Anda di halaman 1dari 13

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

PERTEMUAN 12
PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI

Oleh:
I Gusti Ayu Ketut Ratna Dewi
(1215251151)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM EKSTENSI
2015

PEMBAHASAN
PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI

12.1

TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN


Langkah terakhir dari suatu kegiatan penelitian adalah penyusun laporan. Bagaimanapun
baiknya pelaksanaan suatu penelitian , bagaimanapun bermutunya modal modal yang sudah di
bangun dan penelitian tersebut ,belumlah dianggap benar benar berhasil jika laporan penelitian
belum di buat .Hasil kegiantan harus di tulis dan dilaporkan, karena laporan merupakan media
komunikasi antara penyusun/lembaga pelaksana kegiatan dengan badan badan atau pihak lain
yang hasil evaluasi, baik terhadap input, proses, output, atau dampak dari suatu kegiatan,
sehingga akan sangat bermanfaat bagi pihak yang berwenang untuk dijadikan dasar pengambilan
kebijakan. Tanpa ada laporan penelitian akan sulit untuk diketahui apakah suatu kegiatan
penelitian telah sesuai dengan apa yang ingin dituju. Apabia tersebut tidak sesui di bagian mana
atau faktor- faktor apa yang menyebabkan kegiatan tersebut tidak mencapai sasaran.
Kesemua ini tidak hanya perlu diketahui oleh para penyelenggara kegiatan, teteapi juga
pengambil kebijakan sehingga segera dapat diambil langkah langkah perbaikan. Penyusunan
laporan penelitian lebih merupakan sent, sehingga penghalaman penulis lebih banyak berperan
dalam menambah keindahan penulisan. Bentuk laporan penelitian sangat tergantung pada siapa
pembaca yang ditargetkan, digunakan, gaya bahasa yang dipakai serta istilah-istilah yang dipakai
dimaksudkan supaya pembaca dapat mencema isi laporan tersebut dan dapat memahami
penemuan penemuan yang disampaikan.
Karena itu sistematika penyusunan laporan, caramenyampaikan temuan, alat-alat yang
digunakan serta penafsiran yang diberikan harus menemuai saran.Walaupun pekerjaan penulisa
lapran pennelitian seringkali kurang mengasikkan, tetapi laporan harus dibuat, karena segala
kegiatan penelitia yang telah dilaksanakan, lebih-lebih melibatkan dana masyarakat, haru di
pertanggung jawabkan .
Penulis laporan penelitian harus menyadari bahwa laporan yang di buatnya mengemban
fungsi komunikasi. Laporan penelitin yang dibuat bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi sebagai

alat komunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu pembaca pembaca yang dituju sangat
menentukan corak laporan penelitian yang dibuat. Laporan penelitian yang dibuat untuk
kalangan ilmuan akan sangat berbeda dengan laporan yang inggin di sampaikan pada pembuat
keputusan. Laporan juga akan berbeda dalam bentuk dan cara pengungkapannya jika laporan
tersebut ditunjukan pada masyarakat awam.

12.2

FORMAT LAPORAN
Dalam penyusunan laporan, Sugiyono(1999) menyarankan sebaiknya peneliti berperan
sebagai pembaca, sehingga laporan yang disajikan dapat di nilai apakan sudah baik atau
belum .Laporan penelitian sebaiknya dibuat bertahap, tahap pertapa berupa laporan pendahuluan,
dan tahap kedua berupa laporan akhir .
Laporan pendahuluan sifatnya adalah draf yang masih belum di sempurnakan.
Penyempurnaan dapat dilakukan dengan cara menyeminarkan hasil penelitian, atau
mengkonultasikannya dengan dosen pembingbing. Melalui seminar dan konsultasi kekurangkurangan akan dapt diperbaiki .
Laporan penelitian adalah merupakan laporan ilmuah ,untuk itu maka harus dibuat secara
sistematika dan logis pada setiap bagian sehingga pembaca mudah memahami langkah-langkah
yang telah ditempuh dalam penelitian dan hasilnyan. Karena sifatnya iimiah, maka harm
replicable, yaitu harus bisa diulangi oleh orang yang akan membuktikan hasil atau temuan dalam
penelitian itu .
Titik tolak dalam penyusunan laporan penelitian adalah rancangan penelitian yang telah
dibuat. Dalam hal tersebut kedudukan rancangan penelitian menjadi sangan penting. Kalau
dalam rancangan penelitian berisi tenteng langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian,
maka dalam laporan penelitian berisi laporan pelaksanaan dari hasil rancangan penelitian.

Laporan umumnya terdiri dari tiga bagian besar yaitu :


1. Bagian awal , berisikan :
a. Judul kegiatan ditulis dengan kalimat yang jelas dan padat .
b. Prakata, berisi pernyataan pernyataan tentang tujuan penulisan laporan, hubungan
dengan sponsor (bilaada) , dan ucapan terimakasih.

c. Daftar isi, di berlukan agar pembaca dapat mengetahui bagian bagin dari laporan
dan dapat melihat hubungan yang terjadi antara bagian satu dengan bagian yang
lainnya. Daftar isi berisikan judul masing masing bab, bagian, subbagian, dan
seterusnya.
d. Daftar tabel, diperlukan apa bila dalam teks terdapat cukup banyak tabel ( lima tabel
atau lebih ). Daftar tebel memudahkan bembaca menemukan tabel tabel tertentu
yang di perlukan.
e. Daftar gambar, penyediaan daftar gambar trsendiri dalam satu halaman memudahkan
pembaca menemukan di halaman mana gambar tersebut ada.

2. Bagian utama , berisikan :


a. Pendahuluan antara lain berisikan latar belakang penelitian ,permasalahan , tujuan ,
manfaat penelitian .
b. Kajian pustaka memuat landasan tiori yaitu teori teori yang relevan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti dan sebagai dasar untuk memebri
jawaban sementar terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan
penyususnan instrumen penelitian. Disini juga diperhatikan dukungan hasil-hasil
penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada kaitannya dengan variabel yang
diteliti. Setelah dibuat landasan teori dan hasil penelitian terdahulu selanjutanya
direkontruksi kedalam kerangaka pemikiran. Kerangka pemikiran inin dapat
dijadikan tuntunan dalam perumusan hipotesis berdasarkan atas kajian pustaka yang
telah disusun.
c. Metode penelitian meliputi hipotesis dan rancangan penelitian. Hipotesis merupakan
jawaban sementara atas permasalah yang telah dirumuskan. Rancangan penelitian
meliputi identifikasi variabel, definisi operasional vriabel, penetuan sampel, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
d. Hasil penelitian berisi analisis data penelitian dan pembahasan. Analisis data dan
pembahasan bersifat terpadu, dan penyajiannya dapat disertai tabel, grafik, atau
bentuk lain. Pembahasan tentang hasil yang diperoleh berupa penjelasan teoritis, baik
secara

kualitatif,

kuanutatif,

maupun

statistik.

Hasil

penelitian

sebaiknya

dibandingkan dengan hasil penelitian terlebih dahulu yang relevan. Analisis data
menganbil proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan bagian-bagian

lainnya.analisi data dapat dilakukan melalui dua tahapan, yaitu : pertama analisi
deskriptif, dan kedua analisis statistik infrensial yang tertuju pada pengujian hipotesis
penelitian.
e. Kesimpulan berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan penelitian merupakan
jawaban dari tujuan penelitian. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Saran yang diberikan pada laporan harus didasarkan pada data hasil
penelitian, dan didasarkan pada kesimpulan.
3. Bagian akhir, berisikan :
a. Daftar bacaan, serta lampiran-lampiran dan lainnya bila ada.

12.3

JENIS-JENIS LAPORAN
Ada beberapa jenis laporan penelitian, diantaranya adalah laporan ringkas, laporan lengkap,
dan laporan untuk pengambilan suatu kebijakan. Secara ringkas masing-masing jenis laporan
tersebut diperjelas sebagai berikut:
1 Laporan ringkas (summary Report)
Laporan ringkas diarahkan pada metode yang dipakai dalam melakukan penelitian.
Laporan penelitian ringkas harus terdapat kedalaman pembahasan. Kemudian ditulis
kesimpulan dan rekomendasi yang disusun oleh temuan yang mendukungnya. Dalam
laporan ringkas dihindarkan penggunaan istilah-istilah teknis.
2

Laporan lengkap (monograf) atau laporan panjang


Laporan dalam bentuk ini perlu diperhatikan dalam beberapa hal
a Laporan harus berisi proses kegiatan secara menyeluruh dengan mengutarakan
b

semua teknik dan pengalaman yang diperoleh selama melakukan penelitian.


Penulisan laporan harus sesuai dengan kelompok target pembaca laporan materi
serta keterangan yang diberikan harus disampaikan secara integrative, dimana
kesinambungan antara satu diskusi dengan diskusi lainnya, ataupun antara satu

materi dengan materi lainnya tidak terputus-putus.


Laporan harus menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi disetiap tingkatan
analisis. Alternatif-alternatif pemecahan yang dilakukan perlu disampaikan
dengan jelas. Janganlah dilaporkan perasaan-perasaan penulis atau hayalanhayalan penulis tentang apa saja yang terjadi, kecuali ramalan-ramalan tersebut
didasarkan dengan fakta-fakta. Dengan kata lain laporan harus berisi rencana-

rencana yang telah dibuat secara logis, bukti-bukti yang ditemukan dan
d

pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan selama masa itu.


Jika diperoleh pengalaman-pengalaman atau penemuan-penemuan yang tidak ada
hubungan langsung dengan tujuan kegiatan, janganlah temuan tersebut dibuang,
sebab ada kemungkinan hasil temuan tersebut dapat merupakan kata kunci dalam

memberi makna kegiatan lain dikemudian hari.


Dalam laporan juga harus disampaikan kegagalan-kegagalan serta keterbatasanketerbatasan yang dialami disamping sukses yang diperoleh. Dengan melaporkan
kegagalan-kegagalan dan alasan-alasan kuat mengapa kegagalan tersebut terjadi
akan amat berguna bagi pengambil kebijakan dalam mewaspadakan terhadap

kegagalan tersebut.
Sebelum penulisan laporan penelitian, terlebih dahulu perlu dibuat outline
(keragka) laporan dan baru kemudian outline tersebut dikembangkan menjadi

laporan yang terperinci.


Laporan penelitian harus dibagi dalam bab-bab, atau bagian-bagian, sub-sub
bagian dengan judul-judul yang padat, sehingga pembaca dapat lebih mudah
memlikih materi yang relevan baginya.

Laporan untuk Manajemen atau Pembuat Keputusan


Laporan penelitian yang disampaikan kepada manajemen atau pengambil
kebijakan disebabkan penelitian penelitian yang disusun laporannya berkenan dengan
implikasi yang diperlukan dalam pengambilan kebijakan. Atau dapat juga penelitian
dilakukan disponsori oleh badan-badan tertentu yang berkehendak untuk mengadakan
diagnose terhadap situasi ataupun dalam rangka mengadakan evaluasi terhadap suatu
program kegiatan (action plan).
Laporan yang ditunjukan untuk pengambil kebijakan mempunyai bentuk
tersendiri. Laporan yang dibuat tidak perlu dalam bentuk lengkap, kerena pembuat
kebijakan tidak memerlukan laporan demikian.
Program kegiatan (action plan) berkehendak memecahkan masalah-masalah yang
sangat menarik perhatian pembuat kebijakan berdasarkan tujuan kegiatan yang telah
mereka gariskan. Karena itu laporan hams diarahkan sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan usulan kegiatan yang telah disetujui bersama. Yang diperlukan dalam laporan
tersebut adalah penjelasan serta diagnosa terhadap masalah. Rekomendasi ini akan
dipergunakan, baik untuk meneruskan program-program yang ada, ataupun dalam rangka

mengadakan beberapa perubahan, sehingga kegiatan yang akan datang dapat


dilaksanakan secara lebih baik.
Gaya laporan untuk manajemen atau pengambil kebijakan hams mendorong
membaca cepat, pemahaman menyeluruh atas temuan-temuan utama dengan cepat, dan
pemahaman yang tepat tentang implikasi dan kesimpulan. Nada laporan bersifat
jurnalistik dan hams akurat. Judul-judul besar dan garis bawah untuk penekanan sangat
membantu. Gambar-gambar dan grafik-grafik seringkali digunakan untuk menggantikan
tabel. Kalimat-kalimat dan paragraph-paragraph harus pendek-pendek dan langsung,
Cooper dan Emory (1998).

Laporan penelitian untuk manajemen atau pengambil kebijakan biasanya erdiri atas dua
bagian yaitu:
1 Uraian mengenai latar belakang penelitian, masalah-masalah yang timbul, tujuan
penelitian sesuai dengan usulan penelitian, serta ringkasan dari penemuan dengan
2

rekomendasi-rekomendasi dan;
Rincian dari pelaksanaan penelitian, sumber-sumber keterangan, prosedur-prosedur
yang digunakan serta rekomendasi-rekomendasi. Hal-hal yang bersifat teknis dapat
dilampirkan pada bagian kedua laporan.
Pembagian laporan menjadi dua tersebut amat diperlukan agar sasaran yang ingin
dituju dapat dicapai dengan baik. Pihak manajemen atau pengambil keputusan
biasanya hanya membaca bagian pertama dari laporan, sedangkan bagian kedua yang
berisi laporan yang lebih lengkap dibaca oleh staf bawahannya.
Laporan untuk pembuat kebijakan perlu ditulis dengan bahasa yang dapat
dimengerti oleh mereka. Istilah-istilah teknis jika digunakan haruslah yang sesuai
dengan penerapan di lapangan. Kata-kata digunakan hendaknya jangan membuat para
pembuat keputusan tersebut menjadi tersinggung atau merasa tersudut.
Rekomendasi yang diberikan haruslah berdasarkan studi yang cermat, jangan
sekali-sekali memasukkan rekomendasi yang didasarkan pada pemikiran-pemikiran
tanpa dasar fakta. Sebelum laporan dibuat, penulis laporan perlu mengadakan diskusi
terlebih dahulu dengan pembuat keputusan tersebut. Dengan begitu sebelum
memberikan rekomendasi penyusun laporan telah mempunyai kesempatan untuk
memperoleh penimbang terhadap rekomendasi-rekomendasi yang akan diberikan
dalam laporan.

12.4

ATURAN PENULISAN
Terkait dengan aturan penulisan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan laporan
adalah sebagai berikut:
A. Fokus laporan
Sebuah laporan harus didasarkan pada satu atau dua pertanyaan pokok, bukan
serangkaian pertanyaan (Irwan Abdullah, 1995). Ada kecenderungan bahwa para
penyusun laporan ingin melaporkan semua hasil kegiatannya seperti juga ingin
memasukkan semua tabel yang dimiliki serta data sebanyak-banyaknya ( bukan sedalamdalamnya), termasuk data yang tidak dibutuhkan untuk topik yang sedang dibahas.
Sehubungan dengan hal tersebut fokus laporan sangat penting diperhatikan. Hal
ini tidak perlu dibicarakan dalam suatu laporan harap ditinggalkan sehingga satu laporan
benar-benar memiliki tema semral yang jelas. Selain memperjelas apa yang dilaporkan,
fokus dalam penulisan juga akan menyebabkan laporan menarik untuk dibaca dan
memiliki pengaruh yang jelas sebagai informasi suatu pelaksanaan kegiatan.
B. Alinea (paragraph)
Pada dasarnya sebuah laporan penelitian merupakan kumpulan alinea. Irwan
Abdullah (1995) mengatakan alinea berperan penting karena alinea menunjukan pikiran
dan gaya pelaporan seseorang. Alinea yang baik dan efektif hanya mengandung satu tema
dan harus pula memenuhi syarat kesatuan pikiran dan kesatuan susunan. Kalimat-kalimat
dalam alinea harus berkaitan satu sama lain, dan bersama-sama membentuk suatu bagian

yang berpautan.
Gocys Keraf (1977) menyatakan bahwa alinea yang baik harus memenuhi tiga syarat
yaitu sebagai berikut:
a Alinea harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau suatu tema tertentu.
Maksud atau tema itu biasanya didukung oleh sebuah kalimat pokok atau kalimat
b

topic.
Hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain harus kompak. Suatu
alinea yang tidak kompak akan menghadapkan pembaca dengan loncatanloncatan pikiran yang membingungkan, urut-urutan waktu dan fakta-fakta yang
tidak teratur, atau perkembangan pokok-pokok tambahan tidak lagi berorientasi

pada topic utama.


Setelah meletakkan inti alinea dalam kalimat topic, ide pokok itu harus diperjelas
lebih lanjut atau dikembangkan dengan mengajukan contoh-contoh dan perincian

untuk

mengkaitkannya.

Kegagalan

dalam

mengembangkanalinea

akan

menghasilkan fragmen-fragmen yang pendek.


Apabila syarat diatas diperhatikan dan diikuti sebaik-baiknya akan menciptakan
sebuah alinea yang bulat, bahwa ia mengandung sebuah tema pokok, serta tema itu
dikembangkan secara baik sehingga hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain tersusun secara teratur.

Irwan Abdullah (1995) menyebutkan, secara umum ada tiga jenis alinea yaitu :
1 Alinea deskriptif.
Merupakan alinea yang berisi deskripsi atas suatu hal yang dibicarakan. Alinea
deskripsi hanya bersifat mendeskripsikan agar pembaca menjadi lebih jelas
keluasan informasi yang disampaikan.
Contoh alinea deskriptif:
wanita banyak terlibat dalam pekerjaan seperti buruh pabrik, pedagang kecil,
pembantu rumah tangga, pekerja jasa, pembersih gedung, pramuniaga, dan
pekerjaan-pekerjaan sekretariat. Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan
mesin, seperti operator dan teknis, cenderung dikuasai laki-laki. Meskipun demikian,
pergeseran terjadi dalam bidang tertentu yang menunjukan bahwa wanita semakin
memiliki akses untuk terlibat dalam pekerjaan yang semula dimonopoli oleh lakilaki.
2

Alinea induktif.
Merupakan alinea yang dimulai dengan paparan data atau deskripsi dan diakhiri
dengan kesimpulan atau abstraksi. Kesimpulan yang dibuat dalam alinea induksi
dapat pula berupa tipologi yang dihasilkan dari deskripsi pada bagian awal alinea.
Contoh alinea induksi:
wanita semakin terlibat dalam berbagai pekerjaan di luar rumah. Demikian pula
mereka semakin memiliki kesempatan untuk memasuki pekerjaan-pekerjaan yang
sebelumnya dimonopoli oleh laki-laki. Jabatan-jabatan penting telah pula dapat
dipegang oleh kaum wanita. Dalam bidang politik kesempatan wanita juga semakin
terbuka. Gejala ini menunjukan tidak hanya pergeseran status dan peran kaum
wanita, tetapi juga memperlihatkan transformasi sosial yang sedang terjadi dalam
masyarakat kita.

Alinea deduktif adalah alinea yang dimulai dengan pernyataan umum atau dimulai
dengan konsep dan diikuti dengan kalimat-kalimat yang berisi penjelasan atau
penjabaran dari konsep tersebut. Penjelasan selanjutnya dalam kalimat deduktif dapat
berupa argument untuk memperkuat pertanyaan yang disampaikan pada bagian awal
alinea, dapat juga merupakan kategori yang menjelaskan maksud.
Contoh alinea deduktif:
para pekerja wanita merupakan kelompok masyarakat yang mengalami proses
marginalisasi. Hal ini dapat diamati dari struktur upah. Kesempatan pelatihan, dan
promosi jabatan. Wanita cenderung mendapat upah yang lebih rendah dibandingkan
dengan pekerja laki-laki untuk pekerjaan yang sama.

C. Rangka Laporan
Langkah pertama dalam menulis laporan penelitian adalah membuat rangka
laporan. Menurut Singarimbun (1989), dalam laporan penelitian yang penting adalah
adanya hubungan yang logis antara bab dan bagian yang satu dengan lainnya sehingga
seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Kurang mengindahkan prinsip logis ini,
disamping akan menyulitkan pembuat laporan itu sendiri, juga akan menyulitkan para
pembaca laporan. Pembaca tidak dapat mengikuti alur pikiran dari awal hingga akhir
dengan teratur. Pembuatan rangka laporan sangat membantu para pembuat laporan untuk
terhindar dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.
Rangka laporan penelitian akan sangat membantu penyusun laporan dalam hal-hal
sebagai berikut:
1 Membantu melihat wujud ide-ide dalam sekilas pandang sehingga dapat dipastikan
apakah susunan dan hubungan timbale balik antara ide-ide itu sudah tepat dan
harmonis dalam perimbangannya. Rangka laporan mencegah pembuat laporan keluar
2

sasaran,
Dengan memperhatikan sebuah rangka laporan, penyusun laporan dapat melihat
dengan jelas materi pembantu mana yang diperlukan (Keraf, 1977).
Rangka laporan penelitian hams terurai sehingga pembagian yang kecil-kecil.

Makin luas uraianya makin membantu sebab rangka laporan itulah yang selanjutnya yang

menjadi pegangan selama penyelesaian laporan. Ia merupakan tulang-tulang dari sebuah


laporan, tinggal melengkapi dagingnya. Bicarakan rangka laporan dengan teman sejawat
untuk menerima petunjuk dan saran perbaikan (Mantra, 1997).
Untuk menyusun rangka laporan ke dalam bab, bagian dari bab dan selanjutnya,
terdapat dua sistem, yakni: (1). Sistem campuran hump dan angka, dan (2). Sistem angka
dengan tambahan huruf (Singarimbun, dalam Singarimbun dan Effendi, 1989)
Sistem campuran huruf dan angka
1

Angka romawi besar (untuk bab)


A Huruf romawi besar (untuk bagian bab)
1 Angka huruf besar
a Huruf Romawi kecil
a Huruf romawi kecil berkumng
i
Angka romawi kecil berkumng

Sistem angka dengan tambahan huruf


I.
I.I.
I.I.I.
I.I.I. (a)
12.5

TEKNIK PRESENTASI
A. Pengertian
Presentasi dapat dipahami sebagai sebuah kegiatan penyampaian informasi kepada publik
melalui orasi, baik secara langsung (face to face) ataupun melalui media. Presentasi
memiliki dua tujuan :
1 Presentasi informatif bertujuan untuk memperkenalkan hal baru pada khalayak.
Presentsi ini lebih ditunjukan pada aspek kognisi khalayak. Proses ini lebih dikenal
2

sebagai kegiatan sosialisasi.


Presentasi persuasif diajukan untuk mempengaruhi sikap (attitude) dan prilaku
(behavior) khalayak sebagaimana yang diinginkan presenter.

Dalam komunikasi, ada lima unsur yang harus diperhatikan, kelima unsur tersebut adalah:

1
2
3
4
5

Pengirim pesan (sender),


Pesan yang dikirimkan (massage),
Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel medium),
Penerima pesan (receiver), dan
Umpan balik (jeedback).

B. Hukum Komunikasi
Lima (5) hokum komunikasi yang effektif (The 5 Ineviable Laws of Effective
Communication) yaitu REACH (Recpect, Empaty, Audible, Clarity, Humble).Respect, sikap
hormat dan sikap menghargain terhadap halayak atau hadirin.
a Empaty, yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi
orang lain. Rasa empaty akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan
(massage) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (recciver)
menerimanya. Empaty juga bisa berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap
b
c
d

perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik dengan sikap yang positif.
Audible, dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
Clarity, kejelasan dari pesan yang akan disampaikan sehingga tidak janggal.
Sikap rendah hati, yaitu untuk membangun rasa menghargai orang lain.

C. Persiapan
Hal penting dalam persiapan presentasi adalah membangunrasa percaya diri dan
mengendarikan rasa takut dan emosi kita, kualitas suara, bahasa dan kata-kata yang
digunakan, dan komunikasi non verbal, yaitu kontak mata, ekspresi wajah, penampilan fisik,
nada suara, gerakan tubuh, pakaian dan aksesoris yang digunakan akan memberikan efek
atau pengaruh yang cukup besar terhadap penyampaian pesan.
Dalam komunikasi perlu dipegang beberapa prinsip khususnya dalam persiapan mental:
a Berbicara di depan publik bukanlah hal yang sangat menegangkan
b Kita tidak perlu menjadi orang sempurna, cerdas ataupun brilian untuk tampil di

depan publik.
Siapkan 2-3 poin pembicaraan atau pertanyaan, karena audien akan sulit untuk

d
e
f
g

mengingat lebih dari 3 hal dalam satu waktu.


Kita harus memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan terarah.
Kita tidak perlu menganggap diri kita adalah seorang pembicara publik.
Kita tidak perlu harus dapat sepenuhnya menguasai seluruh hadirin.
Kita harus ingat bahwa sebagian besar hadirin menginginkan kita berhasil dalam

presentasi atau penyampaian pesan kata.


Beberapa hal penting lain yang perlu dipersiapkan:
a Durasi, yaitu panjangnya sebuah presentasi
b Analisis Khalayak, yaitu mengenali komunikan

Perencanaan presentasi, yaitu bagaimana mengorganisasi pesan (massage) dan


informasi yang akan disampaikan. Misal diawali dengan persoalan dan diakhiri

dengan penyampaian solusi terbaik


Penggunaan alat bantu visual, dengan prinsip: mudah bibaca, memberikan
penekanan dan kejelasan, dan sederhana

Beberapa alat bantu yang dapat dipakai, papan tulis, Flip Charts, Overhead proyektor,
Slide proyektor, LCD proyektor
D. Penyampaian
Beberapa pertimbangan dalam penyampaian presentasi:
a

Komunikasi verbal, terkait dengan penggunaan bahasa yang tepat, suara, dan
kecepatan dalam penyampaian presentasi dengan mempertimbangkan daya tangkap

khalayak.
Komunikasi non verbal, aspek penampilan non-verbal perlu mendapat perhatian.
Kontak mata, ekspresi wajah, postur, dan gerakan tubuh sedapat mungkin menunjang
proses presentasi.

DAFTAR PUSTAKA

Rahyuda,SE.,MSIE,Prof. et all. 2004. Metodologi Penelitian. Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Udayana. Bali.

Anda mungkin juga menyukai