Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
Pendapat sarjana merupakan bahagian dari sumber hukum internasional yang
diterangkan dalam Statuta Mahkamah internasional pasal 38 ayat 1,namun didalam statuta itu
diterangkan bahwa pendapat sarjana hanyalah sebuah sumber hukum tambahan (sumber
hukum subsider)1. Artinya pendapat para sarjana dapat dikemukakan untuk membuktikan
adanya kaidah hukum internasional mengenai suatu persoalan yang didasarkan atas sumber
utama yakni perjanjian internasional,kebiasaan dan prinsip-prinsip hukum umum yang diakui
oleh negara beradab.pendapat para sarjana itu sendiri tidak mengikat,artinya tidak dapat
menimbulkan suatu kaidah hukum.Namun pendapat ajaran para sarjana itu dapat dipakai
sebagai pegangan atau pedoman untuk menemukan apa yang menjadi hukum
internasional,walaupun ajaran para sarjana itu sendiri tidak menimbulkan hukum.
Fungsi ajaran atau tulisan para sarjana hukum terkemuka tersebut di atas dengan jelas telah
digambarkan oleh Hakim Gray dalam putusan Mahkamah Agung (Supreme Court) Amerika
Serikat dalam perkara Paquete Habana yang antara lain dikatakan :2)
.......Where There is no treaty,and no controlling executive or legislative act or judicial
decision,resort must be had to the customs and usages of civilized nations,and as evidence of
these,to the works of jurist and commentators who are peculiarly well acquainted with the
subjects of which they treat.Such works are resorted to by judicial tribunals,not for the
speculations of their authors concerning what tha law ought to be, but for trustworthy
evidence of what the law really is.
Pendapat sarjana hukum internasional yang terkemuka bertambah wibawanya sebagai
sumber tambahan apabila ia bertindak dalam suatu fungsi yang secara langsung bertalian
dengan persoalan hukum internasional yang dicari penyelesaiannya seperti misalnya panitia
ahli Hukum (Committee Of Jurist) yang diangkat oleh Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1920
untuk memberikan pendapatnya mengenai masalah kepulauan Aaland.

1 Lihat : Mochtar Kusumaatmadja,Etty R.Agoes ,Pengantar hukum internasional hal 150


2 The Paquete Habana(1900), 175 U.S. 677;20 S,Ct.290
1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang dan Sejarah
Pendapat Sarjana atau Doktrin atau doktrina berasal dari kata doctor, yang dalam
bahasa latin berarti: Guru, Doctrina berarti apa yang telah diajarkan guru atas dasar ilmu.
Dahulu di Romawi, doctrina disebut juga dengan nama Jus prodentibus constitutum
(jus=hukum; prudentes=orang-orang yang cerdik pandai; constitum=diciptakan) Dari situ
tampak seolah-olah ada hukum yang diciptakan oleh para ahli. Dari kata doktrina inilah dapat
diambil pengertian yang dimaksud doktrina atau doktrin adalah hukum yang diciptakan oleh
orang-orang cerdik pandai. Atau dengan pengertian lain doktrin adalah pendapat-pendapat
dari ahli hukum tentang sesuatu hal mengenai hukum
Pendapat Sarjana bukan sumber hukum yang berdiri sendiri,sekalipun seringkali
pendapat-pendapat yang dikemukakan dalam karya-karya itu dapat merumuskan aturanaturan hukum internasional3.Menurut Laporan sebuah badan ahli pada Liga BangsaBangsa4,Opini Hukum hanya penting sebagai suatu sarana guna menjelaskan kaidah-kaidah
hukum internasional.Opini hukum ini tidak dengan sendirinya punya otoritas,meskipun dapat
saja menjadi otoritatif apabila kemudian dimasukkan dalam kaidah kebiasaan hukum
Internasional;hal inipun karena tindakan negara-negara atau badan-badan lain untuk
menjadikannya sebagai kebiasaan,dan bukan dari kekuatan yang dimiliki oleh opini hukum
tersebut.
Pasal 38 Statuta International Court Of Justice memerintahkan mahkamah itu untuk
menerapkan ajaran dari ahli-ahli hukum terkemuka berbagai negara,sebagai alat tambahan
untuk menentukan kaidah-kaidah Hukum.Ketentuan ini menekankan pada nilai pembukti
dari karya-karya hukum itu.Jelas bahwa Fungsi utama dari karya-karya hukum adalah untuk
memberikan bukti hukum yang dapat dipercaya.Para yuris sangat bertanggung jawab untuk
menyimpulkan kaidah-kaidah kebiasaan dari suatu koinsiden atau kumilasi adat-istiadat atau
3 F.Isjwara S.H.LL.M. , Pengantar Hukum Internasional
4 J.G Starke,Pengantar Hukum internasional ,Edisi Kesepuluh : Tetapi bandingkan keputusan
arbitrase dalam Texaco overseas petroleum v libyan Arab Republic (1978) 17 international Legal
materials 1-37.dimana dinyatakan bahwa suatu resolusi yang tidak memperkuat hukum yang
ada,tetapi yang dimaksudkan untuk menyatakan aturan-aturan baru harus dianggap bukan sebagai
bukti hukum,tetapi sebagaimana yang ditetapkan,de lege ferenda ,apa yang seharusnya menjadi
hukum.Menurut beberapa penulis,resolusi-resolusi tertentu dapat secara negatif menunjukkan
ketiadaan kaidah-kaidah yang mapan.satu argumen terhadap pengaruh legislatif resolusi majelis
umum adalah bahwa menurut pasal 10 dan 13 Charter Perserikatan Bangsa-Bangsa,Majelis Umum
diberi kekuasaan hanya untuk mendiskusikan,memulai studi,studi dan membuat rekomendasirekomendasi sehingga Revolusinya tidak dimaksudkan untuk memilki kekuatan mengikat.
2

praktek-praktek yang sama,dan sampai sejauh ini,mereka melakukan tugas yang sangat
dibutuhkan.

Fungsi pembukti dari karya-karya Hukum dikemukakan dengan Tepat Oleh Gray J.5
dari Mahkamah Agung Amerika Serikat :
......Apabila tidak ada Traktat,dan Tidak ada pengawasan tindakan Eksekutif atau Legislatif
atau keputusan pengadilan,harus dilakukan upaya melihat kepada kebiasaan dan adat
istiadat bangsa-bangsa beradab,dan sebagai bukti dari hal-hal ini,kepada karya-karya para
yuris dan Komentator yang bekerja,melakukan Riset,dan berpengalaman selama bertahuntahun yang telah membuat mereka secara khusus memahami dengan baik pokok-pokok
permasalahan yang mereka dalami.Karya para yuris tersebut digunakan oleh pengadilan
yudisial,bukan karena pemikiran-pemikiran dari penulisnya sendiri mengenai bagaimana
hukum itu seharusnya,melainkan karena bukti yang dapat dipercaya mengenai apa
sesungguhnya hukum itu.
Meskipun ada beberapa penulis yang membantah bahwa opini-opini atau pemikiranpemikiran para ahli hukum mengenai apakah suatu kaidah hukum tertentu harus diakui punya
kekuatan6,namun merupakan fakta yang tidak diragukan lagi bahwa opini hukum dapat
menjadi bukti yang bukan hanya kebiasaan yang harus menjalani waktu
keberadaannya.Reaksi terhadap opini Hukum mungkin sangat penting dalam membantu
peralihan dari adat-istiadat menjadi kebiasaan.
Dipandang dari fungsi pembukti(Evidentiary)ini,perjalanan waktu akan menambah bobot
otoritas opini hukum,khususnya apabila dipercaya secara umum,atau apabila tidak ada
prinsip-prinsip yang bertentangan dengan opini tersebut7.Sampai Sejauh ini,karya-karya
5 Lihat Hexter,Interpretation by Public International Organisations of Their Basic Instrument53
AJIL(1959) 341-370 dan Gold (1954) 3 ICLQ 271-272.Untuk suatu alasan analogi,sebuah Resolusi
Majelis Umum mungkin akan memiliki arti Hukum yang penting apabila berisi Khusus dengan
kewajiban-kewajiban negara anggota berdasarkan Charter Perserikatan Bangsa-bangsa,misalnya
kewajiban untuk tidak menganiaya seorang individu dibawah Hukum yang diskriminatif ; Lihat
Filartiga v Pena-Irala 630 F 2d 876 (1980)
6 J.G starke,pengantar Hukum Internasional Edisi ke sepuluh : Lihat,misalnya opini dari Committee
Of Jurist yang diangkat pada Tahun 1920 oleh Council Liga Bangsa-Bangsa untuk memberikan
nasihat mengenai persoalan Aalands islands. Menurut Pendapat Committee itu bahwa konvensi tahun
1856,dimana Rusia setuju untuk tidak membuat benteng pertahanan Aalands Islands,menciptakan
suatu status militer khusus,yang memberikan hak-hak kepada negara yang berdekatan yang
berkepentingan meskipun bukan peserta konvensi tersebut,telah dikutip dengan persetujuan baik
secara tegas maupun secara implisit dalam textbook-textbook terkenal.
7 Lihat pembahasan dalam Bab 20 buku J.G starke pengantar hukum internasional.Dan
Alexandrowicz,The Law-Making Funchtions of the specialised agencies of the united nations (1973)
3

hukum dapat memperoleh semacam otoritas yang menentukan.Namun demikian upaya-upaya


dari komisi Hukum internasional dan berbagai macam konvensi multilateral yang dihasilkan
dari upaya-upaya tersebut dari sejak permulaan telah menunjukkan keharusan berhati-berhati
dalam menerima bukti konklusif mengenai kaidah kebiasaan yang diterima secara
umum,bahkan terhadap kaidah yang telah memperoleh pengakuan luas(Consensul
Omnium)diantara para Yuris.

Pada zaman Romawi terdapat golongan para ahli hukum yang disebut dengan nama
prudentes yang dapat berbuat tindakan berikut8:
a.

Membuat ulasan (komentar) tentang hukum yang berlaku pada masanya.

b.

Berusaha mencari hakikat hukum (les raisons fropondes)

c.

Berusaha memberi jawaban atas masalah-masalah yang hangat

Pendapat para sarjana hukum yang ternama juga mempunyai kekuasaan dan berpengaruh
dalam pengambilan keputusan oleh hakim. Dalam yurisprudensi terlihat bahwa hakim sering
berpegang pada pendapat seorang atau beberapa orang sarjana hukum yang terkenal dalam
ilmu pengetahuan hukum. Dalam penetapan apa yang akan menjadi dasar keputusannya,
hakim sering menyebut (mengutip) pendapat seseorang sarjana hukum mengenai soal yang
harus diselesaikannya; apalagi jika sarjana hukum itu menentukan bagaimana seharusnya.
Pendapat itu menjadi dasar keputusan hakim. Pendapat-pendapat para sarjana hukum
mempunyai pengaruh besar dalam hubungan internasional, bagi hukum internasional
pendapat para sarjana hukum merupakan sumber hukum yang sangat penting.
a. Pendapat Para Sarjana Terkemuka di Dunia
Pendapat para sarjana terkemuka di dunia dapat dijadikan pegangan atau pedoman
untuk menemukan apa yang menjadi hukum internasional, terlebih bagi sarjana yang
bertindak dalam suatu fungsi yang secara langsung berkaitan dengan upaya penyelesaian
persoalan hukum internasional. Pendapat tersebut misalnya sebagai berikut:9
a. Para sarjana terkemuka yang menjadi Panitia Ahli Hukum (Committe of Jurists) yang
diangkat oleh Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1920 untuk memberikan pendapatnya
mengenai masalah Kepulauan Aaland.
b. Para sarjana hukum terkemuka yang menjadi anggota Panitia Hukum Internasional
(International Law Commission) Perserikatan Bangsa-Bangsa.
8Chainur Arrasjid, Dasar-dasar.,80-81.
9 http://budisma.web.id/sumber-hukum-internasional.html. Diakses pada 23 Oktober 2014
4

c. Para sarjana hukum internasional terkemuka di bidang kodifikasi dan pengembangan


hukum internasional yang dilakukan di bawah naungan organisasi bukan pemerintah
(swasta) seperti International Law Association, Institute de Droit International dan banyak
usaha serupa lainnya.
Menurut sub-Committee on State responsibility of the committe of experts for the Progressive
Codification of international Law dari L.B.B.,maka karya hukum hanyalah penting sebagai
alat untuk menjelaskan dan mempermudah perumusan Hukum Internasional.10
Dilihat dari segi sejarahnya Doktrin sebagai sumber hukum internasional memang telah
diterapkan sebagai sumber hukum internasional sudah sejak lama hal ini bisa dilihat dari
pembuktian yang dilukiskan dengan tepat oleh Hakim Gray dari Amerika serikat dalam
perkara The Paquete Habana-(1900)11Adalah kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa
pendapat-pendapat sarjana hukum dapat membuktikan hukum kebiasaan yang akan
berlaku.Kemudian ditinjau dari contoh yang sejarah dijadikannya doktrin(pendapat sarjana)
sebagai sumber hukum internasional ada beberapa kasus yang diselesaikan dengan pendapat
sarjana yaitu Pendapat sarjana hukum internasional yang terkemuka bertambah wibawanya
sebagai sumber tambahan apabila ia bertindak dalam suatu fungsi yang secara langsung
bertalian dengan suatu persoalan hukum internasional yang dicari penyelesaiannya seperti
misalnya Panitia ahli hukum (Committee of Jurist) yang diangkat oleh liga bangsa-bangsa
pada tahun 1920 untuk memberikan pendapatnya mengenai kepulauan Aaland.
Contoh lainnya adalah pendapat sarjana hukum terkemuka yang menjadi anggota panitia
hukum Internasional (Internasional Law Commission )Perserikatan Bangsa-Bangsa.Pendapat
panitia Hukum internasional yang diberi tugas mempersiapkan/melakukan kodifikasi dan
perkembangan(development) hukum internasional dan yang terdiri dari para sarjana hukum
terkemuka yang mewakili berbagai kebudayaan yang terpenting di dunia mempunyai nilai
tinggi sebagai sumber tambahan hukum internasional.Dalam hubungan ini tidak dapat pula
diabaikan usaha para sarjana hukum Internasional terkemuka dibidang kodifikasi dan
pengembangan hukum internasional yang dilakukan dibawah naungan organisasi bukan
pemerintah(Swasta) seperti misalnya Internasional Law Association.Institut de Droit
Internasional dan banyak usaha serupa lainnya.12
Kasus Re piracy Jure Gentium(1934) juga dapat kita lihat sebagai sejarah pendapat sarjana
dalam hukum internasional yaitu yang diputuskan oleh Privy Council ,dalam mana timbul
pertanyaan apakah perampokan merupakan elemen essensiil dari kejahatan bajak laut dalam
hukum internasional.Dalam perkara ini Privy Council menyelidiki kusus pendapat-pendapat

10 F.Isjwara.Pengantar Hukum Internasional hal 27


11 Telah dijelaskan di hal..1
12 Mochtar Kusumaatmadja,Etty R.agoes.pengantar hukum internasional hal 153
5

sarjana-sarjana hukum,dan pendapat bahwa perampok bukan elemen essensiil dari kejahatan
bajak laut atau percobaan melakukan hal itu sudah merupakan bajak laut jure gentium.13
B. Hubungan Antara Sumber Hukum Utama( Perjanjian Internasional ,Kebiasaan,
Dan Prinsip Hukum Umum ) Dengan Pendapat Sarjana
Salah satu Sarjana Hukum yakni Gray J dari Mahkamah Agung Amerika serikat telah
menjelaskan mengenai Hubungan antara sumber hukum utama dengan pendapat
sarjana14.Dalam suatu perkara Eksepsional,opini hukum dianggap sangat penting.Apabila
tidak ada kebiasaan atau perjanjian Internasional serta prinsip-prinsip hukum umum yang
berlaku menyangkut suatu pokok permasalahan tertentu,maka dapat dicari jalan lain dengan
melihat kepada opini Hukum atau pendapat sarjana hukum sebagai suatu sumber yang
berdiri sendiri,di samping pendapat-pendapat yang dinyatakan dalam perkara-perkara yang
diputuskan atau dalam pertukaran nota diplomatik.Oleh karena itu,sumber hukum tambahan
ini (pendapat sarjana) sangat diperlukan apabila suatu perkara tidak dapat diselesaikan
dengan sumber hukum utama dari itulah kita dapat melihat hubungan keduanya.Dengan
Demikian Misalnya dalam perkara Re pirare Jure Gentium15 yang diputuskan Privy
Council,masalah yang timbul adalah apakah perampasan (robbery)merupakan suatu unsur
utama dalam kejahatan perompakan menurut Hukum Internasional16.Berkaitan dengan hal
ini,privy Council berpendapat pihaknya terikat secara penuh pada opini hukum,dan
menyatakan bahwa untuk tidak hanya perlu mencari Konsensus pendapat,tetapi melakukan
13 F.Isjwara,Pengantar hukum internasional hal 28
14 Lihat Hal 3
15 Intertemporal Law.Dalam keputusan arbitrasenya dalam Islands Of Palmas Case (Lihat
Wetter,The International Arbitral Process(1979) Vol 1,Hal 213),DR.Max Huber memperkenalkan
konsepHukum Intertemporal dengan cara menangani persoalan dimana kaidah-kaidah Hukum
Internasional yang berlaku pada periode-periode waktu yang berbeda harus diberlakukan suatu kasus
khusus.Dalam kaitan tertentu,Istilah Hukum Intemporal,itu sendiri,adalah dapat ditolak,seperti juga
pembedaan dibuat DR Huber,yang tidak akan mungkin secara absolut,antara penciptaan,disatu
pihak,dan Eksistensi dan Evolusi hak-hak dipihak lainnya.Konsep Hukum Internasional
intertemporal tidak dapat dipandang sebagai secara tegas sebagai analog dengan konsep ketentuan
perundang-undangan tentang ambulatory dan non ambulatory dalam hukum inggris.Masalah itu
biasanya bukan masalah pilihan hukum (seperti dalam hukum Perdata internasional),tetapi apakah
,dalam hal tidak adanya masalah penerapan historis,suatu hak atau kewajiban berlaku pada suatu titik
tertentu ,telah dihapuskan atau diubah oleh suatu kaidah atau kaidah-kaidah baru hukum internasional
yang dibentuk kemudian,yang mulai berlaku sebagai akibat evolusi kaidah-kaidah kebiasaan atau
penerimaan umum atas suatu konvensi multilateralyang membuat Hukum baru.
16 Secara umum lIhat tentang pokok masalah ini F suy dan lain-lain,The Concept Of Jus cogens IN
international Law (1967) ; J.Sztuccki,Jus Cogens and The vienna Convention On the law Of
Treaties;A critical Appraisal(1974);R.Ago(1971) III Hague Recueil des Cours 320 dst..buergential anf
maier,op.cit Hal 108-109 D.H. ott, op.cit, Hal 18-19,200-201
6

pilihan apa yang merupakan pendapat yang lebih baik. Privy Council akhirnya memutuskan
bahwa perampasan bukan merupakan suatu unsur esensial dalam perompakan Jure
gentium,dan bahwa suatu percobaan yang gagal untuk melakukan perampasan yang sifatnya
perompakan sama dengan perompakan Jure Gentium.

BAB III
KESIMPULAN
Pendapat Sarjana atau Doktrin atau doktrina berasal dari kata doctor, yang dalam
bahasa latin berarti: Guru, Doctrina berarti apa yang telah diajarkan guru atas dasar ilmu.
Dahulu di Romawi, doctrina disebut juga dengan nama Jus prodentibus constitutum
(jus=hukum; prudentes=orang-orang yang cerdik pandai; constitum=diciptakan) Dari situ
tampak seolah-olah ada hukum yang diciptakan oleh para ahli. Dari kata doktrina inilah dapat
diambil pengertian yang dimaksud doktrina atau doktrin adalah hukum yang diciptakan oleh
orang-orang cerdik pandai. Atau dengan pengertian lain doktrin adalah pendapat-pendapat
dari ahli hukum tentang sesuatu hal mengenai hukum.
Dilihat dari segi sejarahnya Doktrin sebagai sumber hukum internasional memang
telah diterapkan sebagai sumber hukum internasional sudah sejak lama hal ini bisa dilihat
dari pembuktian yang dilukiskan dengan tepat oleh Hakim Gray dari Amerika serikat dalam
perkara The Paquete Habana-(1900) Adalah kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa
pendapat-pendapat sarjana hukum dapat membuktikan hukum kebiasaan yang akan
berlaku.Kemudian ditinjau dari contoh yang sejarah dijadikannya doktrin(pendapat sarjana)
sebagai sumber hukum internasional ada beberapa kasus yang diselesaikan dengan pendapat
sarjana yaitu Pendapat sarjana hukum internasional yang terkemuka bertambah wibawanya
sebagai sumber tambahan apabila ia bertindak dalam suatu fungsi yang secara langsung
bertalian dengan suatu persoalan hukum internasional yang dicari penyelesaiannya seperti
misalnya Panitia ahli hukum (Committee of Jurist) yang diangkat oleh liga bangsa-bangsa
pada tahun 1920 untuk memberikan pendapatnya mengenai kepulauan Aaland.
Apabila tidak ada kebiasaan atau perjanjian Internasional yang berlaku menyangkut
suatu pokok permasalahan tertentu,maka dapat dicari jalan lain dengan melihat kepada opini
Hukum atau pendapat sarjana hukum sebagai suatu sumber yang berdiri sendiri,di samping
pendapat-pendapat yang dinyatakan dalam perkara-perkara yang diputuskan atau dalam
pertukaran nota diplomatik.Oleh karena itu,sumber hukum tambahan ini (pendapat sarjana)
sangat diperlukan apabila suatu perkara tidak dapat diselesaikan dengan sumber hukum
utama dari itulah kita dapat melihat hubungan keduanya

Anda mungkin juga menyukai

  • Tata Cara Melangsungkan Perkawinan
    Tata Cara Melangsungkan Perkawinan
    Dokumen5 halaman
    Tata Cara Melangsungkan Perkawinan
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Hatah
    Hatah
    Dokumen6 halaman
    Hatah
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Pertanggungjawaban Presiden
    Pertanggungjawaban Presiden
    Dokumen12 halaman
    Pertanggungjawaban Presiden
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Lampiran II
    Lampiran II
    Dokumen1 halaman
    Lampiran II
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Untuk Penelitian
    Kuesioner Untuk Penelitian
    Dokumen2 halaman
    Kuesioner Untuk Penelitian
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Usulan Rancangan Penelitian Untuk
    Usulan Rancangan Penelitian Untuk
    Dokumen14 halaman
    Usulan Rancangan Penelitian Untuk
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Surat Kuasa
    Surat Kuasa
    Dokumen2 halaman
    Surat Kuasa
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • PUTUSAN
    PUTUSAN
    Dokumen10 halaman
    PUTUSAN
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • PUTUSAN
    PUTUSAN
    Dokumen10 halaman
    PUTUSAN
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen16 halaman
    Presentation 1
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Nota Pembelaan
    Nota Pembelaan
    Dokumen4 halaman
    Nota Pembelaan
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Praktek Perdata
    Praktek Perdata
    Dokumen3 halaman
    Praktek Perdata
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Nota Pembelaan
    Nota Pembelaan
    Dokumen4 halaman
    Nota Pembelaan
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Surat Perjanjian Kontrak
    Surat Perjanjian Kontrak
    Dokumen8 halaman
    Surat Perjanjian Kontrak
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Kewenangan Legislasi DPR
    Kewenangan Legislasi DPR
    Dokumen1 halaman
    Kewenangan Legislasi DPR
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • PUTUSAN
    PUTUSAN
    Dokumen10 halaman
    PUTUSAN
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen13 halaman
    Bab I
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Dak Waan
    Dak Waan
    Dokumen2 halaman
    Dak Waan
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan Belum Menikah
    Surat Pernyataan Belum Menikah
    Dokumen1 halaman
    Surat Pernyataan Belum Menikah
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Praktek Perdata
    Praktek Perdata
    Dokumen4 halaman
    Praktek Perdata
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen23 halaman
    Chapter II
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen16 halaman
    Bab I
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Hukum Lingkungan
    Hukum Lingkungan
    Dokumen1 halaman
    Hukum Lingkungan
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Dak Waan
    Dak Waan
    Dokumen2 halaman
    Dak Waan
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen11 halaman
    Bab I
    Sri Saranghae CiebieberMaurerloverholic
    Belum ada peringkat