PEMBELAJARAN
Page | 0
Oleh :
Hanriansyah Jaya
12B08096
2013
ASSESMEN PEMBELAJARAN UNM
HANRIANSYAH JAYA
DAFTAR ISI
Page | 1
DAFTAR ISI
.
PENDAHULUAN
RINGKASAN MATERI
.
CONTOK KASUS
..
KESIMPULAN
11
DAFTAR ISI
12
HANRIANSYAH JAYA
Page | 2
PENDAHULUAN
Ada banyak pertimbangan mengapa melibatkan rater. Berikut ini dua
alasan mengapa peneliti melibatkan rater.
a. Meningkatkan kualitas alat ukur yang dikembangkan
Melibatkan pakar dalam menilai butirbutir yang kita tulis akan
memastikan bahwA butir yang kita buat relevan dengan apa yang
kita ukur dan mewakili keseluruhan domain ukur. Misalnya,
meminta praktisi di bidang marketing untuk mengevaluasi butir
skala kepuasan konsumen akan memastikan bahwa butirbutir
yang kita tulis mewakili indikatorindikator konsumen yang puas.
b. Jenis alat ukur yang dikembangkan
Jika self report adalah instrument yang diisi sendiri oleh responden,
maka instrument observasi menggunakan rater untuk memberikan
penilaian.
HANRIANSYAH JAYA
Page | 3
RINGKASAN MATERI
Reabilitas Inter-Rater
berbeda.
Studi
reliabilitas
yang
melibatkan
rater
biasanya
HANRIANSYAH JAYA
yang
berbeda
terhadap
suatu
hal.
Jadi
bagaimana
bisa
diandalkan.
Yang
paling
baik
adalah
melakukan
studi
HANRIANSYAH JAYA
pengukuran
yang
dilakukan
menghasilkan
nilai
yang
kontinu
(numerik). Dalam hal ini, yang harus kita lakukan adalah menghitung
korelasi antar rating yang dihasilkan oleh kedua petugas pengukur. Sebagi
contoh, mereka mungkin kita minta untuk memberikan penilaian terhadap
Page | 5
antar
petugas.
Kita juga bisa menganggap bahwa reliabilitas jenis ini sebagai upaya
mengkalibrasi petugas. Ada hal-hal lain yang bisa diupayakan untuk
mengevaluasi keterandalan antar petugas, namun tidak menduga berapa
besar nilainya. Misalkan, seseorang perawat yang bekerja di bagian
psychiatric setiap pagi harus memeriksa pasien dengan mengajukan 10
butir pertanyaan. Dari pertanyaan tersebut perawat menilai kondisi
pasien. Tentu saja kita tidak bisa mengharapkan perawat tersebut ada
setiap hari, sehingga kadang kala harus digantikan oleh yang lain. Jelas
bahwa harus ada kesepakatan antar perawat. Untuk memeriksanya
mungkin diperlukan pertemuan mingguan membahas hasil penilaian,
sehinggga jika ada ketidaksepakatan antar perawat bisa diluruskan
disana.
INTER-RATER RELIABILITY
UJI INTERRATER RELIAILITY
Pada penelitian kesehatan seringkali kita menggunakan teknik
pengamatan (observasi), misalna ingin mengetahui perilaku perawat
dalam
melakukan
ashan
keperawatan
mengamati
dokter
dalam
HANRIANSYAH JAYA
yang digunakan untuk menyamakan persepsi dalam hal ini antara peneliti
dan si pegunpul data. Alat yang digunakan untuk uji ini adalah uji statistic
Kappa.
Page | 6
Ketentuan uji:
Bila nilai koefisien kappa > 0,6 atau p value & alpha (0,05), maka
persepsi antara peneliti dengan si penumpul data sama
Bila nilai koefisien kappa < 0,6 atau p value & alpha (0,05), maka
persepsi antara peneliti dengan si penumpul data terjadi perbedaan
Contoh kasus
Seorang peneliti melakukan peeliian terhadap perlaku perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan, kemudian dengan instrument lembar
observasi peneliti melakuka pengamatan dank karena guna efesiensi
waktu maka peneliti membutuhkan tim untuk membantu melakukan
observasi maka sebelumnya harus dilakukan uji interrater reliability.
Apakah dalam melakukan pengkajian sampai evaluasi perawat melakukan
dengan baik ?
1. Baik
HANRIANSYAH JAYA
2. Cukup.
3. Kurang baik
Kemudian dilakukan uji coba dengan pengamatan terhadap 15 perawat
hasilnya Sbb.
Page | 7
Peneli
ti
numerat
or
10
11
12
13
14
15
Ujilah apakah ada persamaan persepsi antara peneliti dengan si pengumpul data
?
Langkah penyelesaian :
1. Pilihlah program SPSS dengan mengklik Allprogram dan SPSS For Windows:
HANRIANSYAH JAYA
Page | 8
Gambar 01
Gambar 02
3. kemudian input atau entry data ke "Data View" sehingga tampak seperti
gambar dibawah ini
HANRIANSYAH JAYA
Page | 9
Gambar 03
4. Tibalah saatnya melakukan pengujian dengan mengklik tab menu Analyze
Sub menu Desciptif sub-sub menu Crostab seasaat kemudian akan tampil
gambar Crostab.
Gambar 04
5. Pindahkan variable Penelitian ke Row dengan mengklik tanda panah.
Begitupun variable Numerator ke Column(s) sepeti gambar dibawah berikut:
HANRIANSYAH JAYA
Page | 10
Gambar 05
Gambar 06
HANRIANSYAH JAYA
Gambar 07
8. Interpretasi data : dari hasil uji koefisien kappa = 0.184 dan p value =0,265
dengan hasil ini berarti koefisie kappa < 0,6 dan p value >0,05, dengan
Page | 11
KESIMPULAN
HANRIANSYAH JAYA
DAFTAR PUSTAKA
Emy Budiastuti, RELIABILITAS INTER-RATER PADA PENGUKURAN MENJAHIT
BUSANA, Jurusan PTBB FT UNY
Rakim, 2008, Mengukur Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur, Rakims Blog,
http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/mengukur-validitas-danreliabilitas.html di akses tanggal 20 Juni 2013
Tim Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan , 2010, Interrater Reliability- UJI
INTERRATER RELIAILITY,
HANRIANSYAH JAYA
http://ikkibondenkkesmas.blogspot.com/2010/02/interrater-reliability.html
di akses tanggal 22 Juni 2013
Wahyu Widhiarso, 2010, Melibatkan Rater dalam Pengembangan Alat Ukur,
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada,
http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/Melibatkan%20Rater%20dalam
%20Pengembangan%20Alat%20Ukur.pdf /. di akses tanggal 22 Juni 2013
Page | 13
HANRIANSYAH JAYA