Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
karuniaNyalah yang telah memberikan inspirasi dalam penulisan makalah ini
sehingga dapat terselesaikan.
Makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar sebagai
syarat untuk mengikuti mata kuliah Perpindahan Panas. Dalam makalah ini berisi
tentang alat perpindahan panas dan mekanisme kerja alat Heat Exchanger.
Semoga makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya.
Tak dapat dipungkiri jika pada makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, namun penulis tetap berusaha memberikan yang terbaik yang bisa
penulis berikan, dan penulis sangat berharap nantinya makalah ini dapat berguna
bagi siapapun yang membacanya. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama
sekali. Dalam suatu proses, panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu
suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan.
Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung,
yaitu fluida yang panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin
tanpa adanya pemisah dan secara tidak langsung, yaitu bila diantara fluida panas
dan fluida dingin tidak berhubungan langsung tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat
pemisah.
Perpindahan panas terjadi pada beberapa alat perpindahan panas atau
penukar kalor. Pada makalah ini akan dibahas mengenai perpindahan panas yang
terjadi salah satunya pada alat penukar kalor yang disebut Heat Exchanger (HE).
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
terjadi
dengan
perantaraan
foton
dan
juga
gelombang
Untuk perambatan itu tidak diperlukan medium (misalnya zat cair atau
gas).
b.
Cooler, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan cairan atau
gas dengan mempergunakan air sebagai media pendingin. Disini tidak
terjadi perubahan fasa, dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka
pendingin cooler mempergunakan media pendingin berupa udara dengan
bantuan fan (kipas).
d.
e.
0
minyak (665 F) sebagai media penguap, minyak tersebut akan keluar
dari boiler dan mengalir didalam tube.
f.
Memanaskan fluida
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
kebutuhannya. Pada gambar 2.2 diperlihatkan sebuah heat exchanger,
dimana fluida yang berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari
tube fluida yang mengalir adalah kerosene yang semuanya berada
didalam shell.
Stabilitas fasa fluida alat Heat Exchanger pada suhu rendah sangat penting
mengingat aliran panas/dingin harus dapat mengalir dengan baik (viskositas
optimal). Pengaruh suhu, tekanan, dan jenis kriogenik akan sangat menentukan
efektivitas pertukaran panas yang terjadi. Beberapa kriteria utama HE yang
dibutuhkan untuk penggunaan pada suhu rendah:
1. Perbedaan suhu aliran panas dan dingin yg kecil guna meningkatkan
efisiensi
2. Rasio luas permukaan terhadap volume yg besar untuk meminimalkan
kebocoran
3. Perpindahan panas yang tinggi untuk mengurangi luas permukaan
4. Massa yg rendah untuk meminimalkan waktu start up
5. Kemampuan multi channel untuk mengurangi jumlah HE
6. Kemampuan menerima tekanan yg tinggi
7. Pressure Drop yg rendah
Minimalisasi beda suhu aliran panas dan dingin harus juga memperhatikan
pengaruh suhu terhadap panas spesifik (Cp) fluida. Jika Cp menurun dengan
menurunnya suhu fluida (contoh Hidrogen), maka perbedaan suhu inlet & outlet
harus ditambah dari harga minimal beda suhu aliran.
proses-proses umum
industri.
3. Kelas B, yang umumnya dipergunakan pada proses kimia.
Ketiga kelompok tersebut adalah alat penukar kalor yang tidak dibakar
(unfired shell and tubes), tidak sama dengan dapur atau ketel uap.
Jenis-jenis Heat Exchanger yang terdapat pada industri perminyakan
dapat dibedakan atas :
a.
b.
c.
10
d.
11
e.
f.
12
g.
13
1) Immiscible fluids
2) Gas liquid
3) Liquid vapor
2. Klasifikasi berdasarkan jumlah fluida yang mengalir
a. Dua jenis fluida
b. Tiga jenis fluida
c. N Jenis fluida (N lebih dari tiga)
3. Klasifikasi berdasarkan kompaknya permukaan
a. Tipe penukar kalor yang kompak, Density luas permukaan > 700 m
b. Tipe penukar kalor yang tidak kompak, Density luas permukaan < 700 m
4. Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan panas
a. Dengan cara konveksi, satu fase pada kedua sisi alirannya
b. Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang lainnya
terdapat cara konveksi 2 aliran
c. Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass aliran
masingmasing
d. Kombinasi cara konveksi dan radiasi
5. Klasifikasi berdasarkan konstruksi
a. Konstruksi tubular (shell and tube)
1) Tube ganda (double tube)
2) Konstruksi shell and tube o Sekat plat (plate baffle) o Sekat batang (rod
baffle) o Konstruksi tube spiral
b. Konstruksi tipe pelat
1) Tipe pelat 3) Tipe lamella
2) Tipe spiral 4) Tipe pelat koil
14
d. Regenerative
1) Tipe rotary 3) Tipe disk (piringan)
2) Tipe drum 4) Tipe matrik tetap
6. Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran
a. Aliran dengan satu pass
1) Aliran berlawanan
4) Aliran parallel
2) Aliran melintang
5) Aliran split
Aliran compound
Aliran paralel yang berlawanan (M pass pada shell dan N pass pada
tube)
Aliran split
2) Multipass plat
15
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel
(cangkang). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida
yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau
bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel
pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat
penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat (buffle). Ini bertujuan untuk
membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal (residence time),
namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan
menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan
panasnya harus diatur.
Ada beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat
merancang tabung di shell dan penukar panas tabung. Ini termasuk:
16
Axial kekuatan
dapat menyediakan panas atau menyerap panas yang dibutuhkan. Satu set tabung
disebut berkas tabung dan dapat terdiri dari beberapa jenis tabung: polos, bersirip
longitudinal dll Shell dan penukar panas tabung biasanya digunakan untuk
aplikasi tekanan tinggi (dengan tekanan lebih besar dari 30 bar) dan suhu lebih
besar dari 260 C. Hal ini karena shell dan penukar panas tabung yang kuat
karena bentuknya.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan aliran fluida
dalam shell side dan tube side untuk shell and Tube exchanger adalah :
a. Kemampuan untuk dibersihkan (Cleanability)
Jika dibandingkan cara membersihkan Tube dan Shell, maka pembersihan
sisi shell jauh lebih sulit. Untuk itu fluida yang bersih biasanya dialirkan di
sebelah shell dan fluida yang kotor melalui Tube.
b.
Korosi
Masalah korosi atau kebersihan sangat dipengaruhi oleh penggunaan dari
paduan logam. Paduan logam tersebut mahal, oleh karena itu fluida
dialirkan melalui Tube untuk menghemat biaya yang terjadi karena
kerusakan shell. Jika terjadi kebocoran pada Tube, heat exchanger masih
dapat difungsikan kembali. Hal ini disebabkan karena Tube mempunyai
ketahanan terhadap korosif, relatif murah dan kekuatan dari small diameter
Tube melebihi shell.
c.
Tekanan
Shell yang bertekanan tinggi dan diameter yang besar akan diperlukan
dinding yang tebal, hal ini akan memakan biaya yang mahal. Untuk
mengatasi hal itu apabila fluida bertekanan tinggi lebih baik dialirkan
melalui Tube.
d. Temperatur
Biasanya lebih ekonomis meletakkan fluida dengan temperatur lebih tinggi
pada Tube side, karena panasnya ditransfer seluruhnya ke arah permukaan
18
luar Tube atau ke arah shell sehingga akan diserap sepenuhnya oleh fluida
yang mengalir di shell. Jika fluida dengan temperatur lebih tinggi dialirkan
pada shell side, maka transfer panas tidak hanya dilakukan ke arah Tube,
tapi ada kemungkinan transfer panas juga terjadi ke arah luar shell (ke
lingkungan).
e.
yang
mengandung
sediment/suspended
solid
atau
yang
2.
3.
4.
20
5.
6.
7.
Fluida dengan laju alir rendah dialirkan di dalam tube. Diameter tube
yang kecil menyebabkan kecepatan linier fluida masih cukup tinggi
sehingga menghambat fouling dan mempercepat perpindahan panas.
8.
tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas
jenis selongsong dan buluh ( shell and tube heat exchanger ).
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendirisendiri. Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini
dibentuk menjadi U. pada keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan
memindahkan panas, bagian diluar pipa diberi srip. Bentuk siripnya ada yang
memanjang, melingkar dan sebagainya.
Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang
tinggi, dank arena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat
kecil. Kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil,
Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri
ataupun paralel, dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop
dan LMTD sesuai dengan keperluan,mudah bila kita ingin menambahkan luas
permukaannya dan kalkulasi design mudah dibuat dan akurat Sedangkan
kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal,
terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2),
dan biasanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau
dikondensasikan.
Prinsip kerja double pipe
Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung
(indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida
sehingga kedua fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah
(fluida pendingin) mengalir melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu
yang lebih tinggi mengalir pada pipa yang lebih besar (pipa annulus). Penukar
kalor demikian mungkin terdiri dari beberapa lintasan yang disusun dalam
susunan vertikal. Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses
konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada dinding pipa. Kalor mengalir dari
fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah.
Dalam desain pipa penukar panas ganda, merupakan faktor penting adalah
jenis pola aliran dalam penukar panas. Sebuah penukar panas pipa ganda biasanya
22
akan baik berlawanan arah / counterflow atau aliran paralel. Crossflow hanya
tidak bekerja untuk penukar panas pipa ganda. Pola yang aliran dan tugas panas
yang dibutuhkan pertukaran memungkinkan perhitungan log mean perbedaan
suhu. Yang bersama-sama dengan perpindahan panas keseluruhan diperkirakan
koefisien memungkinkan perhitungan luas permukaan perpindahan panas yang
diperlukan. Kemudian ukuran pipa, panjang pipa dan jumlah tikungan dapat
ditentukan.
Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan panas dari cairan dengan
temperature yang lebih tinggi ke cairan yang memiliki temperatur lebih rendah.
Dalam percobaan kali ini, aliran panas (steam) dialirkan pada bagian dalam pipa
konsentris sedangkan air dialirkan pada bagian luar dari pipa konsentris ini
(bagian anulus).
Namun, terkadang dalam beberapa alat seperti HE ini, akan ada pengotor
didalam pipa yang membuat proses perpindahan kalor nya menjadi terganggu.
Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida yang mengalir, juga disebabkan
oleh korosi pada komponen dari heat exchanger akibat pengaruh dari jenis fluida
yang dialirinya. Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh pengotoran
pasti akan terjadi. Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau
memperngaruhi temperatur fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau
mempengaruhi koefisien perpindahan panas menyeluruh dari fluida tersebut.
Beberapa faktor yang dipengaruhi akibat pengotoran antara lain : Temperatur
fluida, Temperatur dinding tube dan Kecepatan aliran fluida.
2.4.3 Plate and Frame
Plate and Frame Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar
panas yang terdiri atas paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan
profil lain, yang dipisahkan antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak.
Pelat-pelat ini dipersatukan oleh suatu perangkat penekan dan jarak antara pelatpelat ditentukan oleh sekat-sekat tersebut. Pada setiap sudut dari pelat yang
berbentuk empat persegi panjang terdapat lubang. Melalui dua di antara lubanglubang
ini media yang satu disalurkan masuk dan keluar pada satu sisi,
23
sedangkan media yang lain karena adanya sekat mengalir melalui ruang antara
disebelahnya. Dalam hal itu hubungan ruang yang satu dan yang lainnya
dimungkinkan. pelat-pelat yang dibentuk sesuai kebutuhan dan umumnya terbuat
dari baja (stainless steel type 304, 316, 317) atau logam lainnya.
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat pelat tegak
lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang
penyekat lunak ( biasanya terbuat dari karet ). Pelat pelat dan sekat disatukan
oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi
empat ) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida
dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain
mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena ada sekat.
Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger
Produk akan dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang
kemudian akan mengalir pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi dengan
adanya medium pemanas yang mengalir pada saluran dan pelat yang lainnya.
Dimana pelat yang telah tersusun ini akan secara bergantian mengalirkan produk
dan medium pemanas. Pelat yang dialiri produk tidak akan
dialiri oleh
komponen lain.
Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas
melintas diantara setiap plae genap sementara cairan dingin pada bagian puncak
head dialirkan turun diantara plat-plat ganjil. Arah aliran produk dan medium
pemanas di dalam pelat biasanya berbeda atau boleh dikatakan mengalir secara
berlawanan. Pada umumnya produk akan masuk melalui saluran
atas dan
mengalir kebawah melewati pelat, sehingga aliran keluaran produk akan berada
dibawah, sedangkan medium pemanas akan masuk melalui
saluran yang
berkebalikan dari produk, yaitu masuk melalui saluran bawah dan mengalir ke
atas melewati pelat, sehingga aliran pengeluaran medium pemanas akan berada
diatas. Arah aliran yang berlawanan ini dimaksudkan agar proses pemanasan
dapat lebih cepat berlangsung.
24
Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium
pemanas dengan arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat memanas
karena tertekan oleh pelat yang mengalirkan medium pemanas. Produk yang telah
menjadi panas dan medium yang telah mengalir pada suatu pelat akan mengalir
keluar.
Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam
tergantung dari rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun paralel.
Pada rangkaian seri produk yang masuk dan keluar akan melewati ports pada
bagian front head yang sama. Sedangkan pada rangkaian paralel produk dan
medium pemanas akan masuk dan keluar melewati bagian yang berbeda, yaitu
masuk melewati ports pada bagian front head dan keluar melalui ports pada
bagian belakangnya.
Prinsip Alat Ukur PHE
1. Alat ukur laju alir
2. Alat ukur tekanan
3. Alat ukur suhu
Kelebihan PHE
1. Mempunyai permukaan perpindahan yang sangat besar pada volume alat
yang kecil,sehingga perpindahan panas yang efisien.
2. Mudah dirawat dan dibersihkan
3. Mudah dibongkar dan dipasang kembali ketika proses pembersihan
4. Waktu tinggal media sangat pendek
5. Dapat digunakan untuk cairan yang sangat kental (viskos)
6. Plate and Frame lebih fleksibel, dapat dengan mudah pelatnya ditambah
7. Ukuran yang lebih kecil dapat mengurangi biaya dalam segi bahan (Stainless
Steel,Titanium, dan logam lainnya)
8. Aliran turbulensinya mengurangi peluang terjadinya fouling dan sedimentasi
25
Kekurangan PHE
1. Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate and
Frame Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih dari 30
bar.
2. Pemilihan material gasket yang sesuai sangatlah penting
3. Maksimum temperatur operasi terbatas hingga 250 oC dikarenakan performa
dari material gasket yang sesuai.
26
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Heat Exchanger adalah alat yang difungsikan untuk mengakomodasikan
perpindahan panas dari fluida panas ke fluida dingin dengan adanya
perbedaan temperatur.
2. Dari jenis-jenis Heat Exchanger, komponen-komponen peralatan
tergantung dari jenisnya. Setiap komponen memiliki peranan masingmasing yang semuanya saling bergantungan yang apabila salah satu tidak
berfungsi maka akan mengganggu kinerja dari peralatan tersebut.
27
DAFTAR PUSTAKA
28