Meningitis
Disusun Oleh:
Veghasanah Tanlie - 1015186
Pembimbing:
dr. A. Adipurnama, Sp.A
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama penderita
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 0 th 6 bl
Kiriman dari
: IGD
Tanggal dirawat
: 15 Juli 2014
Tanggal diperiksa
: 15 Juli 2014
0
Ayah : Nama
Umur
: Tn. Agustian
: 25 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan
: Pegawai Swasta
Ibu
: Nama
Umur
Pendidikan : SMA
Pekerjaan
Penghasilan : Alamat
II. ANAMNESIS
2. 1. Heteroanamnesis diberikan oleh ibu pasien tanggal 15 Juli 2014
2. 2. Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran
2. 3. Riwayat perjalanan penyakit :
Keluhan utama : Penurunan Kesadaran
seorang pasie perempuan berumur 6 bulan datang ke IGD RSY bersama
orang tuanya dengan keluhan penderita tampak mengantuk yang semakin lama
semakin bertambah sehingga penderita tampak tertidur sejak 1 hari SMRS.
1
Penderita menjadi malas untuk menyusu ke ibunya. Keluhan disertai demam dan
kejang 1x yang lama kejangnya kurang dari satu menit. Kejang terjadi pada
seluruh badan penderita dengan kedua tangan dan kaki kaku serta mata mendelik
keatas. Selama dan sesudah kejang penderita tidak sadar. Penderita tidak muntah
dan keluhan nyeri kepala tidak diketahui.
Sejak 4 bulan SMRS penderita sering panas badan yang tidak begitu
tinggi, hilang timbul dan tidak disertai kejang. Keluhan penderita disertai batuk
yang tidak kunjung sembuh dan pilek. Ibu mengaku berat badan penderita
menjadi susah naik akhir-akhir ini..
Riwayat trauma kepala tidak ada. Riwayat keluarnya cairan dari telinga
atau gigi berlubang tidak ada. Riwayat kontak dengan penderita dewasa yang
batuk lama ada yaitu paman penderita dan sedang mendapatkan pengobatan TB
selama 3 bulan. Riwayat imunisasi BCG ada pada usia 1 bulan, skar BCG (+).
BAB
BAK
RPD
RPK
UB
dirasakan.
: 4 bln
Bicara 1 kata
:-
: -
Bicara 1 kalimat
:-
: -
Membaca
:-
Menulis
:-
Sekolah
:-
: -
2. 6. Gigi geligi
Pertama
Hepatitis B
5.
Campak
0 Bulan
L/P
No.
L
6.
P
7.
P
8.
9.
Keterangan
Nama
Ayah
HiB
Ibu
MMR
Anak (pasien)
Hep. A
Cacar air
2. 9. Makanan
Usia 0 bulan 6 bulan
Difteri
: -
Ginjal
: -
bln)
Tetanus
: -
Asma / Alergi : -
Diare
: -
Hepatitis
: -
Kejang
: -
Tifus perut
: -
TBC
: -
Lainnya
: -
Pneumonia
: -
Cacar Air
: -
Batuk rejan
: -
Campak
: -
2. 11.Penyakit keluarga
Asma
: -
Penyakit darah
TBC
: + (Paman)
Peny. Keganasan : -
Ginjal
: -
Kencing manis
Lain lain
: -
: : -
ANAMNESA SOSIAL
Pasien tinggal di rumah yang memiliki ventilasi yang baik. Sumber air untuk
mandi dan mencuci dari sumber air pribadi yang diberikan oleh perusahaan sekitar.
Sumber air minum dari air galon. Rumah memiliki jamban sendiri dan pembuangan
ke sungai. Sampah dibuang jauh dari rumah dan diambil 1 minggu sekali. Tidak ada
wabah penyakit di lingkungan rumah.
: Berat
Penampilan umum
: Mental : normal
Fisik
: 38,5 C ( aksiler )
Tensi
: tidak dilakukan
3.3. Pengukuran
Umur
: 6 bulan
Berat Badan
Panjang Badan
Status gizi
Lingkar kepala
: 42 cm
Lingkar dada
: 45 cm
Lingkar perut
: 40,5 cm
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung (-).
Telinga
: sekret -/-
Hidung
Mulut
: sianosis (-)
Leher
KGB
Kaku kuduk
: +
JVP
: 5 + 0 cmH2O
Dada
Dinding dada / paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Perut
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Genital
Perempuan, tidak ada kelainan
Status Neurologis
Reflek fisiologis
Reflek perkembangan
+
Rangsang Meningeal
dinilai
Saraf Otak
Refleks cahaya (+/+) lambat, N III, IV, VI sulit dinilai / kesan normal
Saraf otak lain sulit dinilai
Motorik
Sensorik
: Sulit Dinilai
Nilai normal
Keterangan
Hemoglobin
11,2 g/dL
Normal
Hematokrit
38,7 %
35 - 43 %
Leukosit
23.600/mm3
6000 - 18.000/mm3
Trombosit
452.000/mm3
200.000 - 550.000/mm3
Normal
Sangat
meningkat
Normal
Eritrosit
6,07 juta/mm3
Meningkat
MCV
63,8 fL
80 - 100 fL
Menurun
MCH
18,5 pg/mL
26 - 34 pg/mL
Menurun
MCHC
28,9 g/dL
32 - 36 g/dL
Menurun
104 mg/dL
50-80 mg/dL
Meningkat
Kimia Klinik
GDS
Lumbal Pungsi
Hasil
Nilai normal
Keterangan
Warna
Kuning
Tanpa Warna
Tidak Normal
Kekeruhan
Keruh
Jernih
Jumlah Sel
Tidak Normal
Sangat
meningkat
Hitung Jenis
(PMN:MN)
Nonne
Pandy
Glukosa
Protein
37 % : 63 %
Positif
Positif
Negatif
Negatif
2 mg/dl
4949,60
50-75 mg/dl
15-45 mg/dl
Menurun
Meningkat
Mikrobiologi LCS
BTA Negatif
Pewarnaan gram : Batang gram positif : (-)
Batang gram negatif : (-)
Coccus gram positif : (-)
Coccus gram negatif : (-)
Foto Thorax
Kesan : Bronkhopneumonia kanan-kiri atas, tengah dan bawah
Pneumonia Lobus medius dextra
V.
RESUME
BAK
RPD
RPK
UB
Kesadaran : Somnolen.
Fisik : lemah.
Tanda vital :
Nadi
Respirasi
Suhu
: 38,5 C ( aksiler )
Pemeriksaan Sistematik :
Mata
Paru-paru: VBS +/+, Ronki -/-, Wheezing -/Jantung : BJM, reguler, murmur (-)
Perut
Genital
Reflek perkembangan
Rangsang Meningeal
Saraf Otak
Motorik
Sensorik
: Sulit Dinilai
VI. DIAGNOSIS
Differential Diagnosis :
Meningitis Serosa grade II
Meningitis Purulenta grade II
Diagnosis tambahan : Bronkopneumonia + susp TB Milier
Status gizi : baik
Diagnosis kerja :
Meningitis Serosa grade II + Bronkopneumonia + susp RB Milier
VII.
USUL PEMERIKSAAN
CT-Scan Kepala
Lumbal Pungsi
VIII. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
1. Infus
2. O2 1 Lpm
Medikamentosa :
1. Seftriakson i.v 300 mg per hari
Dosis : 50 mg/kgBB/hari 50 mg x 6,2 kg = 310 mg/hr
2. Parasetamol sirup 3 x 60 mg iv drip jika demam
3. OAT : Combipack
Isoniazid : 60 mg - 120 mg / hari peroral (10 - 20 mg/KgBB/ Hari)
Rifampisin : 60mg - 90 mg / hari peroral ( 10 - 15 mg/KgBB/ Hari)
Streptomisin : 120 mg - 240 mg / hari IM (20 - 40 mg/KgBB/Hari)
4. Steroid
Deksametason (0,15 mg/KgBB) dosis maksimal 10 mg, 4x sehari selama 4
hari)
0,15 mg x 6,2 Kg = 0,93 ~ 0,9 mg
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam dubia
Quo ad functionam dubia ad malam
X. PENCEGAHAN
Umum :
Khusus :
S
Penurunan
kesadaran
dan kejang
< 1 menit
sejak 1 hari
SMRS,
Sesak (+)
Kontak TB
(+) paman
O
GCS :E3 M4 V2
N:140 x/m
R: 58 x/m
S: 39,80C
SaO2 : 95 %
KU: Somnolent
Kepala:
CA -/- SI -/Mata : pupil bulat
isokor diameter 3
mm, ODS RC +/+
lambat
Hidung : PCH -/-
A
Meningitis serosa
grade 2 + BP + susp.
TB milier
P
Pasang sonde +
ASI ekslusif /
SF LLM8x60 cc
per sonde
O2 nasal 2 lpm
Fenobarbital IV
loading dose
1x100 mg IV
selanjutnya 12
jam kemudian
2x20 mg IV
lambat
OAT combipack
1x1 tab dan
Streptomycin
1x100 mg IM
Ceftriaxone
1x500 mg IV
drip
Prednison 3x2,5
mg pulv per
sonde
Sanmol 3x60 mg
IV drip
Ranitidine 2x10
mg IV
Thorax:
B/P simetris
Cor: BJM regular,
murmur Pulmo: Wh / ,
Slem +/+,
Crackles +/+
Retraksi
Epigastrium (+)
Infus KaEn 1B
100 cc/jam
Abdomen:
cembung, soepel,
BU +, NT tidak
dapat di nilai ,
turgor cepat
Hepar 4 cm bac,
ruang traube terisi
Neurologis :
KPR +/+, APR +/
+, Reflex
Perkembangan +/
+, Kaku kuduk +,
Ext hangat
16 Juli
2014
Panas turun
Kejang (-)
Kontak mata
/
Tidur
Gelisah
BAB
terakhir 1
hari yang
lalu
GCS : E3 M5 V2
N:148 x/menit
R: 34 x/menit
S: 37,8C
SaO2 : 97 %
KU: Somnolent
Kepala:
CA -/- SI -/- pupil
isokor 3mm
Hidung : PCH -/Leher : KGB ttm
Mulut : mukosa
basah
Thorax:
B/P simetris
Cor: BJM regular,
murmur Pulmo: Wh / ,
Slem +/+,
Crackles +/+
Meningitis serosa
grade 2
Pasang sonde +
ASI ekslusif / SF
LLM 8x60 cc per
sonde
O2 nasal 2 lpm
Fenobarbital IV
loading dose
1x100 mg IV
selanjutnya 12
jam kemudian
2x20 mg IV
lambat
OAT combipack
1x1 tab dan
Streptomycin
1x100 mg IM
Ceftriaxone
1x500 mg IV
drip
Prednison 3x2,5
mg pulv per
sonde
Ranitidine 2x10
mg IV
Sanmol drop
3x0,7 ml (bila
demam)
Abdomen:
cembung, agak
keras, BU +, NT
Tidak dapat
dinilai, turgor
cepat
Hepar 4 cm bac,
ruang traube terisi
Infus KaEn 1B
10cc/jam
Neurologis :
KPR +/+, APR +/
+, Reflex
Perkembangan +/
+, Kaku kuduk +,
17 Juli
2014
Demam
Kejang (-)
Kontak mata
/
Tidur
Gelisah
Sesak (+)
BAB
terakhir
siang hari
Ext dingin,
CRT<2
GCS : E3 M5 V2
N:150 x/menit
R: 30 x/menit
S: 38,5C
SaO2 : 96%
KU: Somnolent
Kepala:
CA -/- SI -/Mata : pupil bulat
isokor diameter 3
mm, ODS RC +/+
lambat
Hidung : PCH -/Leher : KGB ttm
Mulut : mukosa
basah
Meningitis serosa
grade 2
Pasang sonde +
ASI ekslusif / SF
LLM 8x60 cc per
sonde
O2 nasal 2 lpm
Thorax:
B/P simetris
Cor: BJM regular,
murmur Pulmo: Wh / ,
Slem +/+,
Crackles +/+
Retraksi
Epigastrium (+)
Fenobarbital IV
loading dose
1x100 mg IV
selanjutnya 12
jam kemudian
2x20 mg IV
lambat
OAT combipack
1x1 tab dan
Streptomycin
1x100 mg IM
Ceftriaxone
1x500 mg IV
drip
Prednison 3x2,5
mg pulv per
sonde
Ranitidine STOP
Sanmol drop
3x0,7 ml (bila
demam)
Abdomen:
cembung, agak
keras, BU +, NT
tidak dapat di
nilai , turgor cepat
Hepar 4 cm bac,
Nebulisasi
dengan NaCl
3% + Bisolvon
10 gtt 3x hari
Suction jika
perlu
18 Juli
2014
Demam (+)
Kejang (-)
Tidur sudah
agak lebih
nyenyak
Kontak mata
/
BAB
Terakhir
pagi hari
Neurologis :
KPR +/+, APR +/
+, Reflex
Perkembangan +/
+, Kaku kuduk +,
Ext hangat
GCS : E3 M4 V2
N:140 x/menit
R: 35 x/menit
S: 38,8C
SaO2 :
KU: Somnolent
Kepala:
CA -/- SI -/Mata : pupil bulat
isokor diameter 3
mm, ODS RC +/+
lambat
Hidung : PCH -/Leher : KGB ttm
Mulut : mukosa
basah
Thorax:
B/P simetris
Cor: BJM regular,
murmur Pulmo: Wh / ,
Slem +/+,
Crackles +/+
Abdomen:
cembung, soepel,
BU +, NT tidak
dapat di nilai ,
turgor cepat
Hepar 4 cm bac,
ruang traube terisi
Neurologis :
KPR +/+, APR +/
+, Reflex
Perkembangan +/
+, Kaku kuduk +,
Ext hangat
Infus KaEn 1B
10cc/jam
Meningitis serosa
grade 2
Pasang sonde +
ASI ekslusif / SF
LLM 8x60 cc per
sonde
O2 nasal 2 lpm
Fenobarbital IV
loading dose
1x100 mg IV
selanjutnya 12
jam kemudian
2x20 mg IV
lambat
OAT combipack
1x1 tab dan
Streptomycin
1x100 mg IM
Ceftriaxone
1x500 mg IV
drip
Prednison 3x2,5
mg pulv per
sonde
Ranitidine STOP
Sanmol drop
3x0,7 ml (bila
demam)
Nebulisasi
dengan NaCl
3% + Bisolvon
10 gtt 3x hari
Suction jika
perlu
Infus KaEn 1B
10cc/jam
PEMBAHASAN
Meningitis
Meningitis Meningitis sinonim dengan leptomeningitis yang berarti adanya
suatu infeksi selaput otak yang melibatkan arakhnoid dan piamater. Meningitis
sendiri dibagi menjadi dua menurut pemeriksaan Cerebrospinal Fluid (CSF) atau
disebut juga Liquor Cerebrospinalis (LCS), yaitu: meningitis purulenta dengan
penyebab bakteri selain bakteri Mycobacterium tuberculosis, dan meningitis serosa
dengan penyebab bakteri tuberkulosis ataupun virus.
Etiologi
Meningitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, riketsia,
jamur, cacing dan protozoa. Penyebab paling sering adalah virus
dan bakteri. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri berakibat
lebih fatal dibandingkan meningitis penyebab lain karena mekanisme
kerusakan dan gangguan otak yang disebabkan oleh bakteri maupun produk
bakteri lebih berat.
Infectious Agent meningitis purulenta mempunyai kecenderungan pada
golongan umur tertentu, yaitu golongan neonatus paling banyak disebabkan oleh
E.Coli, S.beta hemolitikus dan Listeria monositogenes. Golongan umur dibawah 5
tahun (balita) disebabkan oleh H.influenzae, Meningococcus dan Pneumococcus.
Golongan umur 5-20 tahun disebabkan oleh Haemophilus influenzae, Neisseria
meningitidis dan Streptococcus Pneumococcus, dan pada usia dewasa (>20 tahun)
disebabkan oleh Meningococcus, Pneumococcus, Stafilocccus, Streptococcus dan
Listeria. Penyebab meningitis serosa yang paling banyak ditemukan adalah
kuman Tuberculosis dan virus. Meningitis yang disebabkan oleh virus mempunyai
prognosis yang lebih baik, cenderung jinak dan bisa sembuh sendiri. Penyebab
meningitis virus yang paling sering ditemukan yaitu Mumpsvirus, Echovirus, dan
Coxsackie virus , sedangkan Herpes simplex , Herpes zooster, dan enterovirus
jarang menjadi penyebab meningitis aseptik(viral).
Epidemiologi
Di Amerika Serikat, insidensi meningitis bakterialis 6000 kasus per
tahunnya. Setengah dari kasus tersebut merupakan pasien anak. Kasus meningitis
yang disebabkan oleh N meningitidis terdapat 4 kasus dari 100.000 anak dengan
rentang umur 1-23 bulan. Jumlah kasus meningitis yang disebabkan oleh S
pneumoniae adalah 6,5 kasus dari 100.000 anak berumur 1-23 bulan.
Di indonesia yang merupakan daerah endemik TB, kasus meningitis TB
merupakan penyakit yang paling sering ditemukan. Insidensi meningkat terutama
bagi orang dengan HIV/AIDS. Meningitis Tuberculosis merupakan penyakit yang
mengancam jiwa dan memerlukan penanganan yang tepat sebab mortalitas dapat
mencapai 30%.
Meningitis TB merupakan salah satu komplikasi TB primer. Morbiditas
dan mortalitas ini sangat tinggi serta prognosis buruk. Penyakit ini dapat
menyerang umur berapa saja namu anak-anak lebih sering dibanding orang
dewasa terutama pada 5 tahun pertama kehidupan. Jarang ditemukan pada usia
dibawah 6 bulan dan hampir tidak pernah ditemukan pada usia dibawah 3 bulan.
Faktor risiko yang menyebabkan tingginya morbiditas dan mortalitas
Patogenesis
Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran
penyakit di organ
atau jaringan tubuh yang lain. Virus / bakteri menyebar secara
hematogen sampai ke
selaput
otak,
misalnya
pada
penyakit
Faringitis,
Tonsilitis,
dapat
pula
secara
perkontinuitatum
dari
ke
dalam
ruang
subarakhnoid,
kemudian
dan
fibrin
sedangkan
di
lapisaan
dalam
terdapat makrofag.
Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena
di korteks dan dapat menyebabkan trombosis, infark otak,
edema otak dan degenerasi neuronneuron. Trombosis serta
organisasi eksudat perineural yang fibrino-purulen menyebabkan
kelainan kraniales. Pada Meningitis yang disebabkan oleh virus,
cairan serebrospinal tampak jernih dibandingkan Meningitis yang
disebabkan oleh bakteri.
Manifestasi klinis
Meningitis ditandai dengan adanya gejala-gejala seperti demam, sakit kepala,
kaku kuduk, muntah dan perubahan status mental ataupun kesadaran. Diagnosis
Dasar diagnosis
Anamnesis
Kejang disertai penurunan kesadaran, menetek jadi jarang, demam,
merintih, apatis, muntah,
Pemeriksaan Fisik
Somnolen, rangsang meningen (+)
Pemeriksaan Laboratorium
Lumbal pungsi merupakan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis
pasti. Pada meningitis bakterial akan menunjukan:
Cairan tidak bening, Keruh, tekanan cairan serebrospinal meningkat,
leukosit meningkat, Protein meningkat, kadar glukosa rendah, jumlah sel
meningkat.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
CT dan MRI sekarang merupakan pilihan tepat untuk menyelidiki suspek lesi
pada otak.
- CT Scan
Sifat atau komposisi jaringan dapat ditentukan dengan melihat kepadatan
ataunilai Hounsfield. Ada empat kategori kepadatan secara umum, yaitu
pengapuran tulang atau yang sangat padat dan putih terang, kepadatan jaringan
lunak yangmenunjukkan berbagai nuansa warna abu-abu, kepadatan lemak
yang berwarnaabu-abu gelap dan udara yang berwarna hitam. Dengan
menerapkan prinsip-prinsipini, dimungkinkan untuk menentukan bagian yang
terlihat pada CT scan apapun,dan CT scan kepala pada khususnya.
CT scan kepala dapat menunjukkan :
1.
2.
3.
4.
Pemeriksaan
darah
lengkap,
ditemukan
jumlah
leukosit
meningkat.-
Pemeriksaan cairan serobrospinal :cairan jemih, jumlah sel diatas normal, hitung
jenis didominasi oleh limfosit, protein dan glukosa normal atau meningkat
Pemeriksaan lainnya :
- EEG didapatkan gambaran penurunan aktivitas atau perlambatan.
Komplikasi
Kemungkinan komplikasi meningitis termasuk kejang, Komplikasi serta
sequelle yang timbul biasanya berhubungan dengan proses inflamasi pada
meningen dan pembuluh darah cerebral (kejang, parese nervus cranial, lesi
cerebral fokal, hydrasefalus) serta disebabkan oleh infeksi meningococcus pada
organ tubuh lainnya (infeksi okular, arthritis, purpura, pericarditis, endocarditis,
myocarditis, orchitis, epididymitis, albuminuria atau hematuria, perdarahan
adrenal). DIC dapat terjadi sebagai komplikasi dari meningitis. Komplikasi dapat
pula terjadi karena infeksi pada saluran nafas bagian atas, telinga tengah dan paruparu, Sequelle biasanya disebabkan karena komplikasi dari nervous system.
Penatalaksanaan
Terapi oksigen
Bayi dan anak yang mengalami hipoksia mungkin tidak tampak sianosis
Agitasi mungkin menjadi indikasi hipoksia
Oksigen diberikan pada penderita dengan saturasi oksigen <92% pada udara
kamar untuk mempertahankan saturasi oksigen > 92% dan pada penderita
dengan distress napas.
Analgetik dan antipiretik
Anak yang terkena infeksi saluran napas bawah akut umumnya mengalami
pireksia dan dapat merasakan nyeri seperti nyeri kepala.
Terapi cairan
Anak yang tidak mampu mempertahankan asupan cairan akibat sesak atau
kelelahan memerlukan terapi cairan.
Pemberian antivirus
Acyclovir 10 mg/kgBB intra vena 3 x sehari selama 10 hari atau 200 mg
peroral tiap 4 jam selama 10 hari.
Pencegahan
Vaksinasi dengan vaksin lengkap
Vaksin influenza untuk bayi > 6bl dan usia remaja
Untuk orangtua atau pengasuh bayi <6 bulan disarankan untuk diberikan
vaksin lengkap
Daftar Pustaka
Garna, Herry and Nataprawira, Heda Melinda, [ed.].Pedoman Diagnosis dan Terapi
Ilmu Kesehatan Anak. 4. Bandung : Departemen Ilmu Kesehatan Anak, 2012. pp.
812-821
Huldani. (2012, March). Diagnosis dan Penatalaksanaan Meningitis Tuberkulosis. 231.
Muller, M. L. (2014, January). Pediatric Bacterial Meningitis. Dipetik Juli 18, 2014,
dari Medscape: http://emedicine.medscape.com/article/961497-overview
Ritarwan, K. (2006, September). Diagnosis dan Penatalaksanaan Meningitis
Otogenik. Majalah Kedokteran Nusantara , 253-260.
Tunkel, A. R. (2004, August). Practice Guidelines for the Management of Bacterial
Meningitis. Clinical Infectiuos Disease , 1267-1282.