Anda di halaman 1dari 18

PARADIGMA PENELITIAN

PARADIGMA PENELITIAN

Paradigma Positivistik (sensual)

Paradigma Rasionalistik (logik).

Paradigma Phenomemologic (etik)

Paradigma Realisme Metafisik

Paradigma study teks /strukturalism/post structuralism.

Paradigma Agama.

Model penelitian positivistik

Studi cross sectional

Studi kasus

Survei

Content analysis

Paradigma Rasionalistik

Model penelitian

Berfikir rasionalistik
Konseptual teoritik
Perlunya Grand Conteks.
Menarik kesimpulan dan
pemknaan.

Paradigma Phenomenologi

Model penelitian

Grounded research

Ethnographik/
ethnometodologi.

Naturalistik

Interaksi simbolik

Paradigma Realisme
Metaphisik

Model penelitian

Nomothetik dan ideograaphik.

Keteraturan alam.

Kebenaran dan truths.

Esensi, holistik

Paradigma agama: klasik


interdisipliner

Model penelitian

Studi klasik.

Studi orientalis.

Histroris kritis.

Studi islam kontemporer.

Studi islam kontektual

Studi islam phenomenologik.

Paradigma studi teks,


strukturalis,post stucturalis

Model penelitian

Studi pustaka

Studi geisteswissenschafften.

Studi bahasa /sastra

Strukturalisme linguistik

Strukturalisme genetik

Post struktulisme

dekonstruksi

Bisakah Agama Menjadi Obyek


Penelitian ?

Terdapat dua Pendapat:


1) Anggapan Klasik:

Agama bukan temasuk obyek


penelitian.

2) Anggapan Modern :

Agama termasuk obyek penelitian, dapat


dilihat dari 2 sisi : agama sebagai gejala
budaya dan agama sebagai gejala sosial.

Ingat Pembagian Cabang Ilmu:

Ilmu Kealaman (natural science): tujuannya mencari


hukum-hukum alam, yaitu keteraturan yang terjadi pada
alam.
Bersifat positivistic; sesuatu dapat diamati (observable)
terukur (measurable), dapat dibuktikan (veriviable).

Ilmu budaya:memiliki ciri tidak berulang (unique); hanya


dapat diamati, kadang-kadang tidak dapat diukur apalagi
diverifikasi. (ada yang mengganti dengan ilmu
humaniora, sekalipun sebenarnya dekat dengan ilmu
sosial)

Ilmu sosial (social science): gejala tidak berulang tetapi


tetapi memahami konteks keterulangannya. (memiliki
problem obyektifitas).

Agama dapat diteliti dengan mengamati


pada gejala2nya mengikuti salah satu atau
lebih dari 5 aspek:
1. Canon, scripture, naskah-naskah sumber
ajaran dan symbol agama.
2. Community, kelompok penganut.
3. Ritus, lembaga, dan ibadat-ibadat.
4. Alat-alat, masjid, gereha, lonceng, peci
dll.
5. Organisasi

Penelitian Agama sebagai gejala sosial mengambil obyek: Canon/


scripture, Ritus, dan alat-alat.

Penelitian agama sebaga gejala budaya mengambil obyek:


Community dan Organisasi

Prof. Middleton, Ahli antropologi York


University:
Penelitian agama (research on religion) :
obyeknya materi (ritus, mitos dan magi),
pendekatan: teologis, histories, komparatif,
psikologis, filosofis. Sasarannya doktrin
Penelitian keagamaan (religious research);
agama sebagai sistem atau sistem
keagamaan (religious system) ; pendekatan
sosiologis, antropologis.

Sasarannya : gejala sosial agama

Model2 Riset Agama dan


Keagamaan
1)

Positivistic Religious Research

Melihat agama dengan paradigma Ilmu alam

Mengunakan logika Deduktif dengan


pengamatan empiris untuk menemukan
hubungan kausalitas diantara dua variabel
atau lebih guna memprediksi pola-pola
umum dari suatu gejala sosial

Cara kerja logika deduktif

Uji teori

Realitas/gejala
Sosial agama

Seperangkat
teori

Logika Critical Theory


Teori2 Agama

Menemukan
teori Baru

Fakta/
fenomena
Agama

Uji Teori

4) Grounded Religious Research


Penelitian agama yang bertujuan merumuskan teori berdasarkan
data sistematik menggunakan analisis komparatif konstan

Anda mungkin juga menyukai