Anda di halaman 1dari 25

ENERGI

Oleh :
Nama
NIM

: I Made Ardi Bayu Saputra


: 1429061005

Program Studi Pendidikan Sains


Program Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Energi Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas mata
kuliah Sains Terintegrasi, Universitas Pendidikan Ganesha.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada, Dosen mata kuliah Sains Terintegrasi dan semua
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini.

Singaraja, 11 Oktober 2014

Penyusun

ii

Daftar Isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1

Latar Belakang................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
2.1

2.2

Peranan Energi dalam Bidang Ilmu Fisika.....................................................


2.1.1

Energi potensial gravitasi...................................................................

2.1.2

Energy Kinetik...................................................................................

Peranan Energi yang berkaitan dengan ilmu kimia........................................


2.2.1

Energi fosil.........................................................................................

2.2.2

Pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil...................................

2.2.3

Konversi energi kimia menjadi panas..............................................

2.2.4

Efek lingkungan Pembangkit listrik Tenaga bahan bakar fosil


12

2.2.5
2.3

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir...................................................

Peranan Energi dalam ilmu biologi..............................................................


2.3.1

Sumber Energi dalam Tubuh............................................................

2.3.2 Metabolisme.................................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
3.1

Kesimpulan...................................................................................................

3.2

Saran.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

iii

iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di masa sekarang ini tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi
bagi kehidupan adalah hal yang wajib bagi kelangsungan hidup manusia. Energi
ini sangat bermanfaat bagi manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh James
Prescott Joule. Energi yaitu adalah sesuatu yang tidak bisa dimusnahkan namun
hanya dapat berubah bentuk dari bentuk satu ke bentuk yang lainnya. Yang lebih
dikenal dengan Hukum Kekekalan Energi. Energi diperlukan untuk melakukan
kerja. Dengan kata lain tanpa adanya energi tidak dapat melakukan kerja.
Mendorong meja hingga meja berpindah maupun menimba air adalah contoh dari
kerja. Energi itu tidak dapat dilihat. Misalnya, menggunakan energi untuk
mendorong sebuah benda. Energi yang terpakai tidak nampak. Yang nampak ialah
benda itu telah berpindah tempat. Demikian pula bensin mengandung energi.
Tetapi energinya itu sendiri tidak nampak. Adanya energi dalam bensin itu dapat
terlihat waktu bensin itu dibakar dalam mesin dan mesin itu menggerakkan
kendaraan.
Energi di dunia ini sangatlah terbatas namun dari yang terbatas inilah
manusia mencoba untuk menjadikan energi sebagai bahan percobaan untuk
keperluan manusia. Energi juga sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti misalnya, untuk berlari kita memerlukan energi, untuk belajar kita
memerlukan energi, dan secara umum untuk melakukan kegiatan kita memerlukan
energi. Untuk melakukan aktivitas, kita perlu makanan. Dengan demikian, energi
kita dapatkan dari makanan yang kita santap sehari-hari. Sehingga kita akan meras
malas untuk melakukan suatu kegiatan. Dari tahun ke tahun perluasan energi
semakin gencarnya dilakukan oleh para peneliti. Perluasan energi

biasanya

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya: radio, tv, internet, kipas
angin, hp, dan lain sebagainya. Namun semuanya itu tidak terlepas dari ilmu dasar
mengenai energi itu sendiri. Energi di dalam kehidupan manusia itu sendiri adalah

perpindahan energi. Jadi apa yang digunakan manusia itu bukanlah energi namun
perpindahan energi.
Perpindahan energi inilah yang bisa digunakan untuk keperluan manusia.
Sebagai contoh energi cahaya matahari digunakan manusia untuk proses
penjemuran, energi bahan bakar fosil yang diubah menjadi energi listrik, energi
listrik diubah menjadi energi cahaya yaitu bola lampu, dan masih banyak lagi.
Pengetahuan akan perubahan bentuk energi atau perpindahan energi dapat dibagi
menjadi 3 bidang ilmu pengetahuan dasar yaitu: Kimia, fisika, dan biologi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah
yaitu bagaimana peranan energi dalam kehidupan manusia pada aspek fisika,
kimia dan biologi?
1.3 Tujuan Penulisan
Dengan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka
tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjelaskan peranan energi dalam
kehidupan manusia pada aspek fisika, kimia dan biologi
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dalam bidang energi khususnya terkait dengan
peranan energi pada kehidupan manusia pada aspek fisika, kimia dan
biologi.
2. Bagi pembaca
Dapat mengetahui konversi energi yang terjadi pada setiap proses kejadian
terkait dalam kehidupan manusia pada aspek fisika, kimia dan biologi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peranan Energi dalam Bidang Ilmu Fisika


Dalam fisika, khususnya mekanika, sebelum membahas mengenai energi
terlebih dahulu harus diketahui apa itu usaha karena usaha berkaitan erat dengan
energi. Usaha merupakan sesuatu yang dilakukan oleh gaya pada sebuah benda,
yang menyebabkan benda bergerak.

Gambar 1. Seseorang yang sedang melakukan usaha


Usaha dikatakan telah dilakukan jika hanya gaya menyebabkan sebuah
benda bergerak. Namun, jika hanya menahan sebuah benda agar benda tersebut
tidak bergerak, itu bukan dikatakan melakukan usaha., walaupun orang tersebut
telah mengerakan seluruh kekuatannya untuk menahan batu tersebut. Jadi, dalam
fisika, usaha berkaitan dengan gerak sebuah benda.
Untuk memindahkan sebuah benda yang bermassa lebih besar, diperlukan
usaha yang lebih besar pula. Juga, untuk memindahkan suatu benda pada jarak
yang lebih jauh, diperlukan pula usaha yang lebih besar. Dengan berdasarkan pada
kenyataan tersebut, Usaha didefinisikan sebagai hasil kali gaya dan perpindahan
yang terjadi.

Bila usaha disimbolkan dengan W , gaya

, dan perpindahan

, maka, secara

matematis dapat dituliskan


W F .s

Dalam sistem satuaan SI, satuan usaha adalah joule, yang dilambangkan
dengan huruf J. Satu joule didefinisikan sebagai besarnya usaha yang dilakukan

oleh sebuah gaya 1 newton yang bekerja searah dengan perpindahan benda, yang
menyebabkan perpindahan sejauh 1 meter. Dengan demikian,
1 joule 1Newton 1meter

1Joule 1Nm

Untuk usaha yang lebih besar, biasanya menggunakan satuan kilojoule (kJ)
dan megajoule (MJ).
1 kJ = 1000 J
1 MJ = 1000 000 J
Sehingga energi dalam fisika dapat didefinisikan sebagai kemampuan
untuk untuk melakukan usaha. Dalam bidang ilmu fisika, peranan energi dapat
dilihat dari energi potensial gravitasi dan energi kinetik.

2.1.1

Energi potensial gravitasi


Secara umum, energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam sebuah

benda atau dalam suatu keadaan tertentu. Dengan demikian, dalam air terjun
terdapat energi potensial, dalam batu bara terdapat energi potensial, dalam tubuh
kita terdapat energi potensial. Energi potensial karena masih tersimpan, yang
tersimpan dalam air yang berada diatas suatu tebing baru bermanfaat ketika
diubah menjadi energi kinetik dalam air terjun. Energi potensial dalam batu bara
baru bermanfaat ketika diubah menjadi energi panas melalui pembakaran. Energi
potensial dalam tubuh kita akan bermanfaat jika kita mengubah menjadi energi
gerak yang dilakukan oleh otot-otot tubuh kita.

Gambar 2.Merubah energi gerak pada otot-otot

Dalam pengertian yang lebih sempit, yakni dalam mekanika, energi


potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena kedudukan atau keadaan
benda tersebut. Contoh energi potensial gravitasi dan energi potensial elastik.
Energi potensial gravitasi dimiliki oleh benda yang berada di ketinggian tertentu
dari permukaan tanah. Sedangkan energi potensial elastis dimiliki oleh, misalnya
busur panah yang direnggangkan. Energi potensial elastik pada busur panah ini
baru bermanfaat ketika regangan tersebut dilepaskan sehingga menyebabkan
berubahnya energi potensial elastik menjadi energi kinetik (anak panah pada busur
terlontar).
Sebuah benda yang berada pada ketinggian tertentu terhadap suatu bidang
acuan tertentu memiliki energi potensial. Energi ini, sesuai dengan penyebabnya,
disebut energi potensial gravitasi. Artinya, energi ini potensial untuk melakukan
usaha dengan cara mengubah ketinggiannya. Semakin tinggi kedudukan suatu
benda dari bidang acuan, semakin besar energi potensial gravitasi yang
dimilikinya.
Untuk mengangkat sebuah benda bermassa

m yang diam diatas lantai

diangkat sampai pada ketinggian h diatas lantai. Lantai dianggap sebagai bidang
acuan. diketahui bahwa gaya yang diperlukan untuk melakukan usaha ini, yaitu
mengangkat benda ini, sama dengan gaya yang diperlukan untuk melawan gaya
gravitasi yang berkerja pada benda (gaya berat). Besarnya berat tersebut dapat kita
tuliskan sebagai mg , dimana m adalah massa benda, dan g adalah percepatan
gravitasi Bumi. Jadi, besarnya usaha yang dilakukan untuk mengangkat benda
bermassa

m setinggi

h adalah

W Fd
W mgh

Dengan demikian, pada ketinggian h di atas, benda tersebut memiliki


energi potensial gravitasi, yaitu kemampuan untuk malakukan usaha sebesar
mgh .

Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan secara umum persamaan untuk
menghitung energi potensial gravitasi sebuah benda (EP).
EP mgh

Gambar 3. Seorang atlet yang sedang mengangkat besi


Dalam persamaan ini, h adalah perubahan ketinggian diukur dari bidang
acuan. Gambar 2, menjelaskan apa yang terjadi ketika seorang atlet besi
mengangkat beban. Usaha yang dilakukan pada beban tidak bergantung pada
lintasan yang dipilih untuk mengangkat beban. Gaya yang diperlukan untuk
mengangkat beban tersebut merupakan gaya yang diperlukan untuk melawan gaya
berat, yang arahnya selalu ke bawah. Makin tinggi suatu benda di atas tanah,
makin besar pula energi potensial gravitasi yang dimiliknya.
2.1.2

Energi Kinetik
Sebuah benda yang bergerak dapat melakukan kerja pada benda lain yang

ditumbuknya. Sebuah peluru meriam yang melayang melakukan kerja pada

dinding bata yang dihancurkannya, sebuah martil yang bergerak melakukan kerja
pada paku yang dipukulnya. Pada setiap kasus tersebut, sebuah benda yang
bergerak memberikan gaya pada benda kedua dan memindahkannya sejauh jarak
tertentu. Sebuah benda yang sedang bergerak memiliki kemampuan untuk
melakukan kerja dan demikian dapat dikatakan mempunyai energi. Energi gerak
disebut dengan energi kinetik, dari kata Yunani kinetikos, yang berarti gerak.

Gambar 4. Ikan paus yang meloncat memiliki energi kinetik


Untuk mendapatkan definisi kuantitatif dari energi kinetik, misalkan
sebuah benda bermassa m yang sedang bergerak pada garis lurus dengan laju awal
v1. Untuk mempercepat benda itu secara beraturan sampai laju v2, gaya total
konstan F diberikan padanya dengan arah yang sejajar dengan geraknya sejauh d.
kemudian kerja total yang dilakukan benda itu adalah
Wtot Ftot d

Berdasarkan Hukum II Newton, Ftot ma , dan persamaan gerak lurus berubah


beraturan v 22 v12 2ad , maka diperoleh
a

v 22 v12
2d

Kemudian substitusikan ke dalam Ftot ma, dan kerja yang dilakukan yang dapat
ditentukan :
v 2 v12
Wtot Ftot d mad m 2
2d

Atau
Wtot

1
1
mv 22 mv12
2
2

Didefinisikan besaran

1
mv 2 sebagai energi kinetik translasi (EK) dari benda
2

tersebut
EK

1
mv 2
2

Jadi dapat dituliskan juga


Wtot EK 2 EK 1
Wtot EK

Jadi kerja total yang dilakukan pada sebuah benda sama dengan perubahan energi
kinetiknya.
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Misalnya ketika
menggsok-gosokkan tangan, dalam hal ini energi kinetik diubah menjadi energi
panas. Jadi salah satu sifat yang paling mendasar dari alam semesta adalah bahwa
setiap energi dapat dikonversi ke setiap bentuk energi. Contoh yang lain yaitu,
Bungee Jumping, dimana Bungee jumping ini memberikan ilustrasi terkait dengan
konversi bentuk energi. Ketika pelompat naik ke jembatan yang tinggi, tali elastis
dilekatkan pada pergelangan kakinya. Awalnya pelompat akan megerahkan energi
kimia dalam tubuh yang dihasilkan dari makanan untuk berjalan ke landasan
untuk peluncuran yang tinggi. Kemudian pelompat memulai diri untuk melompat
menuju ke tanah sampai tali elastis memperlambatnya, dan menghentikan
kejatuhan pelompat. Ketika melompat menuju tanah maka energi potensial
berkurang dan diubah menjadi energi kinetik. Ketika tali mulai meregang,
pelompat melambat dan energi kinetik secara bertahap diubah menjadi energi
elastis yang dimiliki oleh tali. Sehingga, energi potensial gravitasi yang dimiliki
pelompat di awal benar-benar ditransfer ke tali elastis yang membentang, yang
kemudian kembali dikonversi energi elastik yang tersimpan pada tali menjadi
energi kinetik dan energi potensial gravitasi. Selain pada sepanjang waktu,
sebagian energi juga diubah menjadi energi termal.

Gambar 5. Konversi Energi Bungee jumping

2.2 Peranan Energi yang berkaitan dengan ilmu kimia


Peranan energi dalam ilmu kimia dapat dilihat dari dilihat dari energi fosil.
Dimana melalui energi fosil peranan dan konvensi energi dapat dijelaskan melalui
pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil dan pembangkit listrik tenaga nuklir.
2.2.1 Energi fosil
Energi yang termasuk bahan bakar fosil adalah batu bara, minyak bumi,
dan gas alam. Semua bahan bakar fosil dihasilkan dari pemfosilan senyawa
hidrokarbon. Kebanyakan bahan bakar fosil diproduksi di masa abad Carboniferus
dalam era paleoszoic bumi, kira-kira 325 juta tahun yang lalu. Setelah tanaman
mati, karbohidrat diubah menjadi senyawa hidrokarbon oleh tekanan dan panas,
karena ketiadaan oksigen.
Satu abad yang lampau batu bara merupakan sumber bahan bakar fosil
yang terbanyak diperkirakan adalah tumbuh-tumbuhan yang memfosil. Batu bara
terdiri atas berbagai campuran karbon, hydrogen oksigen, nitrogen dan beberapa
pengotoran lain. Sebagian karbon itu tetap padat bilamana dipanaskan dan
sebagian lagi akan berubah menjadi gas dan keluar bersama-sama unsure gas
9

lainnya. Bagian gas ini mudah terbakar dan menyala terus menerus serta agak
berasap daripada karbon padat yang membara. Batu bara yang pada sekitar tahun
1910 merupakan 75% sumber energi utama yang digunakan seluruh negara, saat
ini sudah bukan sunber utama lagi. Hal ini disebabkan batu bara adalah bahan
bakar yang kotor, yang ketika dibakar yang mengahasilkan gas beracun yang
dapat mencemari atmosfer Bumi. Rata-rata, 1 kilo-gram batu bara bisa
menghasilkan energi sebesar 2 kWh.
Minyak bumi berasal dari kehidupan laut yang membusuk sebagian.
Minyak bumi biasanya ditemui dalam kubah karang berpori yang besar. Minyak
bumi merupakan bahan bakar yang lebih baik dari batu bara, yaitu lebih murah
untuk menambangnya, dan lebih murah dalam hal pengangkutannya dari lokasi
penambangan ke lokasi pengolahan. Dari segi polusi, minyak bumi lebih sedikit
menimbulkan polusi dari pada yang dilakukan batu bara. Sampai saat ini, minyak
bumi masih termasuk sumber energi utama bagi kehidupan manusia.
2.2.2

Pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil


Pemanfaatan energi dari bahan bakar fosil adalah sebagai pembangkit

listrik. Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil adalah pembangkit listrik yang
membakar bahan bakar fosil seperti batubara, gas alam, atau minyak bumi untuk
memproduksi listrik. Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil didesain untuk
produksi skala besar yang berlangsung terus menerus. Di banyak negara,
pembangkit listrik jenis ini memproduksi sebagian besar energi listrik yang
digunakan.

10

Gambar 5. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap


Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil selalu memiliki mesin rotasi
yang mengubah panas dari pembakaran menjadi energi mekanik yang lalu
mengoperasikan generator listrik. Penggerak utamanya adalah uap, gas bertekanan
tinggi, atau mesin siklus dari mesin pembakaran dalam. Hasil sampingan dari
mesin pembakaran dalam harus dipertimbangkan dalam desain mesin dan
operasinya. Panas yang terbuang karena efisiensi yang terbatas dari siklus energi,
ketika tidak direcovery sebagai pemanas ruangan, akan dibuang ke atmosfer. Gas
sisa hasil pembakaran dibuang ke atmosfer; mengandung karbon dioksida dan uap
air, juga substansi lain seperti nitrogen, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan abu
ringan (khusus batu bara) dan mungkin merkuri. Abu padat dari pembakaran batu
bara juga harus dibuang, meski saat ini abu padat sisa pembakaran batu bara dapat
didaur ulang sebagai bahan bangunan. Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil
adalah peyumbang utama gas rumah kaca dan berkontribusi besar terhadap
pemanasan global. Batu bara menghasilkan gas rumah kaca sedikitnya tiga kali
lebih banyak dari gas alam.
2.2.3

Konversi energi kimia menjadi panas


Pembakaran sempurna dari bahan bakar fosil menggunakan oksigen untuk

mengionisiasi pembakaran.
C x H y O2 Panas CO2 H 2 O

11

Persamaan yang lebih simpel adalah


Bahanbakar Oksigen Panas Karbondioksida Air

Sisa pembakaran seperti nitrogen dan sulfur dioksida, datang dari bahan
bakar yang tidak murni karena terdapat campuran yang tidak diharapkan
(pengotor) dari bahan bakar tersebut.
Terkait dengan Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa setiap
siklus tertutup hanya bisa mengkonversi sebagian panas yang diproduksi menjadi
kerja. Sisa panas harus dipindahkan ke reservoir yang lebih dingin, menjadi panas
yang terbuang. Sebagian panas yang terbuang adalah sama atau lebih besar dari
rasio temperatur mutlak reservoir dingin dan reservoir panas. Meningkatkan
temperatur reservoir panas dapat meningkatkan efisiensi mesin. panas yang
terbuang tidak dapat dimanfaatkan menjadi energi mekanis. Namun dapat
dimanfaatkan untuk menghangatkan bangunan, memproduksi air panas, atau
memanaskan material dalam skala industri.
2.2.4

Efek lingkungan Pembangkit listrik Tenaga bahan bakar fosil


Pembakaran batu bara dapat memicu hujan asam dan polusi udara, dan

telah dihubungkan dengan pemanasan global karena komposisi kimia dari batu
bara dan sulitnya memindahkan pengotor dari bahan bakar padat ini untuk
pembakaran. Hujan asam disebabkan oleh emisi nitrogen oksida dan sulfur
dioksida ke udara. Emisi tersebut bereaksi dengan uap air di atmosfer,
menciptakan bahan asam (asam sulfur, asam nitrit) yang jatuh sebagai hujan.
Pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil bertanggung jawab penuh
terhadap sebagian besar dari emisi karbon dioksida di seluruh dunia, dan 41% dari
seluruh emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh manusia. Karbon dioksida
diproduksi secara alami oleh alam emlalui letusan gunung berapi, pemecahan
biologis, atau respirasi organisme hidup. Karbon dioksida diserap oleh tanaman
melalui fotosintesis atau perairan, misanya lautan. Peningkatan kadar karbon
dioksida di atmosfer memicu perubahan iklim termasuk pemanasan global.
Masalah lainnya dari pembakaran bahan bakar fosil adalah emisi partikulat
yang menjadi ancaman serius bagi kesehatan. Pembangkit listrik bahan bakar fosil
memindahkan partikulat dari gas sisa hasil pembakaran dengan baghouse filter
atau electrostatic precipitator. Materi partikulat terdiri yang utama adalah abu
12

ringan, namun ada juga sulfat dan nitrat. Abu ringan mengandung bahan yang
tidak dapat terbakar yang tersisa setelah pembakaran. Ukuran partikulat bervariasi
dari yang berukuran lebih besar dari 2,5 mikrometer hingga yang berukuran lebih
kecil dari 0.1 mikrometer. Semakin kecil ukuran, semakin sulit dihilangkan.
Terdapat beberapa metode untuk menghilangkan emisi partikulat agar tidak
mencemari atmosfer:
Baghouse filter, yang mengumpulkan partikel abu
Electrostatic precipitator, yang menggunakan tegangan tinggi untuk
menghasilkan medan listrik untuk menangkap partikel abu
cyclone collector, menggunakan prinsip sentrifugasi untuk menangkap
partikel
2.2.5

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Energi Nuklir merupakan energi hasil dari sebuah proses kimia yang
dikenal dengan reaksi fisi dan reaksi fusi pada sebuah inti atom. Sudah berpuluh
tahun manusia memanfaatkan potensi energi yang dihasilkan dari reaksi fisi
(pembelahan) inti uranium dan plutonium. Penemuan ini juga berasal dari cobacobanya para ilmuan menembakkan neutron ke inti untuk mendapatkan inti baru,
namun pada bebarapa inti berat hal itu menyebabkan inti menjadi pecah (terbagi)
sekaligus melepaskan neutron lain yang konsekuensinya menimbulkan panas
disekitarnya. Panas ini kemudian di ambil dengan menempatkan reaksi tersebut
didalam air, air yang panas tadi dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin. untuk
bagian turbinnya hampir sama dengan pembangkit listrik tenaga uap. Namun
selain panasnya yang diambil, neutron yang lepas ini juga dimanfaatkan untuk
banyak hal, seperti untuk mengukur dimensi dari suatu zat, untuk memutasikan
tumbuhan agar didapatkan bibit unggul dan lain sebagainya. Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir adalah sebuah pembangkit daya thermal yang menggunakan satu
atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN
hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik Tenaga Uap, menggunakan uap
bertekanan tinggi untuk memutar turbin. Putaran turbin inilah yang diubah
menjadi energi listrik.
Pada PLTN juga memiliki prinsip kerja yang sama yaitu di dalam reaktor
terjadi reaksi fisi bahan bakar uranium sehingga menghasilkan energi panas,

13

kemudian air di dalam reaktor dididihkan, energi kinetik uap air yang didapat
digunakan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan listrik untuk diteruskan
ke jaringan transmisi. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, panas yang dipakai
dihasilkan dari proses reaksi pembelahan inti Uranium di dalam reaktor nuklir.
Sebagai bahan pemindah panas tersebut digunakanlah air yang secara terusmenerus disirkulasikan selama proses. Bahan bakar yang digunakan untuk
pembakaran ini, yang menggunakan Uranium tersebut tidak melepaskan partikelpartikel seperti Nox, CO2, ataupun SO2, serta tidak mengeluarkan partikel debu
yang mengandung logam berat. Sehingga Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
adalah pembangkit yang sangat ramah lingkungan. Di Indonesia juga berencana
akan menggunakan pembangkit listrik jenis ini. Limbah radioaktif yang dihasilkan
dari pengoperasian PLTN, adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat.
Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN, sebelum
dilakukan penyimpanan secara lestari.

Gambar 6. Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir


2.3 Peranan Energi dalam ilmu biologi
Peranan energi dalam ilmu biologi dapat dilihat dari proses metabolisme
yang terjadi di dalam tubuh. Sebelum mengetahui bagaimana proses metabolisme
yang terjadi harus diketahui apa saja sumber energi di dalam tubuh. Sumber
energi yang diperlukan diantaranya protein, lemak, dan karbohidrat.

14

2.3.1

Sumber Energi dalam Tubuh


Kebutuhan energi dapat dipenuhi melalui sumber-sumber energi yang

tersimpan di dalam tubuh yaitu melalui pembakaran karbohidrat, pembakaran


lemak, serta kontribusi sekitar 5% melalui pemecahan protein. Diantara ketiganya,
simpanan protein bukanlah merupakan sumber energi yang langsung dapat
digunakan oleh tubuh dan protein baru akan terpakai jika simpanan karbohidrat
ataupun lemak tidak lagi mampu untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan
oleh tubuh.
Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di
dalam tubuh yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi. Terbentuk dari
mokekul glukosa yang saling mengikat dan membentuk molekul yang lebih
kompleks, simpanan glikogen memilik fungsi sebagai sumber energi tidak hanya
bagi kerja otot namun juga merupakan sumber energi bagi sistem pusat syaraf dan
otak.
a. Protein
Protein merupakan salah satu jenis nutrisi yang mempunyai fungsi penting
sebagai bahan dasar bagi pembentukan jaringan tubuh atau bahan dasar untuk
memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang telah rusak. Selain dari kedua fungsi
tersebut, protein juga akan mempunyai fungsi sebagai bahan pembentuk hormon
dan pembentuk enzim yang akan kemudian juga akan terlibat dalam berbagai
proses metabolisme tubuh. Asam amino dari protein juga akan digunakan sebagai
sumber energi terutama saat simpanan glikogen sudah semakin berkurang.
Pengunaan protein sebagai sumber energi tubuh saat beraktifitas ataupun
berolahraga biasanya akan dicegah karena hal tersebut akan menganggu fungsi
utamanya sebagai bahan pembangun tubuh dan fungsiya untuk memperbaiki
jaringan-jaringan tubuh yang rusak. Dan dalam hubungannya dengan laju
produksi energi di dalam tubuh, pemecahan protein jika dibandingkan dengan
pembakaran karbohidrat maupun lemak juga hanya akan memberikan kontribusi
yang relatif kecil.
Namun pengunaan protein sebagai sumber energi seperti yang telah
disebutkan akan mengurangi fungsi utamanya sebagai bahan pembangun tubuh
serta juga fungsinya untuk memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang rusak.

15

Selain itu, pembakaran protein sebagai sumber energi juga akan memperbesar
resiko terjadinya dehidrasi akibat dari adanya produk samping berupa nitrogen
yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh melalui urine. Oleh karena itu untuk
mencegah pemakaian protein secara berlebihan sebagai sumber energi saat
berolahraga, seorang atlet diharapkan untuk mengkonsumsi karbohidrat yang
cukup agar dapat meningkatkan simpanan glikogen dan juga dapat menjaga level
glukosa darah di dalam tubuh.
b. Lemak
Di dalam tubuh, lemak dalam bentuk trigliserida akan tersimpan dalam
jumlah yang terbatas pada jaringan otot dan akan tersimpan dalam jumlah yang
cukup besar pada jaringan adipose. Ketika sedang berolahraga, trigliserida yang
tersimpan ini dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak bebas (free fatty
acid / FFA) untuk kemudian menghasilkan energi. simpanan lemak akan
memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber energi utama bagi tubuh.
Kontribusi simpanan lemak sebagai sumber energi tubuh baru akan berkurang
apabila terjadi peningkatan intensitas dalam beraktifitas. Pada saat terjadinya
peningkatan intensitas olahraga yang juga akan meningkatkan kebutuhan energi,
pembakaran lemak akan memberikan kontribusi yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat untuk memenuhi kebutuhan energi
di dalam tubuh.
Pada saat berolahraga kompetitif dengan intensitas tinggi, pengunaan
lemak sebagai sumber energi tubuh akibat dari mulai berkurangnya simpanan
glikogen otot dapat menyebabkan tubuh terasa lelah sehingga secara perlahan
intensitas olahraga akan menurun. Hal ini disebabkan karena produksi energi
melalui pembakaran lemak berjalan lebih lambat jika dibandingkan dengan laju
produksi energi melalui pembakaran karbohidrat walaupun pembakaran lemak
akan menghasilkan energi yang lebih besar (9kkal/gr) jika dibandingan dengan
pembakaran karbohidrat (4 kkal/gr).
c. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan nutrisi sumber energi yang tidak hanya berfungsi
untuk mendukung aktivitas fisik seperti berolahraga namun karbohidrat juga
merupakan sumber energi utama bagi sitem pusat syaraf termasuk otak. Di dalam

16

tubuh, karbohidrat yang dikonsumsi oleh manusia dapat tersimpan di dalam hati
dan otot sebagai simpanan energi dalam bentuk glikogen. Proses metabolisme
energi karbohidrat mampu untuk menghasilkan ATP (molekul dasar pembentuk
energi) dengan kuantitas yang lebih besar serta dengan laju yang lebih cepat jika
dibandingkan dengan pembakaran lemak.

2.3.2

Metabolisme
Setiap sel memiliki aktivitas tersendiri. Hal ini dilakukan karena ada

berbagai reaksi atom dan molekul yang terjadi di dalam sel. Hal inilah yang
disebut dengan metabolisme, dimana terjadi proses penggabungan dan pemisahan
zat kimia yang ada dalam tubuh organisme. Untuk melakukan hal tersebut
dibutuhkan energi. Sama halnya dengan hukum kekekalan energi dimana energi
panas dari matahari digunakan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis.
Tumbuhan ini akan dimakan oleh hewan dan digunakan untuk metabolisme.
Inilah konsep dasar perpindahan energi pada mahluk hidup.
Di dalam berbagai jenis aktivitas baik aktivitas yang bersifat olahraga
seperti jogging, marathon, dan bersepeda dan yang lainnya, jaringan otot hanya
akan memperoleh energi dari pemecahan molekul adenosine triphospate atau
yang biasa disingkat sebagai ATP.

17

Melalui simpanan energi yang terdapat di dalam tubuh yaitu simpanan


phosphocreatine (PCr), karbohidrat, lemak dan protein, molekul ATP ini akan
dihasilkan melalui metabolisme energi yang akan melibatkan beberapa reaksi
kimia yang kompleks. Penggunaan simpanan-simpanan energi tersebut beserta
jalur metabolisme energi yang akan digunakan untuk menghasilkan molekul ATP
ini akan bergantung terhadap jenis aktivitas dan intensitas yang dilakukan saat
berolahraga.
Proses produksi energi di dalam tubuh dapat berjalan melalui dua proses
metabolisme yaitu metabolisme aerobik dan metabolisme anaerobik. Metabolisme
energi pembakaran lemak dan karbohidrat dengan kehadiran oksigen (O2) yang
akan diperoleh melalui proses pernafasan disebut dengan metabolisme aerobik.
Sedangkan proses metabolisme energi tanpa kehadiran oksigen (O2) disebut
dengan metabolisme anaerobik.
Metabolisme energi secara aerobik dapat menyediakan energi bagi tubuh
untuk jangka waktu yang panjang sedangkan metabolisme energi anerobik mampu
untuk menyediakan energi secara cepat di dalam tubuh namun hanya untuk waktu
yang tebatas yaitu sekitar 5-10 detik. Pada olahraga dengan intensitas rendah
tubuh

secara

dominan

akan

mengunakan

metabolisme

aerobic

untuk

menghasilkan energi. Dan apabila terjadi peningkatan intensitas olahraga hingga


mencapai titik dimana metabolisme energi aerobik tidak lagi dapat memenuhi
kebutuhan energi sesuai dengan laju yang dibutuhkan, maka energi secara
anaerobik akan diperoleh dari simpanan creatine phosphate (PCr) dan juga
karbohidrat yang tersimpan sebagai glikogen di dalam otot. Metabolisme energi
secara aerobik disebutkan merupakan proses yang bersih karena tidak
menghasilkan produk samping. Hal ini berbeda dengan sistem anaerobik yang
akan menghasilkan produk samping berupa asam laktat yang akumulasinya akan
membatasi efektivitas kontraksi otot yang juga dapat menimbulkan rasa nyeri.
a. Glikolisis aerob
Reaksi aerob merupakan reaksi yang memerlukan oksigen. Reaksi
keseluruhan glikolisis aerob adalah:
C 6 H 12 O6 6O2 6CO2 6 H 2 O Energi

18

Bila sel mempunyai kapasitas oksidasi yang tinggi, dalam hal ini tersedia
sejumlah mitokondria, enzim-enzim mitokondria dan oksigen. NADH
akan ditransfer ke rantai transport electron mitokondria dan piruvat akan
dioksidasi lengkap menjadi CO2 via siklus asam trikarboksilat (TCA).
Membran mitokondria impermiabel untuk NADH, karena itu transfer
ekivalen tereduksi dari sitosol ke dalam mitokondria memerlukan
mekanisme shuttle (ulang-alik), baik proses ulang-alik malat-aspartat
maupun ulang-alik gliserol 3-fosfat. Dalam oksidasi aerobic glukosa
menjadi piruvat dan subsekuen oksidasi menjadi CO2, permolekul glukosa
menghasilkan fosfat energi tinggi sebesar 38 ATP.
b. Glikolisis Anaerob
Pada kondisi kapasitas oksidatif oleh sel mitokondria terbatas atau karena
ketidakadaan oksigen, NADH yang dihasilkan glikolisis direoksidasi
melalui perubahan piruvat menjadi laktat oleh laktat dehidrogenase.
Perubahan glukosa menjadi laktat tersebut disebut glikolisis anaerob, yang
maksudnya proses ini tidak memerlukan molekul oksigen.
Reaksi keseluruhannya:
C 6 H 12 O6 2CH 5 OH 2CO2 Energi

Energi yang dihasilkan dari glikolisis anaerobic hanya 2 molekul ATP


permolekul glukosa, jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan kondisi
aerobic.

19

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat diambil beberapa simpulan


yaitu sebagai berikut.
Peranan energi dalam kehidupan manusia dalam aspek fisika, kimia dan
biologi adalah sebagai berikut.
a. Aspek Fisika, energi berperan penentuan besar energi potensial gravitasi dan
energi kinetic yang dimiliki oleh suatu benda. Selain itu juga energi berperan
dalam konversi energi pada Bungee Jumping.
b. Aspek Kimia, energi berperan dalam proses pembakaran bahan bakar fosil
yang menghasilkan energi panas dan selanjutnya energi panas tersebut
digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan energi listrik.
Konversi energi ini diterapkan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.
c. Aspek Biologi, energi berperan dalam proses metabolisme tubuh. Selain itu
juga energi berperan dalam proses fotosintesis tanaman.

3.2 Saran
Adapun saran yang diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah
diharapkan pembaca dapat mengkaji lebih lanjut tentang energi dan kaitannya
dengan beberapa aspek ilmu pengetahuan sehingga dapat dijadikan sebagai
sumber informasi bagi masyarakat khususnya bagi mahasiswa program
pendidikan IPA.

20

DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2013. Pembangkit Listrik Tenaga Bahan Bakar Fosil. Tersedia pada
http://id.wikipedia.org/wikiPembangkit_listrik_tenaga_bahan_bakar_fosil.
Diakses pada tanggal 9 Oktober 2014
Trefil,J.&Hazen,R. 2009. The Science An Itegrated Approach,6th edition.United
States:George Masen University
Irawan,M.Anwari.

2007.

Metabolisme

Energi

Tubuh.

Tersedia

pada

http://pssplab.com/journal/07.pdf. Diakses pada tanggal 9 Oktober 2014

21

Anda mungkin juga menyukai