Jaringan tubuh manusia terdiri dari jaringan epithelium, jaringan pengikat, jaringan pengangkut dan jaringan syaraf. Lapisan mukosa adalah lapisan basah berkontak dengan lingkungan eksternal. Terdapat pada saluran pencernaan, rongga hidung, dan rongga tubuh lainnya. Pada rongga mulut, lapisan ini di kenal sebagai oral mucous membrane atau oral mucosa. Mukosa oral mempunyai fungsi utama yaitu sebagai pelindung jaringan yang lebih dalam pada rongga mulut. Fungsi lainnya antara lain sebagai organ sensoris, aktifitas kelenjar dan sekresi. Sebagai lapisan terluar, oral mukosa akan melindungi jaringan rongga mulut dari lingkungan eksternal. Oral mukosa akan melakukan proses adaptasi pada epitel dan jaringan ikat untuk menahan gaya mekanis dan abrasi yang disebabkan aktifitas normal seperti mastikasi. Selain itu,. Lapisan epitel akan bertindak sebagai pelindung terhadap populasi mikroorganisme yang tertinggal di rongga mulut yang dapat menyebabkan infeksi bila masuk ke dalam jaringan (Rutiyatmi, 2012). Epitel terdiri atas sel-sel yang sangat rapat tanpa adanya zat antar sel. Epitel tidak mempunyai pembuluh darah namun semua epitel tumbuh pada jaringan ikat yang mempunyai pembuluh darah. Epitel dipisahkan dengan jaringan ikat melalui membrane basalis. Jaringan epitel mempunyai cirri-ciri umum terdiri atas sel-sel yang saling berdekatan, yang berbentuk pipih. Hanya ada sedikit material antarsel. Jaringan bersifat avaskular atau tanpa pembuluh darah. Permukaan atas epithelium bebas atau terbuka bagi bagian luar tubuh atau rongga tubuh bagian dalam. Permukaan basal berada pada jaringan ikat. Pembelahan sel pada epithelium terjadi secara terus menerus untuk menggantikan sel-sel yang rusak. Ada 2 macam jaringan epithelium, yaitu epithelium permukaan merupakan epitel pelapis berbaris yang menutupi permukaan tubuh dan organ tubuh bagian dalam, epithelium kelenjar menyekresi hormone atau produk lain (Rutiyatmi, 2012). Untuk membuat preparat jaringan segar menggunakan metode supravital. Metode supravital merupakan suatu metode untuk mendapatkan sediaan dari sel atau jaringan yang hidup. Zat warna yang biasa dipakai untuk pewarnaan supravital adalah janus green, nautral red, methylene
blue, dengan konsentrasi tertentu. Preparat supravital merupakan preparat yang bersifat sementara sehingga harus bersifat sementara sehingga harus segera diamati dengan mikroskop (Subowo, 2006)