BAB 1.PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Salah satu masalah kekurangan zat gizi di Indonesia yang
abortus,
lahir
mati,
kelainan
bawaan
pada
bayi,
yodium
yang
pembesaran
kelenjar
gondok,
perkembangan
fisik
pada
diderita
anak-anak
gangguan
orang
fungsi
dewasa
menyebabkan
mental,
berakibat
dan
pada
1.2
Rumusan Masalah
1.1.1. Bagaimana definisi dan klasifikasi Kretinisme?
1.1.2. Bagaimana epidemiologi Kretinisme?
1.1.3. Apa saja etiologi Kretinisme?
1.1.4. Bagaimana tanda dan gejala Kretinisme?
1.1.5. Bagaimana patofisiologi Kretinisme?
1.1.6. Bagaimana komplikasi dan prognosis Kretinisme?
1.1.7. Bagaimana pengobatan dan pencegahan Kretinisme?
1.1.8. Bagaiamana asuhan keperawatan pada anak dengan
Kretinisme?
1.3
Tujuan
Adapun beberapa tujuan kami dalam menyusun makalah ini
antara lain:
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6
1.3.7
1.4
Implikasi keperawatan
mengenai
penyakit
Kretinisme
dan
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kretinisme merupakan gangguan akibat kekurangan hormon
tiroid yang disebabkan kurangnya yodium pada masa awal setelah
bayi dilahirkan. Kretinisme adalah gangguan akibat kegagalan
kelenjar tiroid yang memproduksi hormon tiroid atau hipotiroidisme
(Kumorowulan,
2010).
Kretinisme
juga
merupakan
gejala
hormon
karena
gangguan
metabolik
kelenjar
tiroid
terjadi
disebabkan
karena
adanya
beberapa
kelainan, yaitu:
1. Agenesis (kegagalan pembentukan atau pengembangan sebagian
atau seluruh organ atau bagian tubuh saat masih dalam tahap
embrio) atau disgenesis kelenjar tiroid.
2. Kelainan hormogenesis
a. Kelainan bawakan enzim (inborn error)
b. Defisiensi iodium (kretinisme endemic)
Istilah kretinisme mula-mula digunakan untuk bayi-bayi yang
baru lahir pada daerah-daerah dengan asupan iodium yang
rendah serta goiter endemik. Kretin endemik merupakan
kelainan akibat kekurangan iodium yang berat pada saat masa
fetal dan merupakan indikator klinik yang penting bagi
gangguan akibat kekurangan iodium. Tanda-tanda klinis yang
menonjol yaitu adanya retardasi mental, postur pendek, muka
dan tangan tampak sembab dan seringkali tuli mutisme dan
tanda-tanda kelainan neurologis.
c. Kretinisme konginetal
Kretin sporadik atau dikenal juga sebagai hipotiroid kongenital
berbeda dengan kretin endemik. Etiologi kretin sporadik bukan
karena defisiensi yodium tetapi kelenjar tiroid janin yang gagal
dalam memproduksi hormon tiroid secara cukup karena
berbagai macam sebab. Penyebab terjadinya kretin sporadic
atau hipotiroid congenital adalah kekurangan hormon tiroid
pada bayi baru lahir oleh karena kelainan pada kelenjar tiroid
seperti tidak adanya kelenjar tiroid (aplasia), kelainan stuktur
kelenjar (diplasia,hipoplasia), lokasi abnormal (kelenjar ektopik)
atau ketidakmampuan mensintesis hormon karena gangguan
metabolik
kelenjar
tiroid
(dishormonogenesis).
Kelainan
Kekurangan
hormon
tiroid
juga
dapat
bersifat
mental
karena
sel-sel
otak
kurang
berkembang
berkurangnya
metabolisme
dan
gangguan
mental
yang
bertanggung
jawab
menimbulkan
efek
hormone
sehingga
pertumbuhan
lambat
dan
kecerdasan
malformasi
(kegagalan)
skeletal
dan
keterbelakangan
mental ireversibel untuk bayi hipotiroid yang tidak diobati pada usia
3 bulan. Anak-anak mungkin menunjukkan ketidakmampuan dalam
belajar dan pematangan seksual yang cepat atau lambat. Koma
miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai
10
oleh
eksaserbasi
(perburukan)
semua
gejala
hipotiroidisme
2.7 Pengobatan
Deteksi dini merupakan cara yang sangat penting untuk
mencegah keterbelakangan mental ireversibel dan membantu
dalam pertumbuhan fisik yang normal. Pengobatan yang dapat
diberikan untuk penderita kretinism adalah levothyroxine secara
oral (Synthroid), dimulai dengan dosis sedang. Dosis yang diberikan
secara bertahap dapat meningkatkan ke tingkat yang cukup untuk
pemeliharaan seumur hidup. Peningkatan yang pesat dalam dosis
bisa memicu thyrotoxicity. Anak-anak memerlukan dosis yang lebih
tinggi daripada orang dewasa karena anak-anak memiliki proses
metabolisme hormon tiroid yang cepat.
2.8 Pencegahan
11
melakukan
penyuluhan
pentingnya
penggunaan
States
Preventive
Service
Task
Force
(USPSTF)
yang
USPSTF
juga
beresiko
terkena
hipotiroidisme
merekomendasikan
bahwa
kongenital.
dokter
harus
of
Pediatric
(AAP)
merekomendasikan
dosis
12
4. Tahap IV (Rehabilitatif)
Rose et.al (2011) dalam jurnal Update of Newborn Screening
and Therapy for Congenital Hypotiroidism, setelah diberikan
L-tiroksin
sebagai
upaya
kuratif,
kemudian
dilanjutkan
BAB 3. PATHWAY
Gangguan
terhadap
Jaringan
Pertumbuhan
Gangguan tiroid
dan
Perhentian
fungsional
pertumuhan
perkembangan
pertumbuhan
pada fase dan
infan
(kretinisme)
Jantung
perkembangan
terhambat
Penurunan
sekresi TSH atau
resistensi TSH
Kekurangan
yodium
Ikterik
Penggunaan
obat
antitiroid
saat
kehamilan
persisten,
Kesulitan edema
Konjugasi
Obstruksi
bernapas, peorbital,
bilirubin
OtakHipotermialidah
Hati
Konstipasi
dispnea anemia
tidak terjadi
Sulit
makan,
menyusu
13
Hipotiroidisme
Reaksi
Autoimun
Menurunnya
laju
metabolisme
Penurunan
metabolisme
protein dan
pembentukan
tulang
Suhu
tubuh
menurun
Pulsasi
jantung
lambat
Gagguan
proses
pikir
Gangguan citra
diri
Ketidakefektifan
bersihan jalan
napas
BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN
Ketidakefektifan
pola makan anak
14
4.1 Pengkajian
4.1.1 Identitas Klien
a. Nama
Berisi nama lengkap klien yang mengalami kretinisme.
b. Jenis Kelamin
Pada klien yang mengalami kreatinisme jenis kelamin tidak mempengaruhi
karena penyakit ini akibat adanya gangguan pada endokrin.
c. Usia
Anak-anak memiliki resiko tinggi terhadap penyakit kreatinisme ini. Dan
kreatinisme kronis terjadi sering pada bayi dan anak-anak yang berada di daerah
desiensi Iodium yang sangat berat dengan median kadar iodium urin < 25 ug/L.
d. Alamat
Lingkungan tempat tinggal pada daerah yang desiensi Iodium yang sangat berat
dengan median kadar iodium urin < 25 ug/L salah satu faktor penyebab
kreatimisme.
e. Agama
Agama tidak mempengaruhi sesorang untuk terkena penyakit pielonefritis.
4.1.2 Status Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien dengan penyakit kreatinisme biasanya keluahan utama yang umumnya
muncul yaitu bentuk tubuh yang pendek (cebol), metabolism tidak optimal,
sering lemah, konstipasi, dan kadang diikuti keterbelakangan mental.
15
tidak
optimal
sehingga
tinggi
badannya
akan
tidak
optimal/pendek)
2) Waktu tumbuh gigi , karena pengaruh dari proses metabolism yang tidak
sempurna maka
kretinisme
akan
kekurangan
hormone
tiroid
sehingga
16
3.
4.
5.
6.
7.
Merangkak: bulan
Berdiri : tahun
Berjalan : tahun
Senyum kepada orang lain pertama kali : tahun
Bicara pertama kali : tahun dengan menyebutkan :
17
Anak dengan kretinisme akan merasa cepat lelah saat bermain diakibatkan oleh
penurunan fungsi kognitif. Sehingga pasien lebih sering tidur dan istirahat.
f. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Klien dengan penyakit kreatinisme biasanya mengalami gangguan konsep diri,
karena pada umumnya akan memiliki bentuk tubuh yang berbeda dengan anak
normal lainya sehingga perlu adanya pengenalan dan lingkungan yang kondusif
untuk membentuk sifat percaya diri dari anak ini.
g. Pola Latihan dan Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan oleh klien dengan penyakit kreatinisme terbatas dan
terganggu, tidak dapat melakukannya secara bebas. Hal ini dikarenakan klien
sering merasakan lemah akibat gangguan metabolisme.
h. Pola Hubungan dan Peran
Mampu berorientasi terhadap orang, waktu, dan tempat dengan baik. Hubungan
dengan keluarga yang baik akan memberikan dukungan pada klien untuk cepat
sembuh, dapat terlihat dengan adanya keluarga yang menemaninya sehari-hari.
Hubungan Klien dengan tim medis maupun perawat yang baik dan kooperatif
akan memudahkan proses perawatan.
i. Pola Reproduksi/ Seksual
Kaji apakah selama sakit terdapat gangguan atau tidak yang berhubungan dengan
reproduksi sosial.
j. Pola Koping dan Toleransi Stres
Dukungan keluarga sangat berpengaruh dalam memotivasi klien untuk
mengurangi tingkat stres atau kecemasan yang dirasakan.
k. Pola Keyakinan dan Nilai
Meyakini bahwa penyakit yang diderita merupakan takdir dan kehendak Tuhan.
Klien tetap bisa menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang diyakininya. Kaji
apakah ada keyakinan yang dapat memperparah infeksi.
4.1.4
Pemeriksaan Fisik
18
a. Keadaan Umum
Seorang anak dengan penyakit kreatinisme didapatkan keadaan umum yang
lemah.
b. Kesadaran
Klien dengan kretinisme umumnya tidak mengalami penurunan kesadran dan
kompos mentis.
c. Tanda-tanda vital
Pada pasien dengan kretinisme RR akan meningkat, Bradikardi, suhu dapat
terjadi hipotermi dan hipertermi (apabila anak mengalami infeksi penyakit lain),
dan dispneu.
d. Berat badan
Berat badan biasanya ditemukan mengalami penurunan karena klien mengalami
penurunan proses metabolism menyebabakn semua proses penyerapan serta
metabolisme makanan di dalam tubuh menjadi sangat lambat. Sehingga terjadi
rasa enggan untuk makan.
e. Kepala
Bentuk kepala biasanya simetris, tidak ada nyeri tekan. Tidak ada kelainan pada
bagian kepala.
f. Wajah
Wajah simetris, bentuk wajah umumnya lebam, dan tidak adanya nyeri tekan.
g. Mata
Pada mata klien dengan kreatinisme tampak simetris, sklera terlihat putih,
konjungtiva anemis, gerakan bola mata normal, refleks pupil terhadap cahaya
normal (jika diberi cahaya pupil akan mengecil), keadaan bulu mata normal, dan
tidak adanya nyeri tekan.
h. Hidung dan Sinus
Tidak ada kelainan pad bagian ini. Hidung tampak simetris dan tidak adanya
nyeri tekan maupun cairan yang keluar.
i. Leher
Pada kelenjar tiroid mengalami pembengkakan. Pada kasus ini karena terjadi
kekurangan hormon tiroid maka klenjar limfe tidak membesar.
j. Thorax
Bentuk dada klien yang menderita kreatinisme biasanya simetris.
k. Genetalia dan anus
19
Data
Etiologi
Masalah
keperawatan
20
DS:
Gangguan proses tumbuh
Gangguan proses
Keluarga
klien
kembang
tumbuh kembang
mengatakan
bahwa
klien tidak dapat Pertumbuhan dan perkembangan
tumbuh sebagaimana
anak terhambat
anak seusianya.
Perhentian pertumbuhan
DO:
BB/TB kurang dari Pertumbuhan dan perkembangan
normal, status mental
pada fase infan terhambat
juga tidak normal
Menurunnya kadar hormone T3
dan T4
Gangguan proses
piker
Kerusakan kognitif
Mempengaruhi kerusakan pada
otak
Menurunnya laju metabolisme
Menurunnya kadar hormone T3
dan T4
DS :
Gangguan citra diri
Gangguan
Keluarga
klien
diri
mengatakan
bahwa Pertumbuhan dan perkembangan
klien tidak memiliki
anak terhambat
teman dan malu pada
kondisinya saat ini.
Perhentian pertumbuhan
DO:
Klien tampak murung Pertumbuhan dan perkembangan
dan
lebih
suka
pada fase infan terhambat
menyendiri.
Menurunnya kadar hormone T3
dan T4
DS :
Hipotermia
Hipotermia
citra
21
Klien mengeluhkan
badannya menggigil,
dan
keluarga
menyatakan
bahwa
badan klien terasa
dingin
DO:
Suhu tubuh klien 34 C
DS :
Klien mengeluhkan
kesulitan bernafas dan
merasa sesak
DO :
RR
:
30x/menit,
pernafasan
cuping
hidung
Ketidakefektifan
bersihan
jalan
nafas
Obstruksi lidah
Menurunnya laju metabolisme
Menurunnya kadar hormone T3
dan T4
DS :
Keluarga
klien
mengatakan
bahwa
klien sering tidak
menghabiskan
makanannya dan sulit
untuk makan
DO :
Makanan klien masih
sering bersisa dari
porsi awawal
DS :
Keluarga
klien
mengatakan
bahwa
klien sulit BAB
Ketidakefektifan
pola makan anak
Sulit makan,menyusu
Penurunan metabolisme protein
Menurunnya kadar hormone T3
dan T4
Konstipasi
Pola defekasi tidak normal
Konstipasi
22
Sulit makan,menyusu
DO:
Frekuensi BAB klien
kurang dari 3x sehari
berhubungan
dengan
menurunnya
laju
23
24
Diagnosa
Keperawatan
Hasil
Rencana/Intervensi
Rasional
o
1
Gangguan
tumbuh
berhubungan
dengan
pada
pertumbuhan
ditandai
kriteria hasil:
dengan 1
sosial, atau
yang terhambat.
keterampilan usia
kelompok
Melakukan perawatan
diri dan pengendalian
diri kegiatan yang
sesuai usia
3
perkembangan
klien
sesuai
Melakukan aktivitas,
pertumbuhan fisik
Menunjukkan berat
Menyediakan
data
dasar
untuk
4. Memberikan stimulasi
4
atau rangsangan untuk
perkembangan kepada
5
anak
5. Sediakan aktivitas yang
dianjurkan untuk
berinteraksi dengan
6
teman sebayanya
intervensi
25
badan /stabilisasi
pertumbuhan atau
kemajuan ukuran
selanjutnya
6. Diskusikan
harus
tindakan
yang
diambil
dan
(misalnya,
spesialis
fisik/
terapis)
mengembangkan
meminimalkan
untuk
sesuai usia
dengan
lain
okupasi
dengan
keterlambatan
anak,
perawatan,
dalam
rencana
perawatan.
2
Perubahan
Tujuan:
proses berpikir
Setelah
berhubungan
asuhan keperawatan
perhatian,
dengan
gangguan
klien
neurologis
menggunakan
dilakukan
dapat
kelainan
orientasi
dan orang
2. Catat adanya perubahan
tingkah laku
adanya
psikotik
dan
meningkatnya
sensitivitas perasaan
3. Penurunan stimulasi eksternal
26
ditandai
kemampuan
dengan klien
berfikirnya
egosentris
dengan baik
tenang.
Batasi
pengunjung
4. Berikan jam,
kalender,
dapat
menurunkan
hipersensitivitas
4. Meningkatkan
petunjuk
Kriteria Hasil:
1. Konsentrasi pasien
tidak terganggu
2. Mempertahankan
orientasi realita
3. GCS 4 5 6
sosialisasi
terddekat
atau
untuk
member dukungan
6. Kolaborasi
pemberikan
obat
mempertahankan
dalam
sesuai
indikasi,
Gangguan
body
antipsikotik
1. Kaji secara verbal dan
Tujuan:
image Setelah
dilakukan
berhubungan
asuhan keperawatan
dengan
selama
perubahan
klien
1x24
jam,
dapat
terhadap tubuhnya
2. Hal
ini
dapat
membantu
2. Berikan dukungan yang
meningkatkan
upaya
sesuai
menerimadirinya dan merasa
27
perkembangan
memahami
dan
ditandai
menerima perubahan
dengan
tampak
dan
Klien pada
tubuhnya
murung akibat
lebih
proses
suka penyakit
3. Dorong
pasien
untuk
mandiri
menyendiri.
Kriteria Hasil:
4. Kaji
1. Perasaan
diri,
menerima
kekurangan
menarik
diri
pasien
2. Pasien memahami
memperhatikan
metode koping
maladaptive,
membutuhkan
5. Modifikasi
perubahan.
sesuai
ataupun
penggunaan
proses penyakit
perilaku
meningkatkan
rasa
dengan
kondisi
pasien
4.4 Implementasi
Diagnosa
Keperawatan
Implementasi
Paraf dan
Nama
28
Gangguan
proses 1.
2.
tumbuh
kembang
3.
berhubungan dengan 4.
dicegah
7. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain yaitu ahli gizi dan spesialis dalam
mengembangkan rencana perawatan.
Perubahan pola
berpikir
berhubungan
dengan gangguan
neurologis akibat
suplai oksigen ke
otak tidak adekuat
Gangguan body
image
pasien
untuk
mengungkapkan
rasa
takut
dan
29
berhubungan
4.5 Evaluasi
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Paraf dan
Nama
P: Intervensi dilanjutkan
S: Klien mengatakan bahwa ia mampu mengerti perkataan dari orang yang
berbicara kepada dirinya
O: Klien tampak memperhatikan apa yang sedang dikatakan oleh perawat
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
30
31
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kreatinisme merupakan gangguan karena kegagalan kelenjar tiroid yag
memproduksi hormone tiroid atau hipotiroidisme. Selain itu juga gejala
kekurangan iodium atau gangguan akibat kekurangan yodium. Biasanya penderita
kelainan ini mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik maupun
mentalnya. Penyakit ini dapat di derita sejak lahir atau pada awal masa kanakkanak. Penyebab gangguan ini salah satunya yaitu agenesis (kegagalan
pembentukan atau pengembangan sebagian atau seluruh organ atau bagian tubuh
saat masih dalam tahap embrio. Tidak hanya itu kekurangan iodium juga dapat
menyebabkan kreatinisme. Biasanya pada bayi yang menyusui sejak lahir hingga
penyapihan terdapat gejala-gejala yang timbul akan tertunda karena masih
mengkonsumsi ASI yang mengandung sedikit hormone
kreatinisme akan mengalami tidur yang semakin lama dan jarang menangis dan
juga kurang aktif bahkan tidak aktif. Selain itu faktor hormon merupakan peran
yan g penting dalam mengatur pertumbuhan, dan faktor genetik dan nutrisi juga
sangat mempengaruhi pertumbuhan pada masa ini.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan diatas, saran yang dapat diberikan penulis yaitu bagi
penulis yang membahas terkait askep pada kretinisme ini agar isi dan materinya
lebih lengkap lagi terkait menambah wawasan yang lebih lagi dalam materi di
keperawatan klinik 6B. selain itu sebagai tenaga kesehatan seharusnya
memberikan pemahaman atau pengetahuan kepada masyarakat terkait dengan
informasi tentang factor resiko dan pencegahan kreatinisme. Perawat membantu
keluarga dank lien untuk memotivasi dalam menguatkan mentalnya.
32
DAFTAR PUSTAKA