Anda di halaman 1dari 2

Kelas

: Ilmu Pemerintahan A

PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK


Banyak analisis menyikapi partisipasi perempuan dalam politik yang terjadi sekarang
ini. Analisa ini di golongkan mejadi :
1. Analisis yang berbasis pada hak perempuan dalam politik
2. Analisis keterwakilan politik perempuan Indonesia baik di tingkat nasional maupun
lokal masih sangat rendah
3. Analisis yang berkaitan dengan susahnya proses transisi demokrasi di Indonesia.
Dalam pandangan ini, menjelaskan bahwa hah hak politik perempuan meliputi pandangan
tentang hak memberikan suara dan aktif dalam pemilihan, hak untuk memilih dan dipilih
serta hak memangku jabatan publik dan menjalankan fungsinya.
Kebutuhan untuk meningkatkan keterwakilan politik kaum perempuan di Indonesia
berpangkal dari suatu kesadaran bahwa semua prioritas dan agenda politik. Jika kaum
perempuan mau tampil ke depan dan memegang berbagai posisi publik, niscaya mereka akan
mampu membangun dan menetapkan nilai-nilai sosial dan ekonomi baru yang sesuai dengan
kepentingan

mereka.

Meningkatkan

keterwakilan

politik

perempuan

berarti

juga

meningkatkan keefektifan mereka dalam mempengaruhi keputusan keputusan politik yang


akan dapat menjamin hak-hak kelompok perempuan dan masyarakat luas, serta
mengalokasikan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia.
Isu kesetaraan jender juga mendapatkan perhatian yang luas dalam perdebatan politik di
Indonesia menjelang Pemilu tahun 2004. Hal ini berdampak pada penerapan UU Pemilu yang
telah mengakomodasi aksi afirmasi kuota minimal 30 persen pencalonan perempuan dalam
daftar. Aksi afirmasi dalam UU Pemilu ini berkembang pada Pemilu 2009 dengan
diterapkannya kolaborasi sistem kuota dengan sistem zipper. Perempuan tidak hanya
dicalonkan dengan angka kuota 30 persen, tetapi juga harus disertakan dalam daftar minimal
satu perempuan di antara tiga calon. Sayangnya, kebijakan afirmasi ini tidak lagi berlaku
sejak diterapkannya judicial review atas UU Pemilu No.12 Tahun 2003 di penghujung tahun
2008.
Pandangan kedua mengenai proses transisi sebenarnya memberikan peluang untuk
meningkatkan keterwakilan perempuan. Telah banyak LSM perempuan yang bergerak di

bidang politik dan perempuan saat ini mulai berusaha meningkatkan kesadaran politik
kaumnya. Oleh karena itu, kini lembaga-lembaga politik di Indonesia mendapat tekanan yang
kuat untuk menjadikan isu kepentingan perempuan (jender) sebagai unsur yang penting di
dalam bidang politik

Anda mungkin juga menyukai