Anda di halaman 1dari 5

Bahan Ajar Biologi

JARINGAN
HEWAN
Sekolah

: SMA Negeri no __ Padang

Kelas / Semester

: XI / I

A. Kompetensi Inti (KI) :


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong), kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ
penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai
manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi
dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,
gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam
setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.

3.4 Menerapkan konsep tentang keterkaitan hubungan antara struktur sel pada jaringan hewan dengan fungsi organ
pada hewan berdasarkan hasil pengamatan
4.4 Menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada hewan berdasarkan hasil pengamatan untuk
menunjukkan pemahaman hubungan antara struktur dan fungsi jaringan pada hewan terhadap bioproses yang
berlangsung pada hewan

C. Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan

Kompetensi Dasar

Indikator

Tujuan Pembelajaran

3.4 Menerapkan konsep tentang


keterkaitan hubungan antara
struktur sel pada jaringan hewan
dengan fungsi organ pada hewan
berdasarkan hasil pengamatan

3.4.3 Mendeskripsikan berbagai


macam jaringan ikat dalam tubuh
hewan/manusia.

1. Peserta didik dapat


mendeskripsikan berbagai
macam jaringan ikat dalam
tubuh hewan/manusia
pengamatan gambar dan
literatur
2. Peserta didik dapat
menjelaskan fungsi dari masingmasing jaringan ikat
berdasarkan jenisnya melalui
literatur dan diskusi
1. Peserta didik dapat
menjelaskan bagian-bagian sel
saraf saraf pengamatan gambar
dan literatur
2. Peserta didik dapat
menjelaskan fungsi dari bagianbagian dari sel saraf melalui
literatur dan diskusi

3.4.4 Menjelaskan bagian-bagian


jaringan saraf beserta fungsinya.

Jaringan Hewan

(Jaringan ikat dan Jaringan saraf)

A. Jaringan Ikat (penyambung/penyokong)


Jaringan ikat berfungsi melekatkan konstruksi antar jaringan, membungkus organ, menghasilkan energi, menghasilkan sistem
imun, dan mengisi rongga-rongga di antara organ. Berbeda dengan jaringan epitel yang sel-selnya tersusun rapat, kumpulan sel jaringan
ikat amat jarang dan tersebar dalam matriks ekstraseluler. Selain itu, sel-sel jaringan ikat memiliki bentuk yang tidak teratur. Sebagian besar
matriksnya terdapat serat-serat dan bahan dasar yang berupa cairan. Jaringan ikat memiliki bahan dasar yang tidak berwarna, tidak
berbentuk (amorf), dan homogen. Bahan dasar ini berasal dari asam mukopolisakarida yaitu asam hialuronat. Akibatnya, matriks menjadi
lentur dan semakin banyak air. Di dalamnya terdapat pula asam mukopolisakarida sulfan yang menjadikan struktur jaringan ikat bersifat
kaku. Serat jaringan ikat yang terbuat dari protein dan sebagai penyusun matriks memiliki berbagai jenis serat, meliputi serat kolagen, serat
elastis, dan serat retikuler.
Serat kolagen berwarna putih atau disebut serat putih. Seratnya tersusun atas protein kolagen, sehingga memiliki sifat kuat,
daya regang tinggi, dan elastisitas yang rendah. Serat ini banyak terdapat pada kulit, tulang, dan tendon.
Sementara itu, serat elastis berwarna kuning atau disebut serabut kuning. Serat elastis terbuat dari protein elastin dan
mukopolisakarida, sehingga memiliki elastisitas tinggi. Serat ini banyak terdapat pada bantalan lemak, ligamen, dan pembuluh darah.
Serat retikuler sangat tipis dan bercabang, tersusun atas kolagen dan terhubung pula dengan serat kolagen. Karena itu, serat
retikuler mempunyai sifat yang sama dengan serat kolagen. Bahan dasarnya mengandung glikoprotein. Serat ini berfungsi sebagai
penghubung jaringan pengikat dengan jaringan sebelahnya. Serat retikuler dapat ditemukan pada hati, limpa, dan kelenjar-kelenjar limfa.
Jaringan ikat terbagi atas 3 jenis yaitu jaringan ikat sebenarnya, jaringan ikat rangka/skeleton dan jaringan darah.
Jaringan ikat sebenarnya
Jaringan ikat sebenarnya dibedakan menjadi jaringan peng ikat berserat (fibrosa), jaringan ikat elastis, jaringan ikat lemak dan jaringan ikat
longgar.
1.

Jaringan Ikat Berserat


Matriks jaringan ikat berserat mengandung serat putih berkolagen, namun kolagennya tidak
elastis. Kita dapat temui jenis jaringan ini pada tendon yang melekatkan otot ke tulang dan
ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang lain pada persendian. Jaringan ini berfungsi
menghubungkan tulang dengan tulang dan otot dengan tulang.

2.

Jaringan Ikat Elastis


Matriks jaringan ikat elastis mengandung serabut elastis kuning. Bisa kita temukan pada ligamen
dan dinding arteri. Jaringan pengikat ini berfungsi sebagai pelindung elastisitas jaringan.

3.

Jaringan Ikat lemak


Jaringan ikat lemak disebut pula jaringan adiposa. Di dalamnya banyak tersimpan sel lemak
berbentuk bulat. Jaringan adiposa berfungsi melapisi dan menginsulasi tubuh, kemudian juga me
nyimpan molekul bahan bakar. Letaknya berada pada epidermis kulit, sumsum tulang, sekitar
sendi dan ginjal. Selain itu, jaringan ini berfungsi sebagai penyimpan lemak, dan berperan sebagai
bantalan.

4.

Jaringan pengikat longgar

Diberi nama jaringan ikat longgar karena seratnya amat longgar. Jenis seratnya berkolagen,
elastis, dan juga berserat retikuler. Letaknya berada pada bagian bawah kulit, di dekat pembuluh
darah dan saraf, dan sekitar organ. Jaringan ini berperan dalam mengikat jaringan epitel dan
jaringan di bawahnya. Selain itu, jaringan ikat longgar berfungsi menjaga organ tetap berada di
tempatnya.
Jaringan rangka / skeleton
Skeleton berfungsi untuk penyokong tubuh, dilengkapi dengan rangka yang kaku. Seperti pada jaringan ikat, jaringan ini terdiri atas sel-sel
yang terletak dalam matriks organik, tetapi matriksnya lebih keras. Pada vertebrata terdapat dua macam jaringan skeleton, yaitu tulang
rawan (kartilago) dan tulang keras.
1.

Tulang rawan (kartilago), terdapat 3 jenis yaitu kartilago hialin, elastis dan fibroblas.
a.

Kartilago hialin berwarna putih kebiruan, transparan dan matriksnya terdapat


serat yang elastis. Pada saat tubuh berupa embrio, kartilago hialon inilah yang
menysun tubuh. Namun saat dewasa, kartilago hialin ini hanya terdapat pada
persendian, saluran pernapasan dan ujung tulang rusuk.

b.

Kartilago elastis berwarna kuning dan seratnya elastis. Kartilago elastis ini
berfungsi memberi kelenturan dan menyokong jaringan tulang rawan. Terdapat
pada telinga luar, embrio dan epiglotis.

c.

Kartilago fibroblas tersusun atas kolagen yang berwarna gelab dan keruh.
Kartilago ini merupakan jaringan tulang rawan yang paling kuat secara
struktural. Kartilago ini banyak ditemukan pada hubungan antar tulang
belakang dan tendon. Fungsinya yaitu sebagai pelindung dan penyokong
jaringan lainnya.

2.

Tulang keras, terdapat 2 jenis yaitu jaringan tulang kompak dan jaringan tulang bunga karang (sponge).
a.

Jaringan tulang kompak memiliki matriks yang kuat dan tidak memiliki rongga di
dalamnya. Jaringan tulang sejati disebut pula dengan jaringan tulang dewasa.
Jaringan tulang sejati tersusun atas sel-sel tulang yang dinamakan osteosit.
Osteosit di bentuk oleh osteoblas. Osteoblas berasal dari fi broblas. Oleh karena
itu, osteoblas berperan penting. Osteosit tersusun dalam lapisan kon sentris yang
disebut lamela. Lamela yang mengelilingi kapiler disebut saluran Havers. Di dalam
saluran Havers ditemukan kapiler, vena, dan arteri. Di antara lamela terdapat ruang
tempat osteosit yang disebut lakuna. Antara osteosit yang satu dengan yang
lainnya dihubungkan oleh kapiler kanalikuli. Lihat gambar di samping.

b.

Tulang spons (bunga karang) memiliki matriks yang mengandung lebih sedikit
bahan anorganik (60-65%) dibandingkan dengan tulang kompak. Matriksnya
berongga, berisi sumsum merah yang memproduksi sel-sel darah. Tulang spons
terdapat pada epifisis tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek.

Jaringan Cair
Saat bagian tubuh kita ada yang tergores dengan benda yang tajam atau keras, boleh jadi darah akan keluar dari bagian tubuh
tersebut. Darah yang keluar itu disebut sebagai jaringan darah. Disebut demikian, karena darah termasuk pula jaringan ikat. Penge

lompokkan ini didasarkan pada fakta bahwa sel darah dan sel jaring an pengikat berasal dari sel yang sama. Darah tersusun dari matriks
yang berupa cairan yang disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel-sel darah. Plasma darah tersusun atas air, garam-garam, dan
berbagai jenis protein terlarut. Sementara itu, sel-sel darah meliputi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah
(trombosit).
Sel darah merah vertebrata mengandung pigmen merah yang disebut hemoglobin. Adapun sel darah putih tidak memiliki
hemoglobin dan memiliki jenis yakni limfosit, monosit, neutrofil, eosinofil, dan basofil. Sedangkan, keping darah merupakan fragmen sel yang
berada dalam sumsum tulang. Jaringan darah ini memiliki berbagai fungsi. Sel darah merah berperan membawa oksigen yang dialirkan ke
seluruh bagian tubuh, sel darah putih berfungsi dalam pertahanan tubuh untuk melawan virus, bakteri, dan penyerang lainnya, dan keping
darah bermanfaat saat penggumpalan darah.
Selain jaringan darah, terdapat pula jaringan limfa atau getah bening. Getah bening terdiri atas sel-sel dan serat retikuler. Selselnya berupa limfosit dan granulosit seperti neutrofil, eosinofil, dan basofil. Cairan getah bening ini beredar melewati pembuluh limfa yang
berada sejajar dengan pembuluh balik.
B. Jaringan Syaraf
Jaringan saraf tersusun oleh sel-sel saraf yang disebut neuron dan neuroglia. Sel saraf berperan dalam menerima dan meneruskan
rangsangan dari bagian satu tubuh ke bagian tubuh yang lain. Sedangkan neuroglia berperan sebagai penyokong neuron dan berukuran
lebih jecil daripada neuron. Sementara itu, sel saraf berbentuk unik, dengan sitoplasma yang menjulur dan memanjang.
Neuron terdiri atas:
a. Dendrit, yaitu juluran sitoplasma yang relatif pendek dari
badan sel yang berfungsi membawa rangsangan ke badan
sel.
b. Badan sel, yaitu bagian sel saraf yang mengandung inti
(nukleus) dengan nukleolus di tengahnya. Sitoplasmanya
bergranula, berasal dari retikulum endoplasma yang
disebut Badan Nassal. Badan sel saraf terletak di pusat
saraf dan di ganglion. Ganglion adalah kumpulan badan
sel saraf. Ganglion terletak di tempat-tempat tertentu,
seperti di kiri dan kanan sumsum tulang belakang.
c. Neurit (akson), yaitu juluran sitoplasma yang panjang dari badan sel yang berfungsi membawa rangsangan dari badan sel ke neuron lain.
Akson ini biasanya dibungkus oleh sel Schwann yang berfungsi dalam regenerasi neurit dan dendrit yang rusak. Pada neurit ada selubung
myelin yang berfungsi sebagai isolator juga berperan dalam penyediaan nutrisi. Antara akson suatu neuron dengan dendrit neuron lainnya
ditautkan oleh suatu bagian yang disebut sinapsis.
Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron asosiasi. Neuron sensorik berfungsi
menerima dan meneruskan rangsang dari indera ke saraf pusat. Kemudian, neuron motorik berfungsi membawa atau menyampaikan impuls
dari saraf pusat ke efektor. Sementara, neuron asosiasi menyampaikan impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik.

Anda mungkin juga menyukai