Anda di halaman 1dari 22

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Vertigo berasal dari bahasa latin vertere= memutar. Vertigo ialah
adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi (memutar)
tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa
berputar (vertigo objektif) atau badan yang berputar (vertigo subjektif).
Vertigo

termasuk

kedalam

gangguan

keseimbangan

yang

dinyatakan

sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa seperti melayang atau dunia


seperti berjungkir balik.
Anatomi Dan Fisiologi
Anatomi labirin
Vestibulum yang terdapat di dalam labirin, telinga bagian dalam,
mempunyai andil 55% dalam patofisiologi alat keseimbangan tubuh (AKT).
Ada dua jenis organ (reseptor) sensoris di dalam labirin, yaitu pendengaran
dan keseimbangan yang merupakan sel berambut (hair cells). Kedua jenis sel
ini terbenam di dalam cairan endolimf, sehingga bila ada aliran / gelombang
endolimf

akibat

rangsangan

bunyi

(pendengaran)

atau

gerakan

(keseimbangan), rambut sel menekuk kearah tertentu dan mengubah


transmisi impuls sensoris.
Organ untuk pendengaran ini disebut organ corti, sedangkan untuk
keseimbangan disebut organ vestibulum. Vestibulum dibedakan atas crista
dan macula yang masing-masing sensitive terhadap rangsangan gerakan
sirkuler dan linier.
Neurofisiologi Alat Keseimbangan Tubuh
Alur perjalanan informasi berkaitan dengan fungsi AKT melewati tahapan
sebagai berikut.
Tahap Transduksi.

Rangsangan gerakan diubah reseptor (R) vestibuler (hair ceel), R. visus (rod
dan cone cells) dan R proprioseptik, menjadi impuls saraf. Dari ketiga R
tersebut, R vestibuler menyumbang informasi terbesar disbanding dua R
lainnya, yaitu lebih dari 55%.
Mekanisme

transduksi

hari

cells

vestibulum

berlangsung

ketika

rangsangan gerakan membangkitkan gelombang pada endolyimf yang


mengandung ion K (kalium). Gelombang endolimf akan menekuk rambut sel
(stereocilia) yang kemudian membuka/menutup kanal ion K bila tekukan
stereocilia mengarah ke kinocilia (rambut sel terbesar) maka timbul influks
ion

dari

endolymf

ke

dalam

hari

cells

yang

selanjutnya

akan

mengembangkan potensial aksi. Akibatnya kanal ion Ca (kalsium) akan


terbuka dan timbul ion masuk ke dalam hair cells. Influks ion Ca bersama
potensial aksi merangsangn pelepasan neurotransmitter (NT) ke celah sinaps
untuk menghantarkan (transmisi) impuls ke neuron berikutnya, yaitu saraf
aferen vestibularis dan selanjutnya menuju ke pusat AKT.
Tahap Transmisi
Impuls yang dikirim dari haircells dihantarkan oleh saraf aferen vestibularis
menuju ke otak dengan NT-nya glutamate
A. Normal synoptic transmition
B. Iduktion of longtem potentiation
Tahap Modulasi
Modulasi dilakukan oleh beberapa struktur di otak yang diduga pusat AKT,
antara lain
Inti vestibularis
Vestibulo-serebelum
Inti okulo motorius
Hiptotalamus
Formasio retikularis
Korteks prefrontal dan imbik
Struktur tersebut mengolah informasi yang masuk dan memberi respons
yang sesuai. Manakala rangsangan yang masuk sifatnya berbahaya maka
2

akan disensitisasi. Sebaliknya, bila bersifat biasa saja maka responsnya


adalah habituasi.
Tahap Persepsi
Tahap ini belum diketahui lokasinya
Fisiologi
Informasi

yang

berguna

untuk

alat

keseimbangan

tubuh

akan

ditangkap oleh respetor vestibuler visual dan propioseptik. Dan ketiga jenis
reseptor tersebut, reseptor vestibuler yang punya kontribusi paling besar,
yaitu lebih dari 50% disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil
konstibusinya adalah propioseptik.
Arus informasi berlangusng intensif bila ada gerakan atau perubahan
gerakan

dari

kepala

atau

tubuh,

akibat

gerakan

ini

menimbulkan

perpindahan cairan endolimfe di labirin dan selanjutnya bulu (cilia) dari sel
rambut

hair

cells)

akan

menekuk.

Tekukan

bulu

menyebabkan

permeabilitas membran sel berubah sehingga ion Kalsium menerobos masuk


kedalam sel (influx). Influx Ca akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan
juga merangsang pelepasan NT eksitator (dalam hal ini glutamat) yang
selanjutnya

akan meneruskan impul

sensoris

ini

lewat

saraf aferen

(vestibularis) ke pusat-pusat alat keseimbangan tubuh di otak.


Pusat Integrasi alat keseimbangan tubuh pertama diduga di inti
vertibularis menerima impuls aferen dari propioseptik, visual dan vestibuler.
Serebellum selain merupakan pusat integrasi kedua juga diduga merupakan
pusat komparasi informasi yang sedang berlangsung dengan informasi
gerakan yang sudah lewat, oleh karena memori gerakan yang pernah dialami
masa lalu diduga tersimpan di vestibuloserebeli. Selai serebellum, informasi
tentang gerakan juga tersimpan di pusat memori prefrontal korteks serebri.
Epidemiologi
Prevalensi vertigo (BPPV) di amerika adalah 64 orang tiap 100.000, dengan
wanita lebih banyak daripada pria. BPPV sering terdapat pada usia yanglebih
tua yaitu di atass 50 tahun.
3

Pembagian
Asal terjadinya vertigo dikarenakan adanya gangguan pada sistem
keseimbangan tubuh. Bisa berupa trauma, infeksi, keganasan, metabolik,
toksik, vaskular, atau autoimun. Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi
menjadi 2 yaitu sistem vestibular (pusat dan perifer) serta non vestibular
(visual [retina, otot bola mata], dan somatokinetik [kulit, sendi, otot]).
Sistem vestibular sentral terletak pada batang otak, serebelum dan
serebrum. Sebaliknya, sistem vestibular perifer meliputi labirin dan saraf
vestibular. Labirin tersusun dari 3 kanalis semisirkularis dan otolit (sakulus
dan utrikulus) yang berperan sebagai reseptor sensori keseimbangan, serta
koklea sebagai reseptor sensori pendengaran. Sementara itu, krista pada
kanalis semisirkularis mengatur akselerasi angular, seperti gerakan berputar,
sedangkan makula pada otolit mengatur akselerasi linear.
Segala input yang diterima oleh sistem vestibular akan diolah.
Kemudian, diteruskan ke sistem visual dan somatokinetik untuk merespon
informasi tersebut. Gejala yang timbul akibat gangguan pada komponen
sistem keseimbangan tubuh itu berbeda-beda. [Tabel 1 dan 2]

Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non Vestibular


Gejala
Vertigo Vestibular
Vertigo Non Vestibular
Sifat vertigo
rasa berputar
melayang,
hilang
Serangan

episodik

keseimbangan

Mual/muntah

kontinu

Gangguan

+/-

pendengaran

gerakan kepala

Gerakan pencetus

gerakan obyek visual

Situasi pencetus

keramaian, lalu lintas

Tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral


Gejala
Vertigo
Vestibular Vertigo
4

Vestibular

Bangkitan vertigo

Perifer
lebih mendadak

Sentral
lebih lambat

Derajat vertigo

berat

ringan

Pengaruh

gerakan ++

kepala

+/-

++

Gejala otonom (mual,


muntah, keringat)
Gangguan
pendengaran

(tinitus, -

tuli)
Tanda fokal otak
Berdasarkan awitan serangan, vertigo dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu
paroksismal, kronik, dan akut. Serangan pada vertigo paroksismal terjadi
mendadak,

berlangsung

beberapa

menit

atau

hari,

lalu

menghilang

sempurna. Suatu saat serangan itu dapat muncul lagi. Namun diantara
serangan, pasien sama sekali tidak merasakan gejala. Lain halnya dengan
vertigo kronis. Dikatakan kronis karena serangannya menetap lama dan
intensitasnya

konstan.

Pada

vertigo

akut,

serangannya

mendadak,

intensitasnya perlahan berkurang namun pasien tidak pernah mengalami


periode bebas sempurna dari keluhan. Demikian papar Abdulbar.

[Tabel 3]
Jenis

Vertigo Disertai Keluhan Tidak

Berdasarkan

Telinga

Disertai Timbul

Keluhan Telinga

Awitan

Karena

Perubahan
Posisi

Serangan
Vertigo

Penyakit

paroksismal

Meniere, tumor vertebro-

TIA

arteri Benign
paroxysmal

fossa

cranii basilaris,

positional

posterior,

epilepsi, vertigo vertigo (BPPV)

transient

akibat

lesi

ischemic attack lambung


(TIA)

arteri

vertebralis
Vertigo kronis

Otitis

media Kontusio

Hipotensi

kronis,

serebri,

ortostatik,

meningitis

sindroma paska vertigo

tuberkulosa,

komosio,

servikalis

tumor serebelo- multiple


pontine,
labirin

lesi sklerosis,
akibat intoksikasi obat-

zat ototoksik
Vertigo akut

Trauma
herpes

obatan

labirin, Neuronitis

zoster vestibularis,

otikus, labirinitis ensefalitis


akuta,

vestibularis,

perdarahan

multipel

labirin

sklerosis

Vertigo dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya,


yaitu :
1. Vertigo laryngea, yaitu pusing karena serangan batuk.
2. Vertigo nocturna, yaitu rasa seolah-olah akan terjatuh pada permulaan
tidur.

3. Vertigo ocularis, yaitu pusing karena penyakit mata, khususnya karena


kelumpuhan atau ketidakseimbangan kegiatan otot-otot bola mata.
4. Vertigo rotatoria, yaitu pusing seolah-olah semua di sekitar badan
berputar-putar.

Faktor Resiko
Vertigo terjadi bukan karena faktor keturunan, namun ada beberapa faktor
yang menyebabkan vertigo seperti karena serangan migren, radang pada
leher, mabuk kendaraan, infeksi bakteri pada telinga dan kekurangan asupan
oksigen ke otak.
Penyebab yang lain lebih dijelaskan pada penyebab vertigo.
Penyebab
Vertigo berbeda dengan dizziness, suatu pengalaman yang mungkin
pernah kita rasakan, yaitu kepala terasa ringan saat akan berdiri. Sedangkan
vertigo bisa lebih berat dari itu, misalnya dapat membuat kita sulit untuk
melangkah karena rasa berputar yang mempengaruhi keseimbangan tubuh.
Adanya penyakit vertigo menandakan adanya gangguan system deteksi
seseorang. (Anonim. 2006. Diagnosis dan Tatalaksana Kedaruratan Vertigo)
Asal terjadinya vertigo dikarenakan adanya gangguan pada sistem
keseimbangan tubuh. Bisa berupa trauma, infeksi, keganasan, metabolik,
toksik, vaskular, atau autoimun. Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi
menjadi 2 yaitu sistem vestibular (pusat dan perifer) serta non vestibular
(visual [retina, otot bola mata], dan somatokinetik [kulit, sendi, otot).
Kemungkinan penyebab vertigo yaitu:

Infeksi virus seperti common cold atau influenza yang menyerang area

labirin
Infeksi bakteri yang mengenai telinga bagian tengah
7

Radang sendi di daerah leher


Serangan migren
Sirkulasi darah yang berkurang dapat menyebabkan aliran darah ke

pusat keseimbangan otak menurun


Mabuk kendaran
Alkohol dan obat-obatan tertentu .

VERTIGO

Vertigo paling berat jika disebabkan adanya tumor pada otak kecil atau
dekat organ telinga. Vertigo yang dirasakan sesuai dengan pertumbuhan
tumor. Semakin besar tumor semakin berat rasa sakitnya. Adakalanya diikuti
dengan gejala telinga mendengung. Sebagai upaya penanggulangan satusatunya cara operasi dan penyinaran untuk menyingkirkan tumor.
Namun, adakalanya vertigo hanya disebabkan oleh stres. Meski
penderita mengalami gejala kepala berputar tujuh keliling dan bahkan
8

sampai muntah-muntah, namun begitu stres dapat ditanggulangi vertigo pun


menghilang. Vertigo pada umumnya bukan gangguan kesehatan serius. Akan
tetapi semakin dini penanganannya vertigo akan semakin cepat dapat
diatasi.
Beberapa kelainan metabolik dapat menyebabkan vertigo, seperti
tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, penyakit tiroid, anemia, dan
gangguan kalsium. Penyebab autoimun juga dapat menyebabkan timbulnya
keluhan ini, antara lain arthritis rheumatoid (rematik), lupus, sarcoid, dan
berbagai penyakit lain yang jarang. Penyakit infeksi seperti sifilis juga dapat
menyebabkan vertigo. Penyebab-penyebab di atas dapat diketahui dengan
pemeriksaan laboratorium.
Sementara itu, viral labyrinthitis (organ di telinga dalam) merupakan
reaksi peradangan yang dapat terjadi setelah influenza. Vertigo yang timbul
dapat hilang secara spontan, namun dapat juga baru hilang beberapa bulan
kemudian.

Infeksi

bakteri

pada

labyrinthitis

merupakan

infeksi

yang

mengancam jiwa, yang biasanya diikuti dengan vertigo yang hebat, muntah,
dan suhu badan yang tinggi. Kondisi ini memerlukan perawatan di rumah
sakit.
Neuroma akustik merupakan tumor jinak pada saraf pendengaran atau
saraf keseimbangan yang terletak di antara telinga dan otak. Ini biasanya
dapat disembuhkan dengan operasi dan dapat membahayakan jiwa jika tidak
diobati. Tes pendengaran dan keseimbangan dapat mengidentifikasi tumor
ini, sementara MRI diperlukan untuk mengkonfirmasi letak tumor.
Vertigo ringan akibat perubahan posisi merupakan penyebab tersering
vertigo. Hal ini disebabkan karena pergerakan kepala yang mendadak,
seperti bangun tidur dan hanya timbul beberapa detik.
Sindrom Meniere merupakan kondisi dimana terdapatnya cairan di
telinga bagian dalam yang menyebabkan vertigo yang hilang timbul, rasa
penuh di telinga, dan berkurangnya pendengaran yang juga berfluktuasi
serta telinga berdengung. Vertigo biasanya hilang dalam beberapa jam. Pada
sebagian

kasus

hilangnya

pendengaran
9

dapat

makin

parah.

Alergi, khususnya terhadap makanan dapat menyebabkan terkumpulnya


cairan dalam telinga dalam dan gejalanya mirip dengan Sindrom Meniere.
Identifikasi dan pengobatan alergi biasanya mengurangi gejala.
Berbagai masalah neurologi, seperti multiple sklerosis, infeksi otak dan
tumor

otak

dapat

menyebabkan

vertigo.

Tes

keseimbangan

akan

membedakan apakah penyebab berasal dari telinga dalam atau dari susunan
saraf pusat.
Patogenesis
BPPV terjadi akibat dari perubahan posisi kepala yang cepat dan tibattiba, biasanya akan dirasakan pusing yang sangat berat, yang berlangsung
bervariasi di semua orang, bisa lama atau hanya beberapa menit sasja.
Penderita kadang merasakan lebih baik jika berbaring diam saja. Vertigo
dapat berlangsung selama berhari-hari dan disertai dengan mual muntah.
Hasilnya pendertia akan merasa amat sangat panic dan segera melarikan
diri untuk berobat, tak jarang pasien seperti ini ditemukan di unit gawat
darurat. BPPV disebabkan oleh pengendapan kalsium di dalam salah satu
alat penyeimbangan di dalam telinga, tetapi sebagian besar penyebabnya
belum dikethui hingga sekarang. Beberapa dugaan yang dikemukakan oleh
para

ahli

adalah,

trauma

pada

alat

keseimbangan,

infeksi,

sisa

pembedangan telinga, degenerative karena usai dan kelainan pembuluh


darah. Vertigo berbeda dengan dizziness, suatu pengalaman yang mungkin
pernah kita rasakan, yaitu kepala terasa ringan saat akan berdiri. Sedangkan
vertigo bisa lebih berat dari itu, misalnya dapat membuat kita sulit untuk
melangkah karena rasa berputar yang mempengaruhi keseimbangan tubuh.
Adanya penyakit vertigo menandakan adanya gangguan system deteksi
seseorang

10

Manifestasi Klinis
Gejala vertigo dapat bervariasi tergantung berat ringannya. Gejala yang
dapat dirasakan antara lain:

Tempat anda berpijak terasa berputar atau bergerak-gerak


Mual
Muntah
Sulit berdiri atau berjalan
Sensasi kepala terasa ringan
Tak dapat memfokuskan pandangan
Fungsi keseimbangan tubuh terdiri dari tiga sistem, yaitu sistem

vestibular, sistem visual, dan sistem somatosensorik atau proprioseptik.


Vertigo muncul jika ada gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga
sistem keseimbangan itu. Sistem vestibular bertanggung jawab untuk
mengintegrasikan rangsangan terhadap indera dengan pergerakan tubuh
serta menjaga agar suatu obyek berada dalam fokus penglihatan saat tubuh
bergerak.
Saat kepala bergerak, informasi disampaikan ke labirin, suatu organ di
telinga bagian dalam berupa tiga saluran berbentuk setengah lingkaran yang
dikelilingi cairan. Labirin lantas menyalurkan informasi gerakan ke saraf
vestibular atau nervus VIII yang kemudian membawa informasi ke batang
otak, dilanjutkan sampai ke serebelum (bagian otak yang mengontrol
koordinasi, keseimbangan, pergerakan, tekanan darah, dan kesadaran).
11

Jika ada gangguan pada sistem ini, yang lazim disebut vertigo
vestibular, dunia akan terasa seperti berputar. Serangan vertigo jenis ini
umumnya terjadi secara mendadak, bersifat datang-pergi (episodik), disertai
rasa mual/muntah, kadang-kadang ada denging di telinga. Pencetus
serangan ini adalah gerakan kepala.
Vertigo vestibular dibedakan menjadi tipe sentral, gangguan terjadi
pada batang otak sampai otak besar.
Yang kedua adalah tipe perifer, gangguan terletak pada batang otak
sampai labirin di telinga bagian dalam. Penyebab vertigo vestibular antara
lain trauma kepala, infeksi otak, tumor, infeksi sekitar sinus atau lainnya (flu,
pilek, diare), remote efek (reaksi terhadap infeksi yang menyebabkan
vertigo). Gejala vertigo vestibular perifer adalah pandangan kabur, letih,
lesu,

sakit

kepala,

detak

jantung

cepat,

kehilangan

keseimbangan,

kehilangan konsentrasi, nyeri otot terutama di leher dan punggung, mual,


muntah, kemampuan kognitif menurun, serta sensitif terhadap cahaya dan
bunyi.

Adapun

gejala

vertigo

vestibular

sentral

antara

lain

diplopia

(pandangan ganda), sakit kepala hebat, gangguan kesadaran, koordinasi


tubuh menurun, mual dan muntah, serta lemas.
Pada vertigo nonvestibular, sensasi yang dirasakan penderita adalah
melayang, bergoyang, atau sempoyongan. Serangan biasanya terjadi terusmenerus, tetapi tidak ada mual maupun muntah. Vertigo akibat gangguan
sistem visual biasanya dicetuskan oleh situasi yang ramai, banyak orang
atau benda lalu lalang. Pada gangguan sistem somatosensorik/proprioseptik
atau gangguan pada saraf sumsum tulang belakang, misalnya gangguan
pada saraf tepi berupa kaki baal atau pundak kaku, impuls gerakan
terlambat

diterima

otak

besar.

Akibatnya, keseimbangan penderita terganggu dan termanifestasi sebagai


vertigo. Gangguan baal biasanya dialami penderita diabetes. Adapun leher
kaku (cervical tension) umumnya dialami mereka yang bekerja di belakang
meja.

12

Penegakkan Diagnosis
Diagnosis BPPV ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis
pemeriksaan THT, uji posisi dan uji kalori. Pada anamnesis, pasien
mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada perubahan posisi kepala
dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan posisi
kepala dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan setelah
beberapa waktu. Pada pemeriksaan THT secara umum tidak didapatkan
kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada paresis kanal.
Uji posisi dapat membantu mendiagnosa BPPV, yang paling baik
adalah dengan melakukan manuver Hallpike : penderita duduk tegak,
kepalanya dipegang pada kedua sisi oleh pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan
mendadak sambil menengok ke satu sisi. Pada tes ini akan didapatkan
nistagmus posisi dengan gejala :
1. Mata berputar dan bergerak ke arah telinga yang terganggu dan
mereda setelah 5-20 detik.
2. Disertai vertigo berat.
3. Mula gejala didahului periode laten selama beberapa detik (3-10 detik).
4. Pada uji ulangan akan berkurang, terapi juga berguna sebagai cara
diagnosis yang tepat.
Pemeriksaan

fisis

dasar

dan

neurologis

sangat

penting

untuk

membantu menegakkan diagnosis vertigo. Pemeriksaan fisis dasar yang


terutama adalah menilai perbedaan besar tekanan darah pada perubahan
posisi. Secara garis besar, pemeriksaan neurologis dilakukan untuk menilai
fungsi vestibular, saraf kranial, dan motorik-sensorik.
Sistem vestibular dapat dinilai dengan tes Romberg, tandem gait test,
uji jalan di tempat (fukuda test) atau berdiri dengan satu atau dua kaki. Ujiuji ini biasanya berguna untuk menilai stabilitas postural jika mata ditutup
13

atau dibuka. Sensitivitas uji-uji ini dapat ditingkatkan dengan teknik-teknik


tertentu seperti melakukan tes Romberg dengan berdiri di alas foam yang
liat.
Pemeriksaan saraf kranial I dapat dibantu dengan funduskopi untuk
melihat ada tidaknya papiledema atau atrofi optik. Saraf kranial III, IV dan VI
ditujukan untuk menilai pergerakan bola mata. Saraf kranial V untuk refleks
kornea dan VII untuk pergerakan wajah. Fungsi serebelum tidak boleh luput
dari pemeriksaan. Untuk menguji fungsi serebelum dapat dilakukan past
pointing dan diadokokinesia.
Pergerakan (range of motion) leher perlu diperhatikan untuk menilai
rigiditas atau spasme dari otot leher. Pemeriksaan telinga ditekankan pada
pencarian adanya proses infeksi atau inflamasi pada telinga luar atau
tengah. Sementara itu, uji pendengaran diperiksa dengan garputala dan tes
berbisik.
Pemeriksaan selanjutnya adalah menilai pergerakan mata seperti
adakah

nistagmus

spontan

atau

gaze-evoked

nystagmus

dan

atau

pergerakan abnormal bola mata. Penting untuk membedakan apakah


nistagmus yang terjadi perifer atau sentral. Nistagmus sentral biasanya
hanya vertikal atau horizontal saja dan dapat terlihat dengan fiksasi visual.
Nistagmus perifer dapat berputar atau rotasional dan dapat terlihat dengan
memindahkan fiksasi visual. Timbulnya nistagmus dan gejala lain setelah
pergerakan kepala yang cepat, menandakan adanya input vestibular yang
asimetris, biasanya sekunder akibat neuronitis vestibular yang tidak
terkompensasi atau penyakit Meniere.
Uji fungsi motorik juga harus dilakukan antara lalin dengan cara pasien
menekuk lengannya di depan dada lalu pemeriksa menariknya dan tahan
hingga hitungan ke sepuluh lalu pemeriksa melepasnya dengan tiba-tiba dan
lihat apakah pasien dapat menahan lengannya atau tidak. Pasien dengan
gangguan perifer dan sentral tidak dapat menghentikan lengannya dengan
cepat. Tetapi uji ini kualitatif dan tergantung pada subjektifitas pemeriksa,
kondisi muskuloskeletal pasien dan kerjasama pasien itu sendiri.
14

Pemeriksaan khusus neuro-otologi yang umum dilakukan adalah uji


Dix-Hallpike dan electronystagmography (ENG). Uji ENG terdiri dari gerak
sakadik, nistagmus posisional, nistagmus akibat gerakan kepala, positioning
nystagmus, dan uji kalori.
Pada dasarnya pemeriksaan penunjang tidak menjadi hal mutlak pada
vertigo. Namun pada beberapa kasus memang diperlukan. Pemeriksaan
laboratorium seperti darah lengkap dapat memberitahu ada tidaknya proses
infeksi. Profil lipid dan hemostasis dapat membantu kita untuk menduga
iskemia. Foto rontgen, CT-scan, atau MRI dapat digunakan untuk mendeteksi
kehadiran

neoplasma/tumor.

Arteriografi

untuk

menilai

sirkulasi

vertebrobasilar.
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada:
1. Fungsi vestibuler/serebeler
a. Uji Romberg
penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua
mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30
detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya
(misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan
vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang
menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan
penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita
akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.
b. Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan
diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan
vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler
penderita akan cenderung jatuh.
c. Uji Unterberger.
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat
dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada
15

kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi


dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar
ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi
turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase
lambat ke arah lesi

16

Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan mata
Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
Pemeriksaan neurologik
Pemeriksaan otologik
Pemeriksaan fisik umum
2) Pemeriksaan khusus :
ENG
Audiometri dan BAEP
Psikiatrik
3) Pemeriksaan tambahan:
Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan

pemeriksaan lain sesuai indikasi.


Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma

akustik).
Neurofisiologi:Elektroensefalografi(EEG),Elektromiografi

Brainstem Auditory Evoked Pontential (BAEP)


Pencitraan: CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance Imaging

(EMG),

(MRI).
Penatalaksanaan
Tatalaksana vertigo terbagi menjadi 3 bagian utama yaitu kausal,
simtomatik dan rehabilitatif. Sebagian besar kasus vertigo tidak diketahui
kausanya sehingga terapi lebih banyak bersifat simtomatik dan rehabilitatif.
Terapi simtomatik bertujuan meminimalkan 2 gejala utama yaitu rasa
berputar dan gejala otonom. Untuk mencapai tujuan itu digunakanlah
vestibular suppresant dan antiemetik. Beberapa obat yang tergolong
vestibular suppresant adalah antikolinergik, antihistamin, benzodiazepin,
calcium channel blocker, fenotiazin, dan histaminik.
17

Antikolinergik

bekerja

dengan

cara

mempengaruhi

reseptor

muskarinik. Antikolinergik yang dipilih harus mampu menembus sawar darah


otak (sentral). Idealnya, antikolinergik harus bersifat spesifik terhadap
reseptor vestibular agar efek sampingnya tidak terlalu berat. Sayangnya,
belum ada.
Benzodiazepin termasuk modulator GABA yang bekerja secara sentral untuk
mensupresi repson dari vestibular. Pada dosis kecil, obat ini bermanfaat
dalam pengobatan vertigo. Efek samping yang dapat segera timbul adalah
terganggunya

memori,

mengurangi

keseimbangan,

dan

merusak

keseimbangan dari kerja vestibular.


Antiemetik digunakan untuk mengontrol rasa mual. Bentuk yang dipilih
tergantung keadaan pasien. Oral untuk rasa mual ringan, supositoria untuk
muntah hebat atau atoni lambung, dan suntikan intravena pada kasus gawat
darurat. Contoh antiemetik adalah metoklorpramid 10 mg oral atau IM dan
ondansetron 4-8 mg oral.
Terapi rehabilitasi bertujuan untuk membangkitkan dan meningkatkan
kompensasi sentral dan habituasi pada pasien dengan gangguan vestibular.
Mekanisme kerja terapi ini adalah substitusi sentral oleh sistem visual dan
somatosensorik untuk fungsi vestibular yang terganggu, mengaktifkan
kendali

tonus

inti

vestibular

oleh

serebelum,

sistem

visual

dan

somatosensorik, serta menimbulkan habituasi, yaitu berkurangnya respon


terhadap stimulasi sensorik yang diberikan berulang-ulang.
Tabel 4. Terapi Obat Antivertigo
Golongan
Dosis oral Antieme

Sedasi

Mukosa

Ekstrapirami

Kering
-

dal
+

Flunarisin

1x5-10

tik
+

Sinarizin

mg

Prometasin

3x25 mg

++

++

Difenhidrin

3x25-50

at

mg

+++

18

Skopolamin

3x50 mg

+++

Atropin

3x0,6 mg

Amfetamin

3x0,4 mg

Efedrin

3x5-10

+++

++

Proklorpera

mg

++

+++

+++

sin

3x25 mg

+++

Klorpromas

3x3 mg

++

+++

++

in

3x25 mg

Diazepam

3x2-5 mg

Haloperidol

3x0,5-2

Betahistin

mg

Carvedilol

3x8 mg

Karbamaze

Sedang

pin

diteliti

Dilantin

3x200 mg
3x100 mg

Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obatobatan, terapi fisik / latihan dan olah raga. Dan jika keduat terapi di atas
tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah.
Obat-obatan yang biasanya digunakan adalah :
1. Antikolinergik / parasimpatolik
2. Antihistamin
3. Penenang minor dan Mayor
4. Simpatomimetik
5. Kombinasi tersebut di atas.
Berdasarkan hipotesis Kanalolithiasis, Dapat digunakan teknik pley
yaitu posisi kepala 45 derajat menoleh ke arah telinga yang sakit, kemudian
pasien digerakkan dari posisi duduk ke posisi Hallpike dengan telinga sakit di
bawah. Pasien dapat dipertahankan dengan posisi ini selama 3 menit dan

19

kemudian kepala dengan lambat dirotasikan ke arah berlawanan dan


dipertahankan 4 menit lalu pasien didudukkan.
Prognosis
Prognosis pasien dengan vertigo vestibular tipe perifer umumnya baik,
dapat terjadi remisi sempurna. Sebaliknya pada tipe sentral, prognosis
tergantung dari penyakit yang mendasarinya. Infark arteri basilar atau
vertebral, misalnya, menandakan prognosis yang buruk. Semoga dengan
kemajuan ilmu bedah saraf di masa yang akan datang, vertigo tak lagi
menjadi momok.
Pencegahan
Langkah-langkah berikut ini dapat meringankan atau mencegah gejala
vertigo:

Tidurlah dengan posisi kepala yang agak tinggi


Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita

berdiri dari tempat tidur


Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang
Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya untuk mengambil suatu

benda dari ketinggian


Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala kita dalam posisi datar
(horisontal) atau bila leher dalam posisi mendongak.
Benign positional vertigo adalah bentuk vertigo yang menyerang

dalam jangka waktu pendek namun berulang-ulang. Gejalanya hanya dalam


hitungan detik tetapi bisa cukup berat, seringkali muncul setelah kita
terserang infeksi virus atau adanya peradangan dan kerusakan di daerah
telinga tengah. Gejalanya bisa muncul jika kita menggerakkan kepala tibatiba, misalnya saat menoleh dengan gerakan yang cepat.

20

KESIMPULAN
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan
keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Istilah yang sering
digunakan oleh awam adalah: puyeng, sempoyongan, mumet, pusing,
pening, tujuh keliling, rasa mengambang, kepala terasa enteng, rasa
melayang. Vertigo perlu dipahami karena merupakan keluhan nomer tiga
paling sering dikemukakan oleh penderita yang datang ke praktek umum,
bahkan orang tua usia sekitar 75 tahun, 50 % datang ke dokter dengan
keluhan vertigo.
Vertigo terjadi bukan karena faktor keturunan, namun ada beberapa
faktor yang menyebabkan vertigo seperti karena serangan migren, radang
pada leher, mabuk kendaraan, infeksi bakteri pada telinga dan kekurangan
asupan oksigen ke otak.

21

Prognosis pasien dengan vertigo vestibular tipe perifer umumnya baik,


dapat terjadi remisi sempurna. Sebaliknya pada tipe sentral, prognosis
tergantung dari penyakit yang mendasarinya. Infark arteri basilar atau
vertebral, misalnya, menandakan prognosis yang buruk. Semoga dengan
kemajuan ilmu bedah saraf di masa yang akan datang, vertigo tak lagi
menjadi momok

22

Anda mungkin juga menyukai