Memahami Bisnis Klien
Memahami Bisnis Klien
skeptisme professional.
auditor harus :
1. Menugasi dan mengawasi personel dengan mempertimbangkan pengetahuan, keahlian dan
kemampuan individual mereka untuk diberi tanggung jawab perikatan signifikan dan penilaian
auditor atas risiko salah saji material yang diakibatkan oleh kecurangan untuk perikatan tersebut.
2. Mengevaluasi apakah pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi oleh entitas, terutamayang
berkaitan dengan pengukuran transaksi yang subjektif dan transaksi yang kompleks, dapat
mengindikasikan adanya pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan sebagai akibat dari usaha
manajemen untuk mengelola laba
3. Memasukan unsur yang tidak dapat dipridiksi dalam pemilihan sifat, waktu, dan luas prosedur audit.
Prosedur audit yang responsif terhadap penilaian resiko salah saji material yang diakibatkan oleh kecurangan
pada tingkat asersi
Sesuai dengan SPA 330, auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur audit lanjutan yang sifat,
waktu, dan luasnya responsive terhadap penilaian risisko salah saji material yang diakibatkan oleh kecurangan
pada tingkat asersi.
Prosedur audit yang responsif terhadap risiko yang terkait dengan pengabaian pengendalian oleh manajemen
Manajemen berada pada posisi yang unik untuk melakukan kecurangan karena kemampuan manajemen
untuk memanipulasi catatan akuntansi dan menyusun laporan keuangan yang mengandung kecurangan
Pelanggaran Hukum
Istilah unsur tindakan pelanggaran hukum dalam SA Seksi 317 berarti pelanggaran terhadap hukum atau
perundang-undangan Republik Indonesia. Pengertian unsure tindakan pelanggaran hukum oleh klien tidak
termasuk pelanggaran perorangan yang dilakukan oleh manajemen dan karyawan entitas yang tidak berkaitan
dengan kegiatan bisnis entitas.
Auditor biasanya mempertimbangkan hukum dan peraturan yang dipahaminya sebagai hal yang dimiliki
pengaruh langsung dan material dalam penentuan jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.
Jika auditor mengetahui adanya kemungkinan unsure tindakan pelanggaran hukum, maka ia harus
berusaha memperoleh informasi tentang sifat pelanggaran, kondisi terjadinya pelanggaran, dan informasi lain
yang cukup untuk mengevaluasi dampak unsur pelanggaran terhadap laporan keuangan. Jika dimungkinkan,
auditor harus memperoleh keterangan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi daripada tingkat manajemen
pelaku unsur tindakan pelanggaran hukum. Jika manajemen tidak berhasil memberikan informasi dan keterangan
yang memuaskan tentang terjadinya atau tidaknya unsur tindakan pelanggaran hukum, maka auditor harus :
a. Melakukan konsultasi dengan penasihat hukum klien atau ahli lain tentang penerapan hukum dan peraturan
relevan dengan kondisi yang dihadapi sekaligus mengantisipasi dampaknya terhadap laporan keuangan.
b. Menerapkan prosedur tambahan, jika diperlukan, untuk memperoleh pemahaman lebih baik tentang sifat
pelanggaran.