Anda di halaman 1dari 18

DRAFT MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM NICHOLLS PADA

MATA PELAJARAN IPA ASPEK KIMIA DI SMP

1. Rasional
IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya.
Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-
gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang
bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat
objektif tentang alam sekitar beserta isinya. Secara umum IPA meliputi ilmu kimia,
biologi dan fisika. Di jenjang SMP, ketiga ilmu tersebut dirangkum dalam mata
pelajaran IPA Terpadu. Diantara ketiga ilmu tersebut, pelajaran kimia mendapatkan
porsi pembelajaran lebih sedikit dibandingkan Biologi dan Fisika. Maka dari itu perlu
adanya pengembangan kurikulum pada mata pelajaran Kimia.
Secara singkat, Ilmu Kimia adalah ilmu rekayasa materi yaitu mengubah suatu
materi menjadi materi yang lain. Secara lengkap, Ilmu Kimia adalah ilmu yang
mempelajari tentang :
a. Susunan materi = mencakup komponen-komponen pembentuk materi dan
perbandingan tiap komponen tersebut.
b. Struktur materi = mencakup struktur partikel-partikel penyusun suatu materi atau
menggambarkan bagaimana atom-atom penyusun materi tersebut saling berikatan.
c. Sifat materi = mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia. Sifat
suatu materi dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari materi tersebut.
d. Perubahan materi = meliputi perubahan fisis/fisika (wujud) dan perubahan kimia
(menghasilkan zat baru).
e. Energi yang menyertai perubahan materi = menyangkut banyaknya energi yang
menyertai sejumlah materi dan asal-usul energi itu.
Ilmu Kimia dikembangkan oleh para ahli kimia untuk menjawab pertanyaan
“apa” dan “mengapa” tentang sifat materi yang ada di alam. Pengetahuan yang lahir
dari upaya untuk menjawab pertanyaan “apa” merupakan suatu fakta yaitu : sifat-sifat
materi yang diamati sama oleh setiap orang akan menghasilkan Pengetahuan
Deskriptif. Pengetahuan yang lahir dari upaya untuk menjawab pertanyaan
“mengapa” suatu materi memiliki sifat tertentu akan menghasilkan Pengetahuan
Teoritis
Kajian kimia terdiri dari tiga aspek yang saling terkait satu dengan yang lain
yang dilukiskan sebagai triangle, yaitu makroskopis, submikroskopis, dan simbolik.
Aspek makroskopis merupakan fenomena yang bisa diobservasi (dilihat, dirasakan,
dan dicium). Aspek submikroskopis adalah kajian konseptual dibalik fenomena yang
tidak kasat mata, seperti: atom, molekul, ion, dan struktur. Aspek representasional
atau simbolik adalah bahasa yang digunakan untuk mengkomunikasikan kimia,
seperti: notasi atau formula kimia, persamaan matematika, dan grafik. Ketiga aspek
ini mengkontribusi kualitas pemahaman pebelajar yang akan direfleksikan dalam
model mental mereka saat menjelaskan fenomena.

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, KTSP, aspek kimia secara lebih
eksplisit telah dimasukkan ke dalam kurikulum sains IPA di SMP yang substansinya
dikemas dalam bentuk IPA terpadu. Beberapa konsep kimia yang sangat mendasar
ditiadakan di kurikulum SMA dan dibawa ke kurikulum SMP, seperti; konsep partikel
materi, unsur senyawa, campuran, jenis partikel materi, perubahan materi, reaksi
kimia, dan nama serta rumus kimia zat.
Berdasarkan pada hakekat pembelajaran kimia yang notabene memberikan
penekanan khusus pada aspek mikroskopis dan harus mampu mengintegrasikan ketiga
aspek kajian (makroskopis, mikroskopis dan simbolik) maka penyajian konsep kimia
pada pelajaran IPA dalam kurikulum KTSP memiliki beberapa kelemahan yaitu :
1. Penyajian konsep kimia di SMP (dalam mata pelajaran IPA) tidak dimulai dari
tatanan mikroskopik. Hal ini bisa dilihat pada konsep kimia yang disajikan di
Kelas VII semester I, siswa malah diperkenalkan tentang konsep asam basa,
rumus kimia dan tentang unsur, senyawa dan campuran. Padahal untuk memahami
konsep-konsep tersebut, siswa harus sudah memiliki pemahaman yang kuat
tentang konsep atom, ion dan molekul. Namun konsep tentang atom, ion dan
molekul justru baru diperkenalkan di kelas VIII semester I.
2. Penyajian konsep kimia cenderung saling lepas antara kajian kimia yang sifatnya
makroskopis, mikroskopis dan simbolik. Padahal dalam menjelaskan konsep
kimia, ketiga kajian tersebut haruslah saling berkaitan. Misalnya, ketika
menyajikan materi tentang perubahan kimia (Kelas VII semester I) mestinya harus
juga disajikan bagaimana konsep perubahan kimia dari segi makroskopis,
mikroskopis dan simbolik. Bukan hanya dari sisi makroskopis semata.
3. Di Kelas VII semester I yang merupakan kelas awal di SMP, siswa mestinya
diperkenalkan tentang apa itu ilmu kimia dan contoh bahan-bahan kimia.
Sehingga diharapkan siswa memiliki minat untuk mempelajari kimia baik ketika
masih di SMP ataupun di SMA. Namun, kenyataannya di kelas VII semester I,
justru konsep asam dan basa yang terlebih dahulu diperkenalkan yang notabene
merupakan konsep yang sulit jika belum ditunjang oleh pemahaman kimia pada
aspek mikroskopis.
4. Konsep kimia, hanya diajarkan hingga kelas VIII semester I dan distribusinya
tidak merata. Harusnya, di setiap jenjang kelas dan setiap semester sehingga siswa
bisa mengaitkan konsep kimia satu sama lain yang telah ia pelajari di setiap
jenjang dan untuk mempertahankan keajegan konsep kimia pada siswa sebelum
menempuh pendidikan di SMA yang notabene juga terdapat pelajaran Kimia
dengan konsep yang lebih kompleks.

Dengan demikian, maka dipandang perlu melakukan restrukturisasi kurikulum


kimia di SMP, sehingga diharapkan siswa SMP memiliki minat yang tinggi terhadap
pelajaran kimia dan memiliki pemahaman konsep kimia yang kuat sebelum
menghadapi mata pelajaran kimia di tingkat SMA.

2. Model Pengembangan Kurikulum Nicholls


Dalam bukunya developing a Curriculum: A Pratical Guide (1978),
Howard Nicholls menjelaskan bahwa pendekatan pengembangan kurikulum terdiri
atas elemen-elemen kurikulum yang membentuk siklus. Howard Nicholls
mendefinisikan kembali metode Tyler, Taba, dan Wheeler dengan menekankan pada
kurikulum proses yang bersiklus atau berbentuk lingkaran dengan langkah awalnya
adalah analisis situasi. Ia menitikberatkan pada pengembangan kurikulum yang
rasional, khususnya kebutuhan untuk kurikulum baru yang muncul dari adanya
perubahan situasi. Fase analisis situasi ini merupakan sesuatu yang memaksa para
pengembang kurikulum untuk lebih responsif terhadap lingkungan dan terutama
dengan kebutuhan anak didik.
 Adapun langkah-langkah tersebut adalah:
a.      Situational analisys (analisis situasi)
b.      Selection of objectives (menentukan tujuan khusus)
c.      Selection and organization of content (menentukan dan mengorganisasi isi)
d.     Selection and organization of method (menentukan dan mengorganisasi metode)
e.      Evaluation (evaluasi)

Analisis Menentukan Tujuan


Situasi Khusus

Evaluasi
Menentukan &
Mengorganisasi Isi

Menentukan &
Mengorganisasi Metode

Gambar 1. Model Pengembangan Nicholls

Model pengembangan Nicholls termasuk ke dalam model pengembangan


kurikulum cycle models. Sama dengan rational models, maka cycle models ini juga
memiliki beberapa kelebihan dan juga kelemahan. Adapun kelebihan dari cycle
models adalah:
 Memiliki struktur logis kurikulum yang dikembangkannya
 Dengan menerapkan situational analysis sebagai titik permulaan dapat
memberikan dasar data sehingga tujuan-tujuan yang lebih efektif mungkin akan
dikembangkan.
 Melihat berbagai elemen kurikulum sebagai asal yang terus menerus, sehingga
dapat menanggulangi situasi-situasi baru dan mempunyai konsekuensi untuk
bereaksi terhadap perubahan situasi.
Sedangkan kelemahan dari cycle models adalah karena model ini memiliki
beberapa kesamaan dengan rational model  maka kelemahan yang dimiliki oleh
model ini pun hampir sama dengan yang telah diuraikan sebelumnya. Tetapi
kelemahan yang lebih menonjol adalah membutuhkan banyak waktu untuk
menganalisis situasi belajar. Melihat kondisi juga bahwa kebanyakan pendidik lebih
suka mengandalkan intuisi daripada menggunakan basis data yang sistematis dan
sesuai dengan situasi.

3. Pengembangan Model Pengembangan Kurikulum Wheeler dalam Mata


Pelajaran IPA Aspek Kimia di SMP
a. Analisis Situasi
Analisis situasi dalam proses pengembangan kurikulum dapat dilakukan
dengan penilaian kebutuhan yang diperlukan siswa melalui angket sehingga kita akan
mengetahui situasi yang terjadi dan akan terjadi pada kurikulum yang dikembangkan.

ANGKET KEBUTUHAN PEMBELAJARAN


IPA (Kimia)
(Bagian A: Kemampuan Bidang Kimia)
Petunjuk Menjawab
Beri tanda rumput (√) dalam kolom P di sebelah kanan setiap butir pernyataan
kemampuan yang Bapak / Ibu / Siswa anggap perlu diajarkan dan dicapai atau
dalam kolom TP jika butir kemampuan tersebut tidak perlu diajarkan dan dicapai
pada pelajaran Kimia di SMP.
Bidang pendidikan formal terakhir Ibu / Bapak / Siswa :…………………………………...

KEMAMPUAN BIDANG SISWA TP P

IPA Aspek Kimia di SMP

Ilmu Kimia dan Perannannya, Bahan Kimia, Zat Adiktif dan Psikotropika

- Siswa mampu menjelaskan definisi ilmu kimia serta peranannya dalam


kehidupan manusia
- Siswa mampu mengkomunikasikan informasi tentang kegunaan dan efek
samping bahan kimia
- Siswa mampu mendeskripsikan bahan kimia alami dan bahan kimia buatan
dalam kemasan yang terdapat dalam bahan makanan
- Siswa mampu mendeskripsikan sifat/pengaruh zat adiktif dan psikotropika
- Siswa mampu menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika
Partikel Materi (Atom, Ion dan Molekul)

- Siswa mampu menjelaskan konsep atom, ion, dan molekul


- Siswa mampu menghubungkan konsep atom, ion, dan molekul dengan produk
kimia sehari-hari
Unsur ; Senyawa ; Campuran ; Tata Nama Senyawa dan Rumus Kimia

- Siswa mampu membandingkan sifat unsur, senyawa, dan campuran


- Siswa mampu membandingkan molekul unsur dan molekul senyawa
- Siswa mampu menjelaskan nama unsur dan rumus kimia sederhana
Sifat Kimia dan Fisika Zat, Perubahan Fisika dan Kimia, Reaksi Kimia

- Siswa mampu membandingkan sifat fisika dan sifat kimia zat


- Siswa mampu menyimpulkan perubahan fisika dan kimia berdasarkan hasil
percobaan sederhana
- Siswa mampu mengidentifikasi terjadinya reaksi kimia melalui percobaan
sederhana
- Siswa mampu membandingkan kondisi atom/molekul dalam suatu
unsur/senyawa saat mengalami perubahan fisika dan perubahan kimia
Pemisahan Campuran

- Siswa mampu menjelaskan macam-macam proses pemisahan campuran.


- Siswa mampu melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara
berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia
Asam, Basa dan Garam

- Siswa mampu mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan
garam melalui alat dan indikator yang tepat
- Siswa mampu melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari

ANGKET KEBUTUHAN PEMBELAJARAN IPA (Kimia)


(Bagian B: Kemampuan Lintas Bidang)

KEMAMPUAN SISWA TP P

1. Siswa Memiliki Kebiasaan Mental

a. Melakukan perhitungan dasar

b. Menggunakan rata-rata atau rentangan (range) harga dari sesuatu


populasi/sistem yang besar (kompleks)
c. Menggunakan komputer sebagai alat bantu belajar

d. Memeperoleh informasi melalui komputer (seperti DVD dan Internet)

e. Menggunakan letak informasi dalam buku/sumber (berkomunikasi


ilmiah)
f. Berkomunikasi menggunakan tabel, grafik, dan gambar/peta

g. Melakukan perkiraan (estimasi berdasarkan besarnya kemungkinan)

h. Menyesuaikan dan memilih ukuran alat yang akan digunakan

i. Dapat memperkirakan akibat jika satu bagian dari satu rangkaian


peralatan sederhana hilang atau tidak berfungsi
j. Peka terhadap masalah sekitar

k. Keterampilan menanggapi sesuatu secara kritis (bertanya mengacu


pada fakta/sumber atau mengkritisi penjelasan yang tidak sesuai
dengan fakta)
l. Membandingkan keuntungan dan dampak negatif suatu produk

m. Menyadari kemungkinan terdapat lebih dari satu cara untuk membuat


interpretasi terhadap suatu temuan, tergantung dari teori yang
digunakan
n. Mengembangkan rencana tindakan

o. Mengimplementasi ide atau masalah

p. Bersikap terbuka (jujur) sesuai dengan nilai atau sifat-sifat sains,


sehingga keajegan perilaku (termasuk hasil pengamatan) dapat
dipertanggungjawabkan
q. Mengetahui manfaat hipotesis

2. Siswa memahami kerja ilmiah sebagai upaya memahami temuan-


temuan baru atau perubahan-perubahan yang mungkin terjadi
(sebuah teori dapat berubah)
3. Siswa mampu:

a. Bertanya terkait dengan pemahaman tentang fenomena alam

b. Merumuskan masalah atau pertanyaan untuk dicari


jawaban/pemecahannya
c. Merumuskan hipotesis

d. Merancang eksperimen

e. Melakukan eksperimen (pengaduan dan pencatatan data)

f. Membuat kesimpulan atau temuan

g. Mengkomunikasikan hasil temuan

4. Siswa memiliki memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak


dan kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan
agama yang dianutnya;
5. Siswa mampu menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan,
dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi
dengan orang lain;
6. Siswa mampu memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep,
teknikteknik, pola, struktur dan hubungan;
7. Siswa mampu memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan
informasi yang diperlukan dari berbagai sumber;
8. Siswa mampu memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk
hidup, dan teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat;
9. Siswa mampu berpartisipasi, berinteraksi dan berkontribusi aktif dalam
masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya,
geografis, dan historis;
10. Siswa mampu berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan
intelektual serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan
kematangan pribadi menuju menuju masyarakat beradab;
11. Siswa mampu berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan
potensi dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan;
12. Siswa mampu menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja
mandiri, dan bekerja sama dengan orang lain.

Saudara juga diminta menyatakan pendapat yang belum dilingkupi atau


bertentangan dengan pernyataan di atas, misalnya berkaitan dengan hal-hal berikut.
1. Pengetahuan kimia yang perlu ditambahkan lagi untuk diajarkan pada siswa SMP
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
2. Keterampilan kimia yang perlu ditambahkan dalam proses pembelajaran siswa
SMP
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
3. Unsur-unsur pendukung pembelajaran lain yang perlu ditambahkan dalam
pembelajaran kimia di SMP
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
4. Pengetahuan atau keterampilan yang perlu dipindahkan pembelajarannya dari
kelas berapa ke kelas berapa
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
5. Lain-lain

……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Setelah itu ditentukan pihak-pihak yang terlibat dalam perancangan kurikulum
yakni :
1. Kepala sekolah
2. Wakil kepala sekolah bidang kurikulum
3. Guru IPA
4. Perwakilan komite sekolah
5. Dosen dari LPTK
Untuk rancangan validasi adalah sebagai berikut :
1. Validasi ahli sebelum kurikulum diimplementasikan
2. Kedua, validasi dilakukan setelah menempuh tahap ujicoba (terbatas dan luas).Pada
tahap ini dilakukan uji produk dan sosialisasi hasil kegiatan uji produk.

b. Menentukan Tujuan Khusus


Tujuan khusus pembelajaran IPA aspek Kimia di SMP adalah sebagai berikut.
1. Memahami kegunaan ilmu kimia dalam kehidupan.
2. Memahami konsep partikel materi
3. Memahami konsep unsur, senyawa dan campuran
4. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia
5. Memahami proses pemisahan campuran berdasarkan sifat fisika dan kimia
6. Memahami klasifikasi zat
Sehingga berdasarkan standar kompetensi tersebut, maka dapat dibuat
kompetensi dasar sebagai berikut :
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA (Kimia) di SMP
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1 Memahami kegunaan ilmu kimia - Menjelaskan definisi ilmu kimia
dalam kehidupan. serta peranannya dalam kehidupan
manusia
- Mengkomunikasikan informasi
tentang kegunaan dan efek samping
bahan kimia
- Mendeskripsikan bahan kimia
alami dan bahan kimia buatan
dalam kemasan yang terdapat
dalam bahan makanan
- Mendeskripsikan sifat/pengaruh zat
adiktif dan psikotropika
- Menghindarkan diri dari pengaruh
zat adiktif dan psikotropika
2 Memahami konsep partikel materi - Menjelaskan konsep atom, ion, dan
molekul
- Menghubungkan konsep atom, ion,
dan molekul dengan produk kimia
sehari-hari
3 Memahami konsep unsur, senyawa - Membandingkan sifat unsur,
dan campuran senyawa, dan campuran
- Membandingkan molekul unsur dan
molekul senyawa
- Menjelaskan nama unsur dan rumus
kimia sederhana
4 Memahami berbagai sifat dalam - Membandingkan sifat fisika dan
perubahan fisika dan kimia sifat kimia zat
- Menyimpulkan perubahan fisika
dan kimia berdasarkan hasil
percobaan sederhana
- Mengidentifikasi terjadinya reaksi
kimia melalui percobaan sederhana
- Membandingkan kondisi
atom/molekul dalam suatu
unsur/senyawa saat mengalami
perubahan fisika dan perubahan
kimia
5 Memahami proses pemisahan - Menjelaskan macam-macam
campuran berdasarkan sifat fisika proses pemisahan campuran.
dan kimia - Melakukan pemisahan campuran
dengan berbagai cara berdasarkan
sifat fisika dan sifat kimia
6 Memahami klasifikasi zat - Mengelompokkan sifat larutan
asam, larutan basa, dan larutan
garam melalui alat dan indikator
yang tepat
- Melakukan percobaan sederhana
dengan bahan-bahan yang
diperoleh dalam kehidupan sehari-
hari

c. Menentukan dan Mengorganisasi Isi Pelajaran


Pemilihan isi pelajaran kurikulum disesuaikan dengan tujuan yang harus
dicapai sesuai pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Setelah menentukan isi
pelajaran, selanjutnya isi kurikulum disusun urutannya sehingga tampak pada tingkat
atau kelas berapa dan di semester berapa kurikulum itu diberikan. Adapun pemilihan
dan organisasi isi pelajaran dapat dilihat pada Tabel 2.
No 2.Standar
Tabel Kompetensi
Pemilihan dan Organisasi Isi PelajaranKompetensi Dasar Materi Pelajaran Kelas Semester
1 Memahami kegunaan - Menjelaskan definisi ilmu kimia serta -Ilmu Kimia VII I
ilmu kimia dalam peranannya dalam kehidupan manusia -Peranan Ilmu Kimia
kehidupan. - Mengkomunikasikan informasi tentang dalam kehidupan manusia
kegunaan dan efek samping bahan kimia -Bahan Kimia
- Mendeskripsikan bahan kimia alami dan -Zat Adiktif dan
bahan kimia buatan dalam kemasan yang Psikotropika
terdapat dalam bahan makanan
- Mendeskripsikan sifat/pengaruh zat adiktif
dan psikotropika
- Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif
dan psikotropika
2 Memahami konsep - Menjelaskan konsep atom, ion, dan molekul Atom, Ion dan Molekul VII II
partikel materi - Menghubungkan konsep atom, ion, dan
molekul dengan produk kimia sehari-hari

3 Memahami konsep - Membandingkan sifat unsur, senyawa, dan -Unsur, senyawa dan VIII I
unsur, senyawa dan campuran campuran
campuran - Membandingkan molekul unsur dan molekul -Tata nama unsur
senyawa -Rumus kimia
- Menjelaskan nama unsur dan rumus kimia
sederhana
4 Memahami berbagai - Membandingkan sifat fisika dan sifat kimia -Sifat fisika dan kimia zat VIII II
sifat dalam perubahan zat -Perubahan fisika dan
fisika dan kimia - Menyimpulkan perubahan fisika dan kimia kimia zat
berdasarkan hasil percobaan sederhana -Reaksi kimia
- Mengidentifikasi terjadinya reaksi kimia
melalui percobaan sederhana
- Membandingkan kondisi atom/molekul
dalam suatu unsur/senyawa saat mengalami
perubahan fisika dan perubahan kimia

5 Memahami proses - Menjelaskan macam-macam proses Pemisahan campuran IX I


pemisahan campuran pemisahan campuran.
berdasarkan sifat - Melakukan pemisahan campuran dengan
fisika dan kimia berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan
sifat kimia
6 Memahami - Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan Asam, Basa dan Garam IX II
klasifikasi zat basa, dan larutan garam melalui alat dan
indikator yang tepat
- Melakukan percobaan sederhana dengan
bahan-bahan yang diperoleh dalam
kehidupan sehari-hari

d. Menentukan dan Mengorganisasi Metode


Pada pemilihan metode guru dapat menyeleksi berbagai metode yang dapat dilakukan untuk melakukan pembelajaran di kelas
sehingga menyebabkan siswa menjadi tidak bosan dalam belajar. Dalam pemilihan metode harus disesuaikan dengan materi
pembelajaran.

No 3.Standar
Tabel Kompetensi
Pemilihan Kompetensi Dasar
dan Organisasi Metode Materi Pelajaran Kelas Semester Metode
Pembelajaran
1 Memahami kegunaan - Menjelaskan definisi ilmu -Ilmu Kimia VII I -Ceramah
ilmu kimia dalam kimia serta peranannya dalam -Peranan Ilmu Kimia -Tanya Jawab
kehidupan. kehidupan manusia dalam kehidupan -Diskusi
- Mengkomunikasikan informasi manusia -Pemecahan
tentang kegunaan dan efek -Bahan Kimia Masalah
samping bahan kimia -Zat Adiktif dan -Discovery
- Mendeskripsikan bahan kimia Psikotropika
alami dan bahan kimia buatan
dalam kemasan yang terdapat
dalam bahan makanan
- Mendeskripsikan
sifat/pengaruh zat adiktif dan
psikotropika
- Menghindarkan diri dari
pengaruh zat adiktif dan
psikotropika
2 Memahami konsep - Menjelaskan konsep atom, ion, Atom, Ion dan VII II -Ceramah
partikel materi dan molekul Molekul -Tanya Jawab
- Menghubungkan konsep atom, -Diskusi
ion, dan molekul dengan -Demonstrasi
produk kimia sehari-hari

3 Memahami konsep - Membandingkan sifat unsur, -Unsur, senyawa dan VIII I -Ceramah
unsur, senyawa dan senyawa, dan campuran campuran -Diskusi
campuran - Membandingkan molekul -Tata nama unsur -Tanya Jawab
unsur dan molekul senyawa -Rumus kimia -Presentasi
- Menjelaskan nama unsur dan
rumus kimia sederhana
4 Memahami berbagai - Membandingkan sifat fisika -Sifat fisika dan VIII II -Ceramah
sifat dalam perubahan dan sifat kimia zat kimia zat -Diskusi
fisika dan kimia - Menyimpulkan perubahan -Perubahan fisika dan -Tanya Jawab
fisika dan kimia berdasarkan kimia zat -Pemecahan
hasil percobaan sederhana -Reaksi kimia masalah
- Mengidentifikasi terjadinya -Discovery
reaksi kimia melalui
percobaan sederhana
- Membandingkan kondisi
atom/molekul dalam suatu
unsur/senyawa saat
mengalami perubahan fisika
dan perubahan kimia
5 Memahami proses - Menjelaskan macam-macam Pemisahan campuran IX I -Ceramah
pemisahan campuran proses pemisahan campuran. -Diskusi
berdasarkan sifat - Melakukan pemisahan -Discovery
fisika dan kimia campuran dengan berbagai -Latihan
cara berdasarkan sifat fisika Keterampilan
dan sifat kimia -Percobaan
6 Memahami - Mengelompokkan sifat Asam, Basa dan IX II -Ceramah
klasifikasi zat larutan asam, larutan basa, Garam -Diskusi
dan larutan garam melalui alat -Discovery
dan indikator yang tepat -Latihan
- Melakukan percobaan Keterampilan
sederhana dengan bahan- -Percobaan
bahan yang diperoleh dalam
kehidupan sehari-hari
e. Evaluasi
Evaluasi kurikulum diartikan sebagai proses menyusun informasi dan argumen yang
memungkinkan individu dan kelompok tertarik untuk berpartisipasi dalam perdebatan kritis
tentang program khusus. Cara guru mendefinisikan evaluasi akan menentukan bagaimana
pendekatan yang akan dilakukan dalam mengevaluasi.
Langkah-Langkah Dalam Evaluasi Kurikulum
1. Fokus, bagian pertama dari prosedur yang sangat penting, untuk menentukan sifat dari
sebuah evaluasi.  Adapun langkahnya adalah sebagai berikut.
 Identifikasi audiens
 Mengklarifikasi tujuan evaluasi

 Menjelaskan informasi yang dibutuhkan

 Menemukan informasi yang telah ada

 Mendefinisikan prinsip-prinsip dari evaluator

2. Persiapan, meliputi penentuan teknik-teknik dalam mengumpulkan data. Adapun langkahnya


adalah:
 Menentukan kapan dan dari siapa informasi yang dibutuhkan
 Menentukan teknik dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data
 Menentukan sample yang akan digunakan untuk eveluasi
 Memilih atau mengembangkan instrumen yang dibutuhkan untuk mengumpulkan
informasi
3. Implementasi, mengumpulkan semua informasi yang relevan
4. Analisis, perhitungan secara statistik atau menjelaskan analisis dari informasi yang telah
dikumpulkan. Hal ini mencakup:

 Menentukan standar atau kriteria dari kurikulum


 Menentukan pengaruh yang potensial dari kurikulum
 Menentukan seluruh konsekuensi dari tindakan kurikulum
 Menentukan seluruh kasus dan efek yang berhubungan dalam kurikulum
5. Laporan, adalah langkah terakhir yang meliputi interpretasi dari analisis dan keadaan dan
rekomendasi yang disebarkan. Hal ini mencakup:
 Menginterpretasi informasi yang telah dianalisis
 Menyimpulkan suatu keadaan dan rekomendasi tentang kualitas dan relevansi dari
kurikulum
 Mengajukan cara untuk membuat rekomendasi
 Catatan staff dan sumber sebagai syarat dalam merekomendasi
 Menyebarkan informasi kepada audiens

Model evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi kualitatif. Model ini
menggunakan metodologi kualitatif dalam pengumpulan data evaluasi. Menurut Reicchardt dan
Cook (1979:9), dan Patton (1980:44-45) metodologi kualitatif berkembang dari filsafat
fenomenologi. Selain penggunaan metodologi kualitatif, cirri khas lain dari model evaluasi
kualitatif ialah selalu menempatkan proses pelaksanaan kurikulum sebagai fokus utama evaluasi.
Oleh karena itu, kurikulum dalam dimensi kegiatan lebih mendapatkan perhatian dibandingkan
dimensi lain, tetapi tidak menyebabkan pengabaian evaluasi terhadap dimensi lain. Model utama
evaluasi kualitatif adalah studi kasus. Ada tiga model evaluasi kualitatif :
a.   Model Studi Kasus
              Model ini memusatkan perhatiannya kepada kegiatan pengembangan kurikulum di satu
satuan pendidikan. Unit tersebut dapat saja berupa satu sekolah, satu kelas bahkan hanya seorang
guru atau kepala sekolah. Karakteristik model ini adalah data yang dikumpulkan terutama adalah
data kualitattatif. Data kualitatif kaya dengan deksripsi dan dianggap lebih memberikan makna
dibandingkan data kuantitatif. Data kualitatif dianggap lebih dapat mmengungkapkan apa yang
terjadi di lapangan. Proses yang direkam tidak dinyatakan dengan angka tetapi dengan ungkapan
menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam proses sebagai suatu rangkaian berkelasinambungan.
Meskipun demikian, model studi kasus tidak menolak pemakaian data kuantitatif apabila data
tersebut memang diperlukan.
              Dalam menggunakan model evaluasi studi kasus, tindakan pertama yang harus
dilakukan evaluator ialah familiarisasi dirinya terhadap kurikulum yang dikaji. Familiarisasi ini
sangat penting sehingga dapat dikatakan bahwa evaluator yang tidak familiar terhadap kurikulum
dan lingkungan satuan pendidikan yang mengembangkan dan melaksanakan kurikulum tidak
boleh melakukan evaluasi.

b. Model Illuminatif
Model evaluasi illuminatif mendasarkan dirinya pada paradigm antropologi sosial. Model
illuminatif memberikan perhatian terhadap lingkungan luas dan bukan hanya kelas dimana suatu
inovasi kurikulum dilaksanakan. Bagi  Indonesia, perhatian yang luas dari model illuminatif
memberikan kemungkinan pemahaman terhadap KTSP suatu satuan pendidikan yang lebih baik.
              Ada dua dasar konsep utama, yaitu sistem instruksi (instructional system) dan
lingkungan belajar (learning milieu). Sistem instruksional disina diartikan sebagai  “katalog,
perspektus dan laporan-laporan kependidikan yang secara khusus berisi berbagai macam rencana
dan pernyataan yang resmi berhubungan dengan pengaturan dan pengajaran.
c.  Model Responsive
              Model ini merupakan pengembangan lebih lanjut model countenancenya Stake,
meskipun beberapa hal terdapat perbedaan yang prinsipil. Pertama, model countenance
mempunyai fokus yang lebih luas dibanding model responsive. Model countenance memberikan
perhatian terhadap kurikulum sebagai suatu rencana, dalam model responsive, fokus yang
demikian sudah ditinggalkan.
              Perbedaan kedua ialah dalam pendekatan pengembangan kriteria. Model countenance
berdasarkan pengembangan kriteria fidelity, model responsive mengembangkan kriterianya
berdasarkan pendekatan proses. Model responsive tidak  berbicara tentang pemakaian instrumen
standar, tetapi memberikan perhatian yang besar interaaksi antara evaluator dengan pelaksana
kurikulum. Tanpa interaksi tidak satupun  “isu” yang dapat diungkapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Evaluasi Kurikulum. Dalam http://tepenr06.wordpress.com (Diakses 10
November 2013)

Fadholi, Arif. 2011. Berkenalan dengan Ilmu Kimia. Dalam http://ariffadholi.blogspot.com


(Diakses 10 November 2013)

Malikah, Siti. Model-model Pengembangan Kurikulum. Dalam http://sitimalikah.blogspot.com


(Diakses 10 November 2013)

Maspermono. 2013. Macam dan Jenis Metode Pembelajaran. Dalam


http://maspermono.blogspot.com (Diakses 10 November 2013)

Oktarina, Lely. 2010. Peranan Evaluasi Kurikulum dan Model-model Pengembangan


Kurikulum. Dalam http://lelyoktarina.blogspot.com (Diakses 10 November 2013)

Sanjaya, Wina. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai