Translate Jurnal Obsgyn
Translate Jurnal Obsgyn
JOURNAL READING
Pembimbing :
dr. Adi Rahmanadi, SpOG
Journal Reading
Promethazine compared with metoclopramide for hyperemesis gravidarum
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
di Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidananan
Rumah Sakit Umum Ambarawa
Disusun Oleh :
Febri Qurrota Aini
1320.221.136
Tanda Tangan
Tanggal
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul PERDARAHAN POST PARTUM
ec RETENSIO PLASENTA. Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat ujian
Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan di RSUD Ambarawa.
Penyusunan laporan ini dapat terselesaikan tak lepas dari pihak-pihak yang telah banyak
membantu penulis dalam merampungkan laporan ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada
1. dr. Hary Purwoko, Sp.OG, KFER atas bimbingan dan kesabarannya selama penulis
menempuh pendidikan di kepaniteraan klinik.
2. dr. Adi Rachmanadi, Sp.OG atas kesabaran dan bimbingannya selama penulis menempuh
pendidikan di kepaniteraan klinik.
3. Para staf medis dan non-medis yang bertugas di Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan
di RSUD Ambarawa atas bantuannya untuk penulis.
4. Teman-teman seperjuangan di kepaniteraan klinik Ilmu Kandungan dan Kebidanan di
RSUD Ambarawa.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang dapat membangun laporan ini kedepannya sangat penulis harapkan demi
perbaikan materi penulisan dan menambah wawasan penulis.
Ambarawa,
Mei 2015
Penulis
penilai numeric secara visual yaitu 8 (rentang 1-10) dibandingka dengn 7 (rentang
2-10) (P=0,24) unntuk metoclopramide dan promethazine, secara berturut-turut.
Pengukuran secara berulang pada analisa perbedaan antara penilaian mual pada
skala numeric secara visual menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antar studio bat ( F score= 0,842, P= 0,47). Dilaporkan efek mengantuk (58,6%
dibandingkan 83,6%, P= 0,001 [NNTb] 5), pusing (34,3% dibandingkan dengan
71,2%, P<0,001, NNTb 3), dystonia (5,7% dibandingkan dengan 19,2%, P=0,02,
NNTb 8), dan pembatasan terapi terhadap efek samping (0 dari 73 [0%]
dibandingkan 7 dari 76 [9,2%], P=0,014) frekuensi yang terjadi lebih sedikit pada
penggunaan metoclopramide.
Kesimpulan: promethazine dan metoclopramide mmiliki efek terapi yang sama
pada pasien rawat inap yang terdiagnosa hyperemesis gravidarum. Efek samping
lebih baik dimiliki oleh metoclopramide.
kehamilan,
the
American
College
of
Obstetricians
and
Gynecologist
konteks
managemen
hyperemesis
gravidarum,
promethazine
dikombinasi
dengan
diphenhydramine
dan
promethazine,
Penelitian
untuk
untuk dibandingkan
kami
membandingkan
hyperemesis
gravidarum
promethazine
untuk
menentukn
dengan
dengan
apakah
Metode
Percoaan penelitian dilakukan di RS universitas Kuala Lumpur, Malaysia.
Sekitar 10 pasien baru dengan hyperemesis gravidarum diijinkan ke pusat
ketoasidosis
diabetikum),
dan
diketahuinya
alergi
pada
langsung
membandingkan
metoclopramide
dengan
membuka
nomer
secara
berturut-turut,
yang
disegel,
dan
menjadi
indikasi
klinis.
Penukaran
obat
ini
dapat
ijadikan
sebagai
ataupu
oral)
standar
sesuai
dengan
hyperemesis
kebijkan
gravidarum
jika
peneliti.
Procedure
tidak
diterapkan
menerima
promethazine.
10
wanita
di
eksklusi
setelah
menunjukkn
karakteristik
responden
dari
kelompok.
peneliti
memiliki
kesamaan
antara
kelompok
(data
tidak
digambarkan).
Table 2 menggambarkanhasil analisa dari alokasi pengobatan. Hasil
primer penelitian setelah 24 jam penelitian hasilnya menunjukkan tidak ada
perbedaan
yang
signifkan
antara
kelompok
metoclopramide
dan
memiliki
kelommpok
yang
kesamaan
dinilai
secara
pada
tiap
individu.
jam
dari
Pengukuran
masing-masing
ulang
analisa
frekuensinya
pada
penggunaan
metoclopramide
dan
skala
numeric
yaitu
7,62,2
dibandingkan
7,12,3
untuk
Walaupun
terapi
promethazine
dan
metoclopramide
intravena
persalinan
menunjukkan
metoclopramide
dn
promethazine
walaupun
faktanya
kami
mengunkana
konsentrasi
mg/mL
berasal dari pusat kami mengindikasikan antara 24% da 32% wanita dengan
hyperemesis graavidarum dibebaskan setelah rawat inap 1 malam, di
indikasikan bahwa 24 jam sesuai untuk mengukur efektivitas antiemesis
pada pasien kami. Selain itu 76% populasi pada studi kami memelukan 4
dosis terapi antiemesis intravena selama rawat inap. Kami merekrut dengan
mengahasilkan
terapinya
terhadap
lebih
efek
sedikit
efek
samping
sampingnya
juga
lebih
da
sedikit.