2. Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan dengan pertanyaan yang
sama pada tes awal.
F. Proses pendidikan kesehatan
1. Fase Pembukaan
: 3 menit
Kegiatan
:
a. Salam Pembuka
b. Menjelaskan tujuan pokok bahasan dan tujuan penyuluhan.
Kegiatan sasaran
:
a. Menjawab salam
b. Memperhatikan
c. Memperhatikan
2. Fase Pelaksanaan
: 15 menit
Kegiatan
:
a. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus.
b. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus.
c. Menjelaskan tanda dan gejala Diabetes Melitus.
d. Menjelaskan pencegahan dan pengobatan Diabetes Melitus.
e. Menjelaskan pengaturan diit pada pasien Diabetes Melitus.
Kegiatan Sasaran
:
a. Memperhatikan
b. Memperhatikan
c. Memperhatikan
d. Memperhatikan
e. Memperhatikan
3. Evaluasi
: 12 menit
Kegiatan
: Tanya jawab
Kegiatan Sasaran
: Mengajukan pertanyaan jika belum jelas atau
kurang mengerti dan menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh pemberi penyuluhan.
4. Terminasi
: 2 menit
Kegiatan
:
a. Mengucapkan terimakasih atas partisipasi dari keluarga dan pasien.
b. Mengucapkan salam penutup
Kegiatan Sasaran
:
a. Mendengarkan
b. Menjawab salam
G. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
Keluarga pasien hadir
Penyelenggaraan penyuluhan
diadakan
di
Ruang
Dr.Ramelan Surabaya
2) Evaluasi Proses
Keluarga pasien antusias terhadap materi penyuluhan.
Keluarga pasien tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
B2
Rumkital
Keterangan :
: Pembawa acara dan moderator
: Observer
: Penyaji
: Audiance
: Fasilitator
I.
PENGORGANISASIAN
a. Pembawa acara dan moderator : Yuniara Dwi P
b. Penyaji
: Intan Ayu R
c. Fasilitator
: 1. Reni Susanti
2. Farikhatur R.
e. Konsumsi
: Febri
f. Dokumentasi
: Doddy Hermawan
g. Perlengkapan
: Doddy Hermawan
Ketua Kelompok
(Intan Ayu)
(Doddy Hermawan)
Pembimbing Institusi
DIABETES MELITUS
1. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel
terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah,
disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop
elektron (Mansjoer dkk, 2007)
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, diabetus
merupakan suatu kelompok panyakit metabolik dengan karakterristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.
2. Etiologi Diabetes Melitus
1). Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)
a.
Faktor genetic :
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi
mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah
terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada
individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte
Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung
jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor imunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun.
Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada
jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c.
Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel pancreas,
sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin
tertentu dapat memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan
destuksi sel pancreas.
2).
mula-mula
mengikat
dirinya
kepada
reseptor-reseptor
euglikemia
(Price,
2008).
(DMTTI)
atau Non
Insulin
Dependent
Diabetes
Melitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen bentukbentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang
dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak.
3. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus
a.
b.
c.
d.
Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini
disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka
tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain
yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh
selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh
termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan
DM walaupun banyak makan akan tetap kurus.
e.
Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol
fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat
penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan
katarak.
4. stress
Pencegahan dini Diabetes Mellitus, bisa dengan :
1. Pemeriksaan fisik dan laboratorium teratur.
2. Pencegahan luka dan perawatan kaki
3. Stop merokok
4. Berolahraga teratur
5. Menurunkan kelebihan berat badan
5. Pengaturan Diit Pasien Diabetes Melitus
1. Makanlah secara teratur sesuai dengan jumlah danpembagian makanan
yang telah ditentukan oleh dokter atau ahli gizi
2. Penggunaan gula murni dan makanan yang diolah dengan gula murni tidak
diperbolehkan.
3. Makanlah banyak sayuran dan buah
4. Makan sering dan cukup, penting sekali makan secara teratur supaya
kadar gula darah stabil sepanjang hari. Lebih baik makan sering dalam
jumlah sedikit dari pada makan dua kali kenyang.
5. Makan makanan tinggi serat seperti Jagung, kacang-kacangan, Umbiumbian dan buah-buahan.
6. Kurangi makan makanan berlemak/gorengan
7. Berat badan normal yakni kalau berat badan terlalu berat, usahakan untuk
menurunkan berat badan hinggga menjadi normal.
8. Kurangi mengkonsumsi Gula, karena akan lebih mudah mengontrol kadar
gula darah
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 8,
Jakarta: EGC.
Price, S.A., et all. 1995. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Buku 1, Edisi 4. Jakarta: EGC.
Soeparman. 1998. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II. Jakarta: Gaya Baru.
Johnson, M., Maas, M., Moorhead, S. 2000. Nursing Outcomes Classification
(NOC), Second Edition. Mosby, St. Louis, Missouri, USA.
McCloskey J.C, Bulechek G.M. 1996. Nursing Intervention Classification (NIC).
Mosby, St. Louis.
Nanda. 2001. Nursing Diagnoses : Definition and Classification 2001-2002.
Philadelphia.