PENDAHULUAN
Melalui makalah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai penyebab maupun
faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat gelombang yang akan dijelaskan pada
bab pembahasan selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 2.1.
Kebanyakan medium
dispersi.
medium
gelombang
Dalam
dapat
non
dispersi,
mempertahankan
bentuknya.
Sebagai contoh medium non dispersi adalah udara sebagai medium perambatan dari
gelombang bunyi..
Gelombang-gelombang cahaya yang terdapat dalam vakum adalah nondispersi secara
sempurna. Cahaya putih (polikromatik) yang dirambatkan pada prisma kaca
mengalami dispersi sehingga membentuk spektrum warna-warna pelangi. Dispersi
gelombang yang terjadi dalam prisma kaca terjadi karena kaca termasuk medium
dispersi untuk gelombang cahaya.
Dispersi cahaya adalah penguraian cahaya putih atas komponen - komponen warna
pelangi. Dalam percobaan di laboratorium, penguraian cahaya tersebut menggunakan
sebuah kotak sinar dan sebuah prisma kaca. Jika sebuah sinar yang keluar dari kotak
diarahkan ke salah satu bidang pembias prisma, maka sinar yang keluar dari bidang
prisma lainnya akan terpisah menjadi 7 warna pelangi. Dalam kehidupan sehari hari ,
contoh penerapan dispersi adalah pembentukan pelangi.selain itu, dispersi juga
mempunyai pengertian sebagai berikut:
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahayacahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau
pembelokan.Halitu membuktikan bahwa cahaya putih terdiri atas harmonisasi berbag
ai cahaya warna dengan panjang gelombang yang berbeda beda.
Pelangi adalah spektrum cahaya matahari yang diuraikan oleh butir - butir air. Pelangi
hanya dapat terlihat jika kita membelakangi matahari dan hujan terjadi di depan kita.
Jika seberkas sinar matahari mengenai butir - butir air yang besar, maka sinar itu akan
dibiaskan oleh bagian depan permukaan air. Sinar akan memasuki butir air. Sebagian
kecil sinar akan dipantulkan oleh bagian belakang butir air. Selamjutnya sinar pantul
ini mengenai permukaan depan dan dibiaskan oleh permukaan depan. Karena sinar
pantul ini dibiaskan, maka sinar ini pun diuraikan atas spektrum spektrum matahari.
Ketika cahaya merambat dalam suatu medium, maka kecepatan rambat
gelombang umumnya bergantung pada frekuensinya. Dalam kaca misalnya,
kecepatan rambat makin kecil bila panjang gelombang nya makin kecil. Cahaya
warna ungu merambat lebih lambat daripada cahaya warna merah. Jika cahaya putih
jatuh pada bidang batas 2 medium dengan sudut tertentu, maka gelombang yang
masuk ke medium kedua mengalami pembiasan. Besarnya sudut bias bergantung
pada kecepatan rambat cahaya dalam medium tersebut.
Karena gelombang dengan frekuensi berbeda mempunyai v ( kecepatan) yang
berbeda, maka gelombang dengan frekuensi berbeda akan memiliki sudut bias yang
berbeda pula. Akibatnya, dalam medium kedua, berkas dengan frekuensi yang
berbeda bergerak dalam arah yang berbeda. Peristiwa tersebut dapat dikatakan
sebagai penguraian cahaya putih dari spektrum - spektrum yang memiliki frekuensi
yang berbeda atau disebut dispersi.
Sebuah prisma atau kisi kisi mempunyai kemampuan untuk menguraikan
cahaya menjadi warna warna spektralnya. Indeks cahaya suatu bahan menentukan
panjang
gelombang
cahaya
yang
dapat
diuraikan
menjadi
komponen
komponennya. Untuk cahaya ultraviolet digunakan prisma dari Kristal, untuk cahaya
putih digunakan prisma dari kaca, dan untuk cahaya infrarot digunakan prisma dari
garam batu.
Peristiwa dispersi ini terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna cahaya. Cahaya
berwarna merah mengalami deviasi terkecil sedangkan warna ungu mengalami
deviasi terbesar.
Selisih sudut devisiasi ungu dengan sudut devisiasi merah dinamakan sudut dispersi .
untuk kondisi dimana terjadi devisiasi menimum (D) dan sudut pembias kecil, maka
berlaku hubungan sebagai berikut :
Devisiasi minimum = ungu ( Du)
Devisiasi minimum = merah (Dm)
Sudut dispersi untuk kondisi ini adalah :
A.
Keterangan :
m = sudut deviasi merah
u = sudut deviasi ungu
nu = indeks bias untuk warna ungu
nm = indeks bias untuk warna merah
Catatan :
Untuk menghilangkan dispersi antara sinar ungu dan sinar merah kita gunakan
susunan Prisma Akhromatik.
Ftot = F kerona - Fflinta = 0
Untuk menghilangkan deviasi suatu warna, misalnya hijau, kita gunakan susunan
prisma pandang lurus.
Dtot = Dkerona - Dflinta = 0
Besar sudut yang dibentuk antar sinar yang masuk ke prisma dan yang keluar prisma
disebut sudut defiasi yang besarnya dapat ditulis sebagai berikut
D=i +r '
Keterangan
A. PEMANTULAN GELOMBANG
1. Pemantulan pada ujung tetap
Dalam keadaan di mana tali diikatkan erat pada penopang, saat sampai ujung
tetap, pulsa gelombang memberikan gaya pada penopang itu. Akan tetapi, penopang
dalam keadaan tegar dan tidak bergerak. Menurut Hukum III Newton, penopang
memberikan gaya yang sama besarnya pada tali tapi berlawanan arah. Gaya reaksi ini
menghasilkan pulsa gelombang refleksi (pantulan) yang merambat sepanjang tali
dalam arah yang berlawanan dengan arah gelombang datang. Jadi, pulsa gelombang
yang menuju penopang telah direfleksikan di titik ujung tetap tali. Gambar (2.3)
menunjukkan rangkaian peristiwa refleksi (pemantulan) gelombang pada ujung tetap.
Dalam hal ini, simpangan setiap titik pada tali merupakan jumlah simpangan
yang disebabkan oleh gelombang yang menuju titik tetap dan gelombang refleksi.
Karena ujungnya tetap, kedua gelombang itu selalu berinterferensi destruktif
sehingga memberikan pergeseran nol di ujung tetap tersebut. Dengan demikian,
gelombang yang direfleksikan selalu berbeda fase sebesar 1800 dengan gelombang
yang menuju ujung tetap. Dengan kata lain, ketika terjadi refleksi di ujung tetap,
gelombang mengalami perubahan fase sebesar 1800.
2. Pemantulan pada ujung bebas
10
Berbeda dengan refleksi pada ujung tetap, gelombang yang menuju ujung
bebas dan gelombang refleksi akan berinterferensi konstruktif di titik itu. Jadi,
gelombnag yang direfleksiksn selalu sefase dengan gelombang datang. Dengan kata
lain, pada ujung bebas, gelombang yang direfleksikan tidak mengalami perubahan
fase. Andaikan sebagai ganti tali yang diikatkan pada penopang, tali itu diikatkan
pada tali yang berbeda rapat massa liniernya. Pada titik batas yang menghubungkan
kedua tali itu, sebagian gelombang ditransmisikan dan sebagian lagi direfleksikan.
Jika tali kedua mempunyai rapat linier yang lebih besar daripada tali pertama
(Gambar 2.7), gelombang yang direfleksikan kembali ke tali pertama masih akan
mengalami pergeseran fase sebesar 1800. Ketika pulsa gelombang ini mencapai
sambungan, ada bagian pulsa gelombang ditransmisikan ke tali kedua. Amplitudo
gelombang yang direfleksikan lebih kecil daripada amplitude gelombang datang
karena gelombang yang ditransmisikan membawa sebagian energi gelombangnya.
Muka
gelombang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu muka gelombang berbentuk garis
lurus (muka gelombang bidang) (Gambar 2.5) dan muka gelombang berbentuk
lingkaran (Gambar 2.6).
11
Muka
tersebut
sebagai
muka
jarak 1 , 2 ,3 , dan seterusnya.
12
Sinar gelombang adalah garis yang ditarik dengan tegak lurus terhadap
muka
gelombang atau disebut arah merambat suatu gelombang. Sinar gelombang pada
gelombang lingkaran berbentuk garis lurus yang berarah radial ke sumber gelombang.
Untuk gelombang dua atau tiga dimensi, seperti gelombang air, kita berhubungan
dengan muka gelombang yang dimaksudkan sebagai 1 lebar penuh puncak
gelombang (yang biasanya kita sebut sebagai gelombang, ketika berada di pantai).
Garis yang ditarik dengan arah gerak tegak lurus terhadap muka gelombang disebut
sinar gelombang, sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar (2.6). Perhatikan
gambar (2.6), bahwa muka gelombang yang jauh dari sumber telah kehilangan
hampir semua lengkungan mereka dan hampir lurus, sebagaimana gelombang laut,
gelombang yang hampir lurus ini disebut gelombang bidang. Untuk pantulan
gelombang bidang dua atau tiga dimensi seperti ditunjukkan pada gambar (2.5), sudut
yang dibuat gelombang datang terhadap permukaan pantulan sama dengan sudut yang
dibuat oleh gelombang pantulan. Ini merupakan Hukum pantulan yang menyatakan
bahwa, Sudut pantulan sama dengan sudut datang. Sudut datang didefinisikan
sebagai sudut yang dibuat sinar datang terhadap garis yang tegak lurus terhadap
permukaan pantulan (atau yang dibuat muka gelombang dengan tangen permukaan),
dan. Sudut pantulan adalah sudut yang sama tetapi untuk gelombang pantulan.
B. Pemantulan Gelombang Oleh Bidang Datar
2.2.1 Pemantulan Gelombang Permukaan Air
Gelombang permukaan air dapat berupa gelombang lurus atau gelombang
lingkaran. Pada Gambar (2.7), kita dapat menggambarkan muka gelombang datang
dan muka gelombang pantul. Dimana sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).
Pernyataan inilah yang disebut dengan Hukum pemantulan gelombang, yang
berlaku untuk semua jenis gelombang.
13
Hukum
Snellius,
(b) Selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua muka gelombang yang
berdekatan =1/T, dengan T adalah periode gelombang. Gelombang datang (garis
14
utuh) dari P ke Q menempuh 3T, sedangkan gelombang pantul (garis putusputus) dari Q ke P menempu waktu 3T.
Jadi, selang waktu total = 3T + 3T
0,6 s = 6T
T = 0,1 s.
Frekuensi f adalah kebalikan periode, sehingga:
f = 1/(0,1s) = 10 Hz.
(c) Cepat rambat v =f = (0,005m)(10 Hz) = 0, 05 m/s.
2.2.2 Pemantulan gelombang lingkaran oleh bidang datar
Bagaimanakah jika yang mengenai bidang datar adalah muka gelombang
lingkaran? Gambar (2.8) menunjukkan pemantulan gelombang lingkaran sewaktu
mengenai batang datar yang merintanginya. Gambar (2.9) adalah adalah analisis dari
Gambar (2.8). Sumber gelombang datang adalah titik O. Dengan menggunakan
hukum pemantulan gelombang, yaitu sudut datang = sudut pantul, kita peroleh
bayangan O adalah I. Titik I merupakan sumber gelombang pantul sehingga muka
gelombang pantul adalah lingkaran-lingkaran yang berpusat di I, seperti ditunjukkan
pada Gambar (2.9).
15
16
sin1=
BP
AB
V1t
sin1= AB
AB =
V1t
sin 1
1 = i, sehingga ;
AB =
V1t
sin i ....................(i)
sin2=
AB '
AB
sin2=
V2t
AB
17
AB =
V2t
sin 2
2 = r, sehingga ;
V2t
AB = sin r
....................(ii)
V2t
sin r
sin i v 1
=
sinr v 2
...................................
dengan:
i = sudut datang
r = sudut bias
v1 = cepat rambat gelombang dalam medium 1
v2 = cepat rambat gelombang dalam medium 2
n = indeks bias medium 2 relatif terhadap medium 1.
18
Perhatikan persaman di atas. Jika sinar datang dari tempat yang dalam ke
tempat yang dalam ke tempat yang dalam ke tempat yang dangkal, maka:
v 1=v 2
sin i v 1
= >1
sinr v 2
n=
n2
n 1 . Selanjutnya, ambil sudut datang i = 1
Contoh Soal :
Sebuah gelombang lurus datang pada bidang batas antara dua medium dengan
sudut datang 30o. Jika indeks bias medium 2 relatif terhadap medium 1 adalah
Penyelesaian:
Diketahui :
19
Indeks bias n=
n2
n1
Ditanya : r= ....?
Jawab:
Dengan menggunakan persamaan n1 sinq1 = n2 sinq2, maka diperoleh:
sin1 =
n2
n1 sin2
sin 30o =
sin r
= sin r
Sin r =
1 1
= 2
, atau r = 45o.
2 2
20
penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens.
Pada animasi pada gambar sebelah kanan atas terlihat adanya pola gelap dan terang,
hal itu disebabkan wavelet-wavelet baru yang terbentuk di dalam celah sempit
tersebut saling berinterferensi satu sama lain.
Gelombang-gelombang menyebar sewaktu merambat dan ketika menemui
penghalang, gelombang ini berbelok mengitarinya dan memasuki daerah berikutnya
seperti pada Gb. 2.1.1 untuk gelombang air. Fenomena ini disebut difraksi
Gambar 2.11
Difraksi Gelombang.
Difraksi (dan Lat.: diffringere; pematahan). Pembelokan cahaya oleh penghalang.
Bila seberkas gelombang dengan sinar sejajar melalui suatu celah, maka sinar akan
melebar karena terjadi difraksi oleh celah tersebut. Difraksi terjadi dengan kuat bila
lebar celah tak banyak berbeda dengan panjang gelombang. Difraksi terjadi pada
semua gelombang, yaitu gelombang pada permukaan air, gelombang bumi, cahaya,
gelombang mikro, dan sebagainya. Karena gelombang bunyi mempunyai panjang
gelombang antara 2 cm dan 20 m, yaitu kira-kira sama dengan ukuran benda yang ada
di sekitar kita, maka gelombang bunyi terdi fraksi dengan kuat. Difraksi pada
gelombang cahaya oleh celah sempit, dapat diamati dengan mudah bila digunakan
21
cahaya dengan sinan-sinar yang sejajan dan kuat, misalnya sinar laser, dan digunakan
celah sempit kira-kira sepersepuluh milimeter, kemudian cahaya yang keluar dan
celah ditangkap dengan layan pada jarak 5 m dan celah. Difraksi seperti mi disebut
difnaksi Fraunhofer atau difnaksi medan jauh. Bila jarak antara sumber dan celah,
celah dan layar, atau keduanya tak tenlalu besar, akan kita dapatkan pola bayangan
yang lain danipada difraksi Fnaunhofen. Difraksi yang terjadi pada keadaan terakhir
disebut difraksi Fresnel, diambil dan nama Augustin Jaan Fresnel, yang pertama kali
membahasnya secara kuantitatif pada 1818. Peristiwa difraksi terjadi karena
penjumlahan atau interferensi gelombang-gelombang yang berasal dari titik-titik di
dalam celah. Bila celah sempit, maka pengaruh titik bagian tepi adalah kuat, sehingga
memberikan sinar arah yang masuk daerah bayangan, yaitu membelok.
Besarnya difraksi bergantung pada panjang gelombang dan ukuran
penghalang, seperti pada Gb.2.12. Panjang
22
Gambar 2.12
Gelombang air melewati benda dengan berbagai ukuran.
Tuntunan kasar mengenai besarnya difraksi adalah
(radian) =
Dimana
23
Gambar 2.13
(a) Difraksi Gelombang air Laut/sungai, (b) Cahaya bila di jatuhkan pada
celah sempit /penghalang, akan terjadi peristiwa difraksi, dan (c) Difraksi
pada gelombang air dilihat dari atas
Difraksi cahaya yang dibentuk seperti warna pelangi (MeJiKuHiBiU)
terjadi karena untuk hasil difraksi yang dihasilkan warna merah terjadi karena
panjang gelombang cahayanya besar dan frekuensinya kecil, untuk hasil
difraksi warna jingga terjadi karena panjang gelombang cahayanya lebih kecil
dari panjang gelombang yang mempunyai hasil difraksi warna merah dan
frekuensinya lebih besar dari frekuensi yang mempunyai difraksi warna
merah. Begitu juga seterusnya. sehingga difraksi yang menghasilkan warna
ungu memiliki panjang gelombang cahaya yang lebih kecil dan memiliki
frekuensi yang lebih besar dibandingkan dengan hasil difraksi warna lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
24
Saran
Berdasarkan pembahasan dalam makalah penulis, maka yang dapat
dijadikan saran adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa hendaknya menguasai dan memahami materi tentang gelombang yang
kususnya sifat-sifat gelombang mengenai disperse gelombnag, pemantulan
gelombang, pembisan gelombang, disfraksi gelombang, interfrensi gelombang
dan polarisasi gelombang.
2. Mahasiswa henhaknya mampu menerapkan konsep sifat-sifat gelombang dalam
kehidupan sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
25
Tipler.1998.Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga
Supiyanto.2006.Fisika untuk SMA/MA Kelas XII Jilid 3.Jakarta: Phieta
Anonim.
2010.
Fenomena
Difraksi
Online
(http://tienkartina.wordpress.com/2010/08/13/difraksi-cahayapembelokan-cahaya/
diakses tanggal 21 Maret 2013)
26