Oleh:
1. Retno Aliansyah
(123174037)
(123174065)
(123174244)
7. Nur Maulidiah
(123174260)
8. Duva Wanda P
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
sebaliknya. Oleh karena itu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
dalam pengelolaan dan pemanfaatannya memerlukan perilaku yang manusiawi;
yaitu perilaku yang didasarkan pada akal budi manusia yang sesuai dengan
budaya dan etika sebagai manusia.
Berbeda dengan makhluk hidup lain, manusia tidak cukup hanya hidup
secara hayati (butuh udara(O2) untuk bernafas, butuh air untuk minum, dan butuh
pangan untuk pangan), tetapi perilaku manusia dalam memanfaatkan kebutuhan
itulah yang berbeda dengan makhuk hidup lain, misalnya hewan. Contoh:
Manusia membutuhkan makan dan minum, namun perlu dimasak terlebih dahulu,
disjikan dalam rasa, warna, dan bentuk yang menarik. Bagi manusia memakan
daging yang mentah sebenarnya untuk memertahankan hidup bisa,tetapi tidak
manusiawi. Jadi sangat berbeda dengan hewan. Selain butuh makan dan minum,
manusia butuh tempat tinggal yang layak bila tidak berarti tidak manusiawi, butuh
pendidikan butuh pakaian dan butuh berfilsafat tentang hakekat dirinya sebagai
pribadi dalam hubungannya dengan manusia lain dan martabatnya alam dan
Tuhan sang Pencipta segalanya yang ada di Jagad Raya yang termuat dalam ajaran
agama. Dari filsafat pula, manusia dapat menciptakan ilmu seni dan budaya.
Dengan beragama sesuai dengan kepercayaan masing-masing, berilmu,
dan berbudaya maka hidup manusia dikatakan manusiawi. Disinilah perbedaan
kehidupan manusia dengan hewan.
Kehidupan yang manusiawi tentunya dapat memengaruhi dan dipengaruhi
oleh perilaku. Perilaku manusia satu dengan yang lain tidak dapat disamakan. Hal
yang cukup memengaruhi perilaku manusia tersebut kaena faktor lingkungan
dimana dia tinggal. Dengan demikian, manusia menjadi objek sekaligus subjek
dari lingkungan.
1. Manusia, Lingkungan, dan Lingkungan Sosial Budaya.
Manusia hidup di bumi tidak sendiri melainkan bersama makhluk hidup
lainnya, contohnya hewan dan tumbuhan. Tanpa mereka manusia tidak dapat
hidup. Disamping makhluk hidup juga terdapat benda tak hidup antara lain
udara yang terdiri dari bermacam gas, air, tanah, batuan, dll. Ruang yang
ditempati oleh makhluk hidup bersama benda tak hidup ini disebut
yang
mempengaruhi
kelangsungan
perikehidupan
dan
Mempertimbangkan
bahwa
pembangunan
bidang
kesehatan
kesehatan, maka ini hanya dapat dilaksanakan oleh mereka yang tergolong
mampu.
Dan
sebagian
besar
bagi
golongan
yang
tidak
mampu
memperhatikan
kenyamanan
penumpang
yang
terpaksa
kependudukan
lebih
luas
dari
demografi,karena
didalam
memahami karakteristik penduduk disuatu wilayah. Factor-faktor nondemografis pun ikut dipertimbangkan. Misalnya, didalam memahami trend
fertilitas, tidak hanya ditinjau jumlah wanita dalam usia subur, tetapi factorfaktor budaya juga ikut dipertimbangkan. Pada masyarakat dimana
penduduknya menginginkan anak yang lengkap ( perempuan dan laki-laki )
maka besarnya jumlah anak ditentukan oleh kelengkapan jenis kelamin dari
jumlah anak yang telah dipunyainya. Ada juga beberapa ahli membedakan
membedakan kedua ddisiplin ilmu diatas demografi formal ( formal
demography) untuk ilmu demografi, dan demografi social (
social
Variabel Demografi
Struktur
Proses
Tabel 1
Tipe Studi
Variable Pengaruh
Variabel
Demografi Formal
(contoh)
Variable Terpengaruh
Komposisi umur
Tingkat kelahiran
Tingkat Kelahiran
Komposisi umur
Komposisi
umur
migran Tingkat
masuk
Variabel non demografis
Studi Kependudukan
(contoh tipe I)
kelahiran
seluruh
penduduk
Tingkat kelahiran
ekonomi
kesempatan ekonomi)
Variabel demografis
Studi Kependudukan
Tingkat Kelahiran
Kebutuhan pangan
Migrasi masuk
Kemiskinan
Tingkat kelahiran
pertumbuhan ekonomi
menyelesaikan konflik-konflik social yang ada dan besarnya potensi konflik yang
sekarang ini maka jumlah pengungsi akan semakin besar.
Problematika dalam Kesejahteraan Hidup Manusia
Ketika era globalisasi dan informasi belum sepenuhnya di antisipasi,
Indonesia harus menghadapi krisis ekonomi dan reformasi yang berlanjut dengan
berbagai tuntutan seperti ekonomi, demokratisasi, dan perlindungan hak-hak asasi
manusia. Masalah-masalah besar seperti itu tidak bisa dipecahkan segera dan
serempak, bahkan fakta-fakta yang ada menunjukkan bahwa satu permasalahan
pun seringkali tidak dapat dipecahkan dengan memuaskan. Karenanya, masalah
yang dihadapi Indonesia sekarang menjadi sangat kompleks dan berlarut-larut.
Apakah kaitan perubahan-perubahan itu dengan kebijakankependudukan ?
Menurut Faturochman dan Agus Dwiyanto (2001), permasalahan itu berputar
pada masalah pokok demografis, yaitu fertilitas(kelahiran), morbiditas(kesakitan),
mortalitas(kematian),dan mobilitas(migrasi). Masalah kependudukan bisa melebar
ke berbagai permasalahan social ekonomi lain. Ketenagakerjaan dan kemiskinan
sering dianggap sebagai bagian dari permasalahan kependudukan.
Lebih dari itu, perubahan lingkungan kebijakan seperti meluasnya tuntutan
pemberdayaan perempuan, perlindungan HAM, dan otonomi luas membuat
kebijakan dan program program kependudukan yang ada perlu ditinjau Kembali
relevansinya.
Suatu kebijakan selalu melibatkan pemerintah, bisa lebih dari satu, baik
sebagai perumus maupun berbagai aspek kehidupanmenyebabkan masalah
kependudukan seolah-olah menjadi tanggung jawab dan monopoli lembagalembaga Negara semata-mata. Ketidak kehidupan bernegara mengalami
perubahan seperti sekarang ini, dimana peran lembaga-lembaga di luar birokrasi
pemerintah seperti DPR/D, lembaga swadaya masyarakat, dan partai-partai politik
menjadi semakin besar, mau tidak mau peran dan orientasi lembaga-lemabaga
pemerintah yan selama ini mendominasi proses dan arah kebijakan kependudukan
akan menjadi berubah pula. Peran dari masyarakat dan DPRD dalam proses
kebijakan kependudukan yang selama ini cenderung mengabaikan kepentingan
dan aspirasi masyarakat dan kelompok sasaran tidak dapat dipertahankan.
4. Pendidikan.
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu negara
adalah tersedianya cukup Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Salah satu indicator yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan bidang
pendidikan adalah tingkat buta huruf. Makin rendah persentase penduduk yang
buta huruf menunjukkan keberhasilan program pendidikan sebaliknya makin
tinggi persentase penduduk yang buta huruf mengindikasi kurang berhasilnya
program pendidikan. Hasil susensus 2005 menunjukkan bahwa persentase
penduduk berusia 10 tahun keatas yang buta huruf mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2004.
Kondisi
akan
terjadi
peningkatan
kesejahteraan
rakyat.
Pentingnya
6. Perumahan
Perumahan yang baik adalah apabila memenuhi syarat sebagai rumah sehat,
antara lain:
-
Apabila akan didirikan rumah yang akan memenuhi syarat syarat kesehatan,
maka ini hanya dapat dilaksanakan oleh mereka yang tergolong mampu. Dan
sebagian besar bagi golongan yang tidak mampu (berpenghasilan rendah)
terpaksa menempati rumah rumah yang tidak memenuhi rumah sehat.
Bagi para pendatang dari desa, yang sudah tidak memperoleh tempat lagi di
kota, terpaksa mendirikan gubug gubug yang tersebar di sembarang tempat
tanpa memperhitungkan estetika dan segi keselamatan jiwanya (dekat sungai
yang sering kebanjiran).
Ditinjau dari segi kehidupan sosial kenyataan ini tidaklah baik. Karena di kota
kota besar sebagian penduduknya tergolong keluarga yang miskin, maka
norma norma ketimuran adab sopan santun yang tadinya dijunjung tinggi
mulai berkurang bersamaan dengan timbulnya kesulitan memperoleh
perumahan yang memadai.
7. Masalah transportasi.
Yang dimaksud dengan alat pengangkut adalah baik untuk orang maupun
barang yang sejak sepuluh tahun terakhir ini semakin meningkat. Hal ini
bukan saja karena kebutuhan disektor ekonomi tetapi juga dibidang sosial.