Anda di halaman 1dari 13

Paper ISBD

Pengaruh Budaya Asing Terhadap Budaya Nasional

Oleh:
Nur Maulidiah (123174260)
2012 C

Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
2013

Pengaruh Budaya Asing Terhadap Budaya Nasional


1.

Pendahuluan
Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budayabudaya asing yang masuk ke Indonesia. Di zaman yang serba canggih ini,
perkembangan kemutahiran tekhnologi tidak dibarengi dengan budaya-budaya
asing positif yang masuk. Budaya asing masuk ke negeri kita secara bebas tanpa
ada filterisasi. Pada umumnya masyarakat Indonesia terbuka dengan inovasiinovasi yang hadir dalam kehidupannya, tetapi mereka belum bisa memilah mana
yang sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku dan mana yang tidak sesuai
dengan aturan serta norma yang berlaku di negara Republik Indonesia.
Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh
masyarakatnya, norma tersebut meliputi norma agama, norma hukum, norma
sosial, norma kesopanan. Setiap butir norma memiliki peranan masing-masing
dalam mengatur hidup manusia. Norma merupakan suatu ketetapan yang
ditetapkan oleh manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat dan memiliki manfaat
positif bagi kelangsungan hidup khalayak. Setiap peraturan yang telah ditetapkan
pasti ada sanksi bagi yang melanggar, hal itu serupa dengan norma, apapun jenis
norma ada di Indonesia, pasti ada sanksi bagi yang melanggarnya.
Pada umumnya masyarakat Indonesia sekarang seakan tidak menghiraukan
lagi norma-norma yang ditetapkan. Terbukti dengan banyaknya penyimpangan
prilaku yang dilakukan oleh banyak orang, seperti perbuatan korupsi, mencuri,
menistakan agama, dan sebagainya. Kasus-kasus seperti itu menandakan
bobroknya mental bangsa ini. Sehingga generasi muda yang mendatang bisa
diperkirakan dapat lebih buruk dari masa sekarang jika mental mundur tersebut
masih ditularkan pada kaum remaja saat ini.
Hal tersebut sudah mulai terjadi sekarang, kenyataan yang terjadi saat ini
banyak remaja yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang sudah tidak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Mereka tidak
menghiraukan lagi norma-norma yang ada. Kemudahan mengakses budaya asing
serta kemudahan masuknya budaya asing tanpa ada filterisasi membuat budaya kita
mulai tergeser nilai nilainya.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya

terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang
koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain.
2.

Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan merupakan segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama
secara sosial oleh manusia. Seiring dengan perjalanan sejarah, kebudayaan
berkembang sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun
dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganik. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah


sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni,
dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
3.

Unsur Budaya
Menurut Koentjroningrat, unsur-unsur budaya terdiri atas:
1. Sistem religi dan upacara keagamaan
2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem mata pencaharian hidup
7. Sistem teknologi dan peralatan
Menurut Bronislaw Malinowski mengatakan ada empat unsur pokok
budaya yaitu meliputi:
1. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat
untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan lembaga-lembaga
4. Organisasi kekuatan (politik)

4.

Macam-macam Kebudayaan
1. Nilai Budaya Timur
Berbicara tentang nilai budaya timur yang pada intinya banyak bersumber
dari agama. Inti kepribadian manusia timur terletak pada hatinya. Dengan hatinya
mereka menyatukan akal budi, intuisi, intelegansi dan perasaan.

Pemikiran timur lebih menekankan unsur terdalam dalam jiwa. Macammacam kebudayaan yang memiliki nilai timur lebih menekankan disiplin
mengendalikan diri, sederhana, tidak mementingkan dunia. Sesuatu yang baik
menurut budaya timur tidak hanya dalam dunia benda, tidak dengan memanipulasi
alam, atau mengubah masyarakat mencari kesenangan dirinya.
Indonesia sebagai bagian dari wilayah timur yang menganut kebudayaan
timur, harus mementingkan kerohanian, perasaan, gotong-royong dan menjaga
keharmonisan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia
dengan Tuhan. Itulah sebabnya macam-macam kebudayaan yang dimiliki
indonesia memiliiki kriteria yang sama dengan nilai-nilai budaya timur.
Permasalahannya yang kemudian muncul adalah pengaruh budaya barat
yang mulai mengena. Unsur budaya barat hendaknya diserap secara selektif dan
hati-hati. Kemajuan barat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi patut kita tiru.
Adapun bentuk budaya barat berupa sikap gaya idup mewah, individualism, dan
jauh dari kehidupan agamma tida patut untuk dicontoh.
2. Nilai Budaya Barat
Macam-macam kebudayaan yang dimiliki oleh budaya barat cenderung
merupakan sisi kebalikan dari nilai-nilai budya timur. Budaya barat lebih
menekankan

dunia objektif

dibandingkan perasaan sehingga hasil olah

pemikirannya membuahkan sains dan teknologi. Nilai budaya barat lebih


ditekankan pada pikiran. Barat hanya meyakini sesuatu yang masuk akal saja,
sehingga ritual keagamaan dipandang sebagai sesuatu yang tidak masuk akal.
Kehidupan barat lebih terpikat pada kemajuan material dan hidup. Barat
hidup dalam dunia teknis dan ilmiah sehingga mereka menganggap pikiran nilainilai hidup yang meminta kepekaan hati sebagai sesuatu yang tidak bermutu. Nilainilai seperti itu sebagian besar memang tampak pada macam-macamm kebudayaan
barat.
5.

Akulturasi Budaya
Salah satu unsur perubahan budaya adalah adanya hubungan antarbudaya,
yaitu hubungan budaya lokal dengan budaya asing. Hubungan antarbudaya berisi
konsep akulturasi kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat istilah akulturasi atau
acculturation atau culture contact yang digunakan oleh sarjana antropologi di
Inggris mempunyai berbagai arti di antara para sarjana antropologi. Menurut

Koentjaraningrat akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila suatu


kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsurunsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing
itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya kebudayaan lokal itu sendiri.
Di dalam proses akulturasi terjadi proses seleksi terhadap unsur-unsur
budaya asing oleh penduduk setempat. Contoh proses seleksi unsur-unsur budaya
asing dan dikembangkan menjadi bentuk budaya baru tersebut terjadi pada masa
penyebaran agama Hindu-Buddha di Indonesia sejak abad ke-1. Masuknya agama
dan kebudayaan Hindu Buddha dari India ke Indonesia berpengaruh besar
terhadap perkembangan kebudayaan Indonesia. Unsur-unsur kebudayaan Hindu
Buddha dari India tersebut tidak ditiru sebagaimana adanya, tetapi sudah
dipadukan dengan unsur kebudayaan asli Indonesia sehingga terbentuklah unsur
kebudayaan baru yang jauh lebih sempurna. Hasil akulturasi

kebudayaan

Indonesia dengan kebudayaan HinduBuddha adalah dalam bentuk seni bangunan,


seni rupa, aksara, dan sastra, sistem pemerintahan, sistem kalender, serta sistem
kepercayaan dan filsafat. Namun, meskipun menyerap berbagai unsur budaya
HinduBuddha,

konsep kasta yang diterapkan di India tidak diterapkan di

Indonesia.
Proses akulturasi kebudayaan terjadi apabila suatu masyarakat atau
kebudayaan dihadapkan pada unsur-unsur budaya asing. Proses akulturasi
kebudayaan bisa tersebar melalui penjajahan dan media massa. Proses akulturasi
antara budaya asing dengan budaya Indonesia terjadi sejak zaman penjajahan
bangsa Barat di Indonesia abad ke-16. Sejak zaman penjajahan Belanda, bangsa
Indonesia mulai menerima banyak unsur budaya asing di dalam masyarakat, seperti
mode pakaian, gaya hidup, makanan, dan iptek. Pada saat ini, media massa seperti
televisi, surat kabar, dan internet menjadi sarana akulturasi budaya asing di dalam
masyarakat. Melalui media massa tersebut, unsur budaya asing berupa mode
pakaian, peralatan hidup, gaya hidup, dan makanan semakin cepat tersebar dan
mampu mengubah perilaku masyarakat. Misalnya, mode rambut dan pakaian dari
luar negeri yang banyak ditiru oleh masyarakat. Namun, dalam proses akulturasi
tidak selalu terjadi pergeseran budaya lokal akibat pengaruh budaya asing.
Misalnya, pemakaian busana batik dan kebaya sebagai busana khas bangsa
Indonesia. Meskipun pemakaian busana model barat seperti jas sudah tersebar di

dalam masyarakat, namun gejala tersebut tidak menggeser kedudukan busana batik
dan kebaya sebagai busana khas bangsa Indonesia. Pemakaian busana batik dan
kebaya masih dilakukan para tokoh-tokoh masyarakat di dalam acara kenegaraan
di dalam dan luar negeri. Bahkan beberapa desainer Indonesia seperti Edward
Hutabarat dan Ghea Pangabean sudah mulai mengembangkan busana batik sebagai
alternatif mode pakaian di kalangan generasi muda. Modifikasi busana tradisional
tersebut ternyata dapat diterima oleh masyarakat dan mulai dijadikan alternatif
pilihan mode berbusana selain model busana barat.
Proses akulturasi berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama. Hal itu
disebabkan adanya unsur-unsur budaya asing yang diserap secara selektif dan ada
unsur-unsur budaya yang ditolak sehingga proses perubahan kebudayaan melalui
akulturasi masih mengandung unsur-unsur budaya lokal yang asli.
Bentuk kontak kebudayaan yang menimbulkan proses akulturasi, antara lain
sebagai berikut:
Kontak kebudayaan dapat terjadi pada seluruh, sebagian, atau antarindividu
dalam masyarakat.
Kontak kebudayaan dapat terjadi antara masyarakat yang memiliki jumlah yang
sama atau berbeda.
Kontak kebudayaan dapat terjadi antara kebudayaan maju dan tradisional.
Kontak kebudayaan dapat terjadi antara masyarakat yang menguasai dan
masyarakat yang dikuasai, baik secara politik maupun ekonomi.
Berkaitan dengan proses terjadinya akulturasi, terdapat beberapa unsurunsur yang terjadi dalam proses akulturasi, antara lain sebagai berikut.
Akulturasi kebudayaan berkaitan dengan integrasi sosial dalam masyarakat.
Keanekaragaman budaya dan akulturasi mampu mempertahankan integrasi sosial
apabila

setiap

warga

masyarakat

memahami

dan

menghargai

adanya

keanekaragaman berbagai budaya dalam masyarakat. Sikap tersebut mampu


meredam konflik sosial yang timbul karena adanya perbedaan persepsi mengenai
perilaku warga masyarakat yang menganut nilai-nilai budaya yang berbeda.
6.

Asimilasi Kebudayaan
Konsep lain dalam hubungan antarbudaya adalah adanya asimilasi
(assimilation) yang terjadi antara komunitas-komunitas yang tersebar di berbagai

daerah. Koentjaraningrat menyatakan bahwa asimilasi adalah proses sosial yang


timbul apabila adanya golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang
berbeda- beda yang saling bergaul secara intensif untuk waktu yang lama sehingga
kebudayaan-kebudayaan tersebut berubah sifatnya dan wujudnya yang khas
menjadi unsur-unsur budaya campuran.
Menurut Richard Thomson, asimilasi adalah suatu proses di mana individu
dari kebudayaan asing atau minoritas memasuki suatu keadaan yang di dalamnya
terdapat kebudayaan dominan. Selanjutnya, dalam proses asimilasi tersebut terjadi
perubahan perilaku individu untuk menyesuaikan diri dengan kebudayaan
dominan.
Proses asimiliasi terjadi apabila ada masyarakat pendatang yang
menyesuaikan diri dengan kebudayaan setempat sehingga kebudayaan masyarakat
pendatang tersebut melebur dan tidak tampak unsur kebudayaan yang lama. Di
Indonesia, proses asimilasi sering terjadi dalam masyarakat karena adanya dua
faktor. Pertama, banyaknya unsur kebudayaan daerah berbagai suku bangsa di
Indonesia. Kedua, adanya unsur-unsur budaya asing yang dibawa oleh masyarakat
pendatang seperti warga keturunan Tionghoa dan Arab yang telah tinggal secara
turun-temurun di Indonesia. Di dalam masyarakat, interaksi antara masyarakat
pendatang dan penduduk setempat telah menyebabkan terjadinya pembauran
budaya asing dan budaya lokal. Contoh asimilasi budaya tersebut terjadi pada
masyarakat Batak dan Tionghoa di Sumatra Utara. Menurut Bruner, para pedagang
Tionghoa yang tinggal di daerah Tapanuli sadar bahwa mereka merupakan
pendatang sehingga mereka berusaha belajar bahasa Batak dan menyesuaikan diri
dengan adat istiadat setempat karena dianggap menguntungkan bagi usaha
perdagangan mereka. Sebaliknya, anggota masyarakat Batak Toba yang tinggal di
Medan berusaha menyesuaikan diri dengan kebudayaan masyarakat setempat yang
didominasi etnik Tionghoa. Selanjutnya, ia akan belajar bahasa Cina karena
pengetahuan tersebut dianggap berguna dalam melakukan transaksi perdagangan
dengan warga keturunan Tionghoa.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural dan multietnik karena
beragamnya kebudayaan dan adat istiadat suku bangsa yang terdapat di Indonesia.
Namun, kehidupan manusia selalu mengalami perubahan yang berpengaruh
terhadap kebudayaan masyarakat karena adanya suatu kontak antarkebudayaan

yang akan saling memengaruhi satu sama lain. Kontak antarbudaya tersebut
memberikan pengaruh terhadap beragamnya kebudayaan masyarakat.
Bagaimana sikap kita untuk menghadapi kontak budaya dalam komunitas
yang bersifat plural. Sikap toleransi sangat diperlukan dalam suatu masyarakat
yang memiliki keanekaragaman budaya. Sikap toleransi dan simpati mampu
menjadikan setiap individu menghargai dan saling menyerap berbagai unsur
budaya yang bisa memberikan manfaat dan menyaring bentuk-bentuk budaya yang
negatif dalam masyarakat. Sikap toleransi dan simpati tersebut mampu
mengintegrasikan berbagai kelompok masyarakat yang memiliki banyak
perbedaan. Sikap tersebut mampu menghilangkan adanya prasangka antarkelompok dan sikap superioritas terhadap kelompok lain.
7.

Dampak Masuknya Budaya Asing ke Indonesia


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu
pola hidup menyeluruh dan bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek
budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Masuknya budaya asing ke indonesia disebabkan salah satunya karena
adanya krisis globalisasi yang meracuni Indonesia. Pengaruh tersebut berjalan
sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh
tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan
masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan
terjadinya goncangan budaya (culture shock), yaitu suatu keadaan dimana
masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang
dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang
bersangkutan.
Permasalahannya yang kemudian muncul adalah pengaruh budaya barat
yang mulai mengena. Perkembangan pesat era globalisasi saat ini, semakin
menekan proses akulturasi budaya, terutama pengaruh budaya barat. Berbagai
informasi melalui media cetak dan elektronik dengan sentuhan kemajuan teknologi
modern

mempercepat

akses

pengetahuan

tentang

budaya

lain.

Namun,

perkembangan yang dihadirkan bersamaan dengan pengaruh budaya barat


menyebabkan efek, baik positif maupun negatif. Tetapi semua itu tergantung dari
cara berfikir individu menyikapi masuknya budaya barat ke negeri ini. Unsur
budaya barat hendaknya diserap secara selektif dan hati-hati. Kemajuan orang barat
di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi patut kita tiru. Karena negara-negara
barat mayoritas memiliki kemajuan teknologi yang lebih maju jika dibandingkan
dengan Indonesia. Seperti halnya dibidang pendidikan, ekonomi dan industri.
Begitu pula dengan budaya semangat kerjanya dan berprestasinya yang perlu
ditiru. Tetapi tidak semua budaya barat pantas dan layak diterapkan di Indonesia.
Seperti contohnya gaya hidup mewah dan cara berpakaian. Jika budaya yang
melanggar norma di negeri ini diimitasi tentu saja sangat tidak cocok dan bahkan
wajib untuk ditolak. Orang-orang di negara barat telah terbiasa dengan gaya hidup
mewah. Mereka sering menghabiskan uang bahkan untuk hal yang tidak penting
sekaligus jika dilihat dari kacamata orang timur. Dampak yang lebih
memprihatinkan lagi adalah cara berpakaian. Cara berpakaian orang barat jika
dibandingkan dengan orang timur sangat berbeda. Orang barat cenderung
berpakaian lebih minim dan kurang sopan jika dibandingkan dengan orang timur.
Kini dampaknya banyak remaja sekarang yang bergaya dan berpakaian seperti
orang barat.
Selain budaya barat, kini yang sedang hangat-hangatnya dan populer
dikalangan masyarakat adalah budaya yang berasal dari Korea. Dan itu seolah-olah
telah menghipnotis remaja dunia bahkan di Indonesia. Banyak remaja di Indonesia
yang mengikuti budaya korea. Mulai dari cara berpakaian, style, gaya rambut,
musik. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang justru tertarik dengan budaya yang
berasal dari Korea. Inilah yang menimbulkan kekhawatiran, begitu mudahnya
masyarakat Indonesia menerima budaya Asing yang justru bisa menggeser
kebudayaan asli Indonesia.
Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan
tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan
terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang
menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya. Selain itu
teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial
dan budaya dari lingkungan sosial. Menurut Soerjono Soekanto (1990) masuknya

budaya asing ke indonesia mempunyai pengaruh yang sangat peka serta memiliki
dampak positif dan negatif.
1. Dampak Positif
Adapun dampak positif dari masuknya budaya asing ke Indonesia yaitu:
a. Modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan yang terus
berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian Indonesia dan
mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur.
Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang
sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.
b. Pola pikir dan sikap masyarakat yang berubah seiringnya dengan globalisasi
dan modernisasi yang berkembang di Barat. Mengubah masyarakat menjadi
berpikir rasional yang sebelumnya berpikir irasional.
c. Berkembangnya

ilmu

pengetahuan dan teknologi dari barat yang

memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam beraktivitas sekaligus


memotivasi masyarakat untuk maju dalam segala hal di kehidupan
bermasyarakat.
d. Perkembangan industri barat dalam memproduksi berbagai alat transportasi
dan komunikasi yang canggih yang meningkatkan taraf hifup masyarakat dan
merupakan salah satu usaha untuk mengurangi pengangguran.
e. Perubahan Tata Nilai dan Sikap. Adanya modernisasi dan globalisasi dalam
budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua
irasional menjadi rasional.
2. Dampak Negatif
Selain berdampak positif pengaruh budaya asing juga mempunyai dampak
negatif bagi kebudayaan Indonesia diantaranya:
Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan
yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial.
Banyaknya produk impor yang menjadikan produk dalam negeri terpinggirkan,
Perkembangan

teknologi

yang

semakin

canggih

memacu

adanya

individualisme. Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju


membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas.
Dan

mereka telah lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial yang

membutuhkan bantuan orang lain

Berkembangnya gaya hidup ke barat-baratan, menjadikan hidup bebas. Tidak


semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya asing
mulai menggeser budaya asli seperti anak bersikap kurang sopan kepada orang
tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain. Hal ini yang menyebabkan sudah
hilangnya moral atau perilaku yang baik dalam kehidupan bermasyarakat, dan
malah menjadikan masyarakat menganut gaya hidup hedonis.
Pola Hidup Konsumtif. Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan
barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah
tertarik untuk mengkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
Adanya kesenjangan Sosial. Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya
ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi
maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain
yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan social
menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat
mungkin bisa merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia.
Dampak tersebut membawa pengaruh besar bagi Indonesia, baik dari segi
postif, maupun negatif. Mengatasi dampak pengaruh kebudayan asing dibutuhkan
dukungan pemerintah dan tokoh masyarakat serta masyarakat itu sendiri untuk
mengendalikan kondisi moral agar tetap berada pada nilai luhur bangsa Indonesia.
Indonesia, masih terlalu lemah dalam menyaring budaya asing yang masuk.
Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar,
asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa, namun kita harus tetap
menjaga agar budaya kita tidak luntur.
Langkah-langkah untuk mengantisipasinya adalah antara lain dengan cara
menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai
produk dalam negeri, melaksanakan ajaran Agama dengan sebaik- baiknya dan
selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian
maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun
demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan
kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara
lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan nasional.

Mengingat bangsa Indonesia dibentuk dari persatuan suku-suku bangsa


yang mendiami bumi Nusantara, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan bangsa
Indonesia (kebudayaan nasional) merupakan hasil dari interaksi budaya-budaya
suku bangsa (budaya daerah) yang kemudian diterima sebagai nilai bersama
seluruh bangsa.
Kebudayaan nasional juga merupakan hasil interaksi dari nilai-nilai budaya
yang telah ada dengan budaya luar (asing) , yang kemudian juga diterima sebagai
nilai bersama seluruh bangsa. Hal yang penting adalah bahwa interaksi budaya
tersebut harus berjalan secara wajar dan alamiah, tanpa ada unsur pemaksaan dan
dominasi budaya daerah lainya. Dengan demikian kebudayaan nasional tumbuh
dan berkembang sejalan dengan berkembangnya budaya daerah.
8.

Simpulan
Dari uraian tersebut maka dapat kita disimpulkan bahwa:
1. Proses filtrasi perlu dilakukan supaya kebudayaan barat yang masuk ke
Indonesia tidak akan merusak identitas kebudayaan nasional bangsa kita.
2. Semua dampak positif dan dampak negatif masuknya budaya asing di Indonesia
tergantung bagaimana kita menyeleksi budaya asing tersebut.
3. Pentingnya peran masyarakat dan pemerintah dalam mempertahankan nilai-nilai
budaya Indonesia agar tidak terpengaruh oleh budaya asing yang sifatnya
negatif.
4. Agar kebudayaan Indonesia dan kebudayaan asing dapat berkesinambungan
dengan baik, tanpa merusak nilai-nilai kebudayaan Indonesia, maka bangsa
Indonesia sendiri harus benara-benar pintar dalam menyikapi dan menyeleksi
budaya asing yang masuk ke Indonesia.

9.

Daftar Pustaka
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
http://www.abdulrahmansaleh.com/2011/06/pengertian-kebudayan.html
http://www.anneahira.com/macam-macam-kebudayaan.htm
http://www.scribd.com/doc/53123294/Budaya-Lokal-dan-Pengaruh-Budaya-Asing

Anda mungkin juga menyukai