Anda di halaman 1dari 4

Manajemen laba dalam perspektif pelaporan keuangan biasa dilakukan oleh manajemen

untuk memenuhi ramalan laba dari analis, dengan alasan untuk menghindari reputasi buruk yang
berdampak pada penurunan saham dan utilitas dari manajemen. Perspektif kontrak melihat
manajemen laba membantu perusahaan untuk menghindari kontrak yang rumit dan tidak efisien,
dalam hal ini para manajer berupaya untuk mengambil kebijakan akuntansi yang mampu
membantu melancarkan manajemen labanya. Pengetahuan mendalam tentang manajemen laba
diperlukan oleh akuntan agar dalam pekerjaanya tidak menimbulkan kerugian reputasi dan
hukum saat perusahaan dalam keadaan financial distress kaena penggunaan manajemen laba
yang extreme atau fraudulent reporting.
Pola Manajemen Laba
1. Taking a Bath
Dalam kasus ini, perusahaan yang seharusnya melaporkan kerugian, akan cenderung
melaporkan kerugian yang besar, dan melaporkan kerugian-kerugian mendatang dalam
periode sekarang. Taking a bath biasanya dilakukan perusahaan yang sedang mengalami
restrukturisasi.
2. Income Minimization
Penurunan laba dilakukan saat laba yang diperoleh tinggi, hampir sama dengan taking a
bath, hal ini dilakukan untuk menstabilkan laba atau bisa menjadi bagian dari pola
income smoothing.
3. Income Maximization
Memaksimalkan laba dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan kompensasinya
dan untuk menghindari kerugian kontrak dari kreditor.
4. Income Smoothing
Semakin volatile reported income, semakin besar probabilitas dilanggarnya kontrak
dengan kreditor oleh perusahaan , dalam hal ini, manajemen cenderung untuk melakukan
pemerataan laba, untuk menghasilkan laba yang stabil dan persistent.

Bukti Manajemen Laba dengan Tujuan Bonus

Healy (1985) melakukan penelitian berbasis positive accounting theory (PAT), untuk
memprediksi dan menjelaskan dari bagaimana dampak skema bonus pada kebijakan akuntansi.
Healy dengan hipotesisnya bahwa manajemen akan melakukan manajemen laba jika diberikan
kompensasi atau bonusplan, dan lebih jelas dijelaskan bagaimana dan dalam keadaan bagaimana
manajemen laba dilakukan, berikut hal yang ditemukan:
Dalam skema bonus, missal manajemen akan mendapatkan bonus jika minimal laba
sekarang mencapai X, dan bonus akan semakin membesar sampai batas laba sekarang sebesar Z
dengan kata lain, bonus akan diterima jika laba ada pada kisaran X dan Z, dan semakin
mendekati Z, bonus semakin besar. Maka:

Jika laba perusahaan <X, maka manajemen akan berupaya untuk melakukan take
a bath, karena jika biaya diakui saat ini, maka biaya yang diauki tahun mendatang

akan semakin rendah dan mampu menghasilkan laba yang besar.


Jika laba perusahaan >Z, maka manajemen akab berupaya unutk melakukan
minimalisasi laba, karena kelebihan laba dari Z tidak akan memberikan utilitas
atau kompensasi tambahan pada manajemen, sehingga dengan menangguhkan

pendapatan, akan menambah laba yag dilaporkan di periode mendatang.


Jika laba perusahaan ada diantara XdanZ, maka manajer akan berupaya untuk
melakukan manajemen laba untuk meningkatkan pelaporan laba.

Peningkatan laba dalam akuntansi bisa dilakukan dengan:

Mengurangi estimasi biaya amortisasi, hal ini biasanya diatur dalam kebijakan bagaimana

perusahaan mengatur kebijakan estimasi pengukuran dan umur asset.


Peningkatan piutang, hal ini diasumsikan piutang ditingkatkan dari mengurangi cadangan
piutang tak tertagih, yang di mana berdampak pada semakin tidak konservatif nya

pengukuran dalam piutang perusahaan.


Peningkatan persediaan, hal ini dilakukan dalam asumsi perusahaan ada dalam periode
melibihi kapasitas produksi, maka, biaya fixed overhead cost cenderung dialokasikan

pada inventory.
Pengurangan hutang, asumsi pengurangan hutang dikukan dari perusahaan optimis bahwa
semakin sedikit claim atas produk perusahaan dari konsumen yang menghasilkan hutang.

Motivasi Lain Manajemen Laba

Motivasi kontrak lain, motivasi kontrak seperti kontrak hutang jangka panjang yang
dalam keadaan tertentu jika laporan keuangan, ratio hutang > piutang atau asset lancar
atau ratio hutang minimal perusahaan yang ditentukan kreditor terlampaui akan
menimbulkan pelanggaran kontrak yang merugikan perusahaan, hal ini merupakan salah
satu motivasi dalam melakukan manajemen laba, hal ini sesuai dengan PAT dari hipotesis

debt covenants.
Kontrak implicit, kontrak yang tidak formal, di mana jika perusahaan selalu memenuhi
kontrak formalnya, maka para stakeholders melihat reputasi yang baik pada perusahaan,
maka secara tidak langsung stakeholders lain akan mau member kondisi atau term

transaksi yang bagus untuk perusahaan (supplier, customer, pegawai).


Menjaga reputasi dan memenuhi ekspektasi investor, perusahaan yang melaporkan laba
yang lebih besar dari ekspektasi investor akan mampu mengubah atau merevisi
peningkatan probabilitas performa dan utilitas ekspektasian investor, maka dari itu,

peningkatan nilai perusahaan (reputasi) dan harga saham akan terjadi.


Initial Public Offerings (IPO), pada perusahaan yang akan IPO akan cenderung untuk
melaporkan laba yang menurut mereka mampu memberikan gambaran prospectus
kedepan untuk investor.

Sisi Positif Manajemen Laba

Blocked information (asimetri informasi), terkadang aksi manajemen laba mampu


menggambarkan informasi yang ada atau dimiliki oleh manajemen, kepada principal,
pemilik atau investor, dalam kasus perusahaan atau manajemen ingin melaporkan laba
yang persistent, kelebihan atau kekurangan dalam laba yang akan dilaporkan akan
dampak pada munculnya atau penambahan akun lain, contoh: manajemen yakin bisa
menjaga laba tetap stabil sebesar $1juta, namun di kuartal keempat diketahui ada
pendapatan lebih dari divisi lain sebesar $180ribu, maka $180 dialokasikan pada

provision for restructuring atau monitoring.


Efisiensi kontrak, dengan adanya hubungan kontrak dan manajemen laba, bisa ditentukan
kontrak yang mampu mengurangi utilitas manajemen untuk meningkatkan laba, sehingga
meningkatkan efisiensi kontrak dan nilai perusahaan.

Sisi Buruk Manajemen Laba

Dalam perspektif kontrak, manajemen memiliki tendensi untuk meningkatkan utilitasnya


sehingga melakukan manajemen laba, begitu juga manajemen laba yang bersifat
oportunis dan terlalu ekstrem yang melanggar GAAP dalam buku scot untuk menghindari

penalty dari kontrak dengan debt covenants


Hal lain yang memotivasi manajemen laba yang buruk adalaha pada saat perusahaan akan
mengadakan issue saham baru, manajemen berusaha untuk memanajemen akrual yang
akan meningkatkan pelaporan laba perusahaan, yang artinya merugikan investor dengan
membeli saham yang overvalued.

Apakah Manajer Menerima Efisiensi Pasar Modal?


Manajemen laba yang diambil oleh manajemen membuat pasar efisien menjadi tidak
beralasan, hal ini dikarenakan dalam praktik manajemen laba masih ada informasi internal
perusahaan yang tidak dilaporkan, dan beberapa penelitan memiliki hasil masing-masing dengan
latar masing-masing yang bisa disimpulkan bahwa kebijakan manajemen laba membuat kita
berpiki bahwa pasar tidak efisien, dalam arti kebijakan akuntansi atau manajemen laba yang
tidak berdampak pada arus kas tidak direaksi pasar. Sehingga, manajer yang melakukan
manajemen laba tidak sepenuhnya menerima bahwa pasar efisien.
Sehingga kebijakan akuntansi yang tidak berdampak pada arus kas tetap dilakukan,
karena hal ini berdampak pada manajer dan konsekuensi ekonomi.
Implikasi Akuntan
Manajemen laba yang oportunis merupakan moral hazard dari asimetri informasi antara
principal dan agen, maka dari itu, diharuskan untuk meningkatkan pelaporan dan pengungkapan
(disclosure ) terkait akrual yang susah ditentukan dan pengungkapan secara mendetail, begitu
juga asistensi dengan investor dan komite kompensasi. Maka dari itu, utilitas manajer untuk
melakukan manajemen laba yang oportunis akan semakin kecil.

Anda mungkin juga menyukai

  • Lampiran 3 5a Pemahaman SPI COSO
    Lampiran 3 5a Pemahaman SPI COSO
    Dokumen14 halaman
    Lampiran 3 5a Pemahaman SPI COSO
    Sandy Almond Ramadhan
    100% (1)
  • Audit Bab 33 2003
    Audit Bab 33 2003
    Dokumen3 halaman
    Audit Bab 33 2003
    Sandy Almond Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Uas Manajemen Perpajakan Rachmat Sandy Ramadhan
    Uas Manajemen Perpajakan Rachmat Sandy Ramadhan
    Dokumen3 halaman
    Uas Manajemen Perpajakan Rachmat Sandy Ramadhan
    Sandy Almond Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • 367 977 1 PB
    367 977 1 PB
    Dokumen1 halaman
    367 977 1 PB
    Sandy Almond Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Audit Uas
    Audit Uas
    Dokumen3 halaman
    Audit Uas
    Sandy Almond Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Management Business Skill
    Management Business Skill
    Dokumen6 halaman
    Management Business Skill
    Sandy Almond Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • PAJAKFIX
    PAJAKFIX
    Dokumen8 halaman
    PAJAKFIX
    Sandy Almond Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • CH 7 M
    CH 7 M
    Dokumen5 halaman
    CH 7 M
    Sandy Almond Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Lokakarya Sak Etap
    Lokakarya Sak Etap
    Dokumen2 halaman
    Lokakarya Sak Etap
    Sandy Almond Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Bab 9 Sandy
    Bab 9 Sandy
    Dokumen1 halaman
    Bab 9 Sandy
    Sandy Almond Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Forex
    Forex
    Dokumen4 halaman
    Forex
    Sandy Almond Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • UAS Fraud
    UAS Fraud
    Dokumen17 halaman
    UAS Fraud
    Sandy Almond Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Makalah Bab 8 S
    Makalah Bab 8 S
    Dokumen2 halaman
    Makalah Bab 8 S
    Sandy Almond Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • CH 7
    CH 7
    Dokumen3 halaman
    CH 7
    Sandy Almond Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Sim Fix Mega
    Sim Fix Mega
    Dokumen7 halaman
    Sim Fix Mega
    Sandy Almond Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Sim Sandy Fix
    Sim Sandy Fix
    Dokumen6 halaman
    Sim Sandy Fix
    Sandy Almond Ramadhan
    Belum ada peringkat