2. Indikator jawaban (misal: sangat baik, baik, cukup, buruk, sangat buruk)
Dan pada kasus ini dan referensi yang saya gunakan penghitungan
persentase menggunakan skala likert.
p = f/n x 100
p : Prosentase
f : Frekwensi dari setiap jawaban angket
n : Jumlah responden
Contoh:
p = 7/10 x 100
p = 70%
p = 6/10 x 100
p = 60 %
Demikian panduan singkat mengenai cara mudah untuk
mencari persentase hasil kuesioner sebuah penelitian.
Postingan berikutnya
PENGERTIAN
Uji Validitas Kuesioner Penelitian: adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang
akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak
Kuesioner yang valid berarti kuesioner yang dipergunakan untuk mengumpulkan data itu
valid. Valid berarti kuesioner tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Kuesioner ada yang sudah baku, karena telah teruji validitas dan reliabilitasnya, tetapi banyak
juga yang belum baku. Jika kita menggunakan kuesioner yang sudah baku, tidak perlu dilakukan uji
validitas lagi, sedangkan kuesioner yang belum baku perlu dilakukan uji validitas.
Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Kuesioner yang valid
harus mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara
rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur, sedangkan kuesioner yang mempunyai
validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta emperis yang telah
ada (eksternal)
Validitas internal kuesioner harus memenuhi: construct validity (validitas kontruks) dan
content validity (validitas isi)
Validitas konstruks adalah kerangka dari dari suatu konsep. Untuk mencari kerangka konsep dapat
ditempuh dengan:
1. Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur
2. Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti harus
mendifinisikan sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli)
3. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang
yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden.
Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauh mana isi kuesioner tersebut mewakili semua
aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misal konsep yang mau diteliti terdiri dari tiga
aspek, maka kuesioner yang dibuat harus menanyakan tentang ketiga aspek tersebut, jika hanya
menanyakan satu aspek saja berarti kuesioner tersebut tidak memiliki validitas isi yang tinggi.
Validitas eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan kuesioner
baru dengan tolok ukur eksternal yang sudah valid, misal skala pengukur motivasi untuk berprestasi
yang diciptakan oleh Mehrabian (1973) yang sudah teruji kevalidanya. Jika kita mau menciptakan
kuesioner baru, maka hasil pengukurannya harus dikorelasikan dengan kuesioner yang sudah vailid
dengan menggunakan uji korelasi, bila korelasinya tinggi dan signifikan berarti kuesioner yang baru
memiliki validitas yang memadai.
Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judment
experts). Untuk itu kuesioner yang telah dibuat berdasakan teori tertentu, dikonsultansikan kepada
ahlinya (minimal tiga) untuk mendapatkan tanggapan atas kuesioner yang telah kita buat, saran para
ahli dapat tanpa perbaikan, dengan perbaikan atau dirombak total
Setelah pengujian konstruk selesai, perlu diteruskan dengan uji coba kuesioner tersebut para
populasi yang mempunyai kriteria serupa, setelah data ditabulasi maka pengujian validitas konstruk
dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item kuesioner.
Pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi kuesioner dengan isi
yang terdapat dalam konsep, misalkan seorang dosen memberi ujian dengan soal yang telah
diajarkan berarti dosen tersebut telah memberi soal yang memenuhi validitas isi.
Untuk pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dilakukan dengan uji coba
kuesioner tersebut pada responden yang mempunyai karakteristik sama, kemudian hasil masing-
masing item kuesioner dikorelasikan dengan skor total (korelasi product moment)
Validitas eksternal kuesioener diuji dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada
pada kuesioner dengan fakta-fakta emperis yang terjadi di lapangan, misalkan kuesioner untuk
mengukur kinerja pegawai di Puskesmas, maka kriteria kinerja yang ada pada kuesioner tersebut
perlu dibandingkan dengan catatan emperis kinerja yang ada di Puskesmas, bila terdapat kesamaan
antara kinerja di kuesioner dengan fakta di lapangan maka dapat dikatakan kuesioner tersebut
mempunyai validitas eksternal yang tinggi.
CARA MENGUJI VALIDITAS KUESIONER
Dengan bantuan software komputer, nilai “r” masing-masing item dalam kuesioner dapat dihitung,
misalkan ada 10 item kuesioner dengan hasil “r” sebagai berikut:
1 = 0,884
2 = 0,893
3 = 0,931
4 = 0,811
5 = 0,920
6 = 0,705
7 = 0,827
8 = 0,893
9 = 0,867
10 = 0,564
Angka “r” hitung dari komputer harus dibandingkan dengan “r” tabel (angka kritik)
Cara melihat angka kritik dalam tabel adalah dengan melihat baris N-2,dimana N adalah jumlah
responden, misalkan jumlah responden 10 orang, maka jalur yang dilihat adalah baris 10 – 2 = 8,
untuk taraf signifikansi 5 % angka kritiknya adalah 0,632 sedangkan untuk taraf signifikansi 1 %
angka kritiknya adalah 0,765
Bila kita menggunakan taraf signifikansi 5% maka angka kritisnya adalah 0,632, kemudian
masing-masing “r” hitung item dalam kuesioner dibandingkan dengan “r” kritis. Item dalam kuesioner
dikatakan valid jika hasil “r” hitung lebih besar dari “r” kritis
Berarti dari 10 item kuesioner diatas, item nomer 1 s/d 9 dinyatkan valid karena nilai ‘r’ hitung
lebih besar dari nilai “r” kritis, sedang item nomer 10 dinyatakan tidak valid karena “r” hitung lebih
kecil dari “r” kritis
Untuk item yang tidak valid, tidak dapat digunakan sebagai item kuesioner, dan harus diganti
dengan item kuesioner lain yang valid. Oleh karena itu kita harus membuat item kuesioner cadangan,
agar dapat digunakan kalau ada item kuesioner yang tidak valid.