Terdapat dua jenis muatan listrik, yaitu positif dan muatan negatif
Muatan positif ada pada inti atom, sedangkan muatan negatif ada pada elektron
Elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain, sedangkan inti tidak dapat
berpindah
Muatan listrik dapat bergerak (mengalir) jika ada beda potensial (tegangan)
Dari beberapa asas tersebut, kita dapat mengatakan bahwa arus listrik
ditimbulkan oleh muatan listrik yang berpindah atau muatan listrik yang bergerak.
Bila dalam suatu penghantar terus-menerus terjadi perpindahan muatan atau
elektron, maka berarti dalam penghantar itu terjadi arus listrik
Apa yang menyebabkan arus listrik mengalir? Mengalirnya arus listrik
kejadiannya serupa dengan mengalirnya air. Air selalu mengalir dari tempat yang
tinggi ke tempat yang lebih rendah. Jadi, agar terjadi arus listrik pada suatu
penghantar maka ujung-ujung kawat penghantar itu harus dibuat potensial yang
menyebabkan terjadinya arus listrik, sering disebut tegangan listrik.
1. Hambatan listrik
Percobaan-percobaan yang teliti menunjukkan bahwa hambatan suatu
penghantar besarnya :
2. Multitester
Multitester, yang sering disebut juga multimeter atau avo-meter,
adalah alat ukur yang berfungsi sekaligus sebagai amperemeter, voltmeter,
dan ohmeter (pengukur hambatan lisrik). Disamping itu, multimter dapat
digunakan dalam pengukuran arus listrik searah maupun arus listrik bolakbalik.
2. Penggunaan multimeter
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa, berikut ini marilah kita lihat lagi
lebih seksama bagian-bagian multimeter beserta fungsinya masing-masing.
1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu menggunakan
multimeter.
1. Sebelum melakukan pengukuran, pastikan bahwa sakelar
pengatur batas ukur maksimum sudah tepat, sesuai dengan
perkiraan besar arus, besar tegangan atau besar hambatan
yang akan diukur. Biasanya ditentukan batas ukur
maksimum = 2 x besar nilai besaran yang diukur.
2. Jika besar arus, tegangan, atau hambatan yang akan diukur
tidak dapat diperkirakan, cobalah mengubah sakelar
pengatur dari yang batas tertinggi ke batas ukurnya
terendah secara bertahap.
3. Untuk melakukan pengukuran arus searah (DC), perhatikan
titik (+) dan (-) kawat yang diukur harus sesuai dengan
jarum peraba (+) dan (-). Jangan sampai terbalik
4. Bila saat mengukur kita akan memindahkan sakelar
pengatur dari satu batas ukur ke ukur yang lain, pastikan
bahwa jarum peraba (+) dan (-) sudah terlepas dari kawat
yang diukur
i = i1 + 12 (Hukum Kirchoff I)
Rt = R1 + R23
i1 =
i2 =
1. Hukum Kirchhoff II
Hukum Kirchhoff II menyatakan bahwa dalam sebuah rangkaian tertutup,
jumlah aljabar ggl (E) sama dengan jumlah aljabar penurunan potensial
listriknya (iR)
2. Rangkaian Majemuk
Rangkaian majemuk memiliki dua atau lebih loop (putaran arus)/
2. Elemen Leclanca
3. Elemen kering (batu baterai)
4. Elemen alkalin (baterai alkalin)
5. Elemen raksa (mercury)
2. Elemen sekunder
Dalam kehidupan sehari-hari, elemen sekunder ini dikenal dengan sebutan
akumulator atau aki. Akumulator merupakan elemen elektrokimia bahanbahan pereaksinya dapat diperbaharui kembali. Artinya, apabila bahanbahan pereaksinya sudah tidak berfungsi lagi maka dapat diperbaiki
kembali dengan cara mengalirkan arus listrik dari sumber luar yang
arahnya berlawanan dengan arus yang dihasilkan akumulator.
1. Macam-macam akumulator
2. Pemeliharaan akumulator
3. Pengisian akumulator
Akumulator diisi dengan mengalirkan arus searah dari sumber arus
luar (catu daya) dengan ketentuan:
Arah arus pengisi berlawanan dengan arah arus yang dikeluarkan aki. Berarti,
kutub positif sumber (pengisi) dihubungkan dengan kutub aki
Energi listrik dapat diubah menjadi kalor, misalnya dalam setrika listrik,
solder listrik, kompor listrik, dan sebagainya. Pada waktu mempelajari kalor,
kita telah mengenal bahwa besarnya kalor yang diserap atau diberikan oleh
sebuah benda memenuhi persamaan:
Q = m c T
Satuan energi listrik dan kalor ternyata setara, bisa dalam satuan joule
dapat juga dalam satuan kalori. Dari percobaan yang telah dilakukan James
Joule, diperoleh:
1 joule = 0,24 kalori
Atau
1 kalori = 4,18 joule
P=
Satuan daya listrik sering juga dinyatakan dalam horse power (HP) atau
daya kuda, konversinya ialah:
1 HP = 746 watt
Dalam hubungannya dengan daya, energi listrik dapat juga dinyatakan
sebagai daya x waktu, yaitu:
W = P. t