Anda di halaman 1dari 23

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

BAB 3
KONSEP DAN STRATEGI PENATAAN BWP
3.1. KONSEP PENATAAN BWP
3.1.1

Dasar Pertimbangan

A. Kemampuan Lahan

Kemampuan lahan Kecamatan Tukak Sadai ditinjau dari beberapa aspek yaitu: Berdasarkan hasil
analisis kemampuan lahan ditinjau dari :
a. Ketinggian, Wilayah Kecamatan Tukak Sadai memiliki ketinggian variatif antara 2 10 meter,
ketinggian wilayah tersebut menunjukan kemampuan wilayah untuk berkembang sebagai
kegiatan perkotaan.
b. Iklim, Secara menyeluruh Kecamatan Tukak Sadai dapat dikategorikan sebagai daerah beriklim
trofis basah (humid trofikal climate) karena termasuk tipe AF sampai Am dari klasifikasi iklim
Koppen, yaitu dipengaruhi tiga faktor utama, yaitu: pola sirkulasi angin musiman (monsoonal
circulation pattern). Kondisi iklim di wilayah Kecamatan Tukak Sadai memiliki iklim tropis dan
basah, hal ini dikarenakan wilayah perencanaan yang dibatasi oleh laut.
c. Hidrologi, Wilayah perencanaan termasuk ke dalam DAS Bantel dimana arah aliran sungainya
bermuara di Laut Selat Pulau Lempar. Ketersediaan sumberdaya air di wilayah Kecamatan Tukak
Sadai bersumber dari air permukaan dan air tanah serta juga memanfaat air yang tertampung di
kolong- kolong eks tambang Timah yang sudah lama sehingga membentuk danau atau embung.
d. Penggunaan lahan kawasan permukiman, yaitu dengan meminimalisasikan adanya besaran
peralihan fungsi lahan yang ada, dengan mengupayakan tidak merabah lahan lahan yang
masih produktif.
Dari hasil Analisis Kemampuan Lahan tersebut dapat ditentukan wilayah kecamatan Tukak Sadai
dalam pengembangannya terbagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu pengembangan effektif dan
pengembangan bersyarat serta kawasan yang tidak bisa dikembangkan sama skali berupa kawasan
bergambut yang termasuk dalam kawasan lindung. (lihat tabel III.1 dan Gambar 3.1)

3-1

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

Tabel III.1
Luas kemampuan Lahan Kecamatan Tukak Sadai
No

Desa

1
2
3
4
5

Sadai
Tukak
Pasir Putih
Tiram
Bukit Terap

Kemampuan Lahan
Effektif
1.520,95
2.337,30
2.300,00
2.210,62
2.303,50

Bersyarat
479,05
762,70
-

10.672,37

1.241,75

JUMLAH

Total

Lindung
389,38
296,50

2.000,00
3.100,00
2.300,00
2.600,00
2.600,00

685,88

12.600,00

Sumber : Hasil Analisis, 2014

B. Kesesuaian Lahan

Kajian Kesesuaian di Kecamatan Tukak Sadai dibagi dalam 2 (dua) katagori yaitu kesesuaian
kawasan budidaya dan kesesuaian kawasan lindung. Untuk penetapan kawasan lindung telah
digariskan berdasarkan Keppres No. 32 Tahun 1990. Kawasan lindung yang terdapat di wilayah
perencanaan berdasarkan ketentuan Keppres tersebut secara garis besar adalah kawasan yang
memberikan perlindungan kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat dan kawasan
suaka alam. Sementara kawasan budidaya meliputi kesesuaian lahan untuk budidaya pertanian dan
budidaya non pertanian.
Berdasarkan analisis ini Kecamatan Tukak Sadai memiliki 9,62 % dari luas seluruh Kecamatan.
Kawasan lindung di sini berupa kawasan rawa/bergambut. Pembagian kesesuaian lahan tersebut
dapat dilihat dalam Tabel III.2 dan Gambar 3.2, berikut ini:
Tabel III.2
Luas Kesesuaian Lahan Kecamatan Tukak Sadai
No

Desa

1
2
3
4
5

Sadai
Tukak
Pasir Putih
Tiram
Bukit Terap

Kesesuain lahan
Budidaya
Lindung
2.600,00
2.000,00
3.100,00
1.673,01
626,99
2.120,82
479,18

JUMLAH

11.493,83

1.106,17

TOTAL
2.600,00
2.000,00
3.100,00
2.300,00
2.600,00
12.600,00

Sumber : hasil Analisis, 2014

3-2

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

Peta 3.1 Peta kesesuaian lahan

3-3

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

C. Pola Pemanfaatan Ruang dan Kecenderungan Perkembangan Kecamatan Tukak Sadai

a) Pola Pemanfaatan Ruang


Pola pemanfaatan ruang di wilayah Kecamatan Tukak Sadai terbagi menjadi pola pemanfaatan
ruang terbangun dan pola pemanfaatan ruang non terbangun, untuk pemanfaatan ruang
terbangun pada umumnya untuk penggunaan kawasan budidaya untuk kegiatan permukiman,
baik untuk permukiman perkotaan maupun untuk permukiman perdesaan, dan kegiatan fasilitas
umum, sosial, serta kegiatan lainnya, sedangkan untuk pola pemanfaatan ruang non terbangun
untuk kegiatan pertanian, perkebunan, kehutanan, tegalan dan kegiatan lainnya.
Jenis penggunaan lahan di Kecamatan Tukak Sadai yang mempunyai luas wilayah sebesar
12.600 Ha, di dominasi oleh penggunaan lahan untuk Hutan produksi yang mencapai
7.131,86 Ha, dan penggunaan lahan terkecil adalah hutan lindung yang berupa hutan
mangrupe/gambut seluas 457 Ha. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.2 Penggunaan Lahan
eksisting dan Tabel III.3 luasan guna lahan kecamatan Tukak Sadai.
Tabel III.3
Luasan Penggunaan Lahan Kecamatan tukak Sadai Tahun 2013
No
1
2
3
4
5
6

Jenis Penggunaan
HL
HP
Perkeb
Pertanian
Permukiman
Industri
Jumlah

Luas (Ha)
457,26
7.131,86
2.102,88
1.655,08
575,59
677,34
12.600,00

(%)
3,63
56,60
16,69
13,14
4,57
5,38
100,00

Sumber : Hasil Perhitungan, tahun 2014


3.1.2

Konsep Perencanaan Pengembangan dan Penataan Ruang Kecamatan Tukak Sadai


Kecamatan Tukak Sadai berdasarkan pada pertimbangan bentuk fisik wilayah yang terbagi ke
dalam bentuk, bentang alam, dataran rata hingga landai dan perairan pantai serta sedkit sekali
bentuk perbukitan yang menjadi karakter kuat bagi perkembangan Kawasan Perencanaan,
Konsepsi pengembangan tata ruang kawasan merupakan arahan garis besar struktur kegiatan
perkotaan sebagai dasar bagi kebijakan pokok pengembangan tata ruang yang bersifat lebih
detail.
3-4

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

Ada dua aspek penting dalam penetapan konsepsi penataan ruang kawasan di wilayah
Kecamatan Tukak Sadai ini, yaitu pola spasial kegiatan-kegiatan fungsional utama kawasan
perkotaan, dan kawasan perdesaan (dalam hirarki spatial ruang disebutkan sebagai pusat
lingkungan hingga sub pusat pelayanan kota/SPPK) yang akan dikembangkan, serta keterkaitan
antar kegiatan atau kawasan fungsional yang akan dikembangkan tersebut sehingga
membentuk struktur tata ruang kota secara utuh.
Ada dua aspek penting dalam penetapan dan atau perumusan konsepsi ini, yaitu :
1. Pola spasial kegiatan-kegiatan fungsional utama kawasan perkotaan terutamanya di Ibukota
Kecamatan (IKK) Tukak Sadai di desa Tiram yang akan dikembangkan. Desa Tiram yang
memiliki ciri dan kecenderungan tumbuh dan berkembangnya sebagai kawasan perkotaan
dan serlanjutnya pusat Desa Tiram mini juga ditetapkan sebagai BWP (Bagian Wilayah
Perkotaan) yang memiliki luasnya berdasarklan ruang atau lahan terbangunnya mencapai
25 % dari luas keseluruhan Desa Tiram. Adapun ciri khasnya selain sudah didominasi oleh
kegiatan perdagangan dan jasa, juga ada cirri pola pertumbuhannya adalah aglomerasi
kegiatan perkotaannya tertumpu pada simpul jalan kolektor primer pada ruas jalan Toboali
Tiram Sadai (jalan Provinsi) dan ruas jalan Tiram - Tukak
2. Keterkaitan antar kegiatan atau kawasan fungsional yang akan dikembangkan tersebut
sehingga membentuk struktur tata ruang kota secara utuh.keterkaitan ini diutamakan kepada
fungsi dan peranan IKK di desa Tiram ini adalah sebagai Desa Pusat Perttumbuhan (DPP)
dan pada pasatnya pertumbuhan amupun perkembangan yang kemungkinan besar jadi
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK). Sebagai dasar pemikat kea rah fungsi tersebut adalah
telah lengkapnya sarana dan parasana kegiatan perkotaan yang ada, seperti adanya
kawaan pertokoan, kawasan pendidikan (SD, SMU, SMK) dan Puskesmas.
Konsep pengembangan ruang dikembangkan dari kebutuhan suatu daerah untuk
meningkatkan fungsi dan perannya dalam menata kehidupan sosial, ekonomi, budaya,
pendidikan dan kesehateraan masyarakat.
A. Konsepsi Pengembangan Fungsi Ruang IKK/BWP Tukak Sadai

RDTR Kecamatan Tukak Sadai yang menggambarkan rencana strategi bagian


pengembangan ruang Kawasan di Kecamatan Tukak Sadai, terutama dalam
3-5

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

pengembangan peruntukkan lahan di IKK atau BWP Tukak Sadai, yaitu : rencana struktur
dan pola pemanfaatan ruang kawasan, rencana sistem prasarana dan sarana kawasan
mencakup persyaratan teknis pengembangan tata ruang kawasan, bertujuan untuk :
a) Menciptakan keseimbangan dan kelestarian lingkungan, yang pada prinsipnya
merupakan upaya dalam menciptakan keserasian dan keseimbangan fungsi dan
intensitas penggunaan ruang baik di dalam IKK/BWP maupun kawasan-kawasan di
sekitarnya,
b) Menciaptakan kelestarian lingkungan pemukiman dan kegiatan yang telah ditetapkan
sebagaimana yang telah ditegaskan dalam RTRW Kabupaten Bangka Selatan 2014 2034, yang merupakan usaha menemukenali hubungan yang serasi antar manusia
dan lingkungannya, yang tercermin dari pola intensitas penggunaan ruang wilayah
Kecamatan Tukak Sadai sebagai wilayah yang akan mendapat pengaruh langsungnya
terhadap BWP/IKK Tukak Sadai.
c) Untuk meningkatkan fungsi, perluasan ruang dan pengembangan kawasan perkotaan
secara tegas dan terinci guna mengembangkan potensi yang dimiliki dan
meminimalisasi permasalahan yang ditimbulkan saat BWP Tukak Sadai tersebut
dikembangkan.
d) Mengarahkan pembangunan BWP dalam rangka upaya pengawasan dan
pengendalian terhadap pelaksanaan pembangunan fisik untuk masing-masing Sub
Kawasan atau Blopk/ sub Zona secara terukur baik kualitas maupun kuantitasnya;
e) Membantu penetapan prioritas pengembangan wilayah perkotaan dan memudahkan
penyusunan DED infrastruktur yang dibutuhkan untuk kawasan perkotaan di
Kecamatan Tukaka Sadai dan memudahkan bagi tertibnya pengawasan dan
pengendalian pemanfaatan lahan budidaya, khususnya budidaya lahan pada kawasan
yang direncanakan;
f)

Membantu penetapan Blok kawasan yang diperioritaskan untuk disusun Rencana


Teknik Ruang Kawasan (RTRK) dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang
mampu dijadikan pedoman bagi tertib pembangunan dan tertib pengaturan ruang
pada setiap sub zona atau kawasan.
3-6

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

Langkah-langkah umum yang ditempuh dalam pencapaian kebijakan pengembangan


BWP dan Kercamatan Tiukak Sadai terkait dengan pengembangan program Minapolitan
dan Kawasan Industri dan Pelabuhan, adalah:
1) Kebijakan pengembangan daerah pesisir pantai harus teritegrasi dengan kebijakankebijakan mikro dalam konteks ruang wilayah Kecamatan Tukak Sadai, terutama
pengembangan/ pembangunan daerah perdesaan pesisir pantai di kecamatan-Tukak
Sadai yang sudah ditetapkan sebagai Pusat Lingkungan (PL).
2) Kebijakan pengembangan BWP Tukak Sadai yang memiliki konsepsi kesinambungan
ruang wilayah yang serasi dengan rencana ruang wilayah Kabupaten Bangka Selatan
yang berdampingan, mencakup rencana alokasi ruang dan struktur tata ruang yang
telah ada, yaitu tarkait dengan status hirarki sistem pusat pusat pelayanan dan
peranan pusat Kecamatan Tukak Sadai sebagai PPK tersebut sebagai bagian
kawasan yang memiliki fungsi dan peruntukkan ruang kegiatan perdaganagn dan jasa;
3) Pertimbangan kebijakan pengembangan ruang BWP/ IKK mempertimbangkan kondisi
ruang kawasan Perkotaan dan isu permasalahan yang terjadi di Kecamatan Tukak
Sadai yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bangka Selatan.
4) Menghasilkan

arahan

pengembangan

kawasan

perkotaan

dan

kawasan-

kawasan/zona yang terkait dengan program pengembangan ke arah Minapolitan dan


Kawasan Industri dan Pelabuhan Sadaiyang memiliki nilai ruang kawasan yang
berkualitas dan optimal, yang mencakup aspek penataan keruangan serta
pemanfaatan ruang wilayahnya dalam mengantisipasi perkembangan wilayah
Kabupaten Bangka Selatan di masa datang.
Dengan latar belakang tersebut, maka fungsi utama dari BWP dan Kecamatan Tukak
Sadai, adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan Pelayanan Kawasan .

Pengembangan pelayanan kawasan dijabarkan bahwa dimana pengembangan


kawasan akan berfungsi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten
Bangka Selatan 2014-2034, yaitu BWP/IKK Tukak Sadai sebagai kawasan perkotaan

3-7

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

untuk melayanai kegiatan perdagangan dan jasa dengan memanfaatkan aksesibilitas


jalan strategis pada ruas jalan Toboali Tiram Sadai, dan Ruans Jalan Tiram
Tukak serta jaringan jalan baik yang ada maupun yang direncanakan yang dapat
menjangkau ke semua kawasan-kawasan kegiatan terutama ke kawasan-kawasan
yang telah diidentifikasikan sebagai PPK SPPK PL/SPK.
Permukiman pada ruang BWP di Kecamatan Tuaka Sadai dan sekitarnya dapat
berfungsi juga sebagai kawasan permukiman pendukung fungsi kawasan yang sudah
ditetapkan, yaitu sebagai pengembangan kawasan perdaganagn dan jasa yang
memiliki kinerja maupun keterkaitannya dengan pemabngunan kearah Minapolitan
dan kawasan Industri dan pelabuhan di Sadai.
b. Pelayanan Wilayah.

Fungsi pelayanan wilayah dijabarkan bahwa dimana pengembangan kawasan akan


berfungsi sebagai pusat pelayanan daerah belakangnya yang berarti penyediaan
pelayanan bagi daerah belakangnya. Fungsi tersebut terutama dalam bidang ekonomi.
Produsen dari daerah pedesaan akan mengangkut hasil produksi melalui ke ruang
wilayah Kecamatan Tukak Sadai, dimana ruang wilayah dan kawasan yang ada di
wilayah Kecamatan Tukak Sadai berperan dalam menyediakan sarana dan jasa
pemasaran sekaligus memasok sarana produksi dan barang konsumsi untuk
memenuhi kebutuhan wilayahnya, mencakup jasa-jasa sosial (pendidikan, kesehatan,
keagamaan).
c. Aksesibilitas

Ruang wilayah kecamatan akan memainkan peranan dalam menselaraskan interaksi


kegiatan dan pergerakan barang dan jasa melalui penyediaan aksesibilitas
perhubungan antar wilayah.
d. Pusat Permukiman

Ruang wilayah Kecamatan Tukak Sadai akan berfungsi sebagai pusat-pusat


permukiman dan sub pusat permukiman penduduk Kecamatan Tukak Sadai dimana
lahan-lahan dalam wilayah kecamatan sebagai tempat konsentrasi pusat permukiman
dan sub pusat permukiman penduduk kegiatan perkotaan dan kegiatan perdesaan.
3-8

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

B. Konsepsi Pusat Pertumbuhan Kecamatan Tukak Sadai

Pengembangan wilayah Kecamatan Tukak Sadai yang mempunyai kecenderungan


pertumbuhan tinggi, ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan, yaitu di Desa Tiram dengan
maksud untuk menciptakan pertumbuhan di seluruh wilayah Kecamatan Tukak Sadai
melalui trikcling down effect yang ditimbulkannya.
Sesuai hirarkinya, wilayah di pusat Kecamatan di Desa Tiram tersebut dapat dijadikan
sebagai pusat pertumbuhan wilayah Kecamatan Tukak Sadai dan sekitarnya, dengan
pusat pertumbuhan utama adalah BWP di Desa Tiram. Selain itu perlu pengembangan
pusat (hirarki) dibawahnya untuk memperluas wilayah hinterland dari wilayah inti tersebut,
sehingga perkembangan tidak hanya terpusat di pusat kawasan itu saja, maka diperlukan
perluasan jaringan sarana dan prasarana transportasi yang menjangkau seluruh kawasan
potensial di Kecamatan Tukak Sadai, terutama kawasan pusat-pusat ekonomi
perkebunan, pertanian, permukiman, sarana pelayanan umum dan perkantoran.
Sedangkan pengembangan pusat pertumbuhan baru berfungsi sebagai counterpoles,
yaitu wilayah yang berdasarkan kelengkapan sarana dan prasarana perkotaan serta
posisi geografisnya berpeluang menjadi pusat pertumbuhan Kawasan Perkotaan di
Kecamatan Tukak Sadai. Pentingnya keberadaan pusat baru ini untuk lebih menjamin
pemerataan pembangunan di wilayah Kecamatan Tukak Sadai dan sekitarnya melalui
perluasan pelayanan ke kawasan-kawasan yang memiliki potensi sumberdaya untuk
dieksploitasi.
Dengan demikian produktivitas kegiatan usaha tidak hanya terpusat di wilayah inti saja
tetapi meluas ke seluruh wilayah Kecamatan Tukak Sadai. Perluasan pelayanan
dilakukan dengan meningkatkan aksesibilitas untuk bias menjangkau ke seluruh
kawasan-kawasan kegiatan. Untuk menjamin bisa berperannya pusat pertumbuhan
sebagai pusat perkotaan Kecamatan Tukak Sadai, langkah awal yang dibutuhkan adalah
pendanaan dalam biaya pembangunan dari pihak pemerintah dalam upaya lebih
melengkapi sarana dan prasarana di pusat inti baru dan perluasan jaringan transportasi,
sehingga pihak swasta dapat tertarik untuk menanamkan modalnya di wilayah tersebut.

3-9

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

Kegiatan DPP merupakan salah satu kegiatan yang ditujukan untuk mendukung
Pengembangan Wilayah, dimana skala penanganannya bukan hanya mengembangkan
Desa Pusat tetapi diperluas dengan mengembangkan juga Desa-desa Hinterlandnya
atau desa-desa terdekat, yang cepat imbas pengaruhnya BWK yaitu dengan jangkaun
jarak BWP ke dasa kurang dari 5 (lima) Km (ditangani dengan skala kawasan), dengan
menitikberatkan kepada penyediaan Prasarana dan Sarana Dasar Perkotaan yang dapat
menunjang tumbuh dan berkembangnya Kegiatan Ekonomi Perkotaan, dan diharapkan
dapat mendorong percepatan Industrialisasi perdesaan yang berbasis pertanian. Desa
Pusat Pertumbuhan adalah desa dengan intensitas kegiatan tinggi maka diartikan
sebagai desa pusat pertumbuhan. Bagian dari kegiatan ini adalah mengidentifikasi desa
potensial di suatu wilayah.
Desa Pusat Pertumbuhan juga memiliki fungsi sebagai:
1. Pusat perkantoran
2. Pusat permukiman
3. Pusat pemasaran bagi barang petanian dan non pertanian
4. Pusat pelayanan sentral bagi daerah sekitarnya.

Gambar 3.1 Konsep Desa Pusat Pertumbuhan

C. Konsepsi Pengamanan dan Pemantapan Kawasan Lindung

Pengamanan dan pemantapan kawasan kawasan fungsi lindung, mengingat adanya


KIS dan intensitas kegiatan minapolitan di wilayah Kecamatan Tukak Sadai, maka bila
tidak bila tidak diantisipasi akan menghambat terciptanya Sustainable development di
wilayah Kecamatan Tukak Sadai dan sekitarnya. Akan begitu besarnya resiko dan
dampak adanya Kawasan Industri dan Pelabuhan Sadai dan Program Minapolitan,
sehingga mengkhawatirkan akan merusak system ekologis. Peningkatan pembukaan
3-10

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

lahan perkebunan, dan kegiatan penambangan Timah yang illegal yang sering terjadi
akan memicu semakin menyusutnya tutupan vegetasi dan menguranginya keasrian
kawasan hutan lindung oleh kegiatan pembukaan lahan terbangun.
Sesuai dengan pola aliran arus air permukaan dan jalur Aquifer yang terhambat pada
pola arus air Selatan Utara, dimana bagian Selatan yang lahannya sebagai hutan
lindung dan Bagian Utara juga sebagai kawasan konsentrasi terumbu karang, habitat
perairan pantai laut yang keberlanjutannya sangat tergantung kepada bagian Selatan.
Wilayah bagian Selatan adalah katagorikan bagian hulu suatu jalur untuk semua sungai
dan drainase alam yang ada.
Oleh karena itu wilayah, di bagian Selatan ini merupakan Kawasan-kawasan lindung
yang diberfungsikan untuk melindungi kawasan bagian bawahnya, dalam hal ini
kawasan-kawasan di bagian Utara dan kawasan yang berfungsi melindungi kawasan
setempat seperti sempadan sungai dan mata air serta ruang terbuka hijau di Kawasan
Perkotaan Kecamatan Tukak Sadai. Lihat Gambar 3.7.
D. Konsepsi Pemanfaatan Ruang Rawan Banjir

Secara umum wilayah Kecamatan Tukak Sadai adalah wilayah dengan typology
morfologi atau bentang alam wilayah yang relative datar, dengan perbedaan elevasi antar
kawasan relati kecil yaitu kurang dari 50 meter. Karena kondisi morfolopgis yang relative
datar ini akan menumbuhkan kondisi arus pengalir air yang relative lambat juga, dan juiga
akan menumbuhkan adanya durasi waktu genangan air buangan (air hujan) akan cukup
lama.
Aspek penguapan karena suhu penyinaran matahari dan penyerapan ke dalam tanah di
daerah ini dapat juga mengurangi kerentanan dengan durasi waktu lama dari genangan
air tersebut. Atau pemantaatan kolong bekas penambangan timah dapat dimanfaatkan
sebagai penampungan air buangan tersebut, dan sekaligus memfungsikan kolong
tersebut sebagai embung atau danau buatan guna menyimpan air hujan sehingga pada
ketentuan kulaitas dan kapasitan air tertampung di kolang bias dijadikan sumber air baku
bagi kebutuhan air bersih perkotaan maupun desa-desa dikawasan yang terdekatnya.
3-11

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

E. Konsep Pengembangan Kawasan Minapolitan

Sebagian besar bentuk kawasan permukiman perdesaan maupun perkotaan umumnya di


wilayah Kabupaten Bangka Selatan dan khususnya di wilayah Kecamatan Tukak Sadai
adalah merupakan daerah pesisir pantai (linier jalur pantai) dan dominasi kegiatannya
didominasi oleh kegiatan perkebunan, kegiatan pelabuhan
dan nelayan. Kondisi ini menyebabkan interaksi antar kota di kawasan pesisir dan kotakota di kawasan non pesisir menjadi cukup kuat dan perkembangan kota cenderung
berbentuk memanjang mengikuti pola jaringan jalan dan pesisir pantai. Secara umum, di
kabupaten ini sudah terbentuk tujuh kelompok pusat permukiman yang cukup menonjol,
dengan pusat orientasi ke Kota Toboali, Tukak Sadai dan ke Kabupaten Bangka Tengah.
Kota Toboali yang menjadi pusat orientasi merupakan kota pelabuhan yang telah
dilengkapi dengan prasarana pelabuhan.
Sementara itu, desa-desa di kawasan bukan pantai dan kawasan yang tidak dilalui oleh
jaringan jalan utama di wilayah Kabupaten Bangka Selatan relatif kurang berkembang
tanpa mendapat implikasi optimal dari eksploitasi terhadap sumberdaya alam yang
dimiliki. Sedangkan kota-kota di kawasan pantai merupakan pusat pengelolaan dan
pemasaran kekayaan perikanan laut serta hasil pertanian dan hutan yang dikumpulkan
dari berbagai sentra produksi.
Mengacu pada karakteristik umum di wilayah Kabupaten Bangka Selatan, dan khususnya
di wilayah Kecamatan Tukak Sadai, maka konsep dan strategi pengembangannya
adalah :
1) Kecamatan Tukak Sadai yang dijadikan sebagai Kota Mina Utama (Port City) yaitu
sebagai pusat pengolahan dan pemasaran utama produk budidaya perikanan dan
kelautan untuk ke luar wilayah kabupaten Bangka Selatan.
2) Pemantapan pusat pertumbuhan utama kawasan yaitu Toboali (tangkap dan budidaya
laut) sebagai kota mina (strategic city) dan sekaligus sebagai sentra produksi.
3) Pemantapan pusat pelayanan sekunder di Batubetupang Kecamatan Pulau Besar dan
Simpangrimba untuk perikanan tangkap,

3-12

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

4) Pembentukan desa-desa mpertumbuhan sebagai hinterland berupa unit-unit kawasan


pengembangan yang berfungsi sebagai sentra produksi perikanan.
5) Peningkatan aksesibilitas antar pusat pelayanan guna mencip[takan keterkaitan antar
kawasan pusat kegiatan (lingkage).
Terutama prasarana jaringan jalan, dimana jaringan jalan hirarki tertinggi yang telah disediakan pada
level jalan hubungan (interaksi) antarpusat kawasan kegiatan yang terkoneksi dengan PKL Toboali
dan PPL adalah hirarki jalan kolektor primer (jalan Provinsi atau jalan strategis nasional, kemudian
padachirarki di bawahannya adalah jalan kolektor sekinder (jalan Kabupaten atau jalan strategis
regional/provinsi) dan hirarki jalan yang bersifat melayani pergerakan internal kecamatan disebutlkah
jalan local atau dikatakan juga sesuai ketentuannya yang berlaku dalam RTRW Propinsi dan RTRW
Nasional di sebut sebagai jalan strategis kabupaten).
Jaringan jalan tersebut sangat menentukan terhadap struktur ruang wilayah Kecamatan Tukak Sadai,
dimana hubungan antarkawasan sudah diakses dengan hirarki jalan strategis Nasional atau jalan
Propinsi yang menghubungkan Toboali ke Tiram hingga Sadai. Tiram adalah simpul jalan yang
terkoneksi langsung dengan jalan strategis Provinsi atau jalan kabupaten (pengembangan dari jalan
lokal yang ditingkatkan karena adanya rencana Tukak dan Tiram merupakan pusat utama untuk yang
dicanangkan sebagai bagian dari kawasan minapolitan dan Kawasan industri dan pelabuhan Sadai.
Sementara Tiram, - Sadai sudah di akses dengana hirarki jalan strategis nnasional atau Jalan
Provinsi yang dapat diharapkan untuk memicu pergerakan dan memperluas hubungan ekonomi
sampai ke luar wilayah Kabupaten Bangka Selatan dan sekaligus memicu adanya peningkatan
intensitas pergereakan ekonomi antar pulau dan antar kawasan yang luas, yaitu ke luar wilayah
Kabupaten Bangka Selatan (ke Belitung, ke Jakarta dan ke Palembang).

3.2 KONSEP POLA RUANG KAWASAN


Konsep pola ruang merupakan kegiatan untuk menetapkan,

memanfaatkan dan

mengembangkan sumberdaya yang tersedia pada ruang bersangkutan. Penetapan


3-13

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

pemanfaatan ruang ini bersifat dinamis, sesuai dengan dinamika pembangunan, akan tidak
berarti selalu mengarah pada perubahan fungsi suatu ruang tetapi harus sesuai dengan
kebutuhan dan daya dukung ruang yang telah ditetapkan. Dalam menyeimbangkan kebutuhan
(demand) dan ketersediaan (supply) ruang agar mendekati kondisi optimal, maka pendekatan
perencanaan dilakukan dengan menyerasikan kegiatan antar sektor dengan kebutuhan ruang
dan potensi sumberdaya alam yang berasaskan kelestarian lingkungan menuju pembangunan
yang berkelanjutan.
Tujuan rencana pola ruang BWP dan Wilayah Kecamatan Tukak Sadai adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan rencana ukuran maupun letak pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung dan

kawasan budidaya dengan memperhatikan daya dukung lingkungan.


2. Menunjukkan arahan pembatasan kegiatan diluar fungsi kawasan dan mencegah timbulnya

kerusakan fungsi kawasan, terutama kerusakan fungsi lingkungan hidup.


3. Menunjukkan gambaran keterpaduan (sinkronisasi) antara rencana pola ruang dengan

rencana struktur ruang yang dikembangkan didalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten
Bangka Selatan, maupun rencana yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah
nasional, propinsi , dan kabupaten Bangka selatan
A. Zona/ Kawasan Lindung
Penetapan Zona atau Kawasan Lindung di wilayah Kecamatan Tukak Sadai, sebagai besar
ditetapkan berdasarkan pada kawasan lindung yang telah ditetapkan dalam RTRW
Kabupaten Bangka Selatan 2014 2034, dan sesuai dengan substansi materi RDTR maka
kebijakan atas penetapan kawasan atau Zona Lindung di perencanaannya adalah menjabar
atau mendetailkan/ merincikan terhadap zona Lindung di RTRW Kabupaten Bangka Selatan
tersebut.
Zona lindung yang ditetapkan tersebut, diantaranya adalah zona-zona yang dianggap
memiliki kepentingan terhadap aspek keberlanjutan dan atau ekologi wilayah, seperti :
1. Zona Hutan Rimba/ Hutyan Lindung karena masih memiliki keutuhan tutupan vegetasi
yang dapat memberikan pengaruh besar kepada keselamatan lingkungan,
2. Zona Terumbu Karang, merupakan zona lindung bagian daeerah perairan pantai yang
dianggap penting atas keberlanjutan sumber daya kelauatan yang ada.
3-14

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

3. Zona atas atau bagian hulu setiap jalur sungai yang ada masih ada keterkaitannya dengan
keutuhan kawasan sebagai kawasan dengan tutupoan lahan yang memadai untuk
melindungi kawasan hilirnya.
B. Zona/ Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya (zona budi daya), adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan.
C. Zona Peruntukkan Industri
Peruntukkan Industri umumnya minimal luasnya 10 Ha, posisi dan peletakan kawasan
Industri mengacu kepada ketetapan dalam RTRW Kabupaten Bangka Selatan, yaitu zona
Budidaya bagian Utara antara Tukak dan Sadai dengan luas sekitar 3.086 Ha, yang
diharapkan memiliki orientasi massa bangunan ke pantai hal ini disesuaikan dengan
karakteristik permukiman perdesaan maupun perkotaan di wilayah Kabupaten Bangka
selatan yang sebagian besar sebagai daerah pesisi pantai, dimana orientasi massa
bangunannya adalah pantai dan laut.
D. Zona Peruntukkan Minapolitan
Sesuai isu pentingnya yang diprogramkan di wilayah Kecamatan Tukak Sadai, adalah
dimana BWP/IKK Tukak Sadai di Desa Tiram ditargetkan sebagai salah satu pusat utama
untuk mencapai terwujudnya Minapolitan dan Desa Sadai yang diharapkan bias mendorong
intensitas kegiatan pelabuhan untuk perluasan pasar sekaligus untuk jadi pintu utama (Inlet
dan outlet) bagi pergerakan yang memiliki keterkaitannya dengan pemasaran hasil
sumberdaya kelauatan, yaitu salah satunya perikanan.
Tiram Sadai sebagai poros utama dalam tatanan ruas jalan stratergis nasional guna
memicu kearah pergerakan dan produktivitas menuju Minapolitan dan KIS.
Peta 3.2 Struktur Ruang Kecamatan Tukak Sadai

3-15

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

3-16

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

Tiram dan Tukak juga kelak dikemudian hari akan tumbuh dan berkembang sampai kepada
laju pertumbuhan penduduk mencapai 10.000 15.000 jiwa yang dapat dikatan sebagai
kawasan dengan intesitas kegiatan perkotaan kota kecil.
Penataan ruang dilakukan sedini mungkin sebelum terjadinya laju pertambahan penduduk
mencapai status kota kecil atau kota sedang pada pasca perencanaan dalam RTRW
maupun RDTR.
E. Zona Peruntukkan Perumahan
Besaran luas peruntukkan perumahan diasumsikan berdasarkan jumlah penduduk dan
jumlah Kepala Keluarga (KK). Diperkirakan kebutuhan perumahan sampai tahun 2034
mendatang mencapai 61,66 Ha untuk menampung 4.004 KK dari jumlah penduduk kurang
lebih 20.018 jiwa.
Jumlah penduduk yang menempati kawasan perkotaan di IKK/BWP Tukak Sadai kurang
lebih 3.497 jiwa dan bila desa Tukak menjadi daerah kesatuan dalam BWP maka jumlah
penduduk yang menempati BWP tersebut kurang lebih 5.475 jiwa dan jumalh KK kurang
lebih 1.096 KK dan kebutuhan lahan permukimannya mencapai kurang lebih 1.096 Ha.
Dari ukuran jumlah penduduk yang diproyeksikan sampai 20 tahun yang akan datang
tersebut, IKK Tukak Sadai masih dikatagorikan Kota Kecil bahkan belum mencapai status
kota. Karena standar ukuran kota berdasarkan ketentuan yang ada yaitu perundangundangan Nomor 26 tahun 2007, menegaskan bahwa ukuran kota kecil adalah 10.000
15.000 jiwa.
Namun dengan demikian, BWP atau IKK Tukak Sadai ini dilihat dari keberadaan kondisi fisik
dan dampak pemicu untuk tumbuh dan berkembangnya karena memiliki potensi strategis
berada pada jalur jalan kolektor primer dan jalur ruas jalan menuju pergantian moda
angkutan/pergerakan ke pelabuhan Sadai, perlu diantisipasi terhadap kemungkinan
besarnya akan berkembang ke arah bentuk status kota kecil dan sedang.
Sampai tahun akhir perencanaan 2034 mendatang kebutuhan lahan peruntukkan
permukiman tersebut, sebagaian besar mengoptimalkan peruntukkan lahan permukiman
yang ada, yaitu pengisian dan pemadatan pada ruang-ruang permukiman yang sampai
3-17

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

sekarang linier jalan dengan tingkat kepadatan yang rendah dibandingkan dengan tingkat
kepadatan di desa atau kecamatan lainnya di wilayah Kabupaten Bangka Selatan.
Proses alamiah perkembangan dan laju pertambahan luas ruang/lahan permukiman ini tetap
terjadi pada proses pemadatan di ruang-ruang yang telah

ada, dengan rata-rata

penambahan luasnya adalah kisaran pada 0,87 1,42 Ha/ tahun.


Sejak dini hal tersebut perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang
untuk permukiman ini dilakukan, dan oleh karenannya manajemen ruang yang digunakannya
adalah piranti regulasi melalui RTRW RDTR dan RTBL, serta perencanaan lainnya yang
memiliki keterkaitan dengan penataan tata ruang wilayah.
F. Zona Peruntukkan Perdagangan dan Jasa
Perdaganagan dan jasa merupakan kegiatan dominan untuk suatu kawasan perkotaan, baik
di tingkat kecamatan maupun di tingkat pusat desa-desa yang ada di wilayah kecamatan
Tukak Sadai dan sekitarnya.
Perdagangan dan jasa atau kegiatan sebagain besar untuk kawasan kota, pada umumnya
bersifat memusat pada suatu kawasan, atau suatu simpul pertemuan jalan dan suatu
kawasan yang memiliki akses ke bebrapa jalur tujuan. Dengan kata lainnya suatu kawasan
tersebut menjadi arah asal dan titik tujuan untuk semua kegiatan bertemu hingga
bertransaksi.
Dengan demikian zona peruntukkan perdagangan dan jasa ini sebagain besar diposisikan
dan diletakkan pada zona kebiasaan

(habitable) penduduk melakukan kegiatan

perdagangan dan jasa-nya ke kawasan yang habitable .


G. Zona Peruntukkan Perkantoran, Pelayanan Umum dan Pemerintahan
Pemerintahan merupakan kegiatan utamanya adalah lebih kepada pelayanan umum dan
pengendalian serta pengawasan untuk semua aspek yang dilakukan oleh penduduknya
sepanjang ada di dalam territorial-nya (batas administrasi wilayahnya). Pemerintahan sesuai
dengan sifat kegiatan demikian, maka posisi dan peletakkannya di sesuaikan dengan azas
semetrisasi area yaitu mudah dicapai oleh semua arah dan atau kawasan dimana penduduk
berada atau tinggal sebagai obyek pelayanannya.
3-18

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

Secara umum dan logis yang mendasar peletakan perkantoran serta pemerintahan ini tidak
jauh dengan peletakan dan posisi dimana harus meletakkan ruang untuk perdagangan dan
jasa tersebut.
Pada ukuran kota kecil dan kota sedang, umumnya peletakkan ruang kawasa bagi kegiatan
perkantoran dan pemerintahan selalu seiring peletakkannya dengan perdagangan dan jasa
tersebut.
Kegiatan perdagangan dan jasa maupun perkantoran dan pemerintahan pada dasarnya
adalah kegiatan social budaya dan ekonomi, aspek budaya kebiasaan (habitable). Adalah
dasar pertimbangan perencanaan untuk penempatan ruang kegiatan tersebut, dari sifatnyta
habitable tersebut sudah dipastikan ada unsur kearifan local setempat, oleh karena itulah
jadi dasar pertimbangan yang pokok dalam perencanaannya.
3.3 KONSEP PENATAAN RUANG PUSAT KAWASAN KEGIATAN KECAMATAN TUKAK SADAI
3.3.1

Pengertian Pusat Kegiatan


Pusat kegiatan adalah kata kunci untuk suatu penataan ruang kawasan, baik untuk perkotaan
maupun untuk suatu kawasan lainnya yang terkait dengan aspek keruangan (core region). Jadi
pusat kegiatan terkait dengan ruang, umumnya pengertiannya selalu dikaitkan dengan
sejarahnya area kegiatan yang ada, sementara arti kegiatan itu sendiri adalah bagian dari
budaya, budaya kegiatan berdagang, budaya berorganisasi dan budaya-budaya lainnya yang
secara umum dalam keterkaitannya dengan aspek keruangan, adalah kegiatan yang lebih
kepada aspek social ekonomi.
Pusat pusat kegiatan yang terjadi di Kecamatan Tukak Sadai, sebagian besar memiliki sejarah
dan tapak (site organinality)-nya. Tumbuh dan berkembangnya pusat kegiatan pada rona
awalnya ada disebagian besar simpul-simpul jalan yang berfungsi sebagai moda pergerakan,
karena simpul jalan secara logisnya sebagai pertemuan arah dan tujuan suatu pergerakan
penduduk. Di simpul atau di moda pergerakann ini terjadi memusat dan di moda pergerakan
inilah selalu adanya kegiatan yang secara terencana maupun tidak direncanakan ada makna
ruang yang mengatur pola kegiatan penduduk, sementara ruang moda itu sendiri secara tidak
langsung lahir dan tumbuh karena aspek aksesibilitas terbentuk, dan seterusnya berkembang
3-19

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

yang memusat, atau aglopmerasi kegiatan semakin mendapatkan intensitasnya tinggi akan
terwujud ruang baik ke wujud radial dan grid hingga pada tingkat kuantitas dan atau laju
pertambahan penduduk dengan kegiatannya yang membesar maka invasi ruang merambah
semakin melebar ke fungsi lahan lainnya yang tidak jauh dengan pusat kegiatan tersebut.
Intensitas kegiatan juga akan mempengaruhi kepada intensitaqs penggunaan lahan, dan dalam
pengaturannya perlu dilakukan agar kecenderungan pola ruang ke arah bentuk grid maupun
radial lebih teratur.
3.3.2

Penetapan Pusat Kegiatan


Penetapan pusat kegiatan di Kecamatan Tuaka Sadai, umumnya di tetapkan berdasarkan pada
pertimbangan mendasar dinataranya adalah :
a) Potensi geoposission, geoeconomic, dan geopolitics. Untuk Tukak Sadai lebih besar
kepada pertimbangan geoposission, artinya strategi kawasannya ada di dalam lintasan jalur
jalan utam a dan simpul regional pertemuan ruas jalan kolektor primer dengan ruas jalan
kolektor sekunder (Tiram Tukak) dan jalur jalan local primer (Tirem ke pusat lingkungan
di sekitarnya)
b) Potensi pengembangan dan peningkatan jaringan jalan yang memungkinkan berikut
perluasan kawasan berada pada kawasan budidaya yang efektif untuk dikembangkan, dan
dapat memenuhi kebutuhan air bersih yang relative dekat serta dapat dijangkau untuk
system perpipaan maupun non perpipaan.
c) Kelengkapan sarana dan prasaran pelayanan kegiatan yang ada, dimana masing-masing
sarana memiliki nilai scalagram, lebih besar dari pada desa-desa lain di wilayah Kecamatan
Tuklak Sadai.
d) Kecenderungan (trend) tumbuh dan berkembangnya kawasan untuk berkembangnya pesat
oleh kegiatan campuran secara memusat di satu kawasan, yaitu kawasan simpul
pertemuan kelas maupun hirarki jalan yang ada melintas ke kawasan tersebut.

3-20

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

Peta 3.3 Pola Ruang Kecamatan Tukak Sadai

3-21

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

3.3.3

201
4

Komponen dan Struktur BWP (Bagian Wilayah Perkotaan)


Komponen dan struktur BWP, seperti halnya mengurai bagaimana anatomi kawasan atau
wilayah. Anatomi kawasan yang paling utama adalah jaringan sarana dan parasarana yang ada,
terutama jaringan jalan. Ada jaringan jalan maka dipastikan ada pergerakan dan ada eksploitasi
sumberdaya alam, ada sumberdaya alam maka disitu juga ada penduduk. Sumberdaya alam
adalah sandaran pokok untuk kehidupan perekonomian penduduk daerah setempat. Ada
pelayanan maka didaerah itu juga ada yang dilayani.
Penduduk adalah obyek sekaligus juga subyek untuk semua pelaksanaan pembangunan, yang
muara akhirnya adalah ekonomi dan kesejahteraan, dengan tetap mempertimbangkan aspek
keberlanjutan dari generasi ke generasinya.
Jadi dengan demikian komponen pokok dalam menetapkan struktur Ruang BWP adalah
jaringan jalan dan jaringan sarana serta prasarana baik yang sudah ada maupun yang akan
direncanakan sesuai dengan tingkat kebutuhannya, tingkat kebutuhannya tentunya di sesuaikan
juga dengan pertambahan penduduk yang terjadi. Semakin meninjgkatnya jumlah penduduk,
makan akan ada penambahan unit-unit sarana maupun parasarananya untuk melayani
sejumlah penduduk tersebut.

3.3.4

Pola Penataan Ruang BWP


Pola penataan Ruang BWP, atau ruang kawasan perkotaan di wilayah Kecamatan Tukak Sadai
pada dasarnya disesuaikan atau diselaraskan dengan

rumusan tujuan yang mendasar

sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Bangka Selatan.


Tujuan penataan ruang selain selaras dengan kebijakan perencanaan diatasnya, juga
diselaraskan dengan potensi dan isu serta program pembangunan yang akan dilakukan di
Kecamatan Tukak Sadai.
Tujuan pokok penataan ruang BWP Kecamatan Tukak Sadai, adalah mewujudkan ruang
kawasan perkotaan yang dapat melayani dan mengemban fungsi serta peran kawasan
perkotaan sebagai bagian dari pusat utama kota minapolitan dan memenuhi sasaran kepada
program pembangunan yang dicanangkan sebagai kawasan Industri dan Pelabuhan Sadai.

3-22

Materi Teknis RDTR Kecamatan Tukak Sadai Tahun 2014-2034

201
4

Sebagai bagiandari pusat utama kota mina, maka fungsi dan peranan kawasan yang akan
dekedepankannya adalah sebagai kawasan pengolahan, pengump[ulan dan pemasaran untuk
sumberdaya kelautan, terutama kan baik iakan tangkap maupun budidaya ikan.
Satu tujuan tetapi dapat sekaligus satu tindakan kegiatan dapat terlayani untuk potensi dan isu
program pembangunan tersebut. Tindak dan kegiatan tersebut adalah Tukak Sadai jadi
Kawasan Industri dan Pelabuhan Sadai, baik industry yang mengkedepankqan potensi
sumberdaya kelautan yang mendominasi, tetapi juga sumberdaya sector pertanian dan
perkebunan dapat diwujudkan dalan KIS tersebut. Oleh karena itulah Tiram dan Sadai jadi satu
kesatuan kawasan karena poros jalur jalan penghubung yang sudah terbentuk. Tiram Tukak
juga dikemudian hari akan menjadi satu kesatuan karena kedekatan pencapaiannya oleh jalan
utama kolek sekunder dan dapat efekti pengembangannya karena dari jaringan jalan internal
BWP ini memdahkan pengembangan jaringan jalan perkotaan.

3-23

Anda mungkin juga menyukai