PENDAHULUAN
estate. Suku bunga perbankan yang tidak begitu menarik juga menjadi alasan
bertumbuhnya investasi pada sektor properti dan real estate karena minat
investasi publik yang teralihkan. Hal ini dibuktikan dengan maraknya
pembangunan dan pembelian gedung-gedung bertingkat, mall, apartemen, serta
perumahan. Terjadi pula peningkatan kebutuhan tempat tinggal dan pusat bisnis
serta operasional. Fenomena ini tidak hanya terjadi di ibu kota, tetapi juga
menyebar ke daerah-daerah. Ketersediaan lahan bangunan yang semakin terbatas
membuat investasi pada sektor ini semakin menguntungkan.
Di sisi lain dalam kelangsungan bisnisnya, perusahaan sektor properti
memiliki peranan besar dalam menopang perekonomian Indonesia. Perusahaanperusahaan pada sektor ini juga turut berkontribusi terhadap kelangsungan usaha
industri terkait, seperti industri bahan bangunan, industri alat berat, bahkan jasa
arsitek dan jasa desain interior. Tidak sampai di situ saja, perkembangan
penjualan properti juga turut berkontribusi dalam perkembangan lembaga
peminjam dana, dan yang terpenting adalah turut berperan dalam meningkatkan
penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesuksesan
industri properti dalam menopang perekonomian negara menimbulkan keterkaitan
yang kuat dengan sektor industri lainnya.
Keberadaan perusahaan di pasar modal menuntut perusahaan untuk
menyajikan laporan keuangan yang memuat informasi atas performa perusahaan
yang berimbas pada prospek perusahaan di masa depan. Pelaku pasar harus
selektif dalam memilih saham maupun menganalisa kondisi perusahaan dengan
berbagai prospek positif yang ditawarkan. Sebagai perusahaan publik, manajamen
menentukan apakah informasi yang sedang diaudit telah disajikan sesuai dengan
kriteria dan peraturan yang berlaku. Keharusan pengauditan laporan keuangan
oleh auditor independen kemudian menjadi alasan adanya keterlambatan bagi
perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangannya.
Besarnya volume
transaksi yang ada di perusahaan juga menjadi alasan semakin lamanya proses
audit berlangsung. Keterlambatan dalam penyelesaian proses audit ini akan
mengakibatkan keterlambatan publikasi laporan keuangan (reporting delay)
(Arunthy, 2011).
Semakin lama durasi audit yang dibutuhkan auditor, maka semakin lama
pula durasi audit report lag. Semakin lama durasi audit report lag, maka semakin
banyak spekulasi yang ditimbulkan oleh publik. Masyarakat cenderung berasumsi
bahwa perusahaan akan menunda pengungkapan informasi apabila berita yang
akan dipublikasikan merupakan berita buruk. Studi yang dilakukan oleh Givoly
dan Palmon (1982) membuktikan bahwa perusahaan cenderung melakukan
penundaan pengungkapan informasi apabila informasi tersebut mengandung
berita negatif (bad news). Perusahaan juga dapat dirugikan akibat perilaku pasar
yang merespon keterlambatan perusahaan dalam mempublikasi laporan keuangan
dengan negatif.
Tidak hanya berpengaruh dalam decision making, ketepatwaktuan juga
mempengaruhi reaksi pasar modal (Pradipto, 2012). Harga saham akan
terpengaruh secara langsung dengan cepat oleh informasi yang tersedia
(Rahmawati, 2009). Segala informasi yang terkait dengan kondisi perusahaan
akan bertransmisi langsung terhadap harga saham sehingga setiap keterlambatan
faktor-faktor
tipe
auditor,
ukuran
perusahaan,
laba/rugi
untuk tahun 2009-2013 dan menggunakan mata uang rupiah dalam laporan
keuangannya.
3. Bagi Akademisi
Memberikan tambahan informasi kepada akademisi mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi durasi audit report lag yang dapat menjadi
referensi dan tambahan data untuk penelitian selanjutnya.
BAB V. PENUTUP
Dalam bab ini akan membahas simpulan yang berupa penjelasan singkat
mengenai apa yang diperoleh dari pembahasan. Di samping itu bab ini juga akan
memuat keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.