Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pendidikan Kesehatan Kepada Pasien Diabetes Melitus


Di Ruang B2 Rumkital Dr.Ramelan Surabaya
Pokok bahasan
: Pendidikan Kesehatan Tentang Diit Diabetes Melitus
Hari/ Tanggal
: Kamis, 30 April 2015
Tempat
: Di Ruang B2 Rumkital Dr.Ramelan Surabaya
Sasaran
: Pasien dan Keluarga
Waktu
: 09.00 - 09.30 WIB
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang diabetes melitus pasien dan
keluarga mampu memahami, menyadari dan menerapkan perilaku sehat
serta mengatur diit diabetes melitus.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan pasien dan keluraga
mampu:
a. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus
b. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus
c. Menjelaskan tanda dan gejala Diabetes Melitus.
d. Menjelaskan pencegahan dan pengobatan Diabetes Melitus.
e. Menjelaskan pengaturan diit pada pasien Diabetes Melitus.
B. Materi
a. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus.
b. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus.
c. Menjelaskan tanda dan gejala Diabetes Melitus.
d. Menjelaskan pencegahan dan pengobatan Diabetes Melitus.
e. Menjelaskan pengaturan diit pada pasien Diabetes Melitus.
C. Metode
a) Seminar
b) Tanya Jawab
D. Media atau alat bantu
Leaflet
E. Evaluasi Pembelajaran
1. Tes awal cara mengajukan pertanyaan lisan.
a) Apakah pernah mengenal istilah diabetes melitus?
b) Apa saja faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Diabetes Melitus?
c) Apa saja tanda dan gejala Diabetes Melitus?
d) Bagaimana pencegahan dan pengobatan Diabetes Melitus?
e) Apa saja diit yang dapat diberikan pada pasien Diabetes Melitus?
1

2. Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan dengan pertanyaan yang
sama pada tes awal.
F. Proses pendidikan kesehatan
1. Fase Pembukaan
: 3 menit
Kegiatan
:
a. Salam Pembuka
b. Menjelaskan tujuan pokok bahasan dan tujuan penyuluhan.
Kegiatan sasaran
:
a. Menjawab salam
b. Memperhatikan
c. Memperhatikan
2. Fase Pelaksanaan
: 15 menit
Kegiatan
:
a. Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus.
b. Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus.
c. Menjelaskan tanda dan gejala Diabetes Melitus.
d. Menjelaskan pencegahan dan pengobatan Diabetes Melitus.
e. Menjelaskan pengaturan diit pada pasien Diabetes Melitus.
Kegiatan Sasaran
:
a. Memperhatikan
b. Memperhatikan
c. Memperhatikan
d. Memperhatikan
e. Memperhatikan
3. Evaluasi
: 12 menit
Kegiatan
: Tanya jawab
Kegiatan Sasaran
: Mengajukan pertanyaan jika belum jelas atau
kurang mengerti dan menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh pemberi penyuluhan.
4. Terminasi
: 2 menit
Kegiatan
:
a. Mengucapkan terimakasih atas partisipasi dari keluarga dan pasien.
b. Mengucapkan salam penutup
Kegiatan Sasaran
:
a. Mendengarkan
b. Menjawab salam
G. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
Keluarga pasien hadir
Penyelenggaraan penyuluhan

diadakan

di

Ruang

Dr.Ramelan Surabaya
2) Evaluasi Proses
Keluarga pasien antusias terhadap materi penyuluhan.
Keluarga pasien tidak meninggalkan tempat penyuluhan.

B2

Rumkital

Keluarga pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan


secara benar.
3) Evaluasi Hasil
Keluarga pasien mengerti pengertian Diabetes Melitus?
Keluarga pasien mengerti penyebab terjadinya Diabetes Melitus?
Keluarga pasien mengerti apa saja tanda dan gejala Diabetes Melitus?
Keluarga pasien mengerti bagaimana pencegahan dan pengobatan
Diabetes Melitus?
Keluarga pasien mengerti apa saja diit yang dapat diberikan pada pasien
Diabetes Melitus?
H. SETTING TEMPAT

Keterangan :
: Pembawa acara dan moderator

: Observer

: Penyaji

: Audiance

: Fasilitator

I.

PENGORGANISASIAN
a. Pembawa acara dan moderator : Yuniara Dwi P
b. Penyaji

: Intan Ayu R

c. Fasilitator

: 1. Reni Susanti
2. Farikhatur R.

e. Konsumsi

: Febri

f. Dokumentasi

: Doddy Hermawan

g. Perlengkapan

: Doddy Hermawan

Surabaya, 30 April 2015


Mengetahui,

Penanggung Jawab Kegiatan

Ketua Kelompok

(Intan Ayu)

(Doddy Hermawan)

Pembimbing Institusi

(Dedi Irawandi., S.Kep. Ns)

DIABETES MELITUS
1. Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel
terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah,
disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop
elektron (Mansjoer dkk, 2007)
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, diabetus
merupakan suatu kelompok panyakit metabolik dengan karakterristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.
2. Etiologi Diabetes Melitus
1). Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI)
a.

Faktor genetic :
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi
mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah
terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada
individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte
Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung
jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.

b. Faktor imunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun.
Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada
jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.

c.

Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel pancreas,
sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin
tertentu dapat memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan
destuksi sel pancreas.

2).

Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)


Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor
genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin.
Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya
mempunyai pola familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan
dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya
tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin.
Insulin

mula-mula

mengikat

dirinya

kepada

reseptor-reseptor

permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselluler yang


meningkatkan transport glukosa menembus membran sel. Pada pasien
dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan
reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat
reseptor yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi
penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan
system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan
dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi
pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk
mempertahankan

euglikemia

(Price,

1995 cit Indriastuti

2008).

Diabetes Melitus tipe II disebut juga Diabetes Melitus tidak tergantung


insulin

(DMTTI)

atau Non

Insulin

Dependent

Diabetes

Melitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen bentukbentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang
dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak.
3. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus

a.

Poliuri (banyak kencing)


Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic
diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga
klien mengeluh banyak kencing.

b.

Polidipsi (banyak minum)


Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan
banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak
minum.

c.

Polipagi (banyak makan)


Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami
starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan.
Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya
akan berada sampai pada pembuluh darah.

d.

Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini
disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka
tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain
yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh
selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh
termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan
DM walaupun banyak makan akan tetap kurus.

e.

Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol
fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat
penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan
katarak.

4. Pencegahan dan Resiko Diabetes


Berikut adalah beberapa resiko seseorang dapat terkena diabetes mellitus:
1. Keturunan
2. Gaya hidup
3. Pola makan

4. stress
Pencegahan dini Diabetes Mellitus, bisa dengan :
1. Pemeriksaan fisik dan laboratorium teratur.
2. Pencegahan luka dan perawatan kaki
3. Stop merokok
4. Berolahraga teratur
5. Menurunkan kelebihan berat badan
5. Pengaturan Diit Pasien Diabetes Melitus
1. Makanlah secara teratur sesuai dengan jumlah danpembagian makanan
yang telah ditentukan oleh dokter atau ahli gizi
2. Penggunaan gula murni dan makanan yang diolah dengan gula murni tidak
diperbolehkan.
3. Makanlah banyak sayuran dan buah
4. Makan sering dan cukup, penting sekali makan secara teratur supaya
kadar gula darah stabil sepanjang hari. Lebih baik makan sering dalam
jumlah sedikit dari pada makan dua kali kenyang.
5. Makan makanan tinggi serat seperti Jagung, kacang-kacangan, Umbiumbian dan buah-buahan.
6. Kurangi makan makanan berlemak/gorengan
7. Berat badan normal yakni kalau berat badan terlalu berat, usahakan untuk
menurunkan berat badan hinggga menjadi normal.
8. Kurangi mengkonsumsi Gula, karena akan lebih mudah mengontrol kadar
gula darah

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 8,
Jakarta: EGC.
Price, S.A., et all. 1995. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Buku 1, Edisi 4. Jakarta: EGC.
Soeparman. 1998. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II. Jakarta: Gaya Baru.
Johnson, M., Maas, M., Moorhead, S. 2000. Nursing Outcomes Classification
(NOC), Second Edition. Mosby, St. Louis, Missouri, USA.
McCloskey J.C, Bulechek G.M. 1996. Nursing Intervention Classification (NIC).
Mosby, St. Louis.
Nanda. 2001. Nursing Diagnoses : Definition and Classification 2001-2002.
Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai