Anda di halaman 1dari 22

LI. 1.

Mampu Memahami dan Menjelaskan Perilaku Kesehatan yang Berisiko Pada Masa Pubertas
Definisi Pubertas
Beberapa pengertian mengenai pubertas yaitu:
1. Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa
dewasa.
2. Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi
matang.
3. Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu pubescere yang artinya mendapat
pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual.
4. Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi
kematangan alatalat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi
Pubertas : periode terjadinya perubahan fisik,fisiologis serta kematangan seksual secara pesat terutama pada masa
awal remaja. Terjadi pada usia 11/12 dan 15/16 tahun.
Definisi Remaja berdasarkan usia :
Remaja : adolescence ; tumbuh menjadi dewasa (to grow into maturity) dan didahului oleh fase pubertas.
Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok remaja adalah sekitar 22% yang terdiri dari 50,9%
remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan. Masa remaja, yakni usia antara usia 11 20 tahun adalah suatu
periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa peralihan
Tahapan Perkembangan Masa Remaja
Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan
melewati tahapan berikut :
1. Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 13 tahun.
Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berfikir abstrak dan lebih banyak
memperhatikan keadaan tubuhnya.
2. Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 16 tahun.
Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal tentang seksual,
mempunyai rasa cinta yang mendalam.
3. Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 20 tahun.
Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra
jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapan kebebasan diri.
Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu. Walaupun setiap tahap mempunyai
ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara
berkesinambungan.

Perkembangan Biologis Remaja


Perubahan hormonal ditandai dengan cepatnya pertumbuhan fisik
Laki-laki
: Perkembangan dada yang semakin bidang dan tubuh yang semakin berotot

Perempuan
: Pinggulnya membesar dan munculnya lemak. Perempuan dua tahun lebih cepat
dibandingkan dengan anak laki laki (Berk, 1998)
Perkembangan Psikologis Remaja
Perkembangan identitas diri.
Identitas diri: adalah pikiran pikiran dan perasaan yang dimiliki mengenai diri (Gardner, 1992); bagaimana
remaja mendeskripsi diri secara terorganisir, merupakan ekspansi dari rasa harga diri (Berk, 1998)
Mulai meninggalkan masa kecil yang tenang menuju masa dewasa yang penuh persoalan
Belajar untuk membuat keputusan sendiri dan sering bertentangan dengan orang tua
Biasanya gampang tersinggung dan sulit dimengerti
Mulai ada privasi dan menjalin hubungan dengan lawan jenis
Perkembangan sosial
Pengaruh teman sebaya sangat kuat
Terbentuknya pengelompokan social
Tugas perkembangan masa remaja dan pubertas :
Mencari relasi yang lebih matang dengan teman seusia (laki-perempuan)
Mencapai peran sosial feminim atau maskulin
Menerima fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif
Meminta, menerima dan mencapai perilaku bertanggungjawab secara sosial
Mencapai kemandirian secara emosional
Mempersiapkan untuk karir ekonomi
Mempersiapkan untuk menikah dan berkeluarga
Memperoleh set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan perilaku
Perilaku Berisiko Remaja
Perilaku berisiko adalah perilaku yang dapat membahayakan aspek-aspek psikososial sehingga remaja sulit
berhasil dalam melalui masa perkembangannya. Perilaku berisiko dilakukan remaja dengan tujuan tertentu yaitu
untuk dapat memenuhi perkembangan psikologisnya.
Beberapa hal berikut adalah faktor risiko untuk masa remaja mengalami perilaku berisiko yaitu ;
a. Perubahan emosi menyebabkan remaja mudah tersinggung, mudah menangis, cemas, frustasi dan sekaligus
tertawa.
b. Perubahan intelegensi, sehingga menyebabkan remaja menjadi mudah berfikir abstrak serta senang memberi
kritik. Disamping itu remaja juga mudah untuk mengetahui hal-hal baru, sehingga memunculkan perilaku
ingin mencoba-coba.
c. Keingintahuan yang tinggi, khususnya terkait dengan kesehatan reproduksi remaja, mendorong ingin
mencoba dalam bidang seks yang merupakan hal yang sangat rawan, karena dapat membawa akibat yang
sangat buruk dan merugikan masa depan remaja, khususnya remaja putri.
d. Beberapa keadaan yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan remaja antara lain adalah 1)masalah gizi,
2)masalah pendidikan, 3)masalah lingkungan dan pekerjaan, 4)masalah seks dan seksualitas dan 5)masalah
kesehatan reproduksi remaja itu sendiri.
Tanda dan gejala perilaku remaja berisiko
a. Selalu ingin menang sendiri
b. Selalu memaksakan kehendaknya
c. Kebiasaan merokok
d. Agresif
e. Curiga
f. Mudah marah dan mudah tersinggung
g. Suka mencari alasan yang tidak logis
h. Sering pulang larut malam, bahkan terkadang suka menginap di rumah teman dengan alasan yang cenderung
di buat-buat
i. Berpenampilan tidak rapih, acuh tak acuh sampai tidak peduli terhadap perawatan diri sendiri
j. Ada perubahan emosi atau mental secara tiba-tiba
Dampak perilaku remaja berisiko yang tidak diatasi
a. Dapat terjadi perilaku seks bebas pada remaja.

b.
c.
d.
e.
f.
g.

Terjadinya kehamilan diluar nikah


Dapat menjadi pengguna atau pengedar NAPZA
Perokok berat
Berperilaku kriminal yang menyebabkan konflik dalam keluarganya.
Cedera fisik
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga dengan perilaku remaja berisiko

Perilaku menyimpang remaja


Masalah Remaja di Sekolah Remaja yang masih sekolah di SMP/ SMA selalu mendapat banyak hambatan
atau masalah yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku. Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi
para remaja di sekolah.
A. Perilaku Bermasalah (problem behavior)
Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak
merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat
dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu
dalam dalam mengikuti berbagai aktivitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku
bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behaviour akan
merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.
B. Perilaku menyimpang (behaviour disorder)
Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja
kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua
remaja mengalami behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan
menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya
tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih banyak
karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.
C. Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment)
Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam
menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar
peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di sekolah menegah (SMP/SMA).
D. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah (conduct disorder)
Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah.
Wujud dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari
aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua tidak bisa membedakan perilaku yang
benar dan salah pada anak. Wajarnya, orangtua harus mampu memberikan hukuman (punisment) pada anak saat
ia memunculkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat anak memunculkan
perilaku yang baik atau benar. Seorang remaja di sekolah dikategorikan dalam conduct disorder apabila ia
memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan
terhadap guru, dan mempermainkan temannya. Selain itu, conduct disorder juga dikategorikan pada remaja yang
berperilaku oppositional deviant disorder yaitu perilaku oposisi yang ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur
permusuhan yang akan merugikan orang lain.
E. Attention Deficit Hyperactivity Disorder
Attention Deficit Hyperactivity Disorder yaitu anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat
menerima impul-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hiperaktif. Remaja di
sekolah yang hiperaktif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya.
Jika diajak berbicara, remaja yang hiperaktif tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak
hiperaktif sangat mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain
bersama dengan temannya.
Pencegahan
1. Promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan tentang pentingnya memelihara kesehatan reproduksi pada
remaja.
2. Pelibatan remaja dalam kelompok sebaya seperti peer kounselor atau peer educator.
3. Pelibatan remaja dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan di masyarakat.
4. Pelatihan remaja dalam keterampilan perilaku hidup sehat tentang pencegahan masalah kesehatan remaja.

Perawatan
1. Pelibatan remaja dalam alternatif solusi masalah yang dihadapi.
2. Pelatihan keterampilan perilaku hidup sehat tentang penanganan masalah yang dihadapi remaja.
3. Bimbingan dan konsultasi terhadap keluarga tentang alternatif solusi berdasarkan kemampuan dan kebutuhan
keluarga.
4. Konseling keluarga dan atau dengan remaja tentang masalah yang dihadapinya.
5. Bimbingan antisipasi berbagai kejadian yang dapat terjadi pada remaja dan keluarganya serta cara
menghadapinya.
Kesehatan Reproduksi Remaja
Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja :
Kesehatan reproduksi kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit
atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (WHO)
Prasyarat reproduksi sehat :
1. Supaya tidak terjadi kelainan anatomis fisiologis perempuan harus memiliki rongga pinggul yang cukup
besar untuk mempermudah persalinan; memiliki kelenjar penghasil hormon reproduksi yang sehat
Diperlukan gizi yang adekuat
2. Diperlukan landasan psikis yang kuat dan memadai dimulai sejak bayi
3. Terbebas dari penyakit organ reproduksi
4. Dapat melewati masa hamil dengan aman
Masalah kesehatan reproduksi remaja:
1. Perkosaan
Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya. Korbannya tidak hanya remaja perempuan,
tetapi juga laki-laki (sodomi). Remaja perempuan rentan mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena
dibujuk dengan alasan untuk menunjukkan bukti cinta.
2. Free sex
Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti. Seks bebas pada remaja ini (di
bawah usia 17 tahun) secara medis selain dapat memperbesar kemungkinan terkena infeksi menular seksual
dan virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada rahim
remaja perempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun mengalami perubahan aktif pada sel
dalam mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas biasanya juga dibarengi dengan penggunaan obat-obatan
terlarang di kalangan remaja. Sehingga hal ini akan semakin memperparah persoalan yang dihadapi remaja
terkait kesehatan reproduksi ini.
3. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Hubungan seks pranikah di kalangan remaja didasari pula oleh mitos-mitos seputar masalah seksualitas.
Misalnya saja, mitos berhubungan seksual dengan pacar merupakan bukti cinta atau mitos bahwa
berhubungan seksual hanya sekali tidak akan menyebabkan kehamilan. Padahal hubungan seks sekalipun
hanya sekali juga dapat menyebabkan kehamilan selama si remaja perempuan dalam masa subur.
4. Aborsi
Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum waktunya. Aborsi pada remaja
terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori aborsi provokatus atau pengguguran kandungan yang sengaja
dilakukan. Namun begitu, ada juga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi spontan. Hal ini terjadi
karena berbagai hal antara lain karena kondisi si remaja perempuan yang mengalami KTD umumnya tertekan
secara psikologis, karena secara psikososial ia belum siap menjalani kehamilan. Kondisi psikologis yang
tidak sehat ini akan berdampak pula pada kesehatan fisik yang tidak menunjang untuk melangsungkan
kehamilan.
LI. 2.Mampu Memahami dan Menjelaskan Kehamilan pada Remaja dan Kehamilan yang Tidak Diinginkan
Definisi
Menurut Monks (1999) dalam Nasution (2007) batasan usia secara global berlangsung antara umur 12 dan 21
tahun dengan pembagian 12-15 tahun masa muda awal, 15-18 tahun masa muda pertengahan, 18-21 tahun masa
muda akhir.
Reproduksi sehat untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun, jika terjadi kehamilan di bawah atau
di atas usia tersebut maka akan dikatakan berisiko akan menyebabkan terjadinya kematian 2-4x lebih tinggi dari
reproduksi sehat.
Kehamilan yang terjadi diusia muda merupakan salah satu resiko seks pranikah atau sesk bebas (kehamilan

yang tidak diharapkan (KTD). Kehamilan pranikah adalah kehamilan yang pada umumnya tidak direncanakan
dan menimbulkan perasaan bersalah, berdosa dan malu pada remaja yang mengalaminya, ditambah lagi dengan
adanya sangsi sosial dari masyarakat terhadap kehamilan dan kelahiran anak tanpa ikatan pernikahan.
faktor resiko kehamilan di usia muda di luar nikah
Dinding rahim atau endometrium belum kuat benar, peluruhan dinding rahim setiap periode menstruasi masih
belum sempurna. Ini kurang kondusif bagi proses nidasi atau menempelnya embrio ke dinding rahim. Risiko
yang mengintai adalah: janin mudah keguguran, kemungkinannya 3 kali lebih tinggi dibanding mereka yang
hamil di usia usia 25 tahun. Risiko berikutnya adalah pertumbuhan janin yang kurang sehat atau Intrauterine
Growth Restriction (IUGR).
Sel telur yang dihasilkan indung telur belum sempurna. Indung telur milik perempuan muda juga masih belajar
memproduksi sel telur berkualitas. Apabila sel telur hasil belajar itu dibuahi, dan menjadi bakal
manusia, tidak ada yang bisa menjamin kualitas embrio yang dihasilkan!
Rahim dan organ panggul belum kuat menampung janin. Organ reproduksi seperti rahim, mulut rahim dan
otot-otot ligamen di panggul, belum matang dan belum kuat, sehingga belum siap untuk berfungsi semestinya
dalam menunjang kehamilan dan persalinan. Bahaya yang mengintai adalah: keguguran, perdarahan,
persalinan prematur, prolaps organ panggul, bahkan ruptur atau melorotnya organ panggul. Bunda muda juga
terancam luka serius saat melahirkan, 4 kali lebih tinggi.
Risiko tekanan darah tinggi dan pre eklampsia. Penyebabnya, tubuh ibu muda belum kuat menanggung proses
kehamilan sehingga metabolisme tubuh mudah terganggu. Gejala tekanan darah tinggi umumnya belum
terdeteksi pada awal kehamilan. Namun, di tengah masa kehamilan, bisa tiba-tiba mengalami kejang,
perdarahan, bahkan berkembang menjadi eklampsia yang mengancam jiwa ibu dan janin.
Bahaya anemia. Mengintai dan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.
Penyebabnya adalah metabolisme tubuh ibu yang belum sempurna saat mendapat tambahan volume
darah akibat kehamilan, juga akibat pola makan minim zat besi karena wanita muda cenderung sering berdiet.
Ini alasan mengapa ibu muda yang hamil wajib menjalani tes darah guna mendeteksi anemia dan thalassemia.
Kehamilan tidak disadari. Pada banyak kasus kehamilan muda, calon ibu terlambat menyadari kehamilan,
lantaran sebelum hamil siklus haidnya memang belum teratur, sehingga diterjemahkan sebagai kondisi biasa.
Karena kehamilan tidak disadari, calon ibu muda mungkin saja tetap melakoni gaya hidup kurang sehat
seperti: diet ketat, konsumsi alkohol, paparan rokok,yang dapat mengganggu kehamilan dan pertumbuhan
janin, sehingga memicu persalinan prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
Risiko kanker leher rahim dan penyakit kelamin. Wanita yang melakukan hubungan seksual secara aktif pada
usia di bawah 20 tahun, memiliki risiko lebih tinggi untuk terjangkit infeksi virus yang pada organ reproduksi,
seperti Human Papilloma Virus penyebab kanker leher rahim, juga serangan penyakit kelamin seksual, di
antaranya Chlamydia yang dapat menyebabkan infeksi mata dan pneumonia pada bayi, atau sifilis yang bisa
mengakibatkan kebutaan pada bayi, dan kematian ibu serta janin
Faktor yang Mempengaruhi
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi remaja untuk menikah di usia muda, yang selanjutnya akan hamil
dan melahirkan di usia muda antara lain:
a. Tingkat Pendidikan
Makin rendah tingkat pendidikan, makin mendorong cepatnya perkawinan usia muda.
b. Ekonomi
Apabila anak perempuan telah menikah, berarti orang tua bebas dari tanggung jawab sehingga secara ekonomi
mengurangi beban dengan kata lain sebagai jalan keluar dari berbagai kesulitan (Romauli, S.dkk.2009).
Kemiskinan mendorong terbukanya kesempatan bagi remaja khususnya wanita untuk melakukan hubungan
seksual pra nikah. Karena kemiskinan ini, remaja putri terpaksa bekerja. Namun sering kali mereka
tereksploitasi, bekerja lebih dari 12 jam sehari, bekerja di perumahan tanpa di bayar hanya diberi makan dan
pakaian, bahkan beberapa mengalami kekerasan seksual.
c. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
Kurangnya pengetahuan atau mempunyai konsep yang salah tentang kesehatan reproduksi pada remaja dapat
disebabkan karena masyarakat tempat remaja tumbuh memberikan gambaran sempit tentang kesehatan
reproduksi sebagai hubungan seksual. Biasanya topik terkait reproduksi dianggap tabu dibicarakan dengan
anak (remaja). Sehingga saluran informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi menjadi sangat kurang.
d. Hukum atau Peraturan
Dalam agama Islam menikah diisyaratkan oleh beberapa pemeluknya dianggap sesuatu yang harus disegerakan
agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan yaitu wanita umur 16 tahu dan pria umur 19 tahun. Dari segi
lain makin mudah orang bercerai dalam suatu masyarakat makin banyak perkawinan usia muda.
e. Adat Istiadat atau Pandangan Masyarakat

f.

g.
h.

i.

j.

Adanya anggapan lingkungan dan adat istiadat jika anak gadis belum menikah di anggap sebagai aib keluarga.
Banyak di daerah ditemukan pandangan dan kepercayaan yang salah, kedewasaan seseorang dinilai dari status
perkawinan, status janda lebih baik daripada perawan tua.
Dorongan Biologis
Adanya dorongan biologis untuk melakukan hubungan seksual merupakan insting alamiah dari berfungsinya
organ sistem reproduksi dan kerja hormon. Dorongan dapat meningkat karena pengaruh dari luar, misalnya
dengan membaca buku atau melihat film/ majalah yang menanpilkan gambargambar yang membangkitkan
erotisme. Di era teknologi informasi yang tinggi sekarang ini, remaja sangat mudah mengakses gambar
tersebut melalui telepon genggam dan akan selalu di bawa dalam setiap langkah remaja.
Kepatuhan Terhadap Orang Tua
Perkawinan dapat berlangsung karena adanya kepatuhan remaja terhadap orang tua atau sifat menentang.
Ketidakmampuan Mengendalikan Dorongan Biologis
Kemampuan mengendalikan dorongan biologis dipengaruhi oleh nilainilai moral dan keimanan seseorang.
Remaja yang memiliki keimanan kuat tidak akan melakukan seks pra nikah, karena mengingat ini adalah dosa
besar yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. Namun keimanan ini dapat sirna
tanpa tersisa bila remaja dipengaruhi obatobatan misalnya psikotropika. Obat ini akan mempengarui pikiran
remaja sehingga pelanggaran terhadap nilainilai agama dan moral dinikmati dengan tanpa rasa bersalah.
Adanya Kesempatan Melakukan Hubungan Seks Pra Nikah
Faktor kesempatan melakukan hubungan seks pra nikah sangat penting untuk dipertimbangkan, karena bila
tidak ada kesempatan baik ruang maupun waktu maka hubungan seks pra nikah tidak akan terjadi. Terbukanya
kesempatan pada remaja untuk melakukan hubungan seks didukung oleh kesibukan orang tua yang
menyebabkan kurangnya perhatian pada remaja. Tuntutan kebutuhan hidup sering menjadi alasan suami istri
bekerja di luar rumah dan menghabiskan hariharinya dengan kesibukan masing masing sehingga perhatian
terhadap anak remajanya terabaikan. Selain itu pemberian fasilitas (termasuk uang) pada remaja secara
berlebihan. Adanya ruang yang berlebihan membuka peluang bagi remaja untuk membeli fasilitas, misalnya
menginap di hotel/motel atau ke night club sampai larut malam. Situasi ini sangat mendukung terjadinya
hubungan seksual pra nikah.
Pandangan terhadap Konsep Cinta
Menyalahartikan atau kebingungan dalam mengartikan konsep cinta, keintiman, dan tingkah laku seksual
sehingga remaja awal cenderung berfikir bahwa seks adalah cara untuk mendapatkan pasangan, sedangkan
remaja akhir cenderung melakukan tingkah laku seksual jika telah ada ikatan dan saling pengertian dengan
pasangan. Seks sering dijadikan sarana untuk berkomunikasi dengan pasangan (Lesnapurnawan, 2009 dan
Dianawati,2005).

Dampak yang Terjadi


Perkawinan dan kehamilan yang dilangsungkan pada usia muda (remaja) umumnya akan menimbulkan
masalahmasalah sebagai berikut :
a. Masalah Kesehatan Reproduksi
Remaja yang akan menikah kelak akan menjadi orang tua sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang
sehat sehingga dapat menurunkan generasi penerus yang sehat. Untuk itu memerlukan perhatian karena belum
siapnya alat reproduksi untuk menerima kehamilan yang akhirnya akan menimbulkan berbagai bentuk
komplikasi. Selain itu kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata
25 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun.
b. Masalah Psikologis
Umumnya para pasangan muda keadaan psikologisnya masih belum matang, sehingga masih lebih dalam
menghadapi masalah yang timbul dalam perkawinan. Dampak yang dapat terjadi seperti perceraian, karena kawin
cerai biasanya terjadi pada pasangan yang umurnya pada waktu kawin relatif masih muda. Tetapi untuk remaja
yang hamil di luar nikah menghadapi masalah psikologi seperti rasa takut, kecewa, menyesal, rendah diri dan
lain-lain, terlebih lagi masyarakat belum dapat menerima anak yang orang tuanya belum jelas.

c. Masalah Sosial Ekonomi


Makin bertambahnya umur seseorang, kemungkinan untuk kematangan dalam bidang sosial ekonomi juga
akan makin nyata. Pada umumnya dengan bertambahnya umur akan makin kuatlah dorongan mencari nafkah
sebagai penopang. Ketergantungan sosial ekonomi pada keluarga menimbulkan stress (tekanan batin).

Dampak kebidanan yang terjadi pada kehamilan usia muda adalah :


a. Abortus (Keguguran)
Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan kehamilan remaja yang tidak
dikehendaki. Abortus yang dilakukan oleh tenaga non-profesional dapat menimbulkan tingginya angka
kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan Prematur, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan Kelainan Bawaan Kekurangan berbagai zat yang
dibutuhkan saat pertumbuhan dapat mengakibatkan tingginya prematur, BBLR dan cacat bawaan.
c. Mudah Terinfeksi
Keadaan gizi yang buruk, tingkat sosial ekonomi yang rendah dan stres memudahkan terjadinya infeksi saat
hamil, terlebih pada kala nifas.
d. Anemia Kehamilan
e. Keracunan Kehamilan (Gestosis)
Merupakan kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan
terjadinya keracunan saat hamil dalam bemtuk eklampsi dan pre eklampsi sehingga dapat menimbulkan
kematian. Dimana keracunan kehamilan merupakan penyebab kematian ibu yang terbesar ketiga.
f. Kematian Ibu yang Tinggi
Remaja yang stres pada kehamilannya sering mengambil jalan yang pintas untuk melakukan abortus oleh
tenaga non-profesional. Angka kematian abortus yang dilakukan oleh dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti
tidak diketahui. Kematian ibu terutama karena perdarahan dan infeksi. Penyebab kematian ibu dikenal dengan
trias klasik yaitu perdarahan, infeksi dan gestosis.
Penanggulangan
Penanggulangan masalah kehamilan usia muda atau remaja sangat sukar dan kompleks yang menyangkut
berbagai segi kehidupan masyarakat diantaranya :
a. Pengaruh Globalisasi
Dengan derasnya arus informasi yang mendorong remaja mempunyai prilaku seks yang bebas dan jumlah anak
dalam suatu keluarga tidak terbatas sehingga kualitas pendidikan rohani kurang mendapat perhatian. Untuk itu
perlu ditanamkan nilai-nilai moral dan etika agama yang baik mulai dari masa anak- anak, karena semua agama
berpendapat bahwa kehamilan dan anak harus bersumber dari perkawinan yang syah menurut adat agama dan
bahkan hukum yang disaksikan masyarakat. Untuk itu diperlukan sikap dan prilaku orang tua yang dapat dijadikan
panutan dan suri tauladan bagi remaja.
b. Pendidikan Seks
Pendidikan seks pada remaja sangat berguna untuk memberikan pengetahuan tentang seks dan penyakit
hubungan seks. Program pendidikan seks ini lebih besar kemungkinannya berhasil apabila terdapat pendekatan
terpadu antara sekolah dan layanan kesehatan. Staf layanan kesehatan dapat dilibatkan dalam penyampaian
pendidikan seks, dan sekolah dapat mengatur kunjungan kelompok ke klinik sebagai pengenalan dan untuk
meningkatkan rasa percaya diri dari para remaja yang mungkin ingin mendapatkan layanan klinik tersebut.
c. Keluarga Berencana untuk Remaja
Kenyataannya perilaku seks remaja menjurus kearah liberal, tidak dapat dibendung, dan hanya mungkin
mengendalikannya sehingga penyebaran penyakit hubungan seks dan kehamilan dikalangan remaja dapat
dibatasi. Untuk itu perlu dicanangkan program keluarga berencana dikalangan remaja sehingga pengendalian
perilaku seks dapat tercapai.
d. Pelayanan Gugur Kandungan
Pelayanan gugur kandungan pada remaja banyak dilakukan oleh lembaga tertentu atau dilakukan secara
perorangan untuk menghilangkan keadaan dalam persimpangan jalan pada remaja. Melakukan gugur kandungan
merupakan tindakan yang paling rasional untuk menyelesaikan masalah hamil remaja dengan keuntungan :
Bebas dari stres hamil yang tidak dikehendaki
Bebas dari tekanan stres dan masyarakat
Masih dapat melanjutkan sekolah atau bekerja
Bila dilakukan secara legalitas penyulit sangat minimal dan tidak mengganggu fungsi reproduksi
Biaya ringan, dibandingkan bila kehamilan diteruskan. Walaupun pelaksanaan gugur kandungan merupakan
tindakan yang paling rasional dan menguntungkan kedua belah pihak tetapi bukanlah dapat dilakukan begitu
saja karena undang-undang kesehatan telah menetapkan petunjuk pelaksanaannya dan disertai sangsi hukum.
Dengan demikian melakukan gugur kandungan bukan berarti bebas dari tuntutan hukum dan tuntutan moral
pelaku dan yang meminta dilakukannya

LI. 3.Mampu Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Resiko Tinggi Kehamilan


Faktor Risiko Tinggi Kehamilan
Faktor risiko kehamilan adalah sebuah keadaan dimana seorang wanita hamil di perkirakan akan mengalami
gangguan yang akan menganggu kehamilannya dan berdampak pada wanita hamil tersebut ataupun bayi yang
sedang di kandungnya.
Kehamilan Risiko Rendah
Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak memiliki faktor-faktor risiko berdasarkan
klasifikasi risiko sedang dan risiko tinggi, baik dirinya maupun janin yang dikandungnya. Contohnya adalah
primipara tanpa komplikasi, multipara tanpa komplikasi, dan persalinan spontan dengan kehamilan prematur dan
bayi hidup.
Kehamilan Risiko Sedang
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor risiko tingkat sedang, contohnya adalah ibu yang usia
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm, jarak kehamilan terlalu dekat (<
2 tahun), jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak), kehamilan lebih bulan, dan persalinan yang lama. Faktor ini
dianggap nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin, serta memungkinkan terjadinya penyulit pada waktu
persalinan.
Kehamilan Risiko Tinggi
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor-faktor risiko tinggi, antara lain adanya anemia pada
ibu hamil, pernah gagal kehamilan (keguguran), kehamilan kembar, kehamilan dengan kelainan letak,
pendarahan, dan penyakit pada ibu hamil (malaria, TB Paru, penyakit jantung, DM, infeksi menular seksual
pada kehamilan, eklampsia, pre eklampsia,). Faktor risiko ini dianggap akan menimbulkan komplikasi dan
mengancam keselamatan ibu dan janin baik pada saat hamil maupun persalinan nanti.
Bahaya Kehamilan Berisiko
Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko adalah bayi lahir belum cukup bulan, bayi lahir
dengan BBLR, keguguran (abortus), partus macet, perdarahan ante partum dan post partum, IUFD, keracunan
dalam kehamilan, kejang (Prawirohardjo, 2008)
Kehamilan risiko rendah
1. Primipara tanpa komplikasi --- Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali melahirkan bayi yang telah
mencapai tahap mampu hidup (viable). Kehamilan dengan presentase kepala, umur kehamilan 36 minggu dan
kepala sudah masuk PAP.
2. Multipara tanpa komplikasi adalah wanita yang telah melahirkan 2 janin viabel atau lebih.
3. Persalinan spontan dengan kehamilan prematur dan bayi hidup --- Persalinan spontan yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 37 minggu, tetapi berat badan lahir melebihi 2500 gram.
Kehamilan risiko sedang
Kehamilan yang masuk ke dalam kategori 4 terlalu:
Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun)
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik dan relatif masih kecil, biologis sudah
siap tetapi psikologis belum matang.
Sebaiknya tidak hamil pada usia di bawah 20 tahun. Apabila telah menikah pada usia di bawah 20 tahun,
gunakanlah salah satu alat/obat kontrasepsi untuk menunda kehamilan anak pertama sampai usia yang ideal untuk
hamil
Menurut Caldwell dan Moloy ada 4 bentuk pokok jenis panggul:
1.
2.
3.
4.

Ginekoid: paling ideal, bentuk bulat: 45


Android: panggul pria, bentuk segitiga: 15
Antropoid: agak lonjong seperti telur: 35 %
Platipelloid: menyempit arah muka belakang: 5 % (Prawirohardjo, 2008, p. 105-106).

Umur ibu terlalu tua (> 35 tahun)


Pada usia ini kemungkinan terjadi problem kesehatan seperti hipertensi, diabetes mellitus, anemis, saat
persalinan terjadi persalinan lama, perdarahan dan risiko cacat bawaan.
Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)

Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik, pada keadaan ini perlu
diwaspadai kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama, atau perdarahan.
Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak)
Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil lagi, perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya
persalinan lama, karena semakin banyak anak, rahim ibu makin melemah.
Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm, dalam keadaan seperti itu perlu diwaspadai
adanya panggul sempit karena dapat mengalami kesulitan dalam melahirkan.
Kehamilan lebih bulan (serotinus)
Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu belum terjadi persalinan, dihitung berdasarkan rumus Naegele.
Gejala dan tanda: Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu, gerak janinnya makin berkurang
dan kadang-kadang berhenti sama sekali, air ketuban terasa berkurang, kerentanan akan stres.
Penanganan: Persalinan anjuran atau induksi persalinan. Bila keadaan janin baik maka tunda pengakhiran
kehamilan selama 1 minggu dengan menilai gerakan janin dan tes tanpa tekanan 3 hari. Bila hasil positif, segera
lakukan seksio sesarea
Persalinan lama
Partus lama adalah partus yang berlangsung lebih dari 24 jam untuk primigravida dan 18 jam bagi
multigravida. Penyebabnya adalah kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan.
Gejala dan tanda: KU lemah, kelelahan, nadi cepat, respirasi cepat, dehidrasi, perut kembung dan edema alat
genital. Bahaya: Bisa terjadi infeksi, fetal distres dan ruptur uteri.
Penanganan: Memberikan rehidrasi dan infus cairan pengganti, memberikan perlindungan antibiotikaantipiretika.
Kehamilan risiko tinggi
Penyakit pada ibu hamil
Anemia
Anemia Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan ibu pada saat proses persalinan (BKKBN,
2003, p.24). Kondisi ibu hamil dengan kadar Hemoglobin kurang dari 11 g% pada trimester 1 dan 3 dan <10,5 g
% pada trimester 2. Anemia dapat menimbulkan dampak buruk terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi, partus
prematurus, abortus, kematian janin, cacat bawaan
Gejala dan tanda: Pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal
perlu dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat
Penanganan umum: Kekurangan darah merah ini harus dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan
diberi suplemen zat besi, pemberian kalori 300 kalori/hari dan suplemen besi sebanyak 60 mg/hari kiranya cukup
mencegah anemia
Malaria Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman (plasmodium) dapat mengakibatkan anemia dan
dapat menyebabkan keguguran. Gejala dan tanda: Demam, anemia, hipoglikemia, edema paru akut dan malaria
berat lainnya.
Penanganan: Dengan pemberian obat kemoprofiksis jenis klorokuin dengan dosis 300 mg/minggu.
TBC paru
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium tuberculosis. Sebagian
besar kuman tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat menyebabkan perubahan pada sistem pernafasan.
Gejala dan tanda: Batuk menahun, batuk darah dan kurus kering.
Penanganan: Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan dicampurkan dengan wanita hamil lainnya pada
pemeriksaan antenatal. Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk darah, sebaiknya dirawat di rumah
sakit dalam kamar isolasi. Gunanya untuk mencegah penularan, untuk menjamin istirahat dan makanan yang
cukup, serta pengobatan yang intensif dan teratur.
Penyakit jantung
Bila ibu hamil mempunyai penyakit jantung harus ekstra hati-hati. Jangan sampai terlalu kecapaian dan jaga
kenaikan berat badan agar beban kerja jantung bisa berkurang.
Gejala dan tanda: Cepat merasa lelah, jantungnya berdebar-debar, sesak napas apabila disertai sianosis
(kebiruan), edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda, dan mengeluh tentang bertambah besarnya
rahim yang tidak sesuai.
Diabetes mellitus
Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak menghasilkan insulin dalam jumlah cukup, atau
sebaliknya, tubuh kurang mampu menggunakan insulin secara maksimal. Insulin adalah hormon yang dihasilkan

oleh pankreas, yang berfungsi mensuplai glukosa dari darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan
bakar tubuh.
Gejala dan tanda: Pada masa awal kehamilan, dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat bawaan, berat badan
berlebihan, lahir mati, dan gangguan kesehatan lainnya seperti gawat napas, hipoglikemia (kadar gula darah
kurang dari normal), dan sakit kuning.
Penanganan: Menjaga agar kadar glukosa darah tetap normal, ibu hamil harus memperhatikan makanan,
berolahraga secara teratur, serta menjalani pengobatan sesuai kondisi penyakit pada penderita penyakit ini.
Infeksi menular seksual pada kehamilan
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan
seksual dengan pasangan yang menderita penyakit tersebut
Riwayat obstetrik buruk
1. Persalinan dengan tindakan: (a) Induksi persalinan yaitu tindakan ibu hamil untuk merangsang timbulnya
kontraksi rahim agar terjadi persalinan. Dilakukan tindakan ini karena adanya komplikasi pada ibu maupun
janin, misalnya ibu hamil dengan KPD, pre eklamsia, serotinus. (b) Sectio Caesaria merupakan tindakan
untuk melahirkan bayi melalui abdomen dengan membuka dinding uterus dengan cara mengiris dinding perut
dan dinding uterus. Tindakan ini dilakukan karena ada komplikasi pada kehamilan, misalnya plasenta previa
totalis, panggul sempit, letak lintang, sudah pernah SC dua kali, dan lain- lain.
2. Pernah gagal kehamilan (keguguran) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada usia kurang dari 20
minggu (berat janin kurang dari 500 gram) atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
kandungan. Gejala dan tanda: Perdarahan bercak hingga derajat sedang dan perdarahan hebat pada kehamilan
muda. Penanganan: Lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat darurat,
komplikasi berat atau masih stabil). Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi pasien sebelum
melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau merujuk)
Pre eklamsi
Pre eklamsi adalah suatu keadaan dengan timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah lahir.
Gejala dan tanda: Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka,
sakit kepala hebat, tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg, proteinuria sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam.
Penanganan umum: Istirahat (tirah baring), diet rendah garam, diet tinggi protein, suplemen kalsium,
magnesium, obat antihipertensi dan dirawat di rumah sakit bila ada kecendrungan menjadi eklamsia.
Eklamsia
Eklamsia merupakan kelanjutan dari pre eklamsia berat ditambah dengan kejang atau koma yang dapat
berlangsung mendadak.
Gejala dan tanda: Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala pre eklamsia berat dan kejang atau koma.
Penanganan: Pengobatan tetap isolasi ketat di rumah sakit. Hindari kejang yang dapat menimbulkan penyulit
yang lebih berat.
Hamil kembar (gemelli)
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kejadian kehamilan ganda dipengaruhi oleh
faktor keturunan, umur dan paritas.
Gejala dan tanda: Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan, gerakan janin
dirasakan lebih banyak, uterus terasa lebih cepat membesar, pada palpasi bagian kecil teraba lebih banyak, teraba
ada 3 bagian besar janin, teraba ada 2 bollatmen, terdengar 2 denyut jantung janin.
Penanganan dalam kehamilan: Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan
mencegah komplikasi yang timbul, periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.

Kehamilan dengan kelainan letak


1. Letak lintang --- Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus dengan sumbu
memanjang tubuh ibu. Etiologi: Kelemahan dinding perut/uterus karena multiparitas, kesempitan panggul,
plasenta previa, prematuritas, gemeli dan lain-lain.
2. Letak sungsang --- Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bagian bawah
kavum uteri. Penyebabnya: Prematuritas, gemeli, multiparitas, plasenta previa dan lain- lain.

Perdarahan dalam kehamilan


1. Plasenta previa --- Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal,
yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Gejala dan tanda: Perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut, sifat
perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang, kadang-kadang perdarahan terjadi pada pagi hari
sewaktu bangun tidur. Penanganan: Menurut Eastman bahwa tiap perdarahan trimester ketiga yang lebih dari
show (perdarahan inisial), harus dikirim ke rumah sakit tanpa dilakukan manipulasi apapun, baik rektal
maupun vaginal. Apabila pada penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartu,
kehamilan belum cukup 37 minggu, atau berat badan janin dibawah 2500 gr, maka kehamilan dapat
dipertahankan istirahat dan pemberian obat- obatan dan observasilah dengan teliti.
2. Solusio plasenta --- Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal, terlepas dari perlekatannya
sebelum janin lahir. Gejala dan tanda: Perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang, gerak janin
berkurang, palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi jantung janin dapat terjadi asfiksia ringan dan sedang,
dapat terjadi gangguan pembekuan darah. Penanganan: Perdarahan yang berhenti dan keadaan baik pada
kehamilan prematur dilakukan perawatan inap dan pada plasenta tingkat sedang dan berat penanganannya
dilakukan di rumah sakit
Faktor Penyebab Risiko Tinggi Kehamilan
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, 80 % karena komplikasi obstetri dan 20 % oleh sebab lainnya.
Sedangkan penyebab tidak langsung adalah 3 Terlambat dan 4 Terlalu.
3 faktor terlambat :
Terlambat dalam mengambil keputusan
Terlambat sampai ke tempat rujukan
Terlambat dalam mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan
4 faktor terlalu :
Terlalu muda saat melahirkan (< 20 tahun)
Terlalu tua saat melahirkan (> 35 tahun)
Terlalu banyak anak (> 4 anak)
Terlalu dekat jarak melahirkan (< 2 tahun)
Pencegahan Risiko Tinggi Kehamilan dan AKI yang Tinggi
Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat penanganan yang adekuat difasilitas
kesehatan. Kehamilan dengan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat
dilakukan tindakan pencegahan, antara lain: Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal
4x kunjungan selama masa kehamilan yaitu: (a) Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga bulan pertama).
(b) Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat sampai bulan keenam). (c) Dua kali kunjungan
pada triwulan ketiga (bulan ketujuh sampai bulan kesembilan).
Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama kehamilan dengan jarak satu bulan, untuk
mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir. Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih
sering dan intensif. Makan makanan yang bergizi Asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat meningkatkan
kesehatan ibu dan menghindarinya dari penyakit- penyakit yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi.
Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil: (a) Berdekatan dengan penderita
penyakit menular. (b) Asap rokok dan jangan merokok. (c) Makanan dan minuman beralkohol. (d) Pekerjaan
berat. (e) Penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk dokter/bidan. (f) Pemijatan/urut perut selama hamil. (g)
Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil. Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan
mewaspadai penyakit apa saja pada ibu hamil. Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko
tinggi. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan. desa, Puskesmas/Puskesmas pembantu, rumah
bersalin, rumah sakit pemerintah atau swasta.

Program, perencanaan, persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)


Suatu Kegiatan yang difasilitasi oleh Bidan di Desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga
dan masyarakat dalam merencanakan Persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi pada ibu
hamil, termasuk perencanaan pemakaian alat kontrasepsi pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai
media notifikasi sasaran untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir
KB.

Tujuan Pemasangan Stiker P4K


Penempelan stiker P4K di setiap rumah ibu hamil dimaksudkan agar ibu hamil terdata, tercatat dan
terlaporkan keadaannya oleh bidan dengan melibatkan peran aktif unsur unsur masyarakat seperti kader,
dukun dan tokoh masyarakat.
Masyarakat sekitar tempat tinggal ibu mengetahui ada ibu hamil, dan apabila sewaktu waktu membutuhkan
pertolongan, masyarakat siap sedia untuk membantu. Dengan demikian, ibu hamil yang mengalami
komplikasi tidak terlambat untuk mendapat penanganan yang tepat dan cepat.
Manfaat P4K
Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin. Ibu nifas dan bayi baru lahir
melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan dan bayi baru lahir bagi ibu sehingga melahirkan
bayi yang sehat.
Mekanisme P4K

Langkah-langkah pelaksanaan P4K dengan Pemasangan Stiker


Orientasi P4K dengan Stiker untuk pengelola program dan stakeholder terkait di tingkat Propinsi,
Kabupaten/Kota, Puskesmas.
Sosialisasi di tingkat desa kepada kader, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK serta lintas sektor di
tingkat desa.
Pertemuan bulanan di tingkat desa (Forum Desa Siaga, Forum KIA, Pokja Posyandu ,dll) yang melibatkan
Kades,Toma, Toga, Kader dengan difasilitasi oleh BdD, yang dipimpin oleh kades.
Mendata jumlah ibu hamil di wilayah desa (setiap bulan)
Membahas dan menyepakati calon donor darah, tranportasi dan pembiayaan ( Jamkesmas, Tabulin )
Membahas tentang pembiayaan pemberdayaan masyarakat (ADD, PNPM, GSI, Pokjanal Posyandu, dll)
BdD bersama dengan kader atau dukun melakukan kontak dengan ibu hamil, suami dan keluarga untuk
sepakat dalam pengisian stiker termasuk pemakaian KB pasca persalinan
BdD bersama kader Mengisi dan menempel Stiker di rumah ibu hamil.
BdD Memberikan Konseling pada ibu hamil, suami dan keluarga tentang P4K terutama dalam menyepakati
isi dalam stiker sampai dengan KB pasca persalinan yang harus tercatat dalam Amanah Persalinan yang
dilakukan secara bertahap yang di pegang oleh petugas kesehatan dan Buku KIA yang di pegang langsung
oleh ibu hamil, dll.
BdD Memberikan Pelayanan saat itu juga sesuai dengan standar ditambah dengan pemeriksaan laboratorium
(Hb, Urine, bila endemis malaria lakukan pemeriksaan apus darah tebal, PMTCT, dll)
Setelah melayani , BdD merekap hasil pelayanan ke dalam pencatatan Kartu Ibu, kohort ibu, PWS KIA,
Peta sasaran Bumil, Kantong Persalinan, termasuk kematian ibu , bayi lahir dan mati di wilayah desa
(termasuk dokter dan bidan praktek swasta di desa tsb)
Melaporkan hasil tersebut setiap bulan ke Puskesmas
Pemantauan Intensif dilakukan terus pada ibu hamil, bersalin dan nifas.
Stiker dilepaskan sampai 40 hari pasca persalinan dimana ibu dan bayi yang dilahirkan aman dan selamat

Peran Masyarakat/Kader/Dukun
Membantu bidan dalam mendata jumlah ibu hamil di wilayah desa binaan.
Memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan ibu (Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan
dan sesudah melahirkan)
Membantu Bidan dalam memfasilitasi keluarga untuk menyepakati isi Stiker, termasuk KB Pasca
melahirkan.
Bersama dengan Kades, Toma membahas tentang masalah calon donor darah, transportasi dan pembiayaan
untuk membantu dalam menghadapi kegawatdaruratan pada waktu hamil, bersalin dan sesudah melahirkan.
Menganjurkan suami untuk mendampingi pada saat pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan sesudah
melahirkan
Menganjurkan Pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan
LI. 4.Mampu Memahami dan Menjelaskan Audit Maternal Perinatal
Definisi
Pengembangan upaya peningkatan mutu pelayanan pada saat ini mengarah kepada patient safety yaitu
keselamatan dan keamanan pasien. Karena itu penerapan patient safety sangat penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan dalam rangka globalisasi. Dalam World Health Assembly pada tanggal 18 Januari 2002, WHO
Excecutive Board yang terdiri dari 32 wakil dari 191 negara anggota telah mengeluarkan suatu resolusi untuk
membentuk program patient safety. Isi dari program patient safety adalah :
1. Penetapan norma, standard dan pedoman global mengenai pengertian, pengaturan dan pelaporan dalam
melaksanakan kegiatan pencegahan dan penerapan aturan untuk menurunkan resiko.
2. Merencanakan kebijakan upaya peningkatan pelayanan pasien berbasis bukti dengan standard global, yang
menitik beratkan terutama dalam aspek produk yang aman dan praktek klinis yang aman sesuai dengan
pedoman, medical product dan medical devices yang aman digunakan serta mengkreasikan budaya
keselamatan dan keamanan dalam pelayanan kesehatan dan organisasi pendidikan.
3. Mengembangkan mekanisme melalui akreditasi untuk mengakui karakteristik provider pelayanan kesehatan
bahwa telah melewati benchmark untuk unggulan dalam keselamatan dan keamanan pasien secara
internasional. Dan yang terakhir adalah mendorong penelitian terkait dengan patient safety.
Sesuai dengan isi program patient safety yang pertama, maka perlu dilaksanakan Audit Maternal-Perinatal
(AMP) sebagai salah satu upaya pencegahan sekaligus penerapan aturan untuk menurunkan risiko kematian ibu
dan bayinya.
Audit maternal perinatal adalah proses penelaahan bersama kasus kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
serta penatalaksanaannya, dengan menggunakan berbagai informasi dan pengalaman dari suatu kelompok
terdekat, untuk mendapatkan masukan mengenai intervensi yang paling tepat dilakukan dalam upaya peningkatan
kualitas pelayanan KIA disuatu wilayah.
Dengan demikian, kegiatan audit ini berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan dengan pendekatan
pemecahan masalah. Dalam kaitannya dengan pembinaan, ruang lingkup wilayah dibatasi pada kabupaten/kota,
sebagai unit efektif yang mempunyai kemampuan pelayan obstetrik-perinatal dan didukung oleh pelayanan KIA
sampai ketingkat masyarakat.
Audit maternal perinatal nerupakan suatu kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan dan kematian ibu dan
perinatal dengan maksud mencegah kesakitan dan kematian dimasa yang akan datang. Penelusuran ini
memungkinkan tenaga kesehatan menentukan hubungan antara faktor penyebab yang dapat dicegah dan
kesakitan/kematian yang terjadi. Dengan kata lain, istilah audit maternal perinatal merupakan kegiatan death and
case follow up.
Lebih lanjut kegiatan ini akan membantu tenaga kesehatan untuk menentukan pengaruh keadaan dan kejadian
yang mendahului kesakitan/kematian. Dari kegiatan ini dapat ditentukan:
Sebab dan faktor-faktor terkaitan dalam kesakitan/kematian ibu dan perinatal
Dimana dan mengapa berbagai sistem program gagal dalam mencegah kematian
Jenis intervensi dan pembinaan yang diperlukan
Audit maternal perinatal juga dapat berfungsi sebagai alat pemantauan dan sistem rujukan. Agar fungsi ini
berjalan dengan baik, maka dibutuhkan :
Pengisian rekam medis yang lengkap dengan benar di semua tingkat pelayanan kesehatan
Pelacakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dengan cara otopsi verbal, yaitu wawancara
kepada keluarga atau orang lain yang mengetahui riwayat penyakit atau gejala serta tindakan yang
diperoleh sebelum penderita meninggal sehingga dapat diketahui perkiraan sebab kematian.
Tujuan

Tujuan umum audit maternal perinatal adalah meningkatkan mutu pelayanan KIA di seluruh wilayah
kabupaten/kota dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan perinatal.
Tujuan khusus audit maternal adalah :
Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara teratur dan
berkesimnambungan, yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit pemerintah atau
swasta dan puskesmas, rumah bersalin (RB), bidan praktek swasta atau BPS di wilayah kabupaten/kota dan
dilintas batas kabupaten/kota provinsi
Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang diperlukan untuk mengatasi
masalah-masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus
Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit
pemerintah/swasta, puskesmas, rumah sakit bersalin dan BPS dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan evaluasi terhadap intervensi yang disepakati.
Indikator Mortalitas
Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death Rate (CDR)
Konsep Dasar
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa besarnya kematian yang
terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum
memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan
dengan penduduk yang masih muda.
Kegunaan
Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur penduduk.
Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai
keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka
kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah.
Definisi
Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada
pertengahan tahun tertentu, di suatu wilayah tertentu.

Catatan: P idealnya adalah "jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi yang umumnya tersedia adalah
"jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka jumlah dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada jumlah
penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap sebagai
penduduk tengah tahun.
Age Specific Death Rate (ASDR = Angka Kematian Menurut Umur)

Angka Kematian Bayi (AKB)


Konsep Dasar
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat
satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya,
kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang
terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak
sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.

Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu
bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh
lingkungan luar.
Kegunaan Angka Kematian Bayi dan Balita
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu
dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neonatal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang
berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah
yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan
suntikan anti tetanus. Sedangkan Angka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian
Balita dapat berguna untuk mengembangkan program imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit
menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gisi dan pemberian makanan sehat untuk anak
dibawah usia 5 tahun.
Definisi
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000
kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Catatan : K = Konstanta (1000)


Angka kematian neo-natal
Definisi
Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari, per
1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

Catatan :
Angka Kematian Neo-Natal =Angka Kematian Bayi umur 0-<1bulan
D 0-<1bulan =Jumlah Kematian Bayi umur 0 - kurang 1 bulan pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.
lahir hidup = Jumlah Kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentu
K = 1000
Angka kematian post neo-natal
Definis
Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal Death Rate adalah kematian yang terjadi pada bayi
yang berumur antara 1 bulan sampai dengan kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Rumus

Catatan :
Angka Kematian Post Neo-Natal = angka kematian bayi berumur 1 bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun
D 1bulan-<1tahun = Jumlah kematian bayi berumur satu bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun pada satu
tahun tertentu & daerah tertentu
lahir hidup = Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu & daerah tertentu
K = konstanta (1000)
Angka Kematian Balita (AKBa 0-5 tahun)

Konsep
Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir, yang berusia 0 sampai
menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun.
Definisi
Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000
anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi)
Rumus

Catatan :
Jumlah Kematian Balita (0-4)th = Banyaknya kematian anak berusia 0-4 tahun pada satu tahun tertentu di daerah
tertentu
Jumlah Penduduk Balita (0-4)th = jumlah penduduk berusia 0-4 tahun pada pertengahan tahun tertentu di daerah
tertentu
K = Konstanta, umumnya 1000
Angka Kematian Anak (AKA 1-5 tahun)
Konsep
Yang dimaksud dengan anak (1-4 tahun) disini adalah penduduk yang berusia satu sampai menjelang 5 tahun
atau tepatnya 1 sampai dengan 4 tahun 11 bulan 29 hari.
Angka Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat
kesehatan anak. Angka Kematian Anak akan tinggi bila terjadi keadaan salah gizi atau gizi buruk, kebersihan
diri dan kebersihan yang buruk, tingginya prevalensi penyakit menular pada anak, atau kecelakaan yang terjadi
di dalam atau di sekitar rumah.
Definisi
Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000
anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu. Jadi Angka Kematian Anak tidak termasuk kematian bayi.

Catatan :
Jumlah kematian Anak (1-4)th =Banyaknya kematian anak berusia 1-4 tahun (yang belum tepat berusia 5 tahun)
pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.
Jumlah Penduduk (1-4) th =jumlah penduduk berusia 1-4 tahun pada pertengahan tahun tertentu di daerah
tertentu
K = Konstanta, umumnya 1000
Angka Kematian IBU (AKI)
Konsep
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak
terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain sepertikecelakaan,
terjatuh dll.
Definisi
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak
terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
Cara Menghitung

Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per 100.000 kelahiran
hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian
ibu kematian maternal per 100.000 kelahiran.

Catatan:
Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan karena kehamilan,
persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, pada tahun tertentu, di daerah tertentu.
Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu, di daerah tertentu.
Konstanta =100.000 bayi lahir hidup.

Keterbatasan
AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI dibutuhkan sampel yang besar, mengingat kejadian
kematian ibu adalah kasus yang jarang. Oleh karena itu kita umumnya dignakan AKI yang telah tersedia untuk
keperluan pengembangan perencanaan program.
Kebijaksanaan dan Strategi
Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa tenaga kesehatan dalam
melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan dan menghormati hak pasien.
Berdasarkan hal tersebut, kebijaksanaan Indonesia Sehat 2010 dan strategi Making Pregnancy Safer (MPS)
sehubungan dengan audit maternal perinatal adalah sebagai berikut :
Peningkatan mutu pelayanan KIA dilakukan secara terus menerus melalui program jaga mutu puskesmas, di
samping upaya perluasan jangkauan pelayanan. Upaya peningkatan dan pengendalian mutu antara lain
melalui kegiatan audit perinatal.
Meningkatkan fungsi kabupaten/kota sebagai unit efektif yang mampu memanfaatkan semua potensi dan
peluang yang ada untuk meningkatkan pelayanan KIA diseluruh wilayahnya
Peningkatan kesinambungan pelayanan KIA ditingkat pelayanan dasar (puskesmas dan jajarannya) dan
tingkat rujukan primer RS kabupaten/kota
Peningkatan kemampuan manajerial dan keterampilan teknis dari para pengelola dan pelaksanaan program
KIA melalui kegiatan analisis manajemen dan pelatihan klinis
Strategi yang diambil dalam menerapkan AMP adalah :
a) Semua kabupaten/kota sebagai unit efektif dalam peningkatan pelayanan program KIA secara bertahap
menerapkan kendali mutu ,yang antara lain dilakukan melalui AMP diwilayahnya ataupun diikut sertakan
kabupaten/kota lain
b) Dinas kesehatan kabupaten atau kota berfungsi sebagai koordinator fasilitator yang bekerja sama dengan
rumah sakit kabupaten/kota dan melibatkan puskesmas dan unit pelayanan KIA swasta lainnya dalam upaya
kendali mutu diwilayah kabupaten/kota
c) Ditingkat kabupaten/kota perlu dibentuk tim AMP, yang selalu mengadakan pertemuan rutin untuk
menyeleksi kasus, membahas dan membuat rekomendasi tindak lanjut berdasarkan temuan dari kegiatan
audit (penghargaan dan sanksi bagi pelaku)
d) Perencanaan program KIA dibuat dengan memanfaatkan hasil temuan dari kegiatan audit, sehingga
diharapkan berorientasi kepada pemecahan masalah setempat
e) Pembinaan dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, bersama-sama RS dilaksanakan langsung pada
saat audit atau secara rutin, dalam bentuk yang disepakati oleh tim AMP.
Langkah dan Kegiatan
Langkah-langkah dan kegiatan audit AMP ditingkat kabupaten/kota sebagai berikut :
Pembentukan tim AMP
Penyebarluasan informasi dan petunjuk teknis pelaksanaan AMP
Menyusun rencana kegiatan (POA) AMP
Orientasi pengelola program KIA dalam pelaksanaan AMP
Pelaksanaan kegiatan AMP
Penyusunan rencana tindak lanjut terhadap temuan dari kegiatan audit maternal oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota bekerjasama dengan RS
Pemantauan dan evaluasi
Rincian kegiatan AMP yang dilakukan adalah sebagai berikut :

A. Tingkat kabupaten /kota


Menyampaikan informasi dan menyamakan presepsi dengan pihak terkait mengenai pengertian dan
pelaksanaan AMP dikabupaten/kota
Menyusun tim AMP dikabupaten atau kota, yang susunannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi
setempat.
Melaksanakan AMP secara berkala dan melibatkan:
- Para kepala puskesmas dan pelaksana pelayanan KIA dipuskesmas dan jajarannya
- Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan serta dokter spesialis anak dokter ahli lain RS
kabupaten/kota
- Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan staf pengelola program terkait
- Pihak lain yang terkait, sesuai kebutuhan misalnya bidan praktik swasta petugas rekam medik RS
kabupaten/kota dan lain-lain.
Melaksanakan kegiatan AMP lintas batas kabupaten/kota/propinsi
Melaksanakan kegiatan tindak lanjut yang telah disepakati dalam pertemuan tim AMP
Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan audit serta tindak lanjutnya, dan melaporkan hasil kegiatan ke
dinas kesehatan propinsi untuk memohon dukungan
Memanfaatkan hasil kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan program KIA, secara
berkelanjutan
B. Tingkat puskesmas
Menyampaikan informasi kepada staf puskesmas terkait mengenai upaya peningkatan kualitas pelayanan
KIA melalui kegiatan AMP
Melakukan pencatatan atas kasus kesakitan dan kematian ibu serta perinatal dan penanganan atau
rujukannya, untuk kemudian dilaporkan kedinas kesehatan kabupaten kota
Mengikuti pertemuan AMP di kabupaten/kota
Melakukan pelacakan sebab kematian ibu/perinatal (otopsi verbal ) selambat-lambatnya 7 hari setelah
menerima laporan. Informasi ini harus dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota selambat-lambatnya
dalam waktu 1 bulan. Temuan otopsi verbal dibicarakan dalam pertemuan audit dikabupaten /kota.
Mengikuti/melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan KIA, sebagai tindak lanjut dari kegiatan
audit
Membahas kasus pertemuan AMP di kabupaten/kota
Membahas hasil tindak lanjut AMP non medis dengan lintas sektor terkait.
C. Tingkat propinsi
Menyebarluaskan pedoman teknis AMP kepada seluruh kabupaten/kota
Menyamakan kerangka pikir dan menyusun rencana kegiatan pengembangan kendali mutu pelayanan KIA
melalui AMP bersama kabupaten/kota yang akan difasilitasi secara intensif.
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dikabupaten/kota
Memberikan dukungan teknis dan manajerial kepada kabupaten/kota sesuai kebutuhan
Merintis kerjasama dengan sektor lain untuk kelancaran pelaksanaan tindak lanjut temuan dari kegiatan audit
yang berkaitan dengan sektor diluar kesehatan
Memfasilitasi kegiatan AMP lintas batas kabupaten/kota/propinsi
D. Tingkat pusat
Melakukan fasilitasi pelaksanaan AMP, sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan mutu pelayanan KIA
di wilayah kabupaten/kota serta peningkatan kesinambungan pelayanan KIA di tingkat dasar dan tingkat rujukan
primer.
Metode Pelaksanaan
Metoda pelaksanaan AMP sebagai berikut
Penyelenggaran pertemuan dilakukan teratur sesuai kebutuhan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota bersama
dengan RS kabupaten/kota, berlangsung sekitar 2 jam.
Kasus yang dibahas dapat berasal dari RS kabupaten/kota atau puskesmas. Semua kasus ibu/perinatal yang
meninggal dirumah sakit kabupaten/kota/puskesmas hendak nya di audit, demikian pula kasus kesakitan yang
menarik dan dapat diambil pelajaran darinya
Audit yang dilaksanakan lebih bersifat mengkaji riwayat penanganan kasus sejak dari :
- Timbulnya gejala pertama dan penanganan oleh keluarga /tenaga kesehatan dirumah
- Proses rujukan yang terjadi

- Siapa saja yang memberikan pertolongan dan apa saja yang telah dilakukan
- Sampai kemudian meninggal dan dapat dipertahankan hidup. Dari pengkajian tersebut diperoleh indikasi
dimana letak kesalahan/kelemahan dalam penanganan kasus. Hal ini memberi gambaran kepada pengelola
program KIA dalam menentukan apa yang perlu dilakukan untuk mencegah kesakitan/kematian ibu/perinatal
yang tidak perlu terjadi.
- Pertemuan ini bersifat pertemuan menyelesaikan masalah dan tidk bertujuan menyalahkan atau memberi
sanksi, salah satu pihak
- Dalam tiap pertemuan dibuat daftar hadir, notulen hasil pertemuan dan rencana tindak lanjut, yang akan
disampaikan dan dibahas dalam pertemuan tim AMP yang akan dating
- RS kabupaten /kota/puskesmas membuat laporan bulanan kasus ibu dan perinatal kedinas kesehatan
kabupaten/kota, dengan memakai format yang disepakati
Pencatatan dan Laporan
Dalam pelaksanaan audit maternal perinatal ini diperlukan mekanisme pencatatan yang akurat, baik ditingkat
puskesmas, maupun ditingkat RS kabupaten/kota. Pencatatan yang diperlukan adalah sebagai berikut :
Tingkat puskesmas
Selain menggunakan rekam medis yang sudah ada dipuskesmas, ditambahkan pula :
- Formulir R (formulir rujukan maternal dan perinatal)
Formulir ini dipakai oleh puskesmas, bidan didesa maupun bidan swasta untuk merujuk kasus ibu maupun
perinatal.
- Form OM dan OP (formulir otopsi verbal maternal dan perinatal)
Digunakan untuk otopsi verbal ibu hamil/bersalin/nifas yang meninggal sedangkan form OP untuk otopsi
verbal perinatal yang meninggal . untuk mengisi formulir tersebut dilakukan wawancara terhadap keluarga
yang meninggal oleh tenaga puskesmas.
RS kabupaten/kota
Formulir yang dipakai adalah
- Form MP (formulir maternal dan perinatal )
Form ini mencatat data dasar semua ibu bersalin /nifas dan perinatal yang masuk kerumah sakit. Pengisiannya
dapat dilakukan oleh perawat
- Form MA (formulir medical audit )
Dipakai untuk menulis hasil/kesimpulan dari audit maternal maupun audit perinatal. Yang mengisi formulir
ini adalah dokter yang bertugas dibagian kebidanan dan kandungan (untuk kasus ibu) atau bagian anak (untuk
kasus perinatal)
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang, yaitu :
Laporan dari RS kabupaten/kota ke dinas kesehatan
Laporan bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian (serta sebab kematian ) ibu dan bayi
baru lahir bagian kebidanan dan penyakit kandungan serta bagian anak.
Laporan dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten/kota
Laporan bulanan ini berisi informasi yang sama seperti diatas ,dan jumlah kasus yang dirujuk ke RS
kabupaten/kota
Laporan dari dinas kesehatan kabupaten/kota ketingkat propinsi
Laporan triwulan ini berisi informasi mengenai kasus ibu dan perinatal ditangani oleh Rs kabupaten
/kota,puskesmas dan unit pelayanan KIA lainnya ,serta tingkat kematian dari tiap jenis komplikasi atau
gangguan. laporan merupakan rekapitulasi dari form MP dan form R,yang hendaknya diusahakan agar tidak
terjadi duplikasi pelaporan untuk kasus yang dirujuk ke RS.
Pada tahap awal, jenis kasus yang dilaporkan adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada ibu

LI. 5.Mampu Memahami dan Menjelaskan Aborsi dan Kehamilan Diluar Nikah Menurut Islam
A. Zina
Pengertian zina
Zina (bahasa Arab : , bahasa Ibrani : zanah ) adalah perbuatan bersanggama antara laki-laki dan
perempuan yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan). Secara umum, zina bukan hanya di saat

manusia telah melakukan hubungan seksual, tapi segala aktivitas-aktivitas seksual yang dapat merusak
kehormatan manusia termasuk dikategorikan zina.
Sedangkan zina secara harfiah artinya fahisyah, yaitu perbuatan keji. Zina dalam pengertian istilah adalah
hubungan kelamin di antara seorang lelaki dengan seorang perempuan yang satu sama lain tidak terikat dalam
hubungan perkawinan.
Hukuman untuk orang yang berzina
Hukumnya menurut agama Islam untuk para penzina adalah sebagai berikut:
Jika pelakunya muhshan, mukallaf (sudah baligh dan berakal), suka rela (tidak dipaksa, tidak diperkosa),
maka dicambuk 100 kali, kemudian dirajam, berdasarkan perbuatan Ali bin Abi Thalib atau cukup dirajam,
tanpa didera dan ini lebih baik, sebagaimana dilakukan oleh Muhammad, Abu Bakar ash-Shiddiq, dan Umar
bin Khatthab.
Jika pelakunya belum menikah, maka dia didera (dicambuk) 100 kali. Kemudian diasingkan selama setahun.
Syarat-syarat mendapatkan hukuman bagi pezina
Hukuman yang ditetapkan atas diri seseorang yang berzina dapat dilaksanakan dengan syaarat-syarat sebagai
berikut:
Orang yang berzina itu berakal/waras
Orang yang berzina sudah cukup umur (baligh)
Zina dilakukan dalam keadaan tidak terpaksa, tetapi atas kemauannya sendiri
Orang yang berzina tahu bahwa zina itu diharamkan
Larangan berbuat zina
Zina dinyatakan sebagai perbuatan yang melanggar hukum yang harus sangat buruk. Hubungan bebas dan
segala bentuk diluar ketentuan agama adalah perbuatan yang membahayakan dan mengancam keutuhan
masyarakat dan merupakan perbuatan yang sangat nista. Allah SWT berfirman:

Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan merupakan
jalan yang buruk. (QS. al-Isra :32)
B. Aborsi
Pengertian
Aborsi menurut Bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari kata ajhadha - yajhidhu yang berarti
wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya atau juga bisa
berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau bayi yang lahir dengan sendirinya. Aborsi di dalam istilah fikih juga
sering disebut dengan isqhoth (menggugurkan) atau ilqaa (melempar) atau tharhu (membuang).
Pandangan Islam Terhadap Nyawa, Janin dan Pembunuhan
Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan baik dengan merubah ciptaan tersebut,
maupun mengranginya dengan cara memotong sebagiananggota tubuhnya, maupun dengan cara memperjual
belikannya, maupun dengan cara menghilangkannya sama sekali yaitu dengan membunuhnya, sebagaiman firman
Allah swt :
Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia ( Qs. al-Isra:70)
Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya
dengan menyelamatkan semua orang.
Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.
Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
keselamatan nyawa manusia semuanya. (Qs. Al Maidah:32)
Dilarang membunuh anak ( termasuk di dalamnya janin yang masih dalam kandungan ) , hanya karena takut
miskin. Sebagaimana firman Allah swt :
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada
mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar. (Qs al Isra : 31).
Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak Allah swt, sebagaimana firman Allah swt

Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur kandungan. Kemudian
kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi. (QS al Hajj : 5)
Larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt :
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan alasan yang benar ( Qs al Isra
: 33 )
Hukum Aborsi Dalam Islam
Di dalam teks-teks al Quran dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi, tetapi yang ada adalah
larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt :
Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam,
dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang
besar( Qs An Nisa : 93 )
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Masud bahwasanya Rosulullah saw bersabda :
Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh
hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah segumlah darah beku. Ketika genap empat puluh hari
ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta
memerintahkan untuk menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik
yang celaka, maupun yang bahagia. ( Bukhari dan Muslim)
Maka, untuk mempermudah pemahaman, pembahasan ini bisa dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut :
1. Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh
Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya dan terbagi menjadi tiga pendapat :
Pendapat Pertama :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh. Bahkan sebagian dari ulama membolehkan
menggugurkan janin tersebut dengan obat. (Hasyiat Al Qalyubi : 3/159) Pendapat ini dianut oleh para ulama dari
madzhab Hanafi, SyafiI, dan Hambali. Tetapi kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya,
(Syareh Fathul Qadir : 2/495) Mereka berdalil dengan hadist Ibnu Masud di atas yang menunjukkan bahwa
sebelum empat bulan, roh belum ditiup ke janin dan penciptaan belum sempurna, serta dianggap benda mati,
sehingga boleh digugurkan.
Pendapat kedua :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh. Dan jika sampai pada waktu peniupan ruh,
maka hukumnya menjadi haram. Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak diketahui secara pasti, maka tidak
boleh menggugurkan janin jika telah mendekati waktu peniupan ruh, demi untuk kehati-hatian. Pendapat ini
dianut oleh sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama dari madzhab SyafiI . (
Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591, Nihayatul Muhtaj : 7/416)
Pendapat ketiga :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya bahwa air mani sudah tertanam dalam
rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita sehingga siap menerima kehidupan, maka merusak wujud ini
adalah tindakan kejahatan. Pendapat ini dianut oleh Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir
: 2/ 267, Ihya Ulumuddin : 2/53, Inshof : 1/386)
Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat bulan), telah dianggap benda mati, maka tidak
perlu dimandikan, dikafani ataupun disholati. Sehingga bisa dikatakan bahwa menggugurkan kandungan dalam
fase ini tidak dikatagorikan pembunuhan, tapi hanya dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat.
Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu jika di dalamnya ada kemaslahatan,
atau dalam istilah medis adalah salah satu bentuk Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu jika bertujuan untuk
kepentingan medis dan terapi serta pengobatan. Dan bukan dalam katagori Abortus Profocatus Criminalis, yaitu
yang dilakukan karena alasan yang bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku, sebagaimana yang telah
dijelaskan di atas.
2. Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh
Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya haram.
Peniupan roh terjadi ketika janin sudah berumur empat bulan dalam perut ibu, Ketentuan ini berdasarkan hadist
Ibnu Masud di atas. Janin yang sudah ditiupkan roh dalam dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah
menjadi seorang manusia, sehingga haram untuk dibunuh. Hukum ini berlaku jika pengguguran tersebut dilakukan
tanpa ada sebab yang darurat. Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin nantinya akan
membahayakan ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat.

Pendapat Pertama :
Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya tetap haram, walaupun diperkirakan
bahwa janin tersebut akan membahayakan keselamatan ibu yang mengandungnya. Pendapat ini dianut oleh
Mayoritas Ulama. Dalilnya adalah firman Allah swt : Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. (Q.S. Al Israa: 33)
Pendapat Kedua :
Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh kepadanya, jika hal itu merupakan satusatunya jalan untuk menyelamatkan ibu dari kematian. Karena menjaga kehidupan ibu lebih diutamakan dari pada
menjaga kehidupan janin, karena kehidupan ibu lebih dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin
belum yakin dan keberadaannya terakhir. (Mausuah Fiqhiyah : 2/57) Dari keterangan di atas, bisa diambil
kesimpulan bahwa para ulama sepakat bahwa Abortus Profocatus Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang
menggugurkan kandungan setelah ditiupkan roh ke dalam janin tanpa suatu alasan syari hukumnya adalah haram
dan termasuk katagori membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt. Adapun aborsi yang masih diperselisihkan
oleh para ulama adalah Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu aborsi yang bertujuan untuk penyelamatan jiwa,
khususnya janin yang belum ditiupkan roh di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai