Anda di halaman 1dari 22

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gelombang

didefinisikan

sebagai

suatu

getaran

yang

merambat.

Didalam

perambatannya gelombang membawa energi. Sehingga gelombang adalah getaran yang


merambat dan gelombang yang bergerak akan merambatkan energi. Salah satu contoh dari
gelombang adalah gelombang laut. Gelombang laut merupakan peristiwa naik turunnya
permukaan laut secara vertikal yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Faktor penyebab
terjadinya gelombang laut adalah angin (gelombang angin), gaya tarik menarik bumi-bulanmatahari (gelombang pasang-surut), gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar laut (gelombang
tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal.
Contoh lain adalah gelombang air, misalnya ketika Anda melempar sebuah batu kecil
pada permukaan air yang tenang, akan muncul gelombang yang berbentuk lingkaran dan
bergerak ke luar. Gangguan yang kita berikan menyebabkan partikel air bergetar atau
berosilasi terhadap titik setimbangnya. Contoh gelombang selanjutnya adalah cahaya
matahari, cahaya matahari juga merupakan gelombang, namun cahaya matahari dalam
perambatannya tidak memerlukan medium, selain itu juga terdapat gelombang radio, televisi,
dan masih banyak lagi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbedaan gelombang berjalan dan gelombang stationer jika ditinjau dari
amplitudo gelombang?
2. Bagaimana persamaan dari gelombang berjalan?
3. Apa itu energi gelombang?
4. Apa yang dimaksud dengan superposisi linier dan bagaimana prinsip superposisi
linier?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan gelombang berjalan dan gelombang stationer jika
ditinjau dari amplitudo gelombang.
2. Untuk mengetahui persamaan dari gelombang berjalan.
3. Untuk mengetahui tentang energi gelombang
4. Mengetahui pengertian superposisi dan prinsip superposisi.
1.4 Manfaat
1. Bagi Pembaca
1 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner


Dengan penulisan makalah ini, diharapkan pembaca dapat lebih memahami tentang
gelombang stasioner dan gelombang berjalan.
2. Bagi Penulis
Melalui penulisan makalah ini, penulis mendapatkan berbagai macam manfaat, salah
satunya yaitu penulis mendapatkan berbagai macam pencerahan ilmu melalui
pencarian beberapa macam materi yang digunakan dalam pembuatan makalah ini.
Selain itu, penulis juga mendapatkan pengalaman dalam pembuatan makalah yang
baik dan benar, yang akan selalu digunakan di dalam melengkapi pembelajaran di
perguruan tinggi.

BAB II
PEMBAHASAN

2 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner


Gelombang

bila ditinjau dari sifat fisisnya, dapat dikelompokkan menjadi

sebagai berikut :
1. Berdasarkan arah getar, gelombang dikelompokkan menjadi :
a. Gelombang Transversal, yaitu gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap
arah perambatannya; misalnya gelombang pada tali, gelombang permukaan air, dan
cahaya,
b. Gelombang Longitudinal, yaitu gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah
perambatannya; misalnya gelombang bunyi.
2. Berdasarkan amplitudo, gelombang dikelompokkan menjadi:
a. Gelombang berjalan, yaitu gelombang yang amplitudonya tetap di setiap titik yang
dilalui gelombang; misalnya gelombang yang merambat pada tali yang sangat
panjang.
b. Gelombang stasioner (diam), yaitu gelombang yang amplitudonya berubah-ubah;
misalnya gelombang pada senar gitar.
3. Berdasarkan medium perambatan, gelombang dikelompokkan menjadi:
a. Gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium perambatan,
gelombang mekanik ini juga berupa usikan yang terjadi secara berurutan; misalnya
bunyi dapat sampai di telinga kita karena ada udara sebagai medium (zat perantara),
b. Gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang tidak memerlukan medium
perambatan; misalnya cahaya matahari dapat sampai ke bumi walaupun bantara
matahari dan bumi ada ruang hampa (tanpa medium).
Pada makalah ini kami akan menjelaskan tentang gelombang berdasarkan
amplitudonya, dimana gelombang berdasarkan amplitudo yaitu gelombang berjalan
dan gelombang stasioner.

2.1 Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner


2.1.1 Gelombang Berjalan
Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudonya tetap pada titik yang
dilewatinya. Gelombang berjalan merupakan gelombang transversal atau gelombang
longitudinal yang merambat dari satu ujung ke ujung yang lain.

3 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Gambar 1. Gelombang berjalan

Gelombang berjalan memiliki persamaan :


y = A sin (t kx) .
Persamaan ini didapat dari persamaan umum gelombang yaitu y= A sin t dan = 2/ T.
Sehingga y = A sin (2 t/T). Dari persamaan y = A sin (2 t/T), yang dimaksud t adalah
waktu. Karena gelombang berjalan mengalami perubahan kecepatan, jarak dan waktu
sehinnga dapat diambil kesimpulan persamaan gelombang y = A sin (2 (t2-t1)/T) ,
kemudian
t2 = x/v, sehingga
y = A sin 2t/T 2x/T.v

karena v = .f , v = /T maka = T.v

y = A sin 2t/T 2.x/

k = konstanta gelombang = 2/ ,

y = A sin 2t/T kx
y = A sin (t kx) .

Gambar 2. Contoh gelombang berjalan, sebuah tali yang diikatkan pada beban yang
tergantung pada pegas vertikal

4 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner


Jika ujung salah satu tali diikatkan pada beban yang tergantung pada pegas
vertikal, kemudian pegas digetarkan naik turun maka getaran pegas akan merambat
pada tali seperti pada Gambar 1. Gelombang hasil rambatan pegas pada tali ini disebut
gelombang berjalan. Pada gelombang berjalan jika kecepatan gelombang konstan
maka gelombang selama bergerak tidak merubah bentuknya. Sehingga amplitude
gelombang tetap. Tetapi jika kecepatan gelombang berubah-ubah dan adanya gesekan
dakhil yang besar, mengakibatkan gelombang berubah-ubah bentuknya selama
bergerak. Hal ini mengakibatkan amplitudenya tidak tetap. Amplitude gelombang
yang tidak tetap terjadi karena kehilangan tenaga mekanis kepada medium atau
sekitarnya.
2.1.2

Gelombang Stasioner
Gelombang stasioner adalah gelombang yang merambat dengan amplitdo yang

tidak tetap pada setiap titik yang dilaluinya. Gelombang stasioner disebut juga dengan
gelombang diam atau gelombang tegak. Gelombang stasioner terjadi akibat interfrensi
gelombang datang dengan gelombang pantul yang memiliki Aplitudo dan frekuensi
yang sama tetapi arah rambat yang berbeda. Ada dua jenis gelombang stasioner, yaitu:

Gelombang stasioner pada ujung bebas


Gelombang stasioner pada ujung terikat

a. Gelombang Stasioner pada Ujung Bebas


Misalnya pada seutas tali yang panjangnya L yang ujung satu digetarkan transversal
secara terus menerus sedangkan ujung yang lainnya diikatkan pada gelang yang ada
pada tongkat yang dapat bergerak bebas. Jika pada ujung tali yang satu tersebut terus
digetarkan maka gelombang akan merambat.

Gambar 3 Terbentuknya gelombang stasioner dari ujung bebas

5 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner


Gelombang datang dan gelombang pantul di ujung bebas adalah 0, jadi = 0. Ini berarti
bahwa fase gelombang datang sama dengan fase gelombang pantul. Perhatikan
Gambar 4.
Pemantulan pada ujung bebas
menghasilkan pulsa pantul sefase
dengan pulsa datangnya. Dengan
demikian jika gelombang datang
Gambar 4

yang merambat ke kanan dapat


dinyatakan dengan y1 = A sin (kx

- t), maka gelombang pantul yang merambat ke kiri tetapi sefase dinyatakan dengan :
y2 =

A sin (-kx - t)
....

Sefase
pemantulan terhadap x = 0
Dengan menggunakan sifat trigonometri sin (-) = -sin , dapat ditulis:
y2 = -A sin (kx - t)
Hasil superposisi gelombang datang, y1, dan gelombang pantul, y2, menghasilkan
gelombang stasioner, y, dengan persamaan:
y = y1 + y 2
= A sin (kx - t) A sin (kx + t)
y = A [sin (kx - t) sin (kx + t)]
mengingat sin A sin B = 2 cos
maka
y = A 2 cos
atau dengan
y = 2 A cos kx sin t ..........................................
y = As sin t ......................................................
As = 2 A cos kx ..................................................
b. Gelombang Stasioner pada Ujung Terikat
Misalnya pada seutas tali yang yang digetarkan pada salah satu ujungnya dengan
ujung tali yang lainnya diikat sehingga tidak dapat bergerak. Ujung tali yang diikat ini
selalu merupakan simpul gelombang karena tidak dapat bergetar. Jika ujung tali yang
bebas digetarkan secara terus-menerus, gelombang akan merambat sampai ke ujung tetap
yang terikat. Kemudian, gelombang tersebut akan dipantulkan. Gelombang datang dan
gelombang pantul bersuperposisi, di suatu titik akan mengalami superposisi yang
6 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner


menguatkan dan di titik yang lain akan mengalami superposisi yang melemahkan. Pada
keadaan tertentu maka akan terbentuk gelombang stasioner atau gelombang diam.
Pada titik tempat terjadinya superposisi yang menguatkan maka amplitudo getarnya
dua kali amplitudo gelombang datang dan bernilai positif. Titik ini dinamakan titik perut,
sedangkan pada tali terdapat titik yang tampak tidak bergerak dan titik tersebut
dinamakan titik simpul.

Gambar 4. Terbentuknya gelombang stasioner dari ujung tali terikat


Dari gambar di atas kita dapat memperoleh penjelasan sebagai berikut.
o

Pada gelombang stasioner, ada titik-titik ketika kedua gelombang sefase yang
menghasilkan titik perut dengan amplitudo 2A (A = amplitudo gelombang datang).

Pada gelombang stasioner, ada titik-titik ketika kedua gelombang berlawanan fase yang
menghasilkan titik simpul dengan amplitudo nol.

Jika dibuatkan bentuk persamaan matematisnya akan diperoleh tempat terbentuknya simpul
dan perut yang diukur dari ujung pemantulannya sebagai berikut.

Tempat simpul (S) dari ujung pemantulan.


S = 0, /2, , 3/2,
S = n(/2)

Tempat perut (P) dari ujung pemantulan.


P = /4, 3/4, 5/4, 7/4,
P = (2n -1)(/4) dengan n = 0, 1, 2, 3,
Jadi dari gambar diatas terlihat bahwa pada gelombang stasioner ujung terikat

Gambar 2.

akan nampak simpul pada pantulannya, sedangkan pada gelombang stasioner ujung
bebas akan nampak perut pada pantulannya.
P

2.2 Persamaan Gelombang Berjalan


Gambar 2.

2.1.1 Simpangan gelombang

7 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Gambar 5. Contoh simpangan


gelombang

Pada gambar diatas, misalnya seutas tali yang panjang seperti pada gambar
diatas terdapat titik P yang beerada sejauh x dari pusat getaran O. Jika cepat rambat
gelombang adalah v, maka waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat
sampai dititik P adalah top = , jika titik O telah bergetar selama t sekon maka titik P
akan bergetar selama :
tP = t tOP
tP = t -

Dengan demikian simpangan gelombang berjalan untuk titik P menjadi:


Y = A sin
= A sin

= A sin

(t - )

= A sin

(t - )

= A sin

( -

8 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Y = A sin

( - )

Persamaan ini menyatakan persamaan gelombang yang berjalan dari kiri ke kanan,
sebaliknya jika gelombang merambat dari kanan ke kiri persamaannya menjadi
Y = A sin

( + )

Secara umum persamaan simpangan gelombang berjalan dapat dirumuskan sebagai


berikut :
Y = A sin

= A sin (

Y = A sin (

Dengan

kx )

dan k =

Keterangan :
Y

= Simpangan gelombang ( m )

= Amplitudo gelombang ( m )

= Bilangan gelombang ( m-1)


= Kecepatan sudut gelombang ( rad/s )

= Panjang gelombang ( m )

= jarak titik ke pusat getaran ( m )

= Lamanya getaran ( s )
9 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner


T

= Periode ( T )

Persamaan diatas berlaku denagan ketentuan sebagai berikut ;


1. Tanda negatif dalam sinus diberikan jika gelombang berjalan kekanan
sedangkan tanda possitif diberikan jika gelombang berjalan kekiri.
2. Tanda positif pada A diberikan jika titik asal getaran untuk pertama kali bergetar
ke atas, sedangkan tanda negatif diberikan pada A jika titik asal bergetar untuk
pertama kalinya bergetar ke bawah.
3. Untuk titik asal getaran berlaku x = 0
2.1.2

Kecepatan gelombang berjalan


Persamaan kecepatan gelombang bisa didapat dengan menurunkan persamaan
simpangan gelombang, atau dengan kalimat lain persamaan kecepatan adalah turunan
dari persamaan simpangan gelombang.
Perhatikan pola persamaan simpangan gelombang berikut:
Jika persamaan diatas kita turunkan maka akan didapat :
Y = A sin ( t kx)
Kecepatan dari gelombang berjalan dapat ditentukan dengan menurunkan
simpangan gelombang berjalan terhadap waktu, dengan demikian kecepatan
gelombang berjalan dirumuskan sebagai berikut :
v =

v =A

cos (

kx )

Dengan v adalah kecepatan gelombang untuk nilai t dan x tertentu dalam satuan m/s.
Ingat kembali adalah frekuensi sudut dalam rad/s, dimana = 2 f, k adalah
bilangan gelombang atau tetapan gelombang dimana nilai k = 2/, dengan adalah
panjang gelombang (wavelength) dalam satuan meter.

10 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner


Kecepatan gelombang akan maksimum jika harga cos (

kx ) = 1, dengan

demikian kecepatan maksimum gelombang berjalan dirumuskan sebagai berikut :


vmaks = A
2.1.3

Percepatan gelombang berjalan

Persamaan percepatan gelombang bisa didapat dengan menurunkan persamaan kecepatan


gelombang, atau dengan kata-kata lain persamaan percepatan adalah turunan (pertama)
dari persamaan kecepatan gelombang. Jika dilihat dari persamaan simpangan gelombang,
persamaan percepatan merupakan turunan keduanya (turunan pertamanya adalah
persamaan kecepatan).
Perhatikan pola persamaan kecepatan gelombang berikut:
v = A cos ( t kx)
Percepatan gelombang dapat ditentukan dengan penurunan kecepatan gelombang
berjalan terhadap waktu, dengan demikian dapat diproleh gelombang berjalan sebagai
berikut :

a =

a = -A

cos (

kx )

Dengan a adalah percepatan gelombang untuk nilai t dan x tertentu dalam satuan m/s 2. Ingat
kembali adalah frekuensi sudut dalam rad/s, dimana = 2 f, k adalah bilangan gelombang
atau tetapan gelombang dimana nilai k =

/, dengan adalah panjang gelombang

(wavelength) dalam satuan meter.


Ingat kembali bahwa A sin ( t kx) adalah sama dengan simpangan gelombang (Y)
sehingga persamaan percepatan di atas bisa ditulis dalam bentuk lain:
a = 2 Y
11 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner


Kecepatan gelombang akan maksimum jika harga sin (

kx ) = 1, dengan demikian

kecepatan maksimum gelombang berjalan dirumuskan sebagai berikut :


amaks = A
2.1.4

Sudut fase, fase dan beda fase gelombang berjalan


Sudut fase dan fase dari gelombang berjalan dapat ditentukan dari simpangan
gelombang berjalan sebagai berikut.
=

dan fase gelombangnya

Jika pada tali terdapat dua ttitik yang masing masing berjarak x 1 dan x2 dari pusat
getaran O maka beda fase kedua titik ditentukan :

x1
x2
Gambar 6 Beda Fase Gelombang

=(

)-(

12 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

=
Contoh soal :
1. Sebuah gelombang berjalan merambat ke kanan memiliki amplitudo 20 cm dan panjang
gelombang 5 cm. jika periode gelombang 0,2 sekon, maka tentukan bilangan gelombang,
kecepatan sudut dan persamaan gelombang berjalan !
penyelesaian
Dik : A = 20 cm
= 5 cm
T = 0,2 s
Dit : k =?
= ?
Y = ?
Jawab :
k=

= 0,4
= 10 rads/s

Y = A sin (

kx )

= 20 sin ( 10 t - 0,4
= 20 sin ( 5t - 0,2

2. Salah satu ujung seutas kawat di getarkan harmonik, sehingga getaran tersebut
merambat ke kanan sepanjang kawat dan ujung kawat mulai digetarkan keatas dengan
frekuensi 10 Hz dan amplitude 10 cm tititk P berjarak 40 cm pada saat ujung kawat
telah bergetar 0,1 sekon tentukanlah kecepatan partikel dititik P dan percepatan partikel
dititik P !
Penyelesaian
Dik : f = 10 Hz
A = 10 cm
x = 40 cm
T = 0,1 sekon
Dit : v = ..?
a = ..?
Jawab :
v=A

cos

( -

13 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

= 0,1 . 62,8 cos 360 (

= 6,28 cos 360 ( 0,8 )


= 6,28 cos 288 = 1,94 m/s
a=-A

cos 2 ( -

= - 0,1 ( 62,8)2 cos 360 (

= 374,6 m/s2

2.2 Energi Gelombang


Gelombang membawa energy dari satu tempat ke tempat lain. Sementara
gelombang merambat melalui medium, energy dipindahkan sebagai energy getaran dari
partikel ke partikel pada medium tersebut. Sebuah partikel bergerak dalam GHS
sementara gelombang lewat, sehingga setiap partikel mempunyai energy
dimana

adalah amplitudo geraknya, baik secara transversal maupun longitudinal.

Dengan demikian, kita memiliki hasil yang penting bahwa energy yang dibawa
gelombang sebanding dengan kuadrat amplitudo. Intensitas

sebuah gelombang

didefinisikan sebagai daya (energy per satuan waktu) yang dibawa melintasi daerah yang
tegak lurus terhadap aliran energy:
..........................................................................(12)

Maka intensitas:

Jika gelombang mengalir ke luar dari sumber ke semua arah, gelombang tersebut
merupakan gelombang tiga dimensi. Contohnya adalah suara yang merambat di udara
14 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner


terbuka, gelombang gempa bumi dan gelombang cahaya. Jika medium tersebut isotropic
(sama ke semua arah), gelombang dikatakan berbentuk gelombang bola. Sementara
gelombang merambat ke luar, energy yang dibawanya tersebar ke area yang makin lama
makin luas karena luas permukaan bola dengan radius

adalah

. Berarti intensitas

gelombang adalah
.................................................................................(13)

Jika keluaran daya

dari sumber konstan, maka intensitas berkurang sebagai

kebalikan dari kuadrat jarak dari sumber:

Gambar 7
Jika kita ambil dua titik dengan jarak
dan

dan

dari sumber gambar 5, maka

, sehingga

..............................................................................................(14)

15 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Dengan demikian, sebagai contoh, jika jarak digandakan

diperkecil sebesar

dari nilai sebelumnya:

maka intensitas

Amplitude gelombang juga berkurang terhadap jarak. Karena kerapatan sebanding


dengan kuadrat amplitude. Seperti pada persamaan

, maka amplitude

harus

mengecil sebesar 1/R sehingga

Akan sebanding dengan

sehingga

Jika kita ambil lagi 2 jarak yang berbeda dari sumber

dan

maka

............................................................................................(15)

Ketika gelombang dua kali lipat lebih jauh dari sumber, amplitude akan menjadi
setengahnya dan seterusnya (dengan mengabaikan peredaman yang disebabkan oleh
gesekan).
2.3 Superposisi Linier
Superposisi merupakan penggabungan dua gelombang atau lebih. Apabila dua
gelombang atau lebih merambat pada medium yang sama. Maka, gelombang-gelombang
tersebut akan datang di suatu titik pada saat yang sama sehingga terjadilah superposisi
gelombang. Artinya, simpangan gelombang-gelombang tersebut di tiap titik dapat
dijumlahkan sehingga akan menghasilkan sebuah gelombang baru.
Contoh:

Gelombang 1
Gelombang 2

16 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Gelombang superposisi

Gambar 8. Gelombang Superposisi


Adapun contoh lain dari superposisi linier seperti pada gambar berikut :

Gambar 9. Superposisi dua gelombang y1 dan y2 yang memiliki amplitudo berbeda.

Misalkan, simpangan getaran di suatu titik disebabkan oleh gelombang satu dan dua, yaitu y1
dan y2. Kedua gelombang mempunyai amplitudo A dan frekuensi sudut yaitu yang sama
dan merambat dari titik yang sama dengan arah sama pula.Persamaan superposisi dua
gelombang tersebut dapat diturunkan persamaannya sebagai berikut.
y1 = A sint; y2 = Asin (t + )
Kedua gelombang di atas memiliki perbedaan sudut fase sebesar .
Persamaan simpangan gelombang hasil superposisi kedua gelombang tersebut adalah
y = y1 + y2 = A sint; y2 + Asin (t + )
Dengan menggunakan aturan sinus, yaitu:

Karena cosinus merupakan fungsi genap, artinya cos = cos(-) sehingga persamaan dapat
ditulis sebagai berikut.
17 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Karena nilai beda fasenya () adalah tetap, persamaan getaran hasil superposisi dua
gelombang dapat ditulis menjadi:

Dan

disebut amplitudo gelombang hasil superposisi.


Perpaduan dua buah gelombang atau superposisi terjadi pula ketika gelombang datang dan
gelombang pada sebuah tali yang bergetar secara terus-menerus dijumlahkan. Kedua
gelombang yang memiliki amplitudo dan frekuensi sama serta berlawanan arah tersebut akan
menghasilkan sebuah superposisi gelombang yang disebut gelombang stasioner atau
gelombang diam.

Contoh soal:
1.

Sebuah gelombang merambat pada medium yang sama dan arah getarnya sama.
Persamaan getaran di suatu titik yang dihasilkan masing-masing gelombang adalah

Apabila

, tentukanlah :

a. Amplitudo gelombang interferensi;


b. Simpangan gelombang di titik tersebut setelah 1 sekon.
Jawab:
a. Amplitudo Gelombang
; dengan A = 0,5 cm,

18 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

cm
c. Simpangan gelombang jika t = 1 sekon:

2.4.1 Prinsip Superposisi Linier


Ketika dua gelombang atau lebih datang secara bersamaan pada tempat yang
sama, resultan gangguan adalah jumlah gangguan dari masing-masing gelombang.
Menurut Haliday dua gelombang dapat melintasi ruang yang sama, tanpa adanya
ketergantungan di antara gelombang-gelombang tersebut terhadap satu sama lain.
Misalnya gelombang radio dari banyak frekuensi yang lewat melalui sebuah antenna
radio, arus listrik yang ditimbulkan di dalam antena tersebut oleh aksi super posisi dari
semua gelombang ini adalah sangat kompleks. Walaupun demikian kita masih bisa
menyetel antenna ke sebuah stasiun khas, dan sinyal yang kita terima dari stasiun
tersebut pada prinsipnya sama dengan sinyal yang akan kita terima jika semua stasiun
lainnya berhenti memancarkan sinyal. Prinsip ini dapat diaplikasikan pada semua jenis
gelombang termasuk gelombang bunyi, gelombang permukaan air dan gelombang
elektromagnetik seperti cahaya. Kita akan mempraktekkan prinsip ini untuk menemukan
rumus gelombang stasioner pada tali.
Telah diketahui bahwa jika salah satu ujung tali digetarkan harmonik naik-turun
maka gelombang sinusoidal akan merambat sepanjang tali. Apa yang terjadi ketika
gelombang telah sampai pada ujung lainnya. Gelombang datang ini akan dipantulkan
sehingga terjadilah gelombang pantul. Dengan demikian pada setiap titik sepanjang tali,
bertemu dua gelombang yaitu gelombang datang dan gelombang pantul, yang keduanya
memiliki amplitudo dan frekuensi yang sama. Superposisi kedua gelombang yang
berlawanan arah inilah yang menghasilkan gelombang stasioner. (Gelombang stasioner
sering disebut juga sebagai gelombang berdiri atau gelombang diam).
Ujung tali yang tak digetarkan bisa diikat kuat pada sebuah tiang sehingga tidak
dapat bergerak ketika ujung lainya digetarkan. Ujung ini disebut ujung tetap. Tetapi bisa
19 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner


juga ujung yang tak digetarkan ini diikatkan pada suatu gelang yang bergerak pada tiang
tanpa gesekan. Ujung ini disebut ujung bebas.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudonya tetap pada titik yang
dilewatinya. Sedangkan gelombang stasioner adalah gelombang yang merambat
dengan amplitdo yang tidak tetap pada setiap titik yang dilaluinya.
2. Persamaan gelombang untuk
Simpangan gelombang
Y = A sin

Y = A sin (

( - )

kx )

20 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

Dengan

dan k =

Kecepatan gelombang
v = A cos (

Percepatan gelombang berjalan


a = -A

kx )

cos (

kx )

Sudut fase, fase dan beda fase geolmbang berjalan


Sudut fase

fase gelombangnya

beda fase

=(

)-(

), dan
=

=
3. Energy yang dibawa gelombang sebanding dengan kuadrat amplitudo. Intensitas
sebuah gelombang didefinisikan sebagai daya (energy per satuan waktu) yang dibawa
melintasi daerah yang tegak lurus terhadap aliran energy:

Maka intensitas:
4. Superposisi merupakan penggabungan dua gelombang atau lebih. Atau proses
penambahan vektor dari pergeseran-pergeseran dari sebuah partikel atau gelombang.
5. Prinsip superposisi linier yaitu dua gelombang dapat melintasi ruang yang sama, tanpa
adanya ketergantungan di antara gelombang-gelombang tersebut terhadap satu sama
lain.
3.2 Saran
Sebagai calon seorang guru Fisika sebaiknya kita memahami dengan baik tentang
persamaan gelombang stasioner dan gelombang berjalan, perbedaan gelombang
berjalan yang menyangkut simpangan, kecepatan, percepatan, dan besaran-basaran
gelombang, energi gelombang, superposisi linier dan prinsip superposisi linier.

21 | Fisika Dasar 4

Gelombang Berjalan dan Gelombang Stasioner

22 | Fisika Dasar 4

Anda mungkin juga menyukai