Anda di halaman 1dari 24

CASE REPORT

Meningitis
Disusun Oleh:
Veghasanah Tanlie - 1015186

Pembimbing:
dr. A. Adipurnama, Sp.A

SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
JULI 2014

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama penderita

: Aulia Putri Tian

Jenis kelamin

: Perempuan

Umur

: 0 th 6 bl

Tempat, tgl lahir

: Bandung, 11 Januari 2014

Kiriman dari

: IGD

Tanggal dirawat

: 15 Juli 2014

Tanggal diperiksa

: 15 Juli 2014
0

Ayah : Nama
Umur

: Tn. Agustian
: 25 Tahun

Pendidikan : SMA
Pekerjaan

: Pegawai Swasta

Penghasilan : Orangtua pasien menolak menjawab


Alamat

Ibu

: Nama
Umur

: Komp GPA Blok C-5 No. 36 RT 03 RW 15 Bandung

: Ny. Noviana Juwita


: 23 Tahun

Pendidikan : SMA
Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Penghasilan : Alamat

: Komp GPA Blok C-5 No. 36 RT 03 RW 15 Bandung

II. ANAMNESIS
2. 1. Heteroanamnesis diberikan oleh ibu pasien tanggal 15 Juli 2014
2. 2. Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran
2. 3. Riwayat perjalanan penyakit :
Keluhan utama : Penurunan Kesadaran
seorang pasie perempuan berumur 6 bulan datang ke IGD RSY bersama
orang tuanya dengan keluhan penderita tampak mengantuk yang semakin lama
semakin bertambah sehingga penderita tampak tertidur sejak 1 hari SMRS.
1

Penderita menjadi malas untuk menyusu ke ibunya. Keluhan disertai demam dan
kejang 1x yang lama kejangnya kurang dari satu menit. Kejang terjadi pada
seluruh badan penderita dengan kedua tangan dan kaki kaku serta mata mendelik
keatas. Selama dan sesudah kejang penderita tidak sadar. Penderita tidak muntah
dan keluhan nyeri kepala tidak diketahui.
Sejak 4 bulan SMRS penderita sering panas badan yang tidak begitu
tinggi, hilang timbul dan tidak disertai kejang. Keluhan penderita disertai batuk
yang tidak kunjung sembuh dan pilek. Ibu mengaku berat badan penderita
menjadi susah naik akhir-akhir ini..
Riwayat trauma kepala tidak ada. Riwayat keluarnya cairan dari telinga
atau gigi berlubang tidak ada. Riwayat kontak dengan penderita dewasa yang
batuk lama ada yaitu paman penderita dan sedang mendapatkan pengobatan TB
selama 3 bulan. Riwayat imunisasi BCG ada pada usia 1 bulan, skar BCG (+).
BAB

: Warna kuning lunak

BAK

: Warna kuning jernih, volume dan frekuensi dalam batas normal

RPD

: Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya

RPK

: Paman pasien sedang dalam pengobatan TB.

UB

: Sudah ke Puskesmas dan Dokter umum namun keluhan masih

dirasakan.

2. 4. Riwayat kehamilan dan persalinan :


Anak 1 dari 1 anak. Lahir hidup : 1. Lahir mati : - Abortus : Lahir caesar atas indikasi letak sungsang ditolong oleh dokter.
Berat badan lahir : 2700 gram

Panjang badan lahir : 49 cm

2. 5. Tumbuh kembang anak


Berbalik

: 4 bln

Bicara 1 kata

:-

Duduk dengan bantuan

: -

Bicara 1 kalimat

:-

Duduk tanpa bantuan

: -

Membaca

:-

Berjalan 1 tangan dipegang : -

Menulis

:-

Berjalan tanpa dipegang

Sekolah

:-

: -

2. 6. Gigi geligi
Pertama

: Incicivus 1 bawah, kanan dan kiri (gigi susu)

Sekarang : 2. 7. Susunan keluarga


2. 8. Imunisasi
No.
Nama
Umur
No.
Nama
Dasar
Ulangan
1 Tn. Agustian
25 tahun
1. BCG
+ ( scar +)
2 Ny. Noviana Juwita
23 tahun
2. DPT
3 Aulia Putri Tian
0 tahun 6 bulan
3. Polio
4.

Hepatitis B

5.

Campak

0 Bulan

L/P
No.
L
6.
P
7.
P
8.
9.

Keterangan
Nama
Ayah
HiB
Ibu
MMR
Anak (pasien)
Hep. A
Cacar air

2. 9. Makanan
Usia 0 bulan 6 bulan

: ASI ekslusif, diberikan setiap kali pasien mau

2. 10. Penyakit dahulu


Batuk pilek :+ (2

Difteri

: -

Ginjal

: -

bln)

Tetanus

: -

Asma / Alergi : -

Diare

: -

Hepatitis

: -

Kejang

: -

Tifus perut

: -

TBC

: -

Lainnya

: -

Pneumonia

: -

Cacar Air

: -

Batuk rejan

: -

Campak

: -

2. 11.Penyakit keluarga
Asma

: -

Penyakit darah

TBC

: + (Paman)

Peny. Keganasan : -

Ginjal

: -

Kencing manis

Lain lain

: -

: : -

ANAMNESA SOSIAL
Pasien tinggal di rumah yang memiliki ventilasi yang baik. Sumber air untuk
mandi dan mencuci dari sumber air pribadi yang diberikan oleh perusahaan sekitar.
Sumber air minum dari air galon. Rumah memiliki jamban sendiri dan pembuangan
ke sungai. Sampah dibuang jauh dari rumah dan diambil 1 minggu sekali. Tidak ada
wabah penyakit di lingkungan rumah.

III. PEMERIKSAAN FISIK


3.1. Keadaan umum (kesan umum dari pemeriksaan)
Kesadaran penderita : Somnolen
Keadaan sakit

: Berat

Penampilan umum

: Mental : normal
Fisik

: lemah, tampak lemas

3.2. Tanda vital


Nadi

: 110 x / menit , kualitas : regular, ekual, isi cukup

Respirasi : 40 x / menit , tipe : abdominotorakal


Suhu

: 38,5 C ( aksiler )

Tensi

: tidak dilakukan

3.3. Pengukuran
Umur

: 6 bulan

Berat Badan

: 6,2 kg (99,9% standar BB/U NCHS, Z score 26,8)

Panjang Badan

: 60 cm (1,1 % standar PB/U NCHS, Z score -2,3)

Status gizi

: Baik (67,4% standar BB/PB NCHS, Z score 0,4)

Lingkar kepala

: 42 cm

Lingkar dada

: 45 cm

Lingkar perut

: 40,5 cm

Lingkar lengan atas : 12 cm


3.4. Pemeriksaan Sistematik

Rambut : hitam, lebat, tidak mudah dicabut, distribusi merata

Kulit : pucat (-), sianosis (-), ikterus (-), turgor cepat


Kuku : sianosis (-), capillary refill time < 2 detik
KGB : tidak teraba membesar
Kepala : bentuk / ukuran simetris, tidak ada kelainan

Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung (-).

Telinga

: sekret -/-

Hidung

: PCH -/-, sekret -/-

Mulut

: sianosis (-)

Leher
KGB

: Teraba membesar diameter 1 cm, soliter, kenyal, bilateral,


mobilitas (+), nyeri tekan tidak dapat dinilai

Kaku kuduk

: +

JVP

: 5 + 0 cmH2O

Dada
Dinding dada / paru
Inspeksi

: B/P simetris kiri = kanan, retraksi intercostal (-)

Palpasi

: pergerakan simetris kanan = kiri, vokal fremitus simetris kiri


= kanan, ICS tidak melebar

Perkusi

: sonor, kiri = kanan

Auskultasi : VBS kiri = kanan, Ronki -/-, Wh -/

Jantung
Inspeksi

: iktus kordis tidak tampak

Palpasi

: iktus kordis kuat angkat (-), penjalaran (-)

Perkusi

: dalam batas normal

Auskultasi : bunyi jantung murni, reguler, murmur (-)

Perut
Inspeksi

: cembung, retraksi epigastrium (-),

Auskultasi : bising usus (+) normal

Palpasi

: soepel, Hepar teraba 4-5cm bac , Lien tidak teraba

Perkusi

: Timpani, ruang traube terisi

Genital
Perempuan, tidak ada kelainan

Anus dan rectum


Tidak ada kelainan

Anggota gerak dan tulang


Tidak ada kelainan, sianosis (-), akral hangat, tonus otot baik

Status Neurologis
Reflek fisiologis

: KPR +/+ , APR +/+

Reflek perkembangan

: Babinsky +/+ , chaddoq +/+, Oppenheim +/

+
Rangsang Meningeal

: Kaku kuduk (+), Brudzinky I/II/III sulit

dinilai
Saraf Otak

: N II, III : Pupil bulat isokor, D 3mm ODS,

Refleks cahaya (+/+) lambat, N III, IV, VI sulit dinilai / kesan normal
Saraf otak lain sulit dinilai
Motorik

: Parese (-/-), spastis (-/-), Klonus +/+

Sensorik

: Sulit Dinilai

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Selasa, 15 Juli 2014
Darah :
Hasil

Nilai normal

Keterangan

Hemoglobin

11,2 g/dL

10,1 - 13,0 g/dL

Normal

Hematokrit

38,7 %

35 - 43 %

Leukosit

23.600/mm3

6000 - 18.000/mm3

Trombosit

452.000/mm3

200.000 - 550.000/mm3

Normal
Sangat
meningkat
Normal

Eritrosit

6,07 juta/mm3

3,6 - 5,2 juta/mm3

Meningkat

MCV

63,8 fL

80 - 100 fL

Menurun

MCH

18,5 pg/mL

26 - 34 pg/mL

Menurun

MCHC

28,9 g/dL

32 - 36 g/dL

Menurun

104 mg/dL

50-80 mg/dL

Meningkat

Kimia Klinik
GDS
Lumbal Pungsi
Hasil

Nilai normal

Keterangan

Warna

Kuning

Tanpa Warna

Tidak Normal

Kekeruhan

Keruh

Jernih

Jumlah Sel

474 sel/mikroliter 0-5 / mikroliter

Tidak Normal
Sangat
meningkat

Hitung Jenis
(PMN:MN)
Nonne
Pandy
Glukosa
Protein

37 % : 63 %

Positif
Positif

Negatif
Negatif

2 mg/dl
4949,60

50-75 mg/dl
15-45 mg/dl

Menurun
Meningkat

Mikrobiologi LCS

BTA Negatif
Pewarnaan gram : Batang gram positif : (-)
Batang gram negatif : (-)
Coccus gram positif : (-)
Coccus gram negatif : (-)
Foto Thorax
Kesan : Bronkhopneumonia kanan-kiri atas, tengah dan bawah
Pneumonia Lobus medius dextra

V.

RESUME

Seorang anak Perempuan, usia 6 bulan, BB 6,2 kg, TB : 60 cm, status


gizi baik (67,4% standar BB/PB NCHS, Z score 0,4), datang dengan penurunan
kesadaran. Pada anamnesis lebih lanjut didapatkan :

Sejak 1 hari SMRS pasien somnolen dan malas menyusu ke ibunya.


Febris (+)dan convulsi 1x kurang dari satu menit, seluruh badan dengan kedua
tangan dan kaki kaku serta mata mendelik keatas. Selama dan sesudah kejang
penderita tidak sadar, tidak menangis dan diam saja.
Sejak 4 bulan SMRS penderita sering febris tidak begitu tinggi, hilang
timbul dan kejang (-). Batuk lama (+) , pilek (+), berat badan sulit naik (+).
Riwayat trauma kepala (-), keluar cairan dari telinga atau gigi berlubang
(-). Riwayat kontak dengan penderita dewasa yang batuk lama (+). Riwayat
imunisasi BCG ada pada usia 1 bulan, skar BCG (+).
BAB

: Warna kuning lunak

BAK

: Warna kuning jernih, volume dan frekuensi dalam batas normal

RPD

: Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya

RPK

: Paman pasien sedang dalam pengobatan TB.

UB

: Puskesmas dan Dokter umum namun keluhan masih dirasakan.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan :


Kesan sakit : berat.

Kesadaran : Somnolen.

Fisik : lemah.

Tanda vital :
Nadi

: 110x / menit , kualitas : regular, ekual, isi cukup

Respirasi

: 40x / menit , tipe : abdominothoracal

Suhu

: 38,5 C ( aksiler )

Pemeriksaan Sistematik :
Mata

: conjungtiva hiperemis -/-, sklera ikterik -/-

Hidung : PCH-/-, sekret -/Mulut

: bibir lembab, mukosa basah,

Leher : KGB Teraba membesar diameter 1 cm, soliter, kenyal, bilateral,


mobilitas (+), nyeri tekan tidak dapat dinilai
Dada

: B/P simetris kiri = kanan, retraksi (-)

Paru-paru: VBS +/+, Ronki -/-, Wheezing -/Jantung : BJM, reguler, murmur (-)

Perut

: cembung,BU (+) normal, soepel, Hepar teraba 2 cm bac, Lien


tidak teraba

Genital

: Perempuan, tidak ada kelainan

Anus dan rectum : tidak ada kelainan


Ekstremitas : tidak ada kelainan, acral hangat, CRT < 2
Neurologis : Reflek fisiologis

: KPR +/+ , APR +/+

Reflek perkembangan

: Babinsky +/+ , chaddoq +/+,


Oppenheim +/+

Rangsang Meningeal

: Kaku kuduk (+), Brudzinky I/II/III


sulit dinilai.

Saraf Otak

: N II, III : Pupil bulat isokor, D 3mm


ODS, Refleks cahaya (+/+), N III, IV,
VI sulit dinilai / kesan normal
Saraf otak lain sulit dinilai

Motorik

: Parese (-/-), spastis (-/-)

Sensorik

: Sulit Dinilai

Pada pemeriksaan penunjang didapatkan :


Pemeriksaan darah 15 Juli 2014

: Leukositosis, eritrosit meningkat,

Pemeriksaan Kimia Klinik GDS 15 Juli 2014 : Hipoglikemi


Pemeriksaan LCS 15 juli 2014 : Warna uning, keruh, jumlah sel meningkat,
dominan MN, Nonne dan Pandy Positif, Hipoglikorazia, protein meningkat.

VI. DIAGNOSIS
Differential Diagnosis :
Meningitis Serosa grade II
Meningitis Purulenta grade II
Diagnosis tambahan : Bronkopneumonia + susp TB Milier
Status gizi : baik

Diagnosis kerja :
Meningitis Serosa grade II + Bronkopneumonia + susp RB Milier

VII.

USUL PEMERIKSAAN

Foto Rontgen thoraks, abdomen

CT-Scan Kepala

Cek pendengaran dan penglihatan

Lumbal Pungsi

VIII. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
1. Infus
2. O2 1 Lpm
Medikamentosa :
1. Seftriakson i.v 300 mg per hari
Dosis : 50 mg/kgBB/hari 50 mg x 6,2 kg = 310 mg/hr
2. Parasetamol sirup 3 x 60 mg iv drip jika demam
3. OAT : Combipack
Isoniazid : 60 mg - 120 mg / hari peroral (10 - 20 mg/KgBB/ Hari)
Rifampisin : 60mg - 90 mg / hari peroral ( 10 - 15 mg/KgBB/ Hari)
Streptomisin : 120 mg - 240 mg / hari IM (20 - 40 mg/KgBB/Hari)
4. Steroid
Deksametason (0,15 mg/KgBB) dosis maksimal 10 mg, 4x sehari selama 4
hari)
0,15 mg x 6,2 Kg = 0,93 ~ 0,9 mg

IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam dubia
Quo ad functionam dubia ad malam

X. PENCEGAHAN
Umum :

Mengurangi kontak langsung dengan penderita.

Meningkat personal hygiene

Khusus :

Imunisasi meningitis pada bayi

XI. FOLLOW UP HARIAN


Tanggal
15 Juli
2014

S
Penurunan
kesadaran
dan kejang
< 1 menit
sejak 1 hari
SMRS,
Sesak (+)
Kontak TB
(+) paman

O
GCS :E3 M4 V2
N:140 x/m
R: 58 x/m
S: 39,80C
SaO2 : 95 %
KU: Somnolent
Kepala:
CA -/- SI -/Mata : pupil bulat
isokor diameter 3
mm, ODS RC +/+
lambat
Hidung : PCH -/-

A
Meningitis serosa
grade 2 + BP + susp.
TB milier

P
Pasang sonde +
ASI ekslusif /
SF LLM8x60 cc
per sonde
O2 nasal 2 lpm
Fenobarbital IV
loading dose
1x100 mg IV
selanjutnya 12
jam kemudian
2x20 mg IV
lambat
OAT combipack
1x1 tab dan

Leher : KGB ttm


Mulut : mukosa
basah

Streptomycin
1x100 mg IM
Ceftriaxone
1x500 mg IV
drip
Prednison 3x2,5
mg pulv per
sonde
Sanmol 3x60 mg
IV drip
Ranitidine 2x10
mg IV

Thorax:
B/P simetris
Cor: BJM regular,
murmur Pulmo: Wh / ,
Slem +/+,
Crackles +/+
Retraksi
Epigastrium (+)

Infus KaEn 1B
100 cc/jam

Abdomen:
cembung, soepel,
BU +, NT tidak
dapat di nilai ,
turgor cepat
Hepar 4 cm bac,
ruang traube terisi
Neurologis :
KPR +/+, APR +/
+, Reflex
Perkembangan +/
+, Kaku kuduk +,
Ext hangat
16 Juli
2014

Panas turun
Kejang (-)
Kontak mata
/
Tidur
Gelisah
BAB
terakhir 1
hari yang
lalu

GCS : E3 M5 V2
N:148 x/menit
R: 34 x/menit
S: 37,8C
SaO2 : 97 %
KU: Somnolent
Kepala:
CA -/- SI -/- pupil
isokor 3mm
Hidung : PCH -/Leher : KGB ttm
Mulut : mukosa
basah
Thorax:
B/P simetris
Cor: BJM regular,
murmur Pulmo: Wh / ,
Slem +/+,
Crackles +/+

Meningitis serosa
grade 2

Pasang sonde +
ASI ekslusif / SF
LLM 8x60 cc per
sonde
O2 nasal 2 lpm
Fenobarbital IV
loading dose
1x100 mg IV
selanjutnya 12
jam kemudian
2x20 mg IV
lambat
OAT combipack
1x1 tab dan
Streptomycin
1x100 mg IM
Ceftriaxone
1x500 mg IV
drip
Prednison 3x2,5
mg pulv per
sonde

Ranitidine 2x10
mg IV
Sanmol drop
3x0,7 ml (bila
demam)

Abdomen:
cembung, agak
keras, BU +, NT
Tidak dapat
dinilai, turgor
cepat
Hepar 4 cm bac,
ruang traube terisi

Infus KaEn 1B
10cc/jam

Neurologis :
KPR +/+, APR +/
+, Reflex
Perkembangan +/
+, Kaku kuduk +,

17 Juli
2014

Demam
Kejang (-)
Kontak mata
/
Tidur
Gelisah
Sesak (+)
BAB
terakhir
siang hari

Ext dingin,
CRT<2
GCS : E3 M5 V2
N:150 x/menit
R: 30 x/menit
S: 38,5C
SaO2 : 96%
KU: Somnolent
Kepala:
CA -/- SI -/Mata : pupil bulat
isokor diameter 3
mm, ODS RC +/+
lambat
Hidung : PCH -/Leher : KGB ttm
Mulut : mukosa
basah

Meningitis serosa
grade 2

Pasang sonde +
ASI ekslusif / SF
LLM 8x60 cc per
sonde
O2 nasal 2 lpm

Thorax:
B/P simetris
Cor: BJM regular,
murmur Pulmo: Wh / ,
Slem +/+,
Crackles +/+
Retraksi
Epigastrium (+)

Fenobarbital IV
loading dose
1x100 mg IV
selanjutnya 12
jam kemudian
2x20 mg IV
lambat
OAT combipack
1x1 tab dan
Streptomycin
1x100 mg IM
Ceftriaxone
1x500 mg IV
drip
Prednison 3x2,5
mg pulv per
sonde
Ranitidine STOP
Sanmol drop
3x0,7 ml (bila
demam)

Abdomen:
cembung, agak
keras, BU +, NT
tidak dapat di
nilai , turgor cepat
Hepar 4 cm bac,

Nebulisasi
dengan NaCl
3% + Bisolvon
10 gtt 3x hari
Suction jika
perlu

ruang traube terisi

18 Juli
2014

Demam (+)
Kejang (-)
Tidur sudah
agak lebih
nyenyak
Kontak mata
/
BAB
Terakhir
pagi hari

Neurologis :
KPR +/+, APR +/
+, Reflex
Perkembangan +/
+, Kaku kuduk +,
Ext hangat
GCS : E3 M4 V2
N:140 x/menit
R: 35 x/menit
S: 38,8C
SaO2 :
KU: Somnolent
Kepala:
CA -/- SI -/Mata : pupil bulat
isokor diameter 3
mm, ODS RC +/+
lambat
Hidung : PCH -/Leher : KGB ttm
Mulut : mukosa
basah
Thorax:
B/P simetris
Cor: BJM regular,
murmur Pulmo: Wh / ,
Slem +/+,
Crackles +/+
Abdomen:
cembung, soepel,
BU +, NT tidak
dapat di nilai ,
turgor cepat
Hepar 4 cm bac,
ruang traube terisi
Neurologis :
KPR +/+, APR +/
+, Reflex
Perkembangan +/
+, Kaku kuduk +,
Ext hangat

Infus KaEn 1B
10cc/jam

Meningitis serosa
grade 2

Pasang sonde +
ASI ekslusif / SF
LLM 8x60 cc per
sonde
O2 nasal 2 lpm
Fenobarbital IV
loading dose
1x100 mg IV
selanjutnya 12
jam kemudian
2x20 mg IV
lambat
OAT combipack
1x1 tab dan
Streptomycin
1x100 mg IM
Ceftriaxone
1x500 mg IV
drip
Prednison 3x2,5
mg pulv per
sonde
Ranitidine STOP
Sanmol drop
3x0,7 ml (bila
demam)

Nebulisasi
dengan NaCl
3% + Bisolvon
10 gtt 3x hari
Suction jika
perlu
Infus KaEn 1B
10cc/jam

PEMBAHASAN
Meningitis
Meningitis Meningitis sinonim dengan leptomeningitis yang berarti adanya
suatu infeksi selaput otak yang melibatkan arakhnoid dan piamater. Meningitis
sendiri dibagi menjadi dua menurut pemeriksaan Cerebrospinal Fluid (CSF) atau
disebut juga Liquor Cerebrospinalis (LCS), yaitu: meningitis purulenta dengan
penyebab bakteri selain bakteri Mycobacterium tuberculosis, dan meningitis serosa
dengan penyebab bakteri tuberkulosis ataupun virus.

Etiologi
Meningitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, riketsia,
jamur, cacing dan protozoa. Penyebab paling sering adalah virus
dan bakteri. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri berakibat
lebih fatal dibandingkan meningitis penyebab lain karena mekanisme
kerusakan dan gangguan otak yang disebabkan oleh bakteri maupun produk
bakteri lebih berat.
Infectious Agent meningitis purulenta mempunyai kecenderungan pada
golongan umur tertentu, yaitu golongan neonatus paling banyak disebabkan oleh
E.Coli, S.beta hemolitikus dan Listeria monositogenes. Golongan umur dibawah 5
tahun (balita) disebabkan oleh H.influenzae, Meningococcus dan Pneumococcus.
Golongan umur 5-20 tahun disebabkan oleh Haemophilus influenzae, Neisseria
meningitidis dan Streptococcus Pneumococcus, dan pada usia dewasa (>20 tahun)
disebabkan oleh Meningococcus, Pneumococcus, Stafilocccus, Streptococcus dan
Listeria. Penyebab meningitis serosa yang paling banyak ditemukan adalah
kuman Tuberculosis dan virus. Meningitis yang disebabkan oleh virus mempunyai
prognosis yang lebih baik, cenderung jinak dan bisa sembuh sendiri. Penyebab
meningitis virus yang paling sering ditemukan yaitu Mumpsvirus, Echovirus, dan
Coxsackie virus , sedangkan Herpes simplex , Herpes zooster, dan enterovirus
jarang menjadi penyebab meningitis aseptik(viral).

Epidemiologi
Di Amerika Serikat, insidensi meningitis bakterialis 6000 kasus per
tahunnya. Setengah dari kasus tersebut merupakan pasien anak. Kasus meningitis
yang disebabkan oleh N meningitidis terdapat 4 kasus dari 100.000 anak dengan
rentang umur 1-23 bulan. Jumlah kasus meningitis yang disebabkan oleh S
pneumoniae adalah 6,5 kasus dari 100.000 anak berumur 1-23 bulan.
Di indonesia yang merupakan daerah endemik TB, kasus meningitis TB
merupakan penyakit yang paling sering ditemukan. Insidensi meningkat terutama
bagi orang dengan HIV/AIDS. Meningitis Tuberculosis merupakan penyakit yang
mengancam jiwa dan memerlukan penanganan yang tepat sebab mortalitas dapat
mencapai 30%.
Meningitis TB merupakan salah satu komplikasi TB primer. Morbiditas
dan mortalitas ini sangat tinggi serta prognosis buruk. Penyakit ini dapat
menyerang umur berapa saja namu anak-anak lebih sering dibanding orang
dewasa terutama pada 5 tahun pertama kehidupan. Jarang ditemukan pada usia
dibawah 6 bulan dan hampir tidak pernah ditemukan pada usia dibawah 3 bulan.
Faktor risiko yang menyebabkan tingginya morbiditas dan mortalitas

Kemiskinan yang luas

Derajat kesehatan yang rendah

Status sosio ekologi yang buruk

Riwayat trauma kepala

Pembiayaan kesehatan sangat kecil

Proporsi populasi anak yang besar

Patogenesis
Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran
penyakit di organ
atau jaringan tubuh yang lain. Virus / bakteri menyebar secara
hematogen sampai ke

selaput

otak,

misalnya

pada

penyakit

Faringitis,

Tonsilitis,

Pneumonia, Bronchopneumonia dan Endokarditis. Penyebaran


bakteri/virus

dapat

pula

secara

perkontinuitatum

dari

peradangan organ atau jaringan yang ada di dekat selaput otak,


misalnya Abses otak, Otitis Media, Mastoiditis, Trombosis sinus
kavernosus dan Sinusitis. Penyebaran kuman bisa juga terjadi
akibat trauma kepala dengan fraktur terbuka atau komplikasi
bedah otak. Invasi kuman-kuman ke dalam ruang subaraknoid
menyebabkan reaksi radang pada pia dan araknoid, CSS (Cairan
Serebrospinal) dan sistem ventrikulus.
Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang
mengalami
hiperemi, dalam waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran
sel-sel leukosit
polimorfonuklear

ke

dalam

ruang

subarakhnoid,

kemudian

terbentuk eksudat. Dalam


beberapa hari terjadi pembentukan limfosit dan histiosit dan
dalam minggu kedua selsel plasma. Eksudat yang terbentuk
terdiri dari dua lapisan, bagian luar mengandung leukosit
polimorfonuklear

dan

fibrin

sedangkan

di

lapisaan

dalam

terdapat makrofag.
Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena
di korteks dan dapat menyebabkan trombosis, infark otak,
edema otak dan degenerasi neuronneuron. Trombosis serta
organisasi eksudat perineural yang fibrino-purulen menyebabkan
kelainan kraniales. Pada Meningitis yang disebabkan oleh virus,
cairan serebrospinal tampak jernih dibandingkan Meningitis yang
disebabkan oleh bakteri.

Manifestasi klinis
Meningitis ditandai dengan adanya gejala-gejala seperti demam, sakit kepala,
kaku kuduk, muntah dan perubahan status mental ataupun kesadaran. Diagnosis

pasti dapat ditegakkan dengan pemeriksaan cairan serebrospinal melalui pungsi


lumbal.
Pada umumnya, meningitis yang disebabkan oleh Mumpsvirus
ditandai dengan gejala anoreksia dan malaise, kemudian diikuti
oleh pembesaran kelenjer parotid sebelum invasi kuman ke
susunan saraf pusat. Pada meningitis yang disebabkan oleh
Echovirus ditandai dengan keluhan sakit kepala, muntah, sakit
tenggorok, nyeri otot, demam, dan disertai dengan timbulnya
ruam makopapular yang tidak gatal di daerah wajah, leher, dada,
badan, dan ekstremitas. Gejala yang tampak pada meningitis
Coxsackie virus yaitu tampak lesi vasikuler pada palatum, uvula,
tonsil, dan lidah dan pada tahap lanjut timbul keluhan berupa
sakit kepala, muntah, demam, kaku leher, dan nyeri punggung.
Meningitis bakteri biasanya didahului oleh gejala gangguan
alat pernafasan dan gastrointestinal. Meningitis bakteri pada
neonatus terjadi secara akut dengan gejala panas tinggi, mual,
muntah, gangguan pernafasan, kejang, nafsu makan
berkurang, dehidrasi dan konstipasi, biasanya selalu ditandai
dengan fontanella yang mencembung. Kejang dialami lebih
kurang 44 % anak dengan penyebab
Haemophilus influenzae, 25 % oleh Streptococcus pneumoniae,
21 % oleh Streptococcus, dan 10 % oleh infeksi Meningococcus.
Pada anak-anak dan dewasa
biasanya dimulai dengan gangguan saluran pernafasan bagian
atas, penyakit juga bersifat akut dengan gejala panas tinggi,
nyeri kepala hebat, malaise, nyeri otot dan nyeri punggung.
Cairan serebrospinal tampak kabur, keruh atau purulen.

Dasar diagnosis
Anamnesis
Kejang disertai penurunan kesadaran, menetek jadi jarang, demam,
merintih, apatis, muntah,

Pemeriksaan Fisik
Somnolen, rangsang meningen (+)
Pemeriksaan Laboratorium
Lumbal pungsi merupakan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis
pasti. Pada meningitis bakterial akan menunjukan:
Cairan tidak bening, Keruh, tekanan cairan serebrospinal meningkat,
leukosit meningkat, Protein meningkat, kadar glukosa rendah, jumlah sel
meningkat.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
CT dan MRI sekarang merupakan pilihan tepat untuk menyelidiki suspek lesi
pada otak.
- CT Scan
Sifat atau komposisi jaringan dapat ditentukan dengan melihat kepadatan
ataunilai Hounsfield. Ada empat kategori kepadatan secara umum, yaitu
pengapuran tulang atau yang sangat padat dan putih terang, kepadatan jaringan
lunak yangmenunjukkan berbagai nuansa warna abu-abu, kepadatan lemak
yang berwarnaabu-abu gelap dan udara yang berwarna hitam. Dengan
menerapkan prinsip-prinsipini, dimungkinkan untuk menentukan bagian yang
terlihat pada CT scan apapun,dan CT scan kepala pada khususnya.
CT scan kepala dapat menunjukkan :
1.

CT bisa menunjukkan hipodens pada pre kontras-hyperdensity


pada postkontras salah satu atau kedua lobus temporal, edema / massa dan

2.

kadang-kadang peningkatan kontras.


Lesi isodens atau hipodens berbentuk bulat cincin, noduler atau
pola homogendan menyangat dengan kontras, tempat predileksi pada

3.
4.

hemisfer (grey-white junction).


Bisa ditemukan edema cerebri.
Kadang disertai tanda-tanda perdarahan.

- MRI ( Magnetic Resonance Imaging )


Gambaran ensefalitis pada MRI di dapatkan :
1.

Perubahan patologis yang biasanya bilateral pada bagian medial


lobustemporalis dan bagian inferior lobus frontalis ( adanya lesi ).

2.Lesi isointens atau hipointens berbentuk bulat cincin, noduler atau


polahomogen dan menyangat dengan kontras, tempat predileksi pada
hemisfer (grey-white junction), pada T1WI.
3.Hiperintens lesi pada T2WI dan pada flair tampak hiperintens
Pemeriksaan laboratorium :
-

Pemeriksaan

darah

lengkap,

ditemukan

jumlah

leukosit

meningkat.-

Pemeriksaan cairan serobrospinal :cairan jemih, jumlah sel diatas normal, hitung
jenis didominasi oleh limfosit, protein dan glukosa normal atau meningkat
Pemeriksaan lainnya :
- EEG didapatkan gambaran penurunan aktivitas atau perlambatan.

Komplikasi
Kemungkinan komplikasi meningitis termasuk kejang, Komplikasi serta
sequelle yang timbul biasanya berhubungan dengan proses inflamasi pada
meningen dan pembuluh darah cerebral (kejang, parese nervus cranial, lesi
cerebral fokal, hydrasefalus) serta disebabkan oleh infeksi meningococcus pada
organ tubuh lainnya (infeksi okular, arthritis, purpura, pericarditis, endocarditis,
myocarditis, orchitis, epididymitis, albuminuria atau hematuria, perdarahan
adrenal). DIC dapat terjadi sebagai komplikasi dari meningitis. Komplikasi dapat
pula terjadi karena infeksi pada saluran nafas bagian atas, telinga tengah dan paruparu, Sequelle biasanya disebabkan karena komplikasi dari nervous system.

Penatalaksanaan
Terapi oksigen
Bayi dan anak yang mengalami hipoksia mungkin tidak tampak sianosis
Agitasi mungkin menjadi indikasi hipoksia
Oksigen diberikan pada penderita dengan saturasi oksigen <92% pada udara
kamar untuk mempertahankan saturasi oksigen > 92% dan pada penderita
dengan distress napas.
Analgetik dan antipiretik
Anak yang terkena infeksi saluran napas bawah akut umumnya mengalami
pireksia dan dapat merasakan nyeri seperti nyeri kepala.

Terapi cairan
Anak yang tidak mampu mempertahankan asupan cairan akibat sesak atau
kelelahan memerlukan terapi cairan.
Pemberian antivirus
Acyclovir 10 mg/kgBB intra vena 3 x sehari selama 10 hari atau 200 mg
peroral tiap 4 jam selama 10 hari.

Indikasi perawatan di rumah sakit pada bayi


1. SaO2 92%
2.Sianosis
3.Frekuensi napas >70x/menit
4.Kesukaran napas
5.Grunting, apnea intermitten
6.Tanda dapat makan/minum
7.Keluarga tidak mampu memantau anak dengan baik
Indikasi perawatan di rumah sakit pada anak besar
1. SaO2 92%
2.Sianosis
3.Frekuensi napas >70x/menit
4.Kesukaran napas
5.Grunting
6.Tanda dehidrasi
7.Keluarga tidak mampu memantau anak dengan baik
Kriteria Memulangkan Pasien
Perbaikan secara klinis, nafsu makan membaik, bebas demam, 12-24 jam,
stabil, saturasi O2> 92% dalam udara ruangan selama 12-24 jam (tanpa
O2), orangtua sudah mengerti untuk melanjutkan pemberian antibiotic oral.

Pencegahan
Vaksinasi dengan vaksin lengkap
Vaksin influenza untuk bayi > 6bl dan usia remaja
Untuk orangtua atau pengasuh bayi <6 bulan disarankan untuk diberikan
vaksin lengkap

Daftar Pustaka
Garna, Herry and Nataprawira, Heda Melinda, [ed.].Pedoman Diagnosis dan Terapi
Ilmu Kesehatan Anak. 4. Bandung : Departemen Ilmu Kesehatan Anak, 2012. pp.
812-821
Huldani. (2012, March). Diagnosis dan Penatalaksanaan Meningitis Tuberkulosis. 231.
Muller, M. L. (2014, January). Pediatric Bacterial Meningitis. Dipetik Juli 18, 2014,
dari Medscape: http://emedicine.medscape.com/article/961497-overview
Ritarwan, K. (2006, September). Diagnosis dan Penatalaksanaan Meningitis
Otogenik. Majalah Kedokteran Nusantara , 253-260.
Tunkel, A. R. (2004, August). Practice Guidelines for the Management of Bacterial
Meningitis. Clinical Infectiuos Disease , 1267-1282.

Anda mungkin juga menyukai