Oleh:
dr. Dikahayu Alifia Anugrah
Pendamping:
LAPORAN KASUS
ANAK PEREMPUAN USIA 3 TAHUN 6 BULAN
DENGAN DEMAM TIFOID
Demak,
Februari 2015
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. Efrain
Umur
: 7 Tahun 11 bulan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
No. CM
: 094997
Tanggal masuk
: 21 Februari 2015
: Tn. A
Umur Ayah
: 29 Tahun
Pekerjaan Ayah
: Petani
Pendidikan Ayah
: SMP
Nama Ibu
: Ny. S
Umur Ibu
: 26 tahun
Pekerjaan ibu
: Buruh
Pendidikan ibu
: SMP
B. DATA DASAR
I. ANAMNESIS (Alloanamnesis)
Alloanamnesa dengan Ibu penderita di bangsal Dahlia, RSUD Sunan Kalijaga Demak pada
tanggal 22 Februari 2015 pukul 08.00.
1. Keluhan Utama : Demam
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD Demak dengan keluhan demam. Demam sejak 5 hari
yang lalu. Demam tinggi sepanjang hari memberat pada saat malam hari disertai nyeri perut
dan muntah terkadang. Pasien juga mengeluh nyeri seluruh badan. Pasien sering berkeringat
dingin. Pasien belum BAB 5 hari. Pasien sering jajan sembarangan di luar.
Ayah penderita bekerja sebagai petani sedangkan Ibu penderita bekerja sebagai buruh.
Pembayaran biaya RS menggunakan BPJS PBI.
Kesan : sosial ekonomi kurang.
6. Riwayat Prenatal dan Posnatal
Saat mengandung penderita, ibu periksa kehamilan di bidan lebih dari 5x dan disuntik
TT 1x. Riwayat penyakit selama kehamilan disangkal. Riwayat perdarahan saat
kehamilan disangkal. Riwayat pernah keguguran disangkal. Riwayat sakit panas selama
kehamilan disangkal. Obat-obatan yang diminum selama kehamilan yaitu vitamin dan
tablet penambah darah dari bidan.
Setelah melahirkan ibu memeriksakan penderita ke bidan, keadaan anak saat periksa
sehat.
7. Riwayat Persalinan
- Persalinan
: cukup bulan
: 2900 g
: 46 cm
Polio
BCG
: usia 2 bulan
DTP
Campak
: usia 9 bulan
Kesan
: imunisasi lengkap
9. RiwayatGizi
6 bulan 9 bulan : ASI berhenti dan di ganti susu, minum 3 botol sehari. Bubur nasi,
sayur, dan lauk lunak (telur/ati/ikan) 3x sehari @ mangkok kecil tidak habis
dimakan. Ati dan ikan jarang diberikan
bulan
tahun
susu
formula,
nasi,
sayur,
dan
lauk
lunak
2 tahun sekarang : makan makanan keluarga lengkap (nasi, lauk pauk, sayur, buah
dan susu)
: Laki-laki
Usia
: 7 tahun 11 bulan
Berat badan
: 25 kg
Tinggi badan
: 120 cm
Keadaan umum :
Tanda Vital
Heart rate
: 90 x/menit
Nadi
RR
: 24 x/menit
Temperatur
: 38,6 C
Kepala
: mesocephal
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Tenggorokan
Leher
Thorax
Paru
:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
:
Inspeksi
: DD // DP
Auskultasi
Palpasi
: supel, nyeri tekan (+) ulu hati, massa (-), hepar tidak teraba,
lien tidak teraba
Perkusi
Ekstremitas
Akraldingin
Sianosis
Capillary refill
Oedem
Genitalia
:timpani
Superior
-/-/<2
-/-
Inferior
-/-/-/-
21/02
22/02
23/02
Satuan
Rujukan
11.4
24.3
6.5
154
4.5
12
20
7.3
276
11.8
28
6.6
247
g/dl
%
ribu/l
ribu/l
juta/l
11-16
31-45
4.0-10.0
150 450
3.60 4.80
1/80
1/60
1/400
1/300
Negatif
Negatif
Tanggal
MasalahPasif
Demam Tifoid
19/01/2015
V. DIAGNOSIS BANDING
Febris 5 Hari
DD Demam Tifoid
DD Demam Berdarah Dengue
DD Malaria
DD ISPA
VI. DIAGNOSIS KERJA
o
Diagnosis Utama
: Demam Tifoid
Diagnosis Gizi
: Gizi Cukup
: Kurang
Diagnosis Imunisasi
VII. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa:
Edukasi
Medikamentosa:
VIII. MONITORING
Keadaan Umum
Tanda vital (nadi, pernafasan, suhu)
IX. PROGNOSIS
Qua ad vitam
: bonam
Qua ad sanam
: bonam
XI. FOLLOW UP
Tgl
S
O
21 Februari 2015
Demam
KU : compos mentis, sakit sedang
Vital Sign:
N :110 x/menit
Rr :24 x/menit
t :37,8 0C
22 Februari 2015
Demam
KU : compos mentis, sakit sedang
Vital Sign:
N :124 x/menit
Rr :28 x/menit
t
:38,3 0C
Ekstremitas :
Ekstremitas :
Akral dingin
Oedema
Akral dingin
Oedema
Ass
Demam Tifoid
Demam Tifoid
Terapi
Bed rest
Infus RL 20 tpm makro
Injeksi Ceftriaxone 1 x 1 g IV
P.O. Parasetamol Syr 3x2 Cth
Bed rest
Infus RL 20 tpm makro
Injeksi Ceftriaxone 1 x 1 g IV
P.O. Parasetamol Syr 3x2 Cth
Plan
Tgl
S
O
23 Februari 2015
Demam
KU : compos mentis, sakit sedang
Vital Sign:
N :124 x/menit
Rr :28 x/menit
t :39 0C
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Leher : KGB tidak >>
24 Februari 2015
Demam (-)
KU : compos mentis, sakit sedang
Vital Sign:
N :98 x/menit
Rr :24 x/menit
t
:36,8 0C
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Leher : KGB tidak >>
Cor :
I : IC tdk tampak,
P : teraba di SIC V 1cm medial LMCS ,
tidak kuat angkat
P : batas jantung tidak melebar
A : BJ I-II int N, regular, bising (-).
Pulmo :
I : pengembangan dada kiri = kanan.
P : fremitus raba kiri = kanan
P : Sonor (+/+)
A : SDV (+/+), whezing (-/-), Ronki (-/-)
Abdomen :
I : DP//DD
A : BU (+) N
P : Tympani, LS = 8 cm
P : Supel, NT (-), hepar/lien tidak teraba
Cor :
I : IC tdk tampak,
P : teraba di SIC V 1cm medial LMCS , tidak
kuat angkat
P : batas jantung tidak melebar
A : BJ I-II int N, regular, bising (-).
Pulmo :
I : pengembangan dada kiri = kanan.
P : fremitus raba kiri = kanan
P : Sonor (+/+)
A : SDV (+/+), whezing (-/-), Ronki (-/-)
Abdomen :
I : DP//DD
A : BU (+) N
P : Tympani, LS = 8 cm
P : Supel, NT (-), hepar/lien tidak teraba
Ekstremitas :
Ekstremitas :
Akral dingin
Oedema
Akral dingin
Oedema
Ass
Demam Tifoid
Demam Tifoid
Terapi
Bed rest
Infus RL 20 tpm makro
Injeksi Ceftriaxone 1 x 1 g IV
P.O. Parasetamol Syr 3x2 Cth
Bed rest
Infus RL 13 tpm makro
Injeksi Ceftriaxone 1 x 1g IV
P.O. Parasetamol Syr 3x2 Cth
Plan
Ulang Darah Rutin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Antigen Vi = Kapsul; merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan melindungi
O antigen terhadap fagositosis
Dalam serum penderita terdapat zat anti (aglutinin) terhadap ketiga macam
antigen tersebut.
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala Demam Tifoid pada anak-anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan
dengan penderita dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10-14 hari, selama dalam masa
inkubasi dapat ditemukan gejala prodromal, yaitu: anoreksia, letargia, malaise,
nyeri kepala, batuk tidak berdahak, bradikardi.
kemerahan.
Pada
abdomen
dapat
dijumpai
adanya
kembung
(meteorismus). Hepar dan lien yang membesar disertai nyeri pada perabaan.
Biasanya terdapat juga konstipasi pada anak yang lebih tua dan remaja, akan
tetapi dapat juga normal bahkan terjadi diare pada anak yang lebih muda.
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran penderita menurun berupa apatis sampai somnolen.
Disamping gejala-gejala diatas yang biasa ditemukan mungkin juga dapat ditemukan
gejala-gejala lain:
Roseola atau rose spot; pada punggung, perut bagian atas dan dada bagian bawah
dapat ditemukan rose spot (roseola), yaitu bintik-bintik merah dengan diameter 2-4
mm yang akan hilang dengan penekanan dan sukar didapat pada orang yang berkulit
gelap. Rose spot timbul karena embolisasi bakteri dalam kapiler kulit. Biasanya
ditemukan pada minggu pertama demam.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan yang menyokong diagnosis.
Pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia, limfositosis relatif,
neutropenia pada permulaan sakit. Mungkin juga terdapat anemia dan
trombositopenia ringan.
2. Pemeriksaan untuk membuat diagnosis.
a. Deteksi S. Typhi
Biakan darah terutama pada minggu ke-1 samapai ke-2 dari perjalanan penyakit.
F. PENATALAKSANAAN
Sebagian besar pasien Demam Tifoid dapat diobati di rumah dengan tirah
baring, isolasi yang memadai, pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi serta pemberian
antibiotik. Sedangkan untuk kasus berat harus dirawat di rumah sakit agar
pemenuhan cairan, elektrolit serta nutrisi disamping observasi kemungkinan timbul
penyulit dapat dilakukan dengan seksama.
Pengobatan yang diberikan yaitu:
1. Isolasi penderita dan desinfeksi pakaian dan ekskreta
2. Perawatan yang baik untuk hindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah dan
anoreksia.
3. Pemberian antipiretik bila suhu tubuh > 38,5 C.
4. Diet. Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein. Bahan
makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak
menimbulkan banyak gas.
5. Antibiotika:
Kloramfenikol; masih merupakan pilihan pertama pada pengobatan
penderita Demam Tifoid. Dosis yang diberikan 100 mg/kgBB/hari dibagi 4x
pemberian selama 10-14 hari. Dosis maksimal 2 g/hari. Hari pertama setengah
dosis dulu, selanjutnya diberikan sesuai dosis diatas, karena kalau diberi dalam
dosis yang penuh maka kuman akan banyak yang mati dan sebagai akibatnya
endotoksin meningkat dan demam akan bertambah tinggi. Kloramfenikol tidak
boleh diberikan bila jumlah leukosit < 2000/ ul.
Selain itu dapat juga diberikan:
Ampislin; dengan dosis 100-200 mg/kgBB/hari dibagi 4 x pemberian secara
oral atau suntikan IV selama 14 hari.
Amoksilin; dengan dosis 100 mg/kgBB/hari dibagi 4 x yang memberikan
hasil yang setara dengan kloramfenikol walaupun penurunan demam yang lebih
lama.
Bervariasi dari mikroskopik sampai terjadi melena dan kalau sangat berat
dapat disertai perasaan nyeri perut dengan tanda-tanda syok: berupa penurunan
suhu tubuh dan tekanan darah yang drastis.
b. Perforasi usus.
Timbul pada minggu ketiga atau setelah itu dan sering terjadi pada distal
ileum. Apabila hanya terjadi perforasi tanpa peritonitis hanya dapat ditemukan
bila terdapat udara dalam rongga peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan
terdapat udara bebas (free air sickle) diantara hati dan diafragma pada foto
rontgen abdomen yang dibuat dalam posisi tegak.
c. Peritonitis
Ditemukan gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang hebat, dinding
abdomen tegang (defense muskular) dan nyeri tekan.
2. Ekstraintestinal
Miokarditis dapat timbul dengan manifestasi klinis berupa aritmia, perubahan STT pada EKG, syok kardiogenik, infiltasi lemak maupun nekrosis pada jantung.
Hepatitis tifosa asimtomatik dapat dijumpai pada kasus Demam Tifoid dengan
ditandai peningkatan kadar transaminase yang tidak mencolok. Ikterus dengan atau
tanpa disertai kenaikan kadar transaminae, maupun kolesistitis akut juga dapat
dijumpai, sedang kolesistitis kronis yang terjadi pada penderita setelah mengalami
Demam Tifoid dapat dikaitkan dengan adanya batu empedu dan fenomena pembawa
kuman (karier).
DAFTAR PUSTAKA
Behrman RE, dkk . Typhoid Fever. Nelson textbook of pediatrics. 17th edition: WB Saunders
Co. 2005: 916-919
Behrman RE, dkk. Demam Enterik. Nelson textbook of pediatrics. Edisi 15. Volume 2. 2006 :
970-973
Current : Medical Diagnosis & Treatment. Forty-third edition. McGraw-Hill . 2005 : 13621363
Demam Tifoid. Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak. RSUP Cipto
Mangunkusumo. 2007 : 173 -176
Garna H, dkk. Buku Ajar Infeksi dan Penyakit Tropis. Edisi kedua. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta. 2008 :368-375
Yuliani, Rita dan Suriadi. Asuhan Keperawtan pada Anak. Edisi 2. 2001. Jakarta: Sagung
Seto
http://www.cdc.gov/nczved/divisions/dfbmd/diseases/typhoid_fever/
http://www.medicinenet.com/typhoid_fever/article.htm
http://www.who.int/topics/typhoid_fever/en/
http://emedicine.medscape.com/article/231135-overview
http://www.mayoclinic.com/health/typhoid-fever/DS00538
http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMra020201