai daerah tujuan wisata, pemerintah seharusnya mendukung usaha kecil
di Bali untuk berkembang.

20

DAFTAR PUSTAKA
Bagus, I Gusti Ngurah. 1965. Antropologi dan Segi-segi Pembangunan di Bali.
Denpasar : Cakrawal Publishing.
Koentjoningrat. 1998. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta Pusat :
Djambatan.
Mulyadi. 1996. Antropologi untuk Sekolah Menengah Umum. Jakarta : Yudistira
.Pedoman Karya Tulis SMA Negeri 3 Pemalang. Pemalang : SMA Negeri 3
Pemalang
http://google.com

21

LAMPIRAN
TANAH LOT

PANTAI KUTA

22

GARUDA WISNU KENCANA (GWK)

DANAU BEDUGUL

23

MUSEUM BALI

PASAR SOKAWATI

24

UNIVERSITAS UDAYANA

Anda mungkin juga menyukai