Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN HASIL DISKUSI

PROBLEM-BASED LEARNING
PBL Blok KLINIK
SKENARIO Adakah Yang Mudah Saya Pahami?
Minggu ke-4
Tanggal 13 Maret 2015 s.d 19 Maret 2015

Grup E
FILDZAH BADZLINA

(125070300111004)

DIAH NOOR ARIYANI MUAZ

(125070300111011)

FITRI IKRIMAH P U

(125070300111014)

NIKE NURJANNAH

(125070300111015)

ROSA NABILLA

(125070300111036)

RIZKY AYU DIELLA C

(125070300111048)

FARIKHA ALFI FAIRUZA

(125070301111007)

FIRDA AMALIA

(125070301111009)

DIESMAHARANI ASTRIMAHIRSYA (125070301111013)


RAFIATUL HAYATI

(125070301111024)

NADIA ANGGIA MURNI

(125070301111028)

PUTRI MAMLUATUN N

(125070305111001)

ALTA DWI DINIENGGA B

(125070307111007)

ASTER ASIAN GRACE P

(125070307111021)

JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
DAFTAR ISI
1

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2
ISI................................................................................................................................. 3
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI.......................................................................... 3


SKENARIO............................................................................................................... 3
DAFTAR UNCLEAR TERM......................................................................................... .3
DAFTAR CUES......................................................................................................... .4
DAFTAR LEARNING OBJECTIVE.................................................................................4
HASIL BRAINSTORMING.......................................................................................... .5
HIPOTESIS............................................................................................................... .9
PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE.......................................................................12

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI..................................................................................27


REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... .28
TIM PENYUSUN.............................................................................................................. .30

ISI
A.KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
B.SKENARIO
Adakah Yang Mudah Saya Pahami?
Ny.K usia 54 tahun dating kepada Ahli Gizi di Poli Gizi RS, tempat dia bekerja. Ny.K
merupakan pegawai administrasi di RS tersebut dengan latarbelakang pendidikan SMEA.
Saat dating ke oli, tampaknya Ny.K kesulitan berjalan. Ny.K mengeluh sendi-sendi
kakinya sakit, hal tersebut mengurangi kemampuan geraknya. Menurut Ny.K, beliau telah
didiagnosa Osteoartritis sejak 4 tahun yang lalu. Rasa sakit tersebut ditambah pula dari
hasil pemeriksaanasam uratyang tinggi yaitu 6.1 mg/dl dan beban tubuhnya yang besar,
dimana berat badan Ny.K adalah 69 kg dengan tinggi badan 149 cm. Kondisi kelebihan
berat badan ini sudah terjadi sejak lama. Ny.K menyatakan bahwa dia mempunyai
riwayat hipertensi sejak 5 tahun lalu. Hasil pemeriksaan tensi darah saat ini adalah
180/100 mmHg. Terkait informasi diet yang sesuai dengan kondisinya, Ny.K tidak pernah
mencari tau. Ny.K beranggapan jika dia merasa sakit dia dapat mengkonsumsi obat.
Obat yang dikonsumsi furosemide 40 mg rutin setiap hari dan codein 3x1 yang diberikan
dokter untuk dikonsumsi selama 7 hari. Saat berdiskusi dengan ahli gizi, Ny.K sering
menyampaikan adakah yang harus saya ketahui?. Dan dengan masalah sulitnya dia
memahami informasi medis, Ny.K mengatakan adakah info yang mudah untuk
dipahami? dan adakah media untuk memudahkan saya memahami informasi yang
saya butuhkan?
C. DAFTAR UNCLEAR TERM
1. Furosemid
Diuretik loop yang dipakai dalam pengobatan edema dan hipertensi (Dorland ,
2008)
2. Osteoartritis
Penyakit sendi degenaratif non inflamatorik yang ditandai dengan degenerasi
cartilage articularis, hipertrofi tulang pada tepi tepinya, dan perubahan pada
membrane sinovialis, disertai nyeri dan kekakuan (Dorland, 2008)
3. Codein
alkaloid napotik yang dieroleh dari opium yang berfungsi sebagai analgensik dan
antitusif dan antidiare (Dorland, 2008)
4. Asam Urat
hasil akhir dari metabolise purin berbentuk Kristal yang banyak di persendian
sehingga mnyebabkan penyakit asam urat dengan gejala rasa sakit sendi. (kamus
gizi,2010)
5. Hipertensi
3

tekanan darah arteri yang abnormal tinggi. Pada keadaan normal tekanan darah
berkisar 120/80. Hipertensi merupakan factor resiko dari penyakit stroke, penyakit
jantung koroner dan penyakit ginjal (Kamus gizi, 2010)
D. DAFTAR CUES

ahli gizi diharapkan mampu menyampaikan informasi medis terkait hipertensi,


osteoartritis, asam urat dan obesitas yang mudah dipahami dan dengan
menggunakan media sebagai sarana untuk membantu memudahkan pasien

dalam memahami informasi yg diberikan


ahli gizi mampu menyampaikan informasi medis untuk Ny.K terkait hipertensi
osteoartritis, asam urat dan obesitas yang mudah dipahami dan dengan
menggunakan media sebagai sarana untuk membantu memudahkan pasien dalam

memahami informasi yang diberikan


Ahli gizi mampu memberikan asuhan gizi untuk Ny.K terkait Hipertensi,
osteoarthritis, obesitas serta membuat media informasi yang tepat dan mudah

dipahami
ahli gizi mampu memberikan asuhan gizi dan menyampaikan informasi medis dan
informasi gizi untuk pasien hipertensi, osteoartritis dan obesitas dengan cara dan
media yang mudah dipahami oleh Ny.K

CUES yang disepakati


ahli gizi mampu menyusun informasi gizi yang dibutuhkan untuk pasien hipertensi,
Osteoartritis dan obesitas dengan bahasa yang mudah dipahami dan media yang sesuai
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE
1. Jelaskan gambaran umum (Faktor resiko, Patofisiology, dan Etiology) dari penyakit
Osteoartritis, Hipertensi, Obesitas, Asam Urat!
2. Bagaimana keterkaitan (sebab-akibat) Osteoartritis, Hipertensi, Obesitas, Asam
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Urat?
Bagaimana interaksi obat dan makanan dari obat furosemid dan codein?
Bagaimana tujuan, syarat, prinsip diet, dan zat gizi terkait penyakit?
Apa aktivitas fisik yang sesuai kondisi pasien?
Apa saja makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan tidak dianjurkan untuk pasien?
Bagaimana tips memilih bahan makanan dan cara pengolahannya
Apa saja media dan alat bantu yangg digunakan untuk menyampaikan informasi
gizi dan media yang yang sesuai untuk scenario?

F. HASIL BRAINSTORMING
1. Gambaran umum (Faktor resiko, Patofisiologi, Etiologi) Osteoartritis, Hipertensi,
Obesitas, Asam Urat.
Teori
4

Osteoartritis

Patofisiology
Diawali dengan asam urat yang tinggi sehingga terjadi penumpukan asam urat
di sendi dan obesitas. Lalu menyebabkan Osteoartritis. Konsumsi makanan
tinggi purin berlebih lalu purin disimpan dalam tulang/sendi sehingga
terbentuk kristal menyababkan Osteoartritis.
Etiology
Aktifitas berlebih pada saat usia lanjut, obesitas, dan pola konsumsi yang
salah.
Obesitas
Patofisiology
Obesitas terjadi karena kelebihan energi dalam waktu yang lama, lalu energy
disimpan dalam bentuk Trigliserida, sehingga berat badan berlebih karena
penumpukan trifliserida. Terjadilah obesitas.
Faktor resiko
Obese: Penyakit Degenaratif, Penyakit Jantung Koroner, stroke
Etiology
konsumsi makanan tinggi lemak dan gaya hidup, genetic, pola makan salah
Hipertensi
Hipertensi terjadi karena peningkatan tekanan darah arteri secara persisten
karena tinggi Natrium dalam darah. Natrium mengikat cairan, sehingga
tekanan darah meningkat.,
Etiology
Pola makan dan gaya hidup, genetik
Faktor Resiko
HT: Penyakit Jantung Koroner, stroke, penyakit ginjal
Asam Urat
Etiology
Asam urat terjadi karena konsumsi makanan tinggi purin

Narasi
Obesitas karena kelebihan asupan makanan dlam waktu ang lama sehingga

disimpan dalam tubuh menjadi lemak. Obesitas terjadi karena apa yang
dimakan tidak sesuai dengan yang dikeluarkan.
Osteoartritis terjadi karena kebanyakan makan makanan yang
mengandung tinggi purin disimpan dalam sendi sehingga membentuk Kristal
menyebabkan nyeri sendi. Banyak makan makanan tahu tempe, jika terlalu
sering maka akan kelebihan dalam tubuh,karena kelebihan Berat badan dan
makan tahu tempe jadinya tersimpan di dalam tulang, jika dalam jangka waktu
lama maka akan menyebabkan Osteoartritis.hal ini juga bisa disebabkan oleh
banyak makanan seperti sarden sayuran hijau, atau yang asin-asin atau
karena obesitas. Jadi tulang tidak mampu menopang beban yang semestinya
5

Hipertensi karena kebanyakan makan makanan asin asin, berkaleng, instan,


berpenyedap sehingga darah menjadi kental menyebabkan tekanan darah
meningkat. biasanya ditandai dengan pusing
2. Keterkaitan (sebab akibat) Osteoartritis, Hipertensi, Obesitas, Asam urat
Teori
Pola hidup dan makan salah serta aktifitas fisik rendah , pemilihan
makanan yang dikonsumsi salah, sehingga muncul hipertensi. Karena tidak
tau kebutuhan energy dan aktifitas fisik kurang, jadi menyebabkan
obesitas. Lemak terlalu banyak terikat di tulang sehingga tulang tidak kuat
menopang. Kebanyakan makan makanan tinggi purin, sehingga asam urat
menumpuk sehingga terjadi osteoartritis
Obesitas lalu hipertensi,Asam urat dan Osteoartritis.

Narasi
Kelebihan berat badan terjadi karena banyak lemak.lemak- lemak tersebut
yang banyak nempel di pembuluh darah, sehingga pembuluh darah
menyempit . Ibarat sebuah selang, ketika ditutup ujungnya, maka
tekanannya akan meningkat. Oleh karena itu mengapa obesitas
menyebabkan hipertensi
Obesitas dan Osteoartritis ibarat sebuah gantunga, ketika bebannya berat
maka akan kesulitan menopang beratnya sehingga rapuh. Itulah yang
dinamakan osteoartritis

3. Bagaimana IOM furosemid codein


Furosemid : lebih baik batasi makanan tinggi garam dan tinggi kalium. Hindari
minum susu saat minum obat,Obat tidak diminum bersamaan dengan teh,
kopi,dan susu
Codein: menghindari makanan pemicu diare contoh susu, lebih baik dikonsumsi
dengan bawang putih, dan tidak diminum bersamaan dengan teh ,kopi, susu
4. Prinsip Diet dan Pengaplikasiannya
Tujuan, Syarat dan Prinsip DIet
Teori:
Tujuan :
Menurunkan berat badan pasien untuk mencapai status gizi mendekati

normal
Mengurangi nyeri sendi
Menurunkan kadar asam urat
Menurunkan Tekanan darah pasien mencapai normal

Prinsip : Rendah purin, Rendah Natrium,


Syarat:
6

Karbohidrat normal 50-65% : 65%


Lemak 10-20% : 20%
Protein 15-20 % :15%
Natrium : Rendah garam 3 1000-1200mg / hari
Vitamin C : 90 mg/hari untuk menurunkan asam urat
Narasi:
Untuk mengurangi nyeri sendi Menurunkan asam urat dengan membatasi

purin contohnya dalam tahu tempe Sedangkan untuk menurunkan tekanan


darah dengan mengurangi makanan asin dan makan buah-buahan dan sayur
bisa mempertahankan rasa kenyang ibu.
Aktivitas fisik yang sesuai kondisi pasien
Berikut ini Aktivitas fisik yang mungkin menjadi rekomendasi untuk Pemulihan
Osteoartritis
pergerakan tangan contohnya exercise barbel
Kalau sudah tidak nyeri, mulai aktifitas dengan kaki
Jalan-jalan santai 30-45 menit
Berenang , karena saat berenang beban tubuh berkurang sehingga
pergerakan lebih ringan,
Stretching atau pemanasan
meditasi
Ahli gizi tidak menekankan Aktifitas fisik terlebih dahulu, Aktivitas Fisik bisa
dilakukan saat Sign Symptoms berkurang, Jadi dilakukan intervensi diet terlebih
dulu
Makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan tidak dianjurkan
Makanan yang tidak dianjurkan antara lain jerohan, kerang, sarden , bebek
karena tinggi purin. Makanan kaleng , biscuit , telor asin, abon karena tinggi
natrium.
Makanan yang dianjurkan yaitu nasi, roti, buah-buahan segar dan sayuran
untuk mengatasi obesitas.
Makanan yang dibatasi yaitu tempe, tahu, ayam, sayur, bayam, dan kacangkacangan.
Tips memilih bahan makanan dan cara pengolahannya.
daging ayam yang tidak berkulit
Cara pengolahan ; minyak sedikit tumis kukus rebus, dipanggang,

dibakar
Pilih bahan makanan yang segar
Menghindari makan instan, penyedap,

5. Media dan alat bantu yg digunakan utk menyampaikan info gizi dan media
yang bisa digunakan sesuai skenario, alas an menggunakan media yang dipilih
Flipchart
Video/ slide
leaflet
Alat bantu media:
tab
laptop
7

G.HIPOTESIS DK 1

Faktor
Resiko
-Usia
Pola Makan
Gaya Hidup
Genetik
dll

Obat
(Furosemid +
Codein)

Patofisiolog
y

Etiology
Konsumsi lemak berlebih
Konsumsi makanan tinggi
purin
Konsumsi makanan tinggi
Natrium

Osteoartritis + Hipertensi
+Obesitas

Keterkaitan Antar
Penyakit

Penjelasan
Lewat Media

Media
-Flipchart
-Slide
-Video

Alat Bantu
Leaflet
Laptop

Materi
-Prinsip Diet
-Syarat Diet
-Tujuan Diet
-Makanan Yang Dianjurkan
-Makanan Yang Dibatasi
-Makanan Yang Dihindari
-Aktivitas Fisik
-Interaksi Obat dan Makanan
-Tips Cara Pengolahan

Bahasa
Awam

H.HIPOTESIS DK 2

Ny K

MMP

Collagenas
e

Stromelys
in
Agrenase

Produksi
Collagen

Proteoglikan

Ketidak
Seimbang
an Energi

Kelebihan
Energi

Purin
Dalam Tubuh

PRPP

HGPRT

Asam Urat

Aktivitas
Fisik

Dextruksi
Matrix
Extraselullar

-RAA
-Resistensi
Perifer
-Saraf Otonom

Hiperu
ricemi
a

Influx
Komponen
Matrix ke
Cairan Sinovial

Ekskre
si
Asam
Urat

Natrium
dalam Darah

Konsentrasi
Darah Pekat

Tekanan
Darah

Kristal
Asam Urat

Inflamasi
Membran
Sinovial
Osteoartritis

Obat:
Furosemi
d
Codein
IOM

Obesitas

Teori dan Aplikasi Prinsip


Diet:
Tujuan:
-Berat Badan, Tekanan
Darah , Asam Urat ,
Nyeri
Prinsip
-Kalori -Natrium
-Purin
-Lemak Serat, Kalium
Cukup
-Cairan Cukup -Kalsium
1200mg/hari
-Vitamin A,C,E,B6 dan
B12
Makanan dilarang,
dihindari, dibatasi

Aktivitas
Fisik
Keseimbang
an
-Fleksibilitas
-kekuatan
-Aerobik
Berenang,
Jalan kaki,
lari
30
menit/hari
9

Asam Urat

Tips Pemilihan
Bahan Makanan
-Hindari Bergoreng
-Pengolahan dengan
rebus, tumis, bakar,
kukus
-Gunakan minyak
nabati
-Baca Food Label
-Hindari tinggi purin
-Gunakan garam
meja dll

Hipertensi

Media
Audiovisu
al
-Video +
Laptop
Alat Bantu
-Leaflet

Informasi Gizi

Bahasa Awam

10

I.PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE


1. Gambaran umum dari OA, HT, Obese dan asam urat (patofisiologi,
etiologi dan faktor resiko).
a. Osteoartritis
- Patofisiologi OA
Terjadi perombakan kartilago (tulang rawan) secara berulang karena stress
mekanik atau perubahan biokimia yang menyebabkan pembentukan tulang
terhambat (gagal) (American College of Rheumatology, 2012).
Ada 3 mekanisme terjadinya osteoarthritis yaitu :
1. Peningkatan Matrix Metalloprotease (MMP)
Peningkatan matrix metalloprotease menyebabkan terhambatnya produksi
kolagen dan degradasi proteoglikan, sedangkan kolagen dan proteoglikan
merupakan penyusun matriks rawan sendi. 3 enzim tersebut adalah
Collagenase, stromelysin , dan aggrecanase
2. Inflamasi membrane synovial
Sintesis mediator seperti interleukin-1 beta (IL-1) dan TNF alfa pada
membrane synovial menyebabkan terjadinya degradasi tulang rawan.
Selain itu sitokin ini juga mampu meningkatkan sintesa enzim MMP yang
menghambat sintesa bahan2 matriks.
3. Stimulasi produksi nitric oxide (NO)
IL-1 menstimulasi produksi nitric oxide (NO) yang dapat menyebabkan
inflamasi. NO juga dapat menghambat produksi kolagen dan sintesa
proteoglikan.
Ketika produksi

kolagen

dan

sintesa

proteoglikan

terhambat

menyebabkan kerusakan ekstraseluler matriks kemudian komponen


matriks masuk ke dalam cairan synovial dan menyebabkan inflamasi
pada membrane synovial sehingga menyebabkan osteoarthritis.
(Bachtiar, 2010)
Note:
OA menyerang bagian kartilago. OA adalah peradangan di bagian sendisendi yang menopang berat badan. Tapi kalau asam urat sering di sendi
lutut. Kalau osteoporosis adalah massa tulang berkurang.

11

Etiologi Osteoarthritis (OA)


a. Primer : Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)
b. Sekunder :
Posttraumatic
Malformation
Malposition
Postoperative
Metabolic
Kelainan endokrin, seperti akromegali
Aseptic osteonecrosis (kurangnya aliran darah ditulang sendi
sehingga mudah break down)
Faktor resiko Osteoarthritis (OA)

(Michael et. al , 2010)

Dapat dirubah

Potensial dapat dirubah

Tidak dapat dirubah

Kegemukan/obesitas

Trauma

Usia (>40 tahun)

Kelemahan otot

Aktifitas fisik berat

Berkurangnya
proprioception
Biomekanik sendi yang
jelek (misalnya
kelemahan sendi/laxity,

Jenis kelamin

Keturunan

penyakit cidera sendi)


Tidak aktif

Kongenital

(Depkes, 2006 ; American College of Rheumatology, 2012).


Penjelasan faktor resiko Osteoartritis:
1. Obesitas
12

Orang dengan obesitas berat dengan IMT >27 akan beresiko terserang
osteoarthritis lutut sebesar 2,51 kali lipat dibandingkan orang yang tidak
menderita obesitas berat.
2. Riwayat trauma lutut
Orang yang pernah mengalami

trauma

lutut

beresiko

terserang

osteoarthritis lutut sebesar 2,90 kali dibandingkan orang yang tidak


pernah mengalami trauma lutut. Trauma lutut beasanya terjadi akibat
kecelakaan, yang seringkali dianggap nasib atau takdir yang tidak dapat
diubah.
3. Kebiasaan aktivitas fisik berat
Orang yang mempunyai kebiasaan akivitas fisik berat akan beresiko
terserang osteoarthritis lutut sebesar 5 kali lipat dibandingkan orang
yang tidak biasa melakukan aktivitas fisik berat. Aktivitas fisik berat
seperti berdiri lama (2 jam atau lebih setiap hari), naik turun tangga
setiap hari, berjalan jarak jauh (2 jam atau lebih setiap hari) merupakan
factor resiko osteoarthritis lutut.
4. Bekerja pada beban >17,5 kg
Orang yang memiliki kebiasaan bekerja dengan beban >17,5 kg beresiko
terserang osteoarthritis lutut sebesar 2,19 kali dibandingkan orang yang
tidak memiliki kebiasaan bekerja dengan beban. Tekanan pada tulang
rawan

sendi

menyebabkan

lutut

yang

degenerasi

berlebihan
meniscal

secara
dan

terus-menerus

robekan

yang

akan

memicu

perubahan pada tulang rawan sendi lutut, sehingga rawan terjadi


osteoarthritis lutut. (Maharani, 2007)
-

Narasi Osteoarthritis
Kondisi tersebut ibarat rantai sepeda pancal dengan oli. Cairan synovial
diumpamakan sebagai oli yang berfungsi untuk pelumas, mencegah
ujung-ujung rantai bergesekan kuat dan terkikis. Begitu juga pada
kondisi nyeri tulang, jika kekurangan cairan synovial, ujung tulang
sekitar sendi akan bergesekan dan membuat lapisan semakin tipis dan
pada akhirnya terkikis hingga menimbulkan rasa nyeri. Apalagi dengan
kondisi keberatan menopang berat badan, maka kerja tulang-tulang
sendi juga semakin berat.
Note :
Osteoartritis
adalah
peradangan

tulang.

Untuk

memudahkan

pemahaman oleh Ny. K, maka kami gunakan kata pengganti peradangan

tersebut menjadi nyeri tulang.


c. Hipertensi
Patofisiologi Hipertensi
Patofisiologi hipertensi dibagi 3 mekanisme yaitu:
1. Resistensi perifer & curah jantung tinggi
13

Resistensi perifer ditentukan oleh arteriol yang terdiri dari sel otot
polos.

Kontraksi

sel

otot

polos

terus

menerus

menyebabkan

perubahan struktural arteriol dan penebalan dinding pembuluh darah


arteriol yang diperantarai oleh angiotensin dan mengakibatkan
peningkatan

resistensi

perifer

yang

irreversibel.

Peningkatan

resistensi perifer akan menyebabkan jantung memompa lebih kuat


untuk mendorong darah melintasi pembuluh darah yang menyempit
sehingga

menyebabkan

menyebabkan

kebutuhan

hipertrofi
O2

ventrikel

meningkat

dan

kiri,

kemudian

jantung

lagi-lagi

memompa lebih kuat. Dari sinilah terjadi hipertensi


2. Sistem Renin-Angiotensin
Tekanan darah dikontrol ginjal melalui pengaturan volume cairan
ekstraseluler dan sekresi renin. Renin disekresi sebagai respon
penurunan

asupan

garam.

Renin

berfungsi

untuk

mengubah

angiotensinogen menjadi angiotensin I. ACE kemudian mengubah


angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah sehingga terjadi peningkatan tekanan
darah.

Selain

itu,

angiotensin

II

juga

merangsang

pelepasan

aldosteron yang berfungsi untuk mengabsorbsi natrium dan sekresi


kalium sehingga meningkatkan tekanan darah. (Ketika konsumsi
garam

meningkat,

konsentrasi

natrium

di

cairan

ekstraseluler

meningkat juga, untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik


keluar agar cairan ekstraseluler meningkat sehingga meningkatkan
volume darah dan tekanan darah meningkat)
3. Sistem saraf otonom
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls oleh
sistem saraf simpatis hingga akhirnya melepaskan norepinefrin yang
menyebabkan konstriksi pembuluh darah
(Saraswati, 2010)
-

Etiologi Hipertensi
4. Primer (90-95%)
- Idiopatik atau tidak diketahui penyebabnya
- Genetik atau keturunan
5. Sekunder (2-10%)
- Disebabkan oleh adanya penyakit lain seperti penyakit ginjal,
obstruksi
-

saluran

kemih,

sindrom

Liddle,

hyperthyroidism,

hypothyroidism, hypercalemia.
Erat hubungannya dengan pola makan dan gaya hidup. Faktor
makanan yaitu konsumsi lemak tinggi, garam tinggi, rokok dan

alkohol.
(Saraswati, 2010 ; Madhur, 2014)
14

- Faktor Resiko Hipertensi


Umur, riwayat keluarga, konsumsi

garam,

konsumsi

lemak

jenuh,

penggunaan jelantah, tidak biasa olah raga, obesitas, penggunaan pil KB


selama 12 tahun berturut-turut.
(Sugiharto, 2007)
-

Narasi Hipertensi
Kita sebut kata hipertensi dengan kata darah tinggi. Bayangkan
ada tiga benda yaitu selang, larutan sirup, dan garam. Pembuluh darah
diumpamakan sebagai selang. Sedangkan darah diibaratkan sebagai
larutan sirup. Sifat garam yaitu menarik air. Jika garam kita campur
kedalam larutan sirup, makan akan menyerap air sehingga larutan
menjadi sangat kental. Jika larutan terlalu kental maka akan sulit keluar
dari selang dan tentunya membutuhkan tekanan atau dorongan yang
lebih kuat.
Begitu juga pada pembuluh darah, jika terlalu banyak makan
makanan tinggi garam seperti kecap, makanan instan, makanan kaleng,
makan garam tersebut akan membuat darah menjadi kental sehingga
tekanan darah menjadi tinggi.

6. Obesitas
Patofisiologi Obesitas
Obesitas merupakan penyakit multifaktorial yang terjadi akibat
akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu
kesehatan. Bila seseorang bertambah berat badannya maka ukuran sel
lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah
banyak. ( Sidartawan, 2006 dalam wahyuningsih 2009)
Hubungan antara intake energy dan pengeluarannya adalah sebuah
determinan

penting

dari

massa

lemak

tubuh.

Oleh

karena

itu,

peningkatan asupan energy, penurunan dalam pengeluaran energy,atau


keduanya. Penurunan todal energy yang dikeluarkan adalah sebuah
factor contributor penting pada peningkatan gradual pada lemak tubuh
dengan bertambahnya usia. Penuaan dihubungkan dengan penurunan
semua komponen besar dari Pengeluaran Total Energi (TEE) meliputi Laju
Metabolik Istirahat (RMR) sejumlah 70%, Efek termis makanan (10%
TEE), dan aktivitas fisik (20% TEE). Aktivitas fisik menururn seiring
dengan peningkatan usia, dan diperkirakan penurunan setengah dari
aktivitas fisik dikarenakan penuaan. Selain itu, perubahan hormone yang
muncul karena penuaan juga dapat meningkatkan akumulasi lemak,
15

menurunkan metabolisme asam lemak dan keseimbangan energi.


(Villareal, dkk 2005)
Obesitas adalah berlebihnya dari adipositas normal dan merupakan
pemain utama dalam patofisiologi diabetes mellitus, resistensi insulin,
dislipidemia, hipertensi, dan aterosklerosis, terutama karena sekresi dari
adipokines yang berlebihan. Obesitas merupakan penyebab utama
disfungsi metabolik yang melibatkan lipid dan glukosa, tetapi pada skala
yang lebih luas, hal itu mempengaruhi disfungsi organ yang melibatkan
jantung, hati, paru, endokrin, dan fungsi reproduksi. Akhirnya, obesitas
mengakibatkan

disfungsi

kekebalan

tubuh

dari

efek

sekresi

dari

inflamasi adiposa dan merupakan faktor risiko utama untuk kanker.


Karena efek mempercepat memburuknya pada sindrom metabolik dan
kanker, obesitas memiliki potensi untuk merugikan manusia jika metode
utama

pencegahan

dan

atau

pengobatan

yang

efektif

tidak

dilaksanakan.
Pada orang Obesitas leptin (hormone peptida yang disintesa di
jaringan lemak yang bekerja di hipotalamus untuk menekan asupan
makanan dan pengeluaran energi) tidak tersedia di otak atau rusak.
Yang terjadi adalah gen reseptor leptin mengalami defek. Kemungkinan
lainnya adalah terganggunya transportasi leptin ke dalam otak atau
defek dalam mekanisme yang diaktifkan oleh gen manusia. Leptin
menyebabkan peningkatan lipolisis dan penurunan lipogenesis.Selain itu,
leptin merangsang sekresi insulin.
(Nazhifa dkk, 2011)
-

Etiologi Obesitas
- Asupan energy yang masuk melebihi kebutuhan normal sedangkan
pengeluaran energy lebih sedikit, sehingg akan terjadi penumpukan
lemak dalam tubuh. Lemak menjadi hipertofi (bertambah banyak)
-

dan hiperplasi (bertambah besar ukurannya)


Tingkat aktifitas fisik, pada orang tua, aktifitas fisik semakin lemah

dan berkurang, sedangkan asupan makanan tetap banyak.


Gangguan Hormonal, disebabkan oleh endocrine disorder, seperti
pada Sindroma Cushing, hiperaktivitas, adrenokortikal,

hipogonadisme dan penyakit hormon lain


Faktor Genetik
Jenis Kelamin
Faktor suku
Faktor etnis dan budaya
Status sosial ekonomi
Kebiasaan makan
Merokok
16

Kehamilan dan menopause


Faktor psikologis
Riwayat GDM
Riwayat ASI
(Hamdi, 2015; Redinger, 2007; Purnamawati, 2009)

Faktor resiko Obesitas


a. Faktor Kecelakaan atau Cidera Otak Salah satu faktor penyebab
obesitas adalah kecelakaan yang menyebabkan cidera otak terutama
pada pusat pengaturan rasa lapar. (wijayanti, 2013)
b. Faktor keturunan
Jika orang orangtua yang keduanya obese maka 80 % kemungkin
anaknya juga akan menjadi obese
c. Set point theory (Setiap orang mempunyai berat badan alami. Tubuh
mempunyai titik tertentu untuk berat badannya yang sudahtetap,
dan tidak mau turun dari berat badan tersebut) (AswitaAmir , 2013)

Narasi Obesitas
Kita sebut obesitas
dikarenakan

makanan

kebutuhannormalnya,

dengan
yang

kata

kegemukan.

dimakan

sedangkan

juga

melebihi
karena

Kegemukan

kebutuhan

kurangnya

ini

wajar/

olahraga

sehingga kelebihan makanan tadi akan ditimbun di dalam tubuh tubuh


sebagai lemak.
Ibarat neraca timbangan. Neraca timbangan diharapkan seimbang. Pada
kondisi besitas maka neraca akan berselisih karena berat tidak
seimbang. Tentunya cara menyeimbangkannya yaitu dengan olahraga
dan makan seimbang.
-

d. Asam urat
Patofisiologi Asam Urat
Produksi purin yang berlebihan pada tubuh karena konsumsi makanan
tinggi purin, dank arena dua abnormalitas dari dua enzim yang
menghasilkan produksi asam urat berlebih: peningkatan aktivitas
Phosphoribosylpyrophosphate (PRPP) synthetase menyebabkan
peningkatan konsentrasi PRPP. PRPP adalah kunci sintesa purin, berarti
juga asam urat. Yang kedua adalah defisiensi hypoxanthine guanine
phosphoribosyl transferase (HGPRT). Defisiensi HGPRT meningkatkan
metabolisme guanine dan hipoxantin menjadi asam urat. (Depkes,
2006 )

Etiologi Asam Urat


a. Karena ekskresi yang kurang : Penyebab kurangnya ekskresi asam
urat tidak diketahui, tetapi faktor seperti obesitas, hipertensi,
17

hiperlipidemia, menurunnya fungsi ginjal, konsumsi alkohol dan


obatobatan tertentu seperti Aspirin, diuretik, immunosupresan
memegang peranan.
(American College of Rheumatology, 2012)

b. Faktor Resiko Asam Urat


Pola makan
Seringnya memakan makanan tinggi kandungan purin.
Jenis kelamin
Asam urat lebih umum menyerang laki-laki, mungkin karena estrogen
pada wanita memperlancar keluarnya asam urat di dalam urin.
Suku bangsa
Kebiasaan makan setiap suku berbeda. Beberapa memiliki adat
memakan jeroan (makanan tinggi purin). Hal itu yang menyebabkan
daerah tersebut banyak yang terkena penyakit asam urat (Hartono,
2006)
c. Narasi Asam Urat
Asam urat dihasilkan secara alami oleh tubuh, akan tetapi apabila
ditubuh jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan nyeri sendi
bahkan kelumpuhan. Ini terjadi karena asam urat tersebut merekat
disekitar sendi dan menumpuk-numpuk, sehingga fungsi sendi yang
seharusnya bisa bergerak ke kiri atau ke kanan atau berputar
menjadi terhambat dan timbulah rasa nyeri apabila digerakan. Misal
akibat seringnya makan jerohan dan makanan kaleng. Makanan
tersebut mengandung banyak kristal asam urat (kata lain dari
purin), sehingga akan menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan
nyeri sendi missal pada sendi lutut.

2. Keterkaitan Osteoartritis, Obesitas, Hipertensi, dan Obesitas


a. Teori
Obesitas terjadi karena peningkatan asupan energy, penurunan dalam
pengeluaran energy atau keduanya. Akibatnya, berat badan seseorang akan
bertambah begitupula dengan massa lemak tubuh juga mengalami
peningkatan. Massa lemak dalam tubuh dan berat badan yang terus
menerus berambah akan menyebabkan obesitas atau kegemukan. Obesitas
merupakan factor resiko osteoarthritis terkuat yang dapat dimodifikasi.
Selama berjalan, setengah berat badan bertumpu pada sendi lutut.
Peningkatan berat badan akan melipatgandakan beban sendi lutut saat
berjalan. Semakin berat tubuh akan meningkatkan resiko menderita
osteoarthritis lutut.
Akhir-akhir ini diketahui bahwa peningkatan kejadian obesitas dan sindrom
metabolic terjadi akibat asupan total fruktosa seperti buah-buahan, madu,
18

softdrink, kue, permen, dan yoghurt meningkat. Fruktosa seperti gula


lainnya menyebabkan peningkatan kadar asam urat dengan cepat. Di hati,
fruktosa

diubah

menjadi

Adenosin

Difosfat

(ADP).

Turunan

ADP

dimetabolisme menjadi bermacam-macam substrat purin. Pelepasan fosfat


yang cepat bersamaan dengan regulasi Adenosin Monofosfat (AMP)
deaminase. Kombinasi keduanya akan meningkatkan substrat melalui
fruktosa oral, dan enzim AMP deaminase merupakan regulasi produksi asam
urat. Asam urat yang tinggi dapat mengakibatkan disfungsi endotel dan
menurunkan bioavailabilitas Nitric Oxide (NO) endotel. Gangguan Nitric
Oxide memediasi terjadinya resistensi insulin dan hipertensi
(Maharani, 2007 ; Haris S dan Tambunan T, 2009)
b. Narasi Keterkaitan
Keterkaitan ini diibaratkan sebagai sepeda pancal yang membawa
beban 1 ton. Orang gemuk sebagai beban 1 ton tersebut. Pembuluh darah
sebagai ban. Tulang sendi sebagai rantai. Dan cairan synovial sebagai oli.
Jika sepeda membawa beban berat missal 1 ton tadi, maka semakin
kuat kayuhan sepeda dan kerja rantai juga semakin keras bergesekan.
Lama kelamaan oli akan akan menipis dan rantai bergesekan sehingga
permukaan rantai akan terkikis. Bagian ban juga semakin menanggung
beban berat. Apabila ban kita lubangi sedikit, makan udara yang keluar dari
lubang kecil tadi akan keluar dengan tekanan udara yang kuat.
Begitu juga pada kondisi kegemukan menyebabkan tulang-tulang
penopang berat badan seperti tulang pinggul, tulang lutut, dan lain lain
menganggung beban berat yang lama kelamaan terkikis dan menimbulkan
nyeri

tulang.

Pembuluh

darah

juga

terisi

lemak

sehingga

terjadi

penyempitan dan tekanan darah pun menjadi tinggi. Biasanya akan terasa
tanda-tanda seperti pusing.
3. IOM furosemide dan codein
a. IOM Furosemide
- Furosemid merupakan obat diuretic yang digunakan untuk menurunkan
tekanan darah. Ketika mengkonsumsi furosemid dapat menyebabkan
kehilangan kalium, kalsium, dan magnesium. Suplementasi mungkin
-

diperlukan ketika mengkonsumsi obat furosemid. (FADI, 2008)


Hindari
ginseng karena akan memperparah Hipotensi, sedangkan

bawang putih akan meningkatkan efek hipertensi (FDA, 2010)


Bioavailibilitasnya menurun 16-45% jika dikonsumsi dengan makanan

(Joseph, 2004)
Penurunan volume darah dengan meningkatkan output urin dapat

menghambat natrium ginjal dan reabsorpsi air


Interaksi positif : Magnesium, Kalium, Vit. B1 (Dr. Steriti, 2002)
19

b. IOM Codein
Codein merupakan obat golongan narkotik analgesic atau penghilang rasa
sakit. Obat ini biasanya dikombinasikan dengan obat-obatan lain selain
golongan narkotik analgesic seperti acetaminophen dan aspirin. Ketika
mengkonsumsi obat ini hindari mengkonsumsi alcohol karena alcohol dapat
meningkatkan efek samping yang berbahaya, koma, dan kematian. (FADI,
2008).
Codein memberikan efek anti diare, sehingga perlu konsumsi makanan
berserat dan cukup air untuk menghindari konstipasi (Yaheya, 2009).
4. Teori dan Pengaplikasian Prinsip Diet, Aktifitas Fisik Yang dianjurkan,
dan Tips Memilih bahan Makanan.
a. Teori dan Pengaplikasian Prinsip Diet
Rendan Natrium
Rendah Natrium berfungsi untuk membantu menurunkan tekanan darah.
Pasien diberikan rendah natrium karena tekanan darah pasien tetap
tinggi yaitu 180/100 (Hipertensi stage II) meskipun sudah mengkonsumsi
obat furosemid.
Diet Rendah Garam III. Karena pasien masih mengalami hipertensi
Hipertensi stadium II meskipun sudah mengkonsumsi furosemide. Selain
itu, meninjau tingkat keberhasilan/kepatuhan diet, terkait riwayat pasien
-

yang obesitas maka akan susah jika rasa makanan makin hambar.
Rendah Purin
Rendah purin berfungsi untuk menurunkan kadar asam urat dalam tubuh
sehingga diharapkan mengurangi rasa nyeri pasien. Rendah Purin

dengan membatasi konsumsi makanan yang mengandung tinggi purin


Rendah Kalori
Rendah kalori berfungsi untuk mengurangi asupan kalori yang masuk
dan mengimbangi energi yang keluar karena menurunnya aktifitas fisik
yang dilakukan sehingga diharapkan dapat menurunkan berat badan
mendekati normal. Ketika berat badan mendekati normal, maka beban
massa tubuh pada sendi akan lebih berkurang dan diharapkan
mengurangi rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan osteoarthritis.
Selain itu, saat berat badan mendekati normal, diharapkan profil lipid
LDL dalam darah berkurang, sehingga tidak mempersempit pembuluh
darah dan Hipertensi akan lebih cepat teratasi ataupun memcegah

kerusakan pembuluh darah dari timbulnya plak.


Rendah Lemak
Pembakaran Lemak dalam tubuh dapat meningkatkan hipertensi.

20

Lemak yang yang tidak dianjurkan yaitu lemak jenuh. Untuk makanan
bergoreng, dalam 1 hari diperkenankan hanya 1 porsi/hari menggunakan
-

minyak nabati.
Syarat Protein
Utamakan protein nabati karena protein hewani lebih tinggi kandungan

purin. Jika protein hewani, maka pilih yang bioavailabilitasnya tinggi


Serat cukup
Serat dipilih cukup karena susah mencapai serat tinggi. Hal ini
disebabkan karena hampir semua sayuran hijau mengandung purin.
Buah juga banyak fruktosa dan kalorinya banyak maka akan mudah

gemuk.
Kalium cukup
Karena furosemide menyebabkan hipokalemia sehingga perlu adanya
kalium namun saat menderita asam urat tidak boleh makan tinggi

kalium, oleh karena itu kalium diberikan cukup


Tinggi Vitamin C, A, E, B6 dan B12
Vitamin C sebagai antioksidan dan antiinflamasi
Vitamin A dan E sebagai antioksidan
Vitamin B6 dan B12 untuk membantu mengurangi peradangan
Cairan cukup
Cairan berfungsi untuk membantu pengeluaran urin yang mengandung
asam urat dan purin. Perbanyak cairan berfungsi untuk meningkatkan

pengeluaran asam urat dari dalam tubuh.


Kalsium
Kalsium di 1000-1500 mg/hari untuk OA nya.
Kalsium 1200 mg/hari utk diatas 50 tahun bisa diperoleh dari 2 gelas
susu skim atau 2 x 250 ml = 500 ml

b. Aktifitas fisik
Aktifitas yang sebaiknya dilakukan oleh pasien osteoarthritis
bertahap yaitu mulai dari latihan fisik isometril baru setelah kondisi
memulih bisa dilanjutkan dengan latihan fisik isotonik. Latihan fisik
isometric yaitu latihan fisik tanpa gerakan tubuh. Sedangkan latihan
isotonic dengan gerakan tubuh. Latihan fisik isotonic akan memperburuk
sendi yang terkena osteoarthritis. Latihan fisik harus diajarkan kepada
pasien sebelum pasien mempraktekan di rumah. Latihan fisik sebaiknya
dilakuka,n tiga sampai empat kali sehari. Bila terasa sakit, kurangi
pengulangan (Depkes RI, 2006)
Sebelum melakukan aktivitas fisik dianjurkan melakukan pemanasan
(sebelum olahraga) dan pendinginan (sesudah olahraga) dengan jalan kaki
selama 3-4 menit. (Sportex,)
Aktivitas Fisik yang dianjurkan yaitu latihan bertahap. Latihan
tersebut dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
21

1. Latihan kesimbangan
Untuk kurangi kekakuan
Contohnya berdiri 1 kaki
2. Latihan Fleksibilitas
1. Lutut (Pemanasan) : Duduk di kursi, angkat 1 kaki dan dorong kaki
ke depan, kencangkan otot dan luruskan. Pertahankan posisi ini.
Ulangi.
2. Lutut (Pelonggaran) : Berdiri dibelakang kursi, pegang kursi dengan
saut tangan, pindahkan pergelangan kaki ke belakang dan tahan
dengan tangan. Perlahan turunkan
kembali. Ulangi.
3. Pinggul (Pemanasan) : Berdiri di
belakang kursi, dengan kedua
tangan memegang kursi. Perlahan
pindahkan kaki ke belakang dengan
lutut tetap lurus. Jangan bersandar
kedepan. Perlahan kembalikan ke
posisi semula. Ulangi.
4. Pinggul (Pelonggaran) : Rebahkan
punggung di kasur atau lantai. Tarik
salah satu lutut ke dada, satu kaki
yang lain tetap lurus. Pertahankan
posisi, relaks, dan ulangi.
5. Tangan (Pemanasan) :
a. Mulai dengan meletakkan
telapak tangan diatas handuk
yang terletak diatas meja, jarijari terpisah.
b. Tarik jari-jari merapat dengan
menekan tangan kedalam meja
dan kumpulkan handuk dengan
jari. Relaksasi dan Ulangi.
6. Tangan (Pelonggaran) :
Tekuk sendi jari-jari tangan yang ke satu dan ke dua. Kemudian
luruskan kembali.
(Arthritis Research UK, 2011)
3. Latihan Kekuatan
Fungsinya perbaiki fungsi sendi
Ada tempo dan lebih berat lagi minimal 3x/minggu
4. Aerobic
Untuk menguatkan otot
Contohnya Berjalan kaki, Renang , bersepeda dengan frekuensi 30
menit/ hari
22

Aktivitas fisik diperlukan untuk membakar kalori yang telah


dikonsumsi, tetapi juga meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas , serta
baik untuk kesehatan jantung adan sirkulasi darah. Disarankan
melakukan aktivitas fisik aerobic regular seperti berjalan kaki 30
menit/hari selama beberapa hari dalam seminggu. Berenang juga
merupakan aktivitas yang baik karena di dalam air beban sendi
berkurang dalam menopang berat badan. Yang terpenting dalam
melakukan aktivitas ini adalah dapat dinikmai dan dilakukan secara
teratur. (Arthritis Society, 2008; Depkes, 2006)
Berenang, dan bersepeda adalah latihan pilihan untuk pasien
dengan osteoarthritis untuk sendi dalam menahan beban. Latihan untuk
osteoarthritis terutama pada lutut menyimpulkan bahwa landbased
olahraga dapat menyebabkan jangka pendek pengurangan rasa sakit
dan peningkatan fungsi fisik .latihan berbasis air untuk lutut dan pinggul
osteoarthritis menunjukkan perbaikan Latihan aerobik penting untuk
menurunkan berat badan (American Family Physician ,2012)
c. Makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan tidak dianjurkan
d. Makanan yang
dihindari (1501000mg/100gr)
Ikan teri
Roti manis
Donat
Kue mangkok
Bika ambon
Brem
Tape singkong
Tapai nasi
Martabak manis
Tuak
Bakpau
Ikan sarden
Kornet
Hati
Ginjal
Otak
Ampela
Kerang
Minuman berakohol
Ragi
Makanan yang
diawetkan
Udang
Cumi

Makanan yang

Makanan yang

dibatasi (50-

dianjurkan (0-

150mg/100gr)
Ayam
Kembang kol
Buncis
Asparagus
Kapri
Brokoli
Daun melinjo
Emping
Petai
Jengkol
Daun pepaya
Daun katuk
Jamur
Bayam
Kankung
Gurame
Kakap
Daging sapi
Kepiting
Tahu
Tempe
Oncom
Kacang tolo
Kacang tanah

50mg/100gr)
Wortel
Jagung manis
Oyong
Sawi putih
Mentimun
Terong ungu
Putih telur
Stroberi
Semangka
Jeruk
Belimbing
Blewah
Pepaya
Mangga
Apel
Tomat
Jambu biji
Anggur
Beras
Tepung maizena
Jagung
Ubi
Singkong
Bihun
Mie

23

Durian
Daging bebek
(Udoctor Indonesia, 2014)
e. Tips Pemilihan Bahan Makanan dan Pengolahan Bahan Makanan
- Hindari makanan berlemak atau makanan dengan pengolahan bergoreng
- Lihat nutrition fact / label makanan
- Kurangi Porsi
- Memberi alternative referensi makanan yang sebaiknya dikonsumsi pasien
- Cara pengolahan dengan gula merah, bumbu alami untuk mengatasi rasa
-

tawar.
Mengunakan garam meja agar bisa mengontrol porsi garam.
Ikan asin dicuci dan direndam untuk mengurangi kandungan garam.
Minyak kelapa diganti dengan minyak nabati atau minyak zaitun
Pilih susu skim atau susu rendah lemak
Hindari pengawet
Pilih buah-buahan dan sayur-sayuran segar.
Jangan kupas kulit kentang, konsumsi bersamaan dengan kulitnya karena

banyak mengandung serat


Pengolahan makanan menggunakan minyak sedikit. Minyak yang digunakan

contohnya minyak sawit minyak canola


Makan buah segar bukan yang di jus karena dapat mengurangi serat pada

buah
Memilih daging yang rendah lemak, misalnya ayam tanpa kulit. Lebih baik

memilih ikan.
Dressing salad menggunakan minyak nabati.
. (UK Gout Society, tanpa tahun)

5. Media dan alat bantu


Media dan alat bantu menggunakan Video dan Leaflet
Media ini dipilih audiovisual karena :
-

Merangsang penglihatan dan pendengaran seperti TV dan Video.


Semakin banyak panca indra yang digunakan semakin banyak dan jelas
pengertian / pengetahuan yang diperoleh.
Pancaindra yang menyalurkan pengetahuan :
Mata : 75% - 87%
Sisanya dari pancaindra lain : 13% - 25%
(Kapti, 2010)

24

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN
Masyarakat terdiri dari berbagai lapisan dengan status social, status ekonomi,
tingkat

pendidikan

dan

tingkat

pengetahuan

yang

berbeda

pula.

Hal

ini

menyebabkan cara berkomunikasi dengan satu lapisan masyarakat dengan yang lain
berbeda. Seorang ahli gizi tentunya diharapkan mampu menyampaikan informasi gizi
kepada seluruh lapisan masyarakat dalam rangka mengedukasi gizi kepada
masyarakat. Oleh karena itu, bahasa dan istilah kesehatan yang terkadang sulit
dimengerti masyarakat, harus di terjemahkan oleh ahli gizi ke dalam bahasa yang
lebih awam.
Selain itu, dalam edukasi pertama terkait kondisi pasien, hal yang perlu
disampaikan adalah penjelasan umum dan gambaran singkat terkait penyakit dan
rekomendasi gizi. Informasi gizi penting yang utama dirangkum dan dijabarkan
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien sesuai dengan tingkat pendidikan/
pemahaman pasien.
Sebelum melakukan edukasi awal, tentunya perlu media dalam penyampaian
materi. Media dan alat bantu yang digunakan haruslah sesuai dan menarik agar
pasien lebih memperhatikan penjelasan ahli gizi dan mampu memahami isi
penjelasan tersebut.
B. REKOMENDASI
Skenario dalam PBL minggu ini dapat menambah dan memperdalam pengetahuan
mahasiswa tentang Osteoartritis, Hipertensi, Obesitas, dan Asam Urat. Serta cara
penyampaiannya kepada masyarakat awam pada konseling pertama dengan ahli
gizi. Diharapkan dengan adanya skenario ini dapat mempermudah mahasiswa dalam
proses belajar dan memahami lebih dalam tentang Penggunaan bahasa awam dan
media yang sesuai dalam penyampaian informasi gizi kepada masyarakat awam.

25

DAFTAR PUSTAKA
1.

Bachtiar, Arief. 2010. Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) Terhadap Tanda
dan Gejala Osteoartritis Pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Pandanwangi Kota

2.
3.

Malang. Jakarta : Universitas Indonesia


Nazhifa, A. dkk. 2011. Obesitas. Jakarta : Universitas Indonesi
National Consumers League and U.S. Food And Drug Administration. 2008. Avoid

4.

Food Drug Interaction


Australian Government. 2014. Healthy Eating for Adult Eats for Health and

5.
6.

Wellbeing
LIPI. 2007. Gaya Hidup Sehat. UPT Balai Informasi Teknologi LIPI
1Depkes RI. 2006. PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT

7.

DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK


FDA. 2010. Avoid Food drug interaction. A guide from the national consumers

8.

leagueand US food and Drug Administration


Saraswati, Lia. 2011. Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan tentang

HIPERTENSI.

Kanker Serviks dan Partisipasi Wanita dalam Deteksi Dini Kanker Serviks. Universitas
9.

Sebelas Maret. Surakarta


Wahyuningsih, Nur. 2009. Hubungan Obesitas dengan OsteoartritisLutut pada
Lansia di Kelurahan Puncangsawit Kecamatan Jebres Surakarta. Universitas Sebelas

10.

Maret. Surakarta
Wijayanti, Dewi. 2013. Analisis faktor penyebab obesitas dan cara mengatasi

11.

obesitas pada remaja putri. Universitas Negerik Semarang


American College of Rheumatology. 2012. Osteoarthritis. Spesialis in Arthritis Care

12.

and Research.
American College of Rheumatology. 2012. Gout. Spesialis in Arthritis Care and

13.

Research.
Yaheya Mohammad et al. 2009. Drug Food Interaction and Role of Pharmacist.

14.
15.

Asian Journal of Pharmacetical and Clinical Research. Sultanate of Oman.


Arthritis Researh UK. 2011. Osteoarthritis. England.
Kapti Riniko Eko. 2010. Efektivitas Audiovisual sebagai Media Penyuluhan
Kesehatan terhadap peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Tatalaksana

16.
17.
18.
19.

Balita Diare. Universitas Indonesia. Jakarta.


Madhur MS. 2014. Hypertension. Medscape Reference.
Hamdy O. 2015. Obesity. Medscape Reference.
Redinger RN. 2007. The Pathophysiology of Obesity and Its Clinical Manifestations.
NHLBI, NIH. 2000. The Practicial Guide: Identification, Evaluation and Treatment of

Overweight and
Obesity in Adults.
20.
Bachtiar, Anef.2010. Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingerber Officinale) Terhadap Tanda
Dan Gejala Osteoartritis Pada Pasien Rawat jalan Di Puskesmas Pandan Wangi Kota
Malang [TESIS]. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia : Depok
21.
Depkes RI. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Artritis Rematik

26

22.

Purnamawati, Irene. 2009. Prevalensi Obesitas pada Anak Taman Kanak-kanak di


Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, DKI Jakarta, dan Hubungannya dengan

23.
24.
25.

Melewatkan Makan Pagi


Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Ed 2. EGC : Jakarta
The Arthritis Society. 2008. Nutrition and Arthritis. Canada : The Arthritis Society.
Depkes RI. 2006. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta :

26.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.


Maharani, EP. 2007. Faktor-faktor Resiko Osteoarthritis Lutut. Semarang :L

27.

Universitas Diponegoro.
Haris,S dan Tambunan,T. 2009. Hipertensi pada Sindroma Metabolik. Jakarta : Sari

28.

Pediatri.
Villareal,DT dkk. 2005. Obesity in Older Adults : Technical Review and Position
Statement of The American Society for Nutrition and NASAO, The Obesity Society.

29.

USA : American Society for Nutrition.


Dufton, J. 2011. The Pathophysiology and Pharmaceutical Treatment of

30.

hypertension. ACPE
Ministry of Health Malaysia. Management of Osteoarthritis. Malaysian Society of

31.
32.
33.
34.
35.
36.

Rheumatology.
Aigner, Thomas and Nicole Schmitz. Pathogenesis and Pathology of Osteoarthritis.
The Arthritis Researcher Campaign. 2009. Osteoarthritis and Obesity.
Beevers, et al. 2006. The Pathophysiology of hypertension. ABC of Hypertension.
UK Gout Society. All About Gout and Diet.
King, et al. 2013. Obesity and Osteoarthritis. The University of Sydney: Australia.
Oyama, et al. 2006. Serum Uric Acid as an Obesity Related Indicator in Early

37.

Adolescence. University School of Medicine: Akita.


Sportex. Osteoarthritis of The Knee: Excersises for Osteoarthritis of The Knee.

27

TIM PENYUSUN
A. KETUA
1. RAFIATUL HAYATI
(125070301111024)
B. SEKRETARIS
1. NIKE NURJANNAH
(125070300111015)
2. DIESMAHARANI ASTRIMAHIRSYA
(125070301111013)
C. ANGGOTA
1. ROSA NABILLA
(125070300111036)
2. RIZKY AYU DIELLA C
(125070300111048)
3. FIRDA AMALIA
(125070301111009)
4. FILDZAH BADZLINA
(125070300111004)
5. FITRI IKRIMAH P U
(125070300111014)
6. ALTA DWI DINIENGGA B
(125070307111007)
7. ASTER ASIAN GRACE P
(125070307111021)
8. DIAH NOOR ARIYANI MUAZ
(125070300111011)
9. FARIKHA ALFI FAIRUZA
(125070301111007)
10.
PUTRI MAMLUATUN N
(125070305111001)
11.
NADIA ANGGIA MURNI
(125070301111028)
D. FASILITATOR
Mita Viantry, S.Gz, Dietitian
E. PROSES DISKUSI
1. KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI

Mampu mengarahkan berjalannya diskusi mahasiswa agar fokus pada


kompetensi dan skenario.

Mampu membantu mahasiswa dalam menggali dan memecahkan masalah


yang terdapat dalam skenario.

Mampu membantu mahasiswa untuk berpikir kritis dalam menanggapi


masalah pada skenario.

Mampu mendampingi mahasiswa dalam melakukan diskusi dengan lancar


dan mengarahkan apabila topik pembahasan mulai menyimpang.

2. KOMPETENSI / HASIL BELAJAR YANG DICAPAI OLEH ANGGOTA DISKUSI


o Mahasiswa memahami tentang Penyakit Osteoartritis, Hipertensi, Obesitas,
dan Asam Urat serta Keterkaitannya
o Mahasiswa mengetahui Informasi gizi yang disampaikan dalam edukasi awal
kepada pasien serta penyampaiannya dengan bahasa yang mudah dipahami
(Bahasa Awam)
o Mahasiswa mengetahui media dan alat bantu yang sesuai dalam edukasi awal
terkait informasi gizi pasien.

28

Anda mungkin juga menyukai