1.1 Mikroskopis
a. Cortex
Limfosit dihasilkan di daerah cortex sehingga sebagian
besar populasi sel di cortex adalah limfosit dari berbagai
ukuran. Hubungan antara sel retikuler terlihat dengan M.E.
sebagai desmosom, sel retikuler epitelnya adalah sel stelat
dengan inti oval yang berwarna pucat dan berukuran 7-11
mikron. Limfosit besar banyak terdapat di bagian perifer
dan makin kedalam jumlah limfosit kecil makin bertambah,
sehingga cortex bagian dalam sangat padat oleh limfosit
kecil. Dalam cortex terjadi proses proliferasi dan
degenerasi, dan terdapat makrofag yang walaupun sedikit
merupakan penghuni tetap dalam cortex. Kadang-kadang
juga ditemukan sedikit plasmasit dalam parenkim.
b. Medulla
Pada medulla, banyak terdapat sel retikuler dengan
berbagai bentuk, kadang mempunyai tonjolan dan kadang
tidak mempunyai tonjolan sitoplasma. Ada pula sel
retikuler yang berbentuk gepeng dan tersusun konsentris
membentuk corpusculum Hassali. Sel-selnya berhubungan
sebagai desmosom. Bagian tengahnya mengalami
degenerasi dan kadang-kadang kalsifikasi. Limfosit
terdapat tidak begitu banyak dan hanya dari jenis bentuk
kecil. Perbedaan dengan limfosit cortex karena bentuk
yang tidak teratur dengan sitoplasma lebih banyak. Dalam
medulla terdapat jenis sel lain dalam jumlah kecil seperti
makrofag dan eosinofil.
II. Pembuluh Darah
Lien
Lien merupakan organ limfoid yang terletak di cavum
abdominal di sebelah kiri atas di bawah diafragma dan
sebagian besar dibungkus oleh peritoneum. Lien
merupakan organ penyaring yang kompleks yaitu dengan
membersihkan darah terhadap bahan-bahan asing dan selsel mati disamping sebagai pertahanan imunologis
terhadap antigen. Lien berfungsi pula untuk degradasi
hemoglobin, metabolisme Fe, tempat persediaan trombosit,
dan tempat limfosit T dan B. Pada beberapa binatang, lien
berfungsi pula untuk pembentukan eritrosit, granulosit dan
trombosit.
I. Gambaran Histologis
Lien dibungkus oleh jaringan padat sebagai capsula yang
melanjutkan diri sebagai trabecula. Capsula akan menebal
di daerah hilus yang berhubungan dengan peritoneum.
Dari capsula melanjutkan serabut retikuler halus ke tengah
organ yang akan membentuk anyaman. Pada sediaan
terlihat adanya daerahbulat keabu-abuan sebesar 0,2-0,7
mm, daerah tersebut dinamakan pulpa alba yang tersebar
pada daerah yang berwarna merah tua yang dinamakan
pulpa ruba.
a) Pulpa alba
Pulpa alba sering disebut pula sebagai corpusculum
malphigi terdiri atas jaringan limfoid difus dan
noduler.Pulpa alba membentuk selubung limfoid
periarterial (periarterial limfoid sheats/PALS) di sekitar
arteri yang baru meninggalkan trabecula, selubung
KELENJAR
ADENOID
LIMPA
TONSIL
Dua pasang tonsil (palatin dan lingual) di belakang mulut
di setiap sisi faring dan di dasarlidah membantu berjagajaga terhadap mikroba yang terhirup
NODUS SERVIKAL (LEHER)
Mengumpulkan limfa dari sisi kanan atau kiri wajah, kulit
kepala, rongga hidung, dantenggorokan atas
NODUS AKSILAR (KETIAK)
Saluran limfa dari lengan atas, dada, dinding dada, dan
perut bagian atas
VENA SUBKLAVIA KIRI
Titik masuk limfa dari sisi kiri tubuh bagian bawah ke
dalam darah setelah masuk ke salurantorasikus
TIMUS
Tempat perkembangan sel T sistem imun (limfoid T); sel T
berkembang dari sel induk (stemcell), yang pindah ke sini
dari sumsum tulang
PEYER PLAK
Salah satu kumpulan nodulus limfoid di usus halus bagian
bawah, membantu melindungiusus dari mikroba dalam
makanan
NODUS INGUINAL DALAM (SELANGKANGAN)
Saluran limfa dari tungkai kaki, dinding perut bagian
bawah, dan alat kelamin bagian luar
NODUS LIMFA POPLITEA
Terletak di bagian lutut; saluran limfa dari tungkai bawah
dan telapak kaki
KAPILER LIMFA
Pembuluh sangat kecil yang mengumpulkan cairan
interstisial yang mengalir di antara sel dan jaringan dan
akhirnya menjadi cairan limfa; kapiler lalu menyatu
SALURAN PERNAFASAN
G.SALURAN LIMFE
LAMBUNG
Asam hidroklorida kuat dan enzim pencernaan di dalam
cairan lambung membantumenghancurkan organism yang
termakan
URIN
Pertahanan Kimia
Air mata, mucus, saliva, dan keringat semuanya
mengandung zat kimia yang menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Biasanya ditemukan enzim Lisozim di
anatar mereka. Lisozim mengkatalis hidrolisis molekul
dinding sel bakteri. Selain itu ada asam hidroklorik yang
terdapat pada cairan lambung membunuh sebagian besar
mikroorganisme yang masuk ke lambung.
Pertahanan Biologis
Terdapat populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup di
kulit dan membrane mukosa yang menghambat
pertumbuhan banyak bakteri pathogen. Mereka melindungi
kita dengan cara berkompetisi dengan bakteri pathogen
dalam mendapatkan nutrient.
Pertahanan tubuh oleh sel darah putih
Sel darah putih berfungsi sebagai perthanan tubuh
terhadap patogen. Terdapat lima jenis sel darah putih yang
terdapat di sumsum tulang. Sel darah putih tersebut
adalah neutrofil, eosinofil, basofil, monosit dan limfosit.
Neutrofil memiliki ciri nucleus berlobus, dan merupakan
sel darah putih terbesar. Netrofil memiliki fungsi fagositosis
yaitu menelan mikroorganisme dan sisa-sisa sel mati.
Eosinofil memilikin peranan dalam reaksi alergi.
Basofil dapat melepaskan senyawa kimia seperti
histaminyang menyebabkan reaksi inflamasi.
Antibody-Mediated Immunity
Antibosy akan menyerang bakteri atau virus sebelem
pathogen tersebut masuk ke dalam sel tubuh. Antibody
dihasilkan oleh limfosit B dan teraktivasi bila mengenali
antigen yang terdapat pada permukaan sel pathogen,
dengan bantuan sel limfosit T. terdapat 3 jenis sel limfosit
B yaitu
Sel B plasma : Mensekresikan antibody ke system
sirkulasi tubuh. Setiap antibody sifatnya spesifik terhadap
satu antigen patogenik.
Pencegahan penyakit
Kekebalan Tubuh
Pertahanan pasif merupakan pertahanan yang diberikan
kepada individu dan bersifat sementara. Prtahanan ini
diberikan kepada tubuh yang sakit untuk melawan antigen
yang sudah ada. Dalam pertahanan pasif tubuh tidak
Pengertian
B.
D.
Netralisasi
Penggumpalan
Pengendapan
Aktifasi Komplemen
E.
2.
3.
F.
Sifat-Sifat Immunoglobulin
Ig
terbanya
k dalam
cairan
tubuh
Ig
utama
dalam
sekresi
Aglutinin
efektif
produksi dini
reaksi imun
Terdapat
pada
permukaan
limfosit bayi
Tim
infe
par
pen
ato
Ikatan
komplem
en
Tembus
plasenta
Melekat
pada
mast cell
dan sel
basofil
Daya
pelekatan
pada
makrofag
+/-
Sifat
utama
IgA
IgM
IgD
Dalam Bahasa Indonesia, penggunaan akhiran isasi bermakna proses, sehingga kata vaksinasi maupun
imunisasi menunjukkan suatu proses atau kegiatan.
Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni
virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau
bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah
dimodifikasi.
Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan atau
diminum (oral). Setelah vaksin masuk ke dalam tubuh,
sistem pertahanan tubuh akan bereaksi membentuk
antibodi. Reaksi ini sama seperti jika tubuh kemasukan
virus atau bakteri yang sesungguhnya. Antibodi
selanjutnya akan membentuk imunitas terhadap jenis virus
atau bakteri tersebut.
Di Indonesia, imunisasi sangat penting untuk melindungi
bayi dari penyakit-penyakit menular yang bahkan bisa
membahayakan jiwa. (bayi dan anak dikelompokkan
menjadi dua. Kelompok pertama berisi jenis imunisasi yang
diwajibkan oleh pemerintah melalui program
pengembangan imunisasi (PPI). Kelompok imunisasi yang
diwajibkan ini dibiayai seluruhnya oleh pemerintah. Oleh
karena itu vaksin-vaksin tersebut bisa diperoleh
masyarakat luas secara gratis di Puskesmas dan Posyandu.
Kelompok kedua adalah vaksin-vaksin yang dianjurkan oleh
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jenis vaksin dalam
kelompok ini belum diwajibkan pemerintah.
Jenis-jenis Imunisasi
Jenis Vaksin
BCG
Hepatitis B
Polio
DPT
Keterangan
(BIAS).
Campak
Keterangan
Pemberian Vaksin Hib (Haemophilus influenzae tipe B)
ditujukan untuk mencegah penyakit meningitis atau
radang selaput otak. Vaksin Hib diberikan mulai usia 2
bulan dengan jarak pemberian dari vaksin pertama ke
vaksin lanjutannya adalah 2 bulan. Vaksin ini dapat
diberikan secara terpisah ataupun kombinasi dengan
vaksin lain.
Vaksin MMR diberikan untuk mencegah penyakit
gondongan (mumps), campak (measles), dan campak
jerman (rubela). MMR dapat diberikan pada umur 12
bulan apabila belum mendapat imunisasi campak di
umur 9 bulan. Umur 6 tahun diberikan imunisasi
ulangannya.
Vaksin ini direkomendasikan pada usia diatas 2 tahun,
diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 6 sampai 12
bulan.
Vaksin Tifoid direkomendasikan untuk usia diatas 2
Pneumokokus (PCV)
Influenza
najisnya hilang.
adalah vaksin.
Jika ada dua mudharat (bahaya) saling berhadapan maka
1. Enzim babi pada vaksin hanya sebagai katalisator,
sekedar penggunaannya saja.