POINT TO POINT
Fitri Hajar R. (13/12411657) dan Muhammad Al(13/1241160057)
JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL, TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
ABSTRAK
Pada penelitian ini dilakukan analisa untuk mengetahui adanya interferensi antar BTS point to point dalam range
frekuensi tertentu pada jaringan komunikasi CDM dengan menghitung rasio carrier to interference. Parameterparameter yang digunakan untuk perhitungan rasio carrier to interference adalah free space loss, gain antena,
power transmit, jarak, sudut antar BSC dan BTS, dan feeder loss. Hasil perhitungan carrier to interference
dibandingkan dengan level threshold dari radiolink yang digunakan, sehingga dapat diketahui adanya
interferensi atau tidak diantara BTS point to point. Perhitungan nilai carrier to interference
untuk tiga kawasan di Surabaya yaitu urban CBD, sub urban dan urban residen. Hasil nilai rasio carrier to
interference terbesar terdapat pada BTS Pacuan Kuda dengan nilai carrier to interference sebesar 171,10 dB,
dengan BSC yang meng-cover BTS tersebut adalah BSC Kebalen, dan termasuk dalam lingkup wilayah urban
CBD. Sedangkan nilai rasio carrier to interference terkecil terdapat pada BTS Sidotopo dengan nilai 0,99 dB,
dengan BSC yang mengcover BTS tersebut adalah BSC Kapasan dan termasuk dalam lingkup wilayah urban
CBD.
Kata kunci : BTS, BSC, rasio Carrier to Interference
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
awalnya
dari
system
station
tetapi
teknik
ini
masih
station
adalah
omnidirectional.
jenis
antena
Hal
ini
parameter
untuk
Page
1
yakni
ketika
provider
ingin
belum
terpakai,
meminimalkan
sehingga
dapat
Interferensi
interferensi
yang
Antar
digunakan
interferensi?
Pada
Link
BTS
2. Bagaimana
untuk
cara
menentukan
perhitungan
daya
division
multiple
access
pada
terkena
interferensi.
mempermudah
frekuensi
dalam
yang
Untuk
mengetahui
dari rasio
interference
yang
carrier
kemudian
to
akan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan jurnal ini
adalah:
1. Dapat mengetahui parameter-parameter
yang digunakan untuk menentukan
intereferensi.
2. Daoat mengetahui cara perhitungan
daya carrier dan daya intereferensi.
3. Dapat mengetahui perbandingan daya
Carrier to Intereference dengan level
threshold.
2. LANDASAN TEORI
3. PEMBAHASAN
3.1 Parameter Intereferensi
CDMA.
Page
2
Link Radio
of
sight
adalah
(jarak
antena
frekuensi
kesesuaian
hubungan
(LOS)
telekomunikasi
gelombang
mikro
(microwave).
harus
mempunyai
(matched)
dengan
Daya Pancar
Daya
pancar
atau
power
dari
pemancar
sebelum
Antena
berdasarkan
pada
berpropagasi
aplikasinya,
dapat
berfungsi
media
saat
ia
berpindah
dari
suatu
pemancar ke penerima.
selain
pemancar
dimana :
sebagai
penerima
gelombang
Page
3
Gain Antena
Gain atau penguatan adalah
perbandingan antara daya pancar
suatu
antena
referensinya.
terhadap
antena
Untuk menghitung
gain
Loss
antena
parabolik
secara
berikut:
Feeder Loss
Rugi-rugi
saluran
d + 10 log
dimana:
harus
f = frekuensi (GHz) .
diperhitungkan
dalam
efisiensi
antena
parabolic
yang
digunakan
(0,65).
Daya Carrier
Persamaan
dimana:
carrier
(dB).
persamaan berikut :
C=PTD+GTD+GRD-FSLD
(m).
LWGTD-LWGRD
dapat
dilihat
seperti
dimana :
Nilai dari feeder length dapat
dihitung menggunakan
(dBm).
Page
4
C/I = C I
Keterangan :
(dB)
(dB).
GRD : gain antena yang diinginkan
dari stasiun yang menerima (dB).
FSLD : Free space loss dari jalur
yang diinginkan (dB).
carrier
Daya Intereferensi
Untuk
menghitung
daya
interference
intereference
dengan
antena.
Dari
level
hasil
antena,
diketahui
suatu
maka
BTS
dapat
tersebut
daya
dimana :
Carrier
dan
dapat
kurang
dari
batas
sebagai
transmitter
adalah
perhitungan
yang
hasil
parameterparameter
dibutukan
oleh
daya
interferensi :
GCD sebesar 24,02
Nilai PTI 26 dB
parameter-parameter
BTS
Labang
Tsel
ini
sedangkan
BTS
BTS
penginterferensi.
adalah
13,62
15,12
GHz.
GHz,
sedangkan
Diameter
yang
adalah 0,6 m .
Sehingga nilai daya carriernya
nilai
Carrier
interference
jauh
diatas
to
nilai
Tsel
tidak
saling
menginterferensi.
4.
KESIMPULAN
Page
7