Maret 2013
ISSN 2337-7771
E-ISSN 2337-7992
ABSTRACT. Based on the findings that the optimal production increment monoculture Teak and Durian
reached the age of 20 years and 40 years, while the Mahoni at the age of 30 years. Optimal production
of fruit Durian, Rambutan and Kopi reached the age of 25 years and 13 years. Income and production
of the largest compared to modeling forest concessions the other (the other kind of combination) is a
combination of exploitation Jati Durian, all kinds of modeling land worth the effort because forest have
IRR greater than the value of MAR and exploitation Jati combined with durian has a value of at least
narrow the scale and the average annual income of most large when compared to other modeling forest
land.
Keywords: increment optimal combination of plants, business scale
ABSTRAK. Berdasarkan hasil penelitian bahwa produksi riap optimal Jati dan Durian monokultur dicapai
pada umur 20 tahun dan 40 tahun, sedangkan Mahoni pada umur 30 tahun. Produksi optimal buah
Durian, Rambutan dan Kopi dicapai pada umur 25 tahun dan 13 tahun. Pendapatan dan produksi yang
terbesar dibandingkan dengan pengusahaan permodelan lahan hutan yang lainnya (jenis kombinasi
yang lainnya) adalah Pengusahaan Jati kombinasi Durian, semua jenis permodelan lahan hutan layak
untuk diusahakan karena mempunyai nilai IRR yang lebih besar dari nilai MAR dan pengusahaan Jati
yang dikombinasikan dengan durian mempunyai nilai skala usaha paling sempit dan pendapatan ratarata tahunan yang paling besar jika dibandingkan dengan permodelan lahan hutan yang lainnya.
Kata kunci: Riap optimal, Kombinasi tanaman, Skala usaha
Penulis untuk korespondensi : surel: romamalau25@yahoo.co.id
PENDAHULUAN
Hutan memiliki peranan penting dalam mempengaruhi keberlanjutan lingkungan fungsi hutan yaitu
dibagi menjadi produksi, lindung, konservasi dan lainlain. Berdasarkan strategi pembangunan jangka panjang
kehutanan, hutan yang sudah tidak produktif akan
dioptimalkan fungsinya kembali, oleh pemerintah hutan
dimanfaatkan sebagai hutan tanaman. Hal tersebut telah
mampu menarik banyak investor karena memiliki nilai
ekonomi (benefit) yang tinggi sehingga pengelolaannya
dilakukan oleh swasta (pengusaha), pemerintah hanya
dipertimbangkan.
1999).
selanjutnya.
dan/atau hewan-hewan.
METODE PENELITIAN
40
Harga
3
Rp500.000/m
3
Rp1.000.000/m
3
Rp3.000.000/m
Rp10.000/kg
Rp15.000/kg
Rp6.000/kg
Rp400.000/m3
Diameter
Table 2. Durian Timber prices based on length and
diameter
Panjang (cm)
130 - 190 cm
200-250 cm
250 up
Diameter (cm)
Harga (Rp.)
10-19
350.000
20-up
450.000
20-29
800.000
30-up
1.100.000
20-29
900.000
30-up
1.400.000
berikut :
Monokultur
Aliran kas pengusahaan jati secara monokultur
lampiran.
Durian
Monokultur
menghasilkan
42
total
pendapatan
sebesar
Kopi
5%, nilai Net Present Value (NPV) dan Net B/C sebesar
Kutai Kartanegara
Kabupaten
gency
Indikator
Objek
Finansial
Daur
NPV
Net B/C
IRR
EAA
Skala
Jati Monokultur
25
29.173.000
1,43
6,9
2.069.896
24
Jati + Durian
35
42.079.000
1,62
7,5
2.569.836
19
Durian Monokultur
50
19.080.000
1,37
6,1
1.045.140
48
Durian + Kopi
35
22.558.000
1,36
6,9
1.377.656
36
Rambutan + Mahoni
35
15.163.000
1,24
6,2
926.030
54
44
DAFTAR PUSTAKA
Anjasari, R. 2009. Pengaruh Hutan Tanaman Industri
(HTI) terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat di Kecamatan Kampar Ilir. Tugas Akhir
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.
Iskandar, U. 1999. Dialog Kehutanan Dalam Wacana
Global. PT. Bayu Indra Grafika. Yogyakarta.
Lahjie, A. M. 2003. Pendekatan Pengusahaan Hutan
Dengan Sistem Agroforestry. ISBN: 979-8123-0206. Universitas Mulawarman, Samarinda.
Arief, A. 2005. Hutan dan Kehutanan. Kanisius.
Yogyakarta.
45