PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengalaman kehilangan dan duka cita adalah hal yang esensial dan
normal dalam kehidupan manusia membiarkan pergi melepaskan dan terus
melangkah terus terjadi ketika individu menjalani tahap pertumbuhan dan
perkembangannormal dengan mengucapkan selamat tinggal kepada tempat
orang, impian danbenda-benda yang disayangi. Kehilangan memungkinkan
individu berupa danterus berkembang serta memenuhi potensi diri.
Kehilangan dapat direncanakan diharapkan atau terjadi tiba-tiba dan proses
berduka
yang
mengikutinya
jarangterjadi
dengan
nyaman
atau
karena
itu,
memenuhi
kebutuhan
spiritual
individu
yang
Mampu
merencanakan
asuhan
keperawatan
pada
klien dengan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep keperawatan kesehatan jiwa komunitas
Konflik yang berkepanjangan disertai stunami dan gempa memberi
dampak kepada semua masyarakat dengan berbagai kondisi. Respons
masyarakat bervariasi sesuai dengan kondisi masing-masing. Keperawatan
kesehatan jiwa komunits adalah salah satu ilmu yang dapat digunakan untuk
membantu masyarakat menyelaesaikan masalah akibat dampak konflik,
stunami dan gempa bumi terjadi.
Kesehatn
jiwa
adalah
suatu
kondisi
mental
sejahtera
yang
memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari
kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan berbagai segi kehidupan
manusia. Ciri-ciri individu yang sehat jiwa meliputi menyadari sepenuhnya
kemampuan dirinya, mampu menghadahi kehidupan sterss yang wajar,
mampu bekerja produktif dan memenuhi kehidupan hidupnya, dapat berperan
serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada apa yang
ada pada dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain.
Masalah psikososial yaitu setiap perubahan dalam kehidupan individu
baik yang bersifat psikologis maupun sosial yang mempunyai pengaruh
timbal balik dan dianggapaberpotensi cukup besar sebagai faktor penyebab
terjadinya gangguan jiwa (gangguan kesehatan) secara nyata, atau sebaliknya
masalah kesehatan jiwa ynag berdampak pada lingkungan sosial.
Gangguan jiwa yaitu sutu perubahan pada fungsi jiwa yang
menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan
penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran
sosial.
respons maladaptif
Sehat jiwa
masalah psikososial
gangguan jiwa
Pikiran logis
waham
Persepsi akurat
ilusi
halusianasi
Emosi konsisten
reaksi emosiaonal
ketidakmampuan
mengendalikan
Emosi
Prilaku sesuai
perilaku kacau
Hubungan sosial
menarik diri
isolasi sosial
Memuaskan
2.1.1. Prinsip keperawatan kesehatan jiwa komunitas
Keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah pelayanan keperawatan
yang komprehensif, holistik dan paripurna yang berfokus pada masyarakat
yang sehat jiwa, rentan terhapa sterss (resiko gangguan jiwa) dan dalam tahap
pemulihan serta pencegahan kekambuhan (gangguan jiwa).
Pelayanan
keperawatan
komprehensif
adalah
pelayanan
yang
2.
3.
4.
5.
diperdayakan
sebagai
potensi
masyarakat
dalam
dukungan
pemerintah
dan
LSM
untuk
informasi
untuk
meningkatkan
kesehatan
maka
lanjutkan
pengkajian
dengan
menggunakan
sesuai
dengan
standart
pendelegasian
rogram
rujukan
jika
mengancam
keselamatan
jiwa.
self-help
group
(kelompok
pasien,
kelompok
kesehatan
tentang
perilaku
dan
sikap
kemampuan
koping
yaitu
belajar
10
penjelasan
diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa
11
12
13
14
15
Jenis Stressor
Gempa dan Tsunami di
Jenis Kehilangan
Rumah, orang yang berarti, pekerjaan,
2.
3.
Aceh
Lumpur Lapindo
Gempa di Yogjakarta
bagiantubuh.
Rumah, tetangga yang baik
makna rumah yang lama, orang yangberarti,
4.
5.
Rumah
Jatuhnya pesawat Adam Air
Tenggelamnya Kapal
6.
Levina
Sampah longsor
16
7.
Banjir bandang
8.
9.
PHK di IPTN
Banjir Jakarta
17
18
dan
menghindari
tempat
dan
aktivitas
yang
dilakukan
19
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan
Lynda
Carpenito
to Clinicsl
Pratice,
(1995),
dalam
menjelaskan
tiga
20
Dorong klien untuk mengkaji pola koping pada situasi kehilangan masa
lalu saat ini.
21
pasien
untuk
berbagi
rasa,
menunjukkan
sikap
dukungan
pada
pasien
untuk
mengungkapkan
rasa
pasien
untuk
mengidentifikasi
rasa
bersalah
dan
perasaantakutnya.
Fase depresi
b. Identifikasi tingkat depresi dan resiko merusak diri pasien.
c. Bantu pasien mengurangi rasa bersalah.
Fase penerimaan
a. Bantu pasien untuk menerima kehilangan yang tidak bisa dihindari.
c) Prinsip Intervensi Keperawatan pada Anak dengan Respon Kehilangan
1
22
23
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Askep Kasus
Ny. M, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di
suatu perusahaan sebagai tulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu
suami Ny.M meninggal karena kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, Ny. M
sering melamun dan selalu mengatakan jika suaminya belum meninggal.
Selain itu, Ny. M juga tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan
merasa gelisah sehingga susah tidur.
3.2.
I.
Pengkajian
Identitas Klien
II.
Nama
: Ny. M
Umur
: 33 Tahun
RM No.
: xxxx
Alasan Masuk
Keluarga pasien mengatakan bahwa Ny. M mengalami stress setelah
seminggu yang lalu suami Ny. M meninggal.
III.
Keluhan Utama
Pasien mengalami merasa putus asa dan kesepian, tidak berminat
dalam berinteraksi dengan orang lain, mengingkari kehilangan.
IV.
Faktor Predisposisi
Menurut hasil pengkajian pasien tidak memiliki riwayat trauma dimasa
lalu
Jenis trauma
Kehilangan
Aniaya fisik
Penolakan
Usia
30 tahun
-
Pelaku
Anak Ny
-
Korban
NY.M
-
Saksi
-
24
Kekerasan dalam
keluarga
Tindakan
criminal
Lain-lain
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Tanda-tanda Vital:
TD : 110/80 mmHg
N : 90 x/mnt
S : 36oC
RR : 24 x/mnt
Ukuran : BB : 46 Kg TB : 168 Cm
VI. Psikososial
1Genogram :
25
Ny. M
2Konsep diri :
a. Citra tubuh : bagian tubuh yang disukai adalah perut karena bagian perutnya
pernah ada bayi buah hatinya.
b. Identitas diri : pasien adalah seorang ibu rumah tangga
c. Peran : pasien merupakan ibu rumah tangga yang hanya mengharapkan
penghasilan suaminya.
d. Ideal diri : Pasien ingin tetap bersama dengan anak dan suaminya dan pasien
mengingkari atas kehilangan suaminya.
e. Harga diri : pasien merasa dirinya tidak berharga karena tidak ada lagi anak
dan suaminya.
Masalah keperawatan : Pengingkaran kehilangan
3Hubungan social :
a. Orang yang berarti : orang yang terdekat dengan pasien adalah Ibunya tetapi
ibunya kini sakit sakitan karena sudah tua.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat : Klien sering mengikuti
kegiatan masyarakat, meskipun klien seorang ibu rumah tangga.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Setelah suami Ny. M
meninggal, Ny. M tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi sosial
4Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam
26
27
Ya
Tidak
Bantuan total
-
Bantuan minimal
28
BAK
BAB
Ganti Pakaian
Masalah keperawatan : tidak ada
3. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda ? puas
Apakah anda makan memisahkan diri ? Tidak
Frekuensi makan sehari : 3 Kali, dan frekuensi kudapan sehari : 2 kali
Nafsu makan : Menurun
Berat badan : menurun
BB saat ini : 46 Kg
BB terendah : 46 Kg
BB tertinggi : 55 Kg
Masalah keperawatan : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
4. Tidur
Apakah ada masalah tidur, Ya, susah untuk memulai tidur
Apakah merasa segar setelah bangun tidur, Tidak
Apakah ada kebiasaan tidur siang, Tidak ada
Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur ? tidak ada
Tidur malam jam : 11.00 WIB bangun jam : 04.00
Rata rata tidur malam : 5 jam
Apakah ada gangguan tidur : sulit untuk tidur
Masalah keperawatan : gangguan pola tidur
5. Kemampuan klien dalam hal hal berikut ini :
Mengantisipasti kebutuhan sendiri : Ya
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : Tidak
Mengatur penggunaan obat : Tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan : Tidak
Masalah keperawatan : konflik pengambilan keputusan
29
Keluarga : Ada
Terapis : Ada
Maladaptf
Minum Alkohol
Reaksi Lambat / Berlebihan
Bekerja Berlebihan
Menghindar
Mencederai Diri
Lain-lain
Analisa Data
Tgl
07-122012
07-122012
Data
Masalah
Ds: pasien mengatakan kenapa orang yang Kehilangan
disayanginya selalu pergi meninggalkannya
Ttd
disfungsional
Kehilangan
31
3.4.
Pohon Masalah
MK 1 :
MK 2 : Isolasi Sosial
Defisit Aktifitas
Kehilangan Disfungsional
&
Koping Individu tak efektif Pengingkaran Kehilangan
MK 3 : Ansietas
32
3.5.
Perencanaan
No. Dx
Perencanaan
Kehilangan
disfung-
tindakan
memudahkan
sional
keperawatan
dan kematian
seterusnya.
dapat
menyelesaikan
masa
Intervensi
dapat 1. Membina hubungan saling percaya antara 1. Hubungan
mengungkapkan
perasaaanya
berkabung 3. Ny.
dengan tuntas
KH
M
Rasional
Tujuan
Setelah dilakukan 1. Ny.
mengurangi
bersalah
percaya,
dalam
dapat
tindakan
dapat
tentang kematian.
mengetahui
kehilangan
rasa
dan
pengalaman
berduka
klien
Ny.M
bahwa
sebelumnya
melalui 4.
proses berkabung
saling
5. Meminta
kepada
meyakinkan
dari klien
33
7.
Menjelaskan pada Ny.M bahwa suaminya 7. Agar Ny. M tidak merasa bersalah atas
meninggal bukan karena akibat dia.
kematian suaminya
8. Menjelaskan kepada Ny. M bahwa orang 8. Agar Ny. M tidak terus menangis dan
dilakukan 1. Pasien
Penging-
Setelah
karan
tindakan
mengungkapkan
pengingkarannya
Kehilangan
keperawatan
penginkaran
menerima kenyataan.
dapat
melalui fase
tanpa
memaksa
untuk
menerima kenyataan
bentuk
sikap
untuk
meyakinkan klien
Menjelaskan kepada pasien, bahwa perasaan 3. Untuk meyakinkan klien akan kematian
Pengingkarannya
mengalami kehilangan.
kesulitan
4. Membantu
mekanisme
pasien
koping
itu pasti
lain
seperti
beresiko lainnya.
menangis / berbicara.
5. Mengikut-sertakan orang yang berarti bagi
5. Untuk meyakinkan klien mengenai hal
pasien untuk menjelaskan apa yang telah yang sebenarnya terjadi.
terjadi.
6. Meningkatkan
kesadaran
pasien
kehilangan
harus dihadapi
34
7. Memberi dukungan atas usaha pasien untuk 7. Sebagai motivasi dan dukungan klien
menerima kenyataan.
8. Membantu
klien
bagi klien
10. Sikap
yang
dapat
membangkitkan
semangat
35
3.6.
Strategi Pelaksanaan Keperawatan
3.7. Klien Kehilangan Dan Berduka (Sp 1)
3.8.
I.
Proses keperawatan
1.
Kondisi klien
3.9.
Diagnosa keperawatan
3.10.
Tujuan khusus
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan
klien dapat merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat.
b) Klien mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
c) Klien merasa lebih tenang
4.
Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan
salam terapeutik, memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan
dengan klien.
b. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
c. Dengarkan setiap perkataan klien.
d. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.
e. Ajarkan klien teknik relaksasi
3.11.
3.12.
3.13.
3.14.
3.15.
II.
Strategi pelaksanaan
36
a. Tahap orientasi
1.
3.16.
Salam terapeutik:
Assalamualaikum, selamat pagi Ibu. Saya rini, Ibu bisa memanggil saya
suster Rini. Saya perawat yang dinas pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti
dan saya yang akan merawat Ibu. Nama Ibu siapa? Ibu senangnya dipanggil apa?
2. Evaluasi / validasi:
3.17.
3. Kontrak:
a) Topik :
3.18.
3.19.
3.20.
4. Tahap kerja
1) Baiklah Ibu M, bisa Ibu jelaskan kepada saya bagaimana perasaan Ibu
M saat ini?.
2) Saya mengerti Ibu sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi kondisi
sebenarnya memang suami Ibu telah meninggal. Sabar ya, Bu.
3) Saya tidak bermaksud untuk tidak mendukung Ibu. Tapi coba Ibu pikir,
jika Ibu pulang ke rumah nanti, Ibu tidak akan bertemu dengan suami
Ibu karenabeliau memang sudah meninggal. Itu sudah menjadi
kehendak Tuhan, Bu. Ibu harus berusaha menerima kenyataan ini.
4) Ibu, hidup matinya seseorang semua sudah diatur oleh Tuhan.
Meninggalnya suami Ibu juga merupakan kehendak-Nya sebagai Maha
Pemilik Hidup. Tidak ada satu orang pun yang dapat mencegahnya,
termasuk saya ataupun Ibu sendiri.
5) Ibu sudah bisa memahaminya?
6) Ibu tidak perlu cemas. Umur Ibu masih muda, Ibu bisa mencoba
mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga Ibu. Saya
percaya Ibumempunyai keahlian yang bisa digunakan. Ibu juga tidak
37
38