Anda di halaman 1dari 27

pt.

widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

5.1 Pendahuluan

Sebagai daerah pendamping, Kabupaten Bekasi memiliki interaksi yang kuat dengan DKI
Jakarta. Ini ditunjukkan oleh pesatnya perkembangan kota yang terjadi di Kabupaten Bekasi.
DKI Jakarta sebagai pusat kegiatan pemerintahan dan bisnis skala internasional dan regional
tidak dapat lagi menampung dinamika perkembangan penduduk dan kegiatan sosial
ekonominya. Demikian pula dengan pengakomodasian arus investasi terutama di sektor
industri manufaktur, sehingga terjadi limpahan (spill over) ke kawasan Bodetabek yang
menyebabkan terjadinya migrasi pekerja dan juga penduduk ditambah dengan adanya issue
nasional seperti rencana tol elevated, water way, kereta api cepat dan perencanaan APM
(transportasi antar kawasan di Kabupaten Bekasi).
Untuk mengantisipasi hal tersebut Pemerintah Kabupaten Bekasi telah menyusun
Penyusunan Rencana Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol di Kabupaten Bekasi, yang pada
saat ini masih berupa dokumen perencanaan. Kaitannya dengan hal tersebut di atas, untuk
mencapai hasil yang optimal dan mengena pada semua pihak baik investor, masyarakat,
maupun instansi pemerintah Kabupaten Bekasi itu sendiri, maka perlu adanya upaya
penyusunan Penyusunan Rencana Peraturan dan Sosialisasi Pemanfaatan Ruang Sekitar
Jalan Tol di Kabupaten Bekasi dan menetapkannya dalam bentuk Peraturan.

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 1


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

5.2 Pendekatan Pekerjaan


5.2.1 Peran serta Masyarakat dalam Pembangunan
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada era globalisasi seperti saat ini semakin
memiliki nilai strategis untuk dilibatkan dalam pembangunan daerah. Hal ini cukup penting,
mengingat dari rangkaian pembicaraan yang terjadi, diharapkan akan memunculkan
pemikiran-pemikiran, ide-ide serta gagasan-gagasan yang inovatif, kreatif serta berwawasan
ke depan bagi kemajuan hubungan yang lebih erat antara pemerintah dan masyarakat. Dari
pembicaraan itu juga, bisa saja ditemukan kesimpulan-kesimpulan yang baik bagi
pengembangan serta peningkatan partisipasi masyarakat.
Sebagaimana kita tahu, saat ini, partisipasi masyarakat telah berada dalam posisi yang
semakin penting. Ini terjadi sebagai konsekuensi logis dari terbukanya kran kebebasan
berekspresi masyarakat akibat proses reformasi yang terjadi tahun 1998 di Indonesia.
Dampaknya, masyarakat menjadi lebih kritis dan terbuka mengakaji serta mengkritisi
kebijakan-kebijakan yang akan dan sedang dilakukan pemerintah.
Dari kondisi tersebut, bermunculanlah lembaga-lembaga yang tumbuh di tengah
masyarakat yang bukan saja sebagai wujud kepedulian terhadap nasib mereka sendiri.
Ternyata lembaga-lembaga atau organisasi itu ada pula yang tumbuh menjadi alat-alat atau
sarana-sarana bagi mediasi kepentingan masyarakat, termasuk pula kepada pemerintah.
Terkait dengan hal itulah, adalah hal yang wajar saat ini jikalau pemerintah sendiri melihat
hal ini dengan bijak serta berbaik sangka. Pemerintah harus pula siap menjadi lebih terbuka,
akuntabilitas serta lebih transparan menghadapi iklim yang terjadi di masyarakat saat ini.
Berbagai rencana pembangunan yang dimiliki pemerintah semestinya sudah mulai
mengajak partisipasi masyarakat. Karena tanpa didukung peran serta masyarakat,
pembangunan yang dilaksanakan akan menjadi kurang efektif. Dari tahun ke tahun, proses
pembangunan yang dilakukan pemerintah ternayta juga semakin dikritisi oleh masyarakat.
Dan dampaknya, tumbuh bias-bias negatif dari masyarakat terhadap proses pembangunan
yang sedang atau akan dilakukan. Salah satu gejala negatif yang muncul di tengah
masyarakat, yaknitumbuhnya sebuah sikap yang apatis terhadap proyek pembangunan yang
dilaksanakan pemerintah. Sekurang-kurangnya, ternyata masyarakat ada yang tidak peduli
dengan proses pembangunan yang sedang dan akan dilakukan.

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 2


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

Ini jelas menunjukkan adanya sebuah gejala kurangnya partisipasi masyarakat terhadap
agendapembangunan. Kasus ini misalnya muncul dalam beberapa peristiwa penolakan
masyarakat terhadap beberapa proyek pembangunan yang akan dilakukan pemerintah.
Salah satu indikasi yang mungkin timbul bisa jadi karena berangkat dari adanya
ketidakberdayaan masyarakat untuk menghadapi masalah internal mereka.
Dari sana tumbuh gejala-gejala kekecewaan yang akhirnya bisa saja terakumulasi pada
pemerintah, termasuk ketika pemerintah justru bermaksud memperbaiki masyarakat lewat
agenda pembangunan yang dilakukan. Di samping hal tersebut, bisa jadi pemerintah yang
memang kurang melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan. Meskipun kritik-
kritik di atas ada benarnya, tetapi dengan hanya menyalahkan masyarakat tanpa mencari
faktor-faktor penyebabnya maka permasalahannya tidak dapat dipecahkan. Yang lebih
penting adalah mencari solusi yang sifatnya komprehensif dan sistematis, sehingga setiap
masalah yang ada bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

5.2.2 Pendekatan Tata Ruang Wilayah

Ruang yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam
bumi, sebagai tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya, pada dasarnya ketersediaannya tidak tak terbatas.
Berkaitan dengan hal tersebut, dan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional, Undang-Undang ini mengamanatkan perlunya dilakukan penataan ruang yang
dapat mengharmoniskan lingkungan alam dan lingkungan buatan, yang mampu
mewujudkan keterpaduan penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan, serta
yang dapat memberikan pelindungan terhadap fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan hidup akibat pemanfaatan ruang. Kaidah penataan ruang ini
harus dapat diterapkan dan diwujudkan dalam setiap proses perencanaan tata ruang
wilayah.
Ruang sebagai sumber daya pada dasarnya tidak mengenal batas wilayah. Namun, untuk
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional, serta sejalan dengan kebijakan
otonomi daerah yang nyata, luas, dan bertanggung jawab, penataan ruang menuntut

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 3


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

kejelasan pendekatan dalam proses perencanaannya demi menjaga keselarasan, keserasian,


keseimbangan, dan keterpaduan antardaerah, antara pusat dan daerah, antarsektor, dan
antarpemangku kepentingan. Dalam Undang-Undang ini, penataan ruang didasarkan pada
pendekatan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan
nilai strategis kawasan.
Berkaitan dengan kebijakan otonomi daerah tersebut, wewenang penyelenggaraan
penataan ruang oleh Pemerintah dan pemerintah daerah, yang mencakup kegiatan
pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang, didasarkan pada
pendekatan wilayah dengan batasan wilayah administratif. Dengan pendekatan wilayah
administratif tersebut, penataan ruang seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
terdiri atas wilayah nasional, wilayah provinsi, wilayah kabupaten, dan wilayah kota, yang
setiap wilayah tersebut merupakan subsistem ruang menurut batasan administratif. Di
dalam subsistem tersebut terdapat sumber daya manusia dengan berbagai macam kegiatan
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan, dan dengan tingkat pemanfaatan
ruang yang berbeda-beda, yang apabila tidak ditata dengan baik dapat mendorong ke arah
adanya ketidakseimbangan pembangunan antarwilayah serta ketidaksinambungan
pemanfaatan ruang. Berkaitan dengan penataan ruang wilayah kota, Undang-Undang ini
secara khusus mengamanatkan perlunya penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau,
yang proporsi luasannya ditetapkan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah
kota, yang diisi oleh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja
ditanam.
Penataan ruang dengan pendekatan kegiatan utama kawasan terdiri atas penataan ruang
kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan. Kawasan perkotaan, menurut
besarannya, dapat berbentuk kawasan perkotaan kecil, kawasan perkotaan sedang,
kawasan perkotaan besar, kawasan metropolitan, dan kawasan megapolitan. Penataan
ruang kawasan metropolitan dan kawasan megapolitan, khususnya kawasan metropolitan
yang berupa kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling
memiliki keterkaitan fungsional dan dihubungkan dengan jaringan prasarana wilayah yang
terintegrasi, merupakan pedoman untuk keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah
administrasi di dalam kawasan, dan merupakan alat untuk mengoordinasikan pelaksanaan
pembangunan lintas wilayah administratif yang bersangkutan. Penataan ruang kawasan

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 4


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

perdesaan diselenggarakan pada kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah


kabupaten atau pada kawasan yang secara fungsional berciri perdesaan yang mencakup 2
(dua) atau lebih wilayah kabupaten pada 1 (satu) atau lebih wilayah provinsi. Kawasan
perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten dapat berupa kawasan agropolitan.
Penataan ruang dengan pendekatan nilai strategis kawasan dimaksudkan untuk
mengembangkan, melestarikan, melindungi dan/atau mengoordinasikan keterpaduan
pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan demi terwujudnya pemanfaatan
yang berhasil guna, berdaya guna, dan berkelanjutan. Penetapan kawasan strategis
pada setiap jenjang wilayah administratif didasarkan pada pengaruh yang sangat penting
terhadap kedaulatan negara, pertahanan, keamanan, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau
lingkungan, termasuk kawasan yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Pengaruh aspek
kedaulatan negara, pertahanan, dan keamanan lebih ditujukan bagi penetapan kawasan
strategis nasional, sedangkan yang berkaitan dengan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan
lingkungan, yang dapat berlaku untuk penetapan kawasan strategis nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota, diukur berdasarkan pendekatan ekternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi
penanganan kawasan yang bersangkutan.
Penataan ruang sebagai suatu sistem perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara
yang satu dan yang lain dan harus dilakukan sesuai dengan kaidah penataan ruang sehingga
diharapkan dapat :
 mewujudkan pemanfaatan ruang yang berhasil guna dan berdaya guna serta mampu
mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan;
 tidak terjadi pemborosan pemanfaatan ruang; dan
 tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang.

Penataan ruang yang didasarkan pada karakteristik, daya dukung dan daya tampung
lingkungan, serta didukung oleh teknologi yang sesuai akan meningkatkan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan subsistem. Hal itu berarti akan dapat meningkatkan kualitas
ruang yang ada. Karena pengelolaan subsistem yang satu berpengaruh pada subsistem yang
lain dan pada akhirnya dapat mempengaruhi sistem wilayah ruang nasional secara
keseluruhan, pengaturan penataan ruang menuntut dikembangkannya suatu sistem

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 5


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

keterpaduan sebagai ciri utama. Hal itu berarti perlu adanya suatu kebijakan nasional
tentang penataan ruang yang dapat memadukan berbagai kebijakan pemanfaatan ruang.
Seiring dengan maksud tersebut, pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan, baik oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat, baik pada tingkat pusat maupun
pada tingkat daerah, harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, pemanfaatan ruang oleh siapa pun tidak boleh bertentangan
dengan rencana tata ruang.
Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan
rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang disusun berdasarkan pendekatan
wilayah administratif dengan muatan substansi mencakup rencana struktur ruang dan
rencana pola ruang. Rencana rinci tata ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai strategis
kawasan dan/atau kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup
hingga penetapan blok dan subblok peruntukan. Penyusunan rencana rinci tersebut
dimaksudkan sebagai operasionalisasi rencana umum tata ruang dan sebagai dasar
penetapan peraturan zonasi. Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur
tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk
setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota dan peraturan zonasi yang melengkapi
rencana rinci tersebut menjadi salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang
sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan
rencana rinci tata ruang.
Pengendalian pemanfaatan ruang tersebut dilakukan pula melalui perizinan pemanfaatan
ruang, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi. Perizinan pemanfaatan
ruang dimaksudkan sebagai upaya penertiban pemanfaatan ruang sehingga setiap
pemanfaatan ruang harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang. Izin pemanfaatan
ruang diatur dan diterbitkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya masing-masing. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi
adminstratif, sanksi pidana penjara, dan/atau sanksi pidana denda.
Pemberian insentif dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan imbalan terhadap
pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, baik yang dilakukan oleh

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 6


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

masyarakat maupun oleh pemerintah daerah. Bentuk insentif tersebut, antara lain, dapat
berupa keringanan pajak, pembangunan prasarana dan sarana (infrastruktur), pemberian
kompensasi, kemudahan prosedur perizinan, dan pemberian penghargaan.
Disinsentif dimaksudkan sebagai perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan,
dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang, yang antara
lain dapat berupa pengenaan pajak yang tinggi, pembatasan penyediaan prasarana dan
sarana, serta pengenaan kompensasi dan penalti.
Pengenaan sanksi, yang merupakan salah satu upaya pengendalian pemanfaatan ruang,
dimaksudkan sebagai perangkat tindakan penertiban atas pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi. Dalam Undang-Undang ini
pengenaan sanksi tidak hanya diberikan kepada pemanfaat ruang yang tidak sesuai dengan
ketentuan perizinan pemanfaatan ruang, tetapi dikenakan pula kepada pejabat pemerintah
yang berwenang yang menerbitkan izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang.

5.3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan


Metodologi merupakan sistem panduan untuk memecahkan persoalan, dengan komponen
spesifiknya adalah bentuk, tugas, metode, teknik dan alat. Pelaksanaan kegiatan
Penyusunan Rancangan Peraturan dan Sosialisasi Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol di
Kabupaten Bekasi Tahun Anggaran 2018, selain itu juga mempertimbangkan efisiensi waktu
pelaksanaan perencanaan pembangunan sehingga selesai tepat waktu sesuai dengan
kontrak.
5.3.1 Persiapan
Melakukan persiapan pelaksanaan menyangkut penyusunan program kerja (alur pikir dan
jadwal), penyusunan instrumen pendataan (kuesioner, peralatan, bahan dan tenaga) yang
akan dilibatkan. PT. Widya Buana Prasetya dalam melaksanakan kegiatan ini pada tahap
persiapan akan menyusun Quesioner dan form wawancara. Quesioner akan diisi oleh
pengendara yang melintas serta yang bekerja/ tinggal di sekitar Kawasan sekitar Jalan Tol
Kabupaten Bekasi. Untuk form wawancara akan dicarikan narasumber berasal dari instansi
ataupun narasumber lainnya yang mengerti mengenai Kawasan sekitar Jalan Tol Kabupaten

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 7


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

Bekasi. Selain form kuesioner dan form wawancara, berikut merupakan hal lain yang akan
dipersiapkan oleh PT. Widya Buana Prasetya.

Peralatan yang dibutuhkan saat Survey :


1. GPS
GPS adalah singkatan dari Global Positioning System, sistem satelit yang dapat
memberikan posisi Anda di mana pun di dunia ini. Satelit GPS tidak mentransmisikan
informasi posisi Anda, yang ditransmisikan satelit adalah posisi satelit dan jarak
penerima GPS Anda dari satelit. Informasi ini diolah alat penerima GPS Anda dan
hasilnya ditampilkan kepada Anda.

Gambar 5.1 Contoh GPS Garmin

2. Persiapan Materi Teknis dan substansial


3. Persiapan Peta Dasar
4. Kamera Survey
5. Peta Rupa Bumi
Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) bisa diperoleh di dengan mengunduh di
http://tanahair.indonesia.go.id menyediakan fasilitas download peta RBI skala 25K,
50K dan 250K. Untuk seluruh Pulau Jawa sudah tercover oleh peta dengan skala 1 :
25.000. Sementara pulau di luar jawa baru tercover peta dengan skala 1 : 50.000 dan
1:250.000.
Tema peta RBI yang dapat didownload melalui portal http://tanahair.indonesia.go.id
meliputi Utilitas, Penutupan Lahan, Transportasi, Hidrografi, Toponimi, Lingkungan
Terbangun dan Hipsografi. Untuk Garis Pantai dan Batas Wilayah hanya tercover
pada skala 1:250.000.

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 8


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

6. Peta Udara (Aerial Mapping), Foto Udara (Aerial Photography), dan Video Udara
(Aerial Videography)
Pengadaan Peta Udara (Aerial Mapping) dilakukan menggunakan teknik foto udara
atau fotogrametri menggunakan wahana Pesawat Udara Tanpa Awak/ UAV
(Unmenned Aerial Vehicle) atau Drone. Pekerjaan ini menghasilkan Peta Orthophoto
Mosaic dan Peta Garis/Peta Topografi yang detail dengan skala antara 1:500 s.d.
1:1.000. dalam hal ini PT. Widya Buana Prasetya telah memiliki Drone dan tenaga
olah data drone yang professional.

Pengadaan Foto Udara (Aerial Photography) dan Video Udara (Aerial Videography)
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan animasi bergerak 3 (tiga) dimensi dan visualisasi
3 (tiga) dimensi.

Dalam pengumpulan data masyarakat akan diajak untuk mengikuti FGD, dimana tahap
pertama konsultan akan memberikan materi mengenai permukiman dan permasalahannya.
Kemudian forum akan diserahkan ke masyarakat yang mengkuti sosialisasi. Masing masing
masyarakat akan diberi kertas kemudian menuliskan potensi dan masalah yang ada di
masing masing daerah.

Data adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam
menarik suatu keputusan, Data yang dijadikan bahan acuan dalam pelaksanaan penyusunan
Rancangan Peraturan Dan Sosialisasi Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol Di Kabupaten
Bekasi ini dapat diklasifikasikan dalam dua jenis data, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari lokasi rencana pembangunan maupun hasil
survey yang dapat langsung dipergunakan sebagai sumber dalam studi. Pengamatan
langsung dilapangan mencakup:
1. Potensi kawasan
2. Masalah kawasan
3. Potensi ekonomi/ sosial/ budaya masyarakatnya

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 9


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

4. Kondisi fisik kawasan/ lingkungan yang berupa prasarana/ sarana dan


fasilitasnya
5. Kondisi penggunaan lahan eksisting di sekitar tol
6. Kearifan local dan karakteristik masyarakat
7. Karakteristik arsitektur yang mencerminkan kearifan lokal, dll yang dianggap
perlu.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam proses studi Penyusunan
Peraturan Zonasi. Data sekunder ini di dapatkan bukan melalui pengamatan secara langsung
di lapangan. Yang termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara lain adalah literatur-
literatur penunjang, data instansi,grafik, tabel dan yang berkaitan erat dengan pekerjaan
Rancangan Peraturan Dan Sosialisasi Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol Di Kabupaten
Bekasi ini seperti data yang terkait dengan tata guna tanah di kawasan sekitar Tol.
a. Peraturan bangunan setempat
b. Peta-peta terkait kawasan perencanaan
c. Rencana tata ruang kota
1. RTRWN
2. RTRW Provinsi Jawa Barat
3. RTRW Kabupaten Bekasi
4. RTR Kawasan Strategis (bila ada)
5. RDTR di wilayah perencanaan
d. Rencana Pembangunan.
1. RPJM Provinsi Jawa Barat
2. RPJ Panjang Provinsi Jawa Barat
3. RPJ Pendek Provinsi Jawa Barat
4. RPJMD
5. RPJ Panjang Daerah
6. RPJ Pendek Daerah
e. Rencana pembangunan dan infrastruktur

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 10


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

Untuk lebih jelasnya mengenai data yang dibutuhkan dalam pekerjaan penyusunan
Rancangan Peraturan Dan Sosialisasi Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol di Kabupaten
Bekasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Tahap Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


1. Kondisi Fisik Wilayah 1. Kebijakan Tata Ruang (RTRWN, RTRW Prov,
Perencanaan RTRW Kab/Kota, RDTR dan RTBL)
2. Kebijakan Pembangunan
2. Inventarisasi Penggunaan lahan
3. Data rencana infrastruktur atau
eksisting
pembangunan di kawasan sekitar jalan Tol
3. Kondisi Infrastruktur ekssising 4. dan Dokumen perencanaan lain terkait
Kompilasi dan
4. Potensi dan masalah kawasan Jalan Tol dan Kawassn Sekitar Jalan Tol di
Analisis Data
perencanaan Kabupaten Bekasi
5. Survey titik eksisting GPS

Gambar 5.2 Diagram Rincian Tahap Pengumpulan Data

A. Metoda Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data membutuhkan suatu instrumen. Instrumen ini dibutuhkan untuk
pengambilan data untuk penelitian baik penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih
cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Metoda yang digunakan
adalah :
a. Metode Literatur, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
dengan cara mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data tertulis dan metode
kerja yang dilakukan.
b. Metode Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi untuk
mengetahui kondisi sebenarnya dilapangan
c. Metode Wawancara, yaitu metode untuk mendapatkan data dengan cara
wawancara langsung dengan instansi terkait/ pengelola atau nara sumber yang
dianggap mengetahui permasalahan tersebut.
d. Metode Kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data atau bahan yang diperoleh
dari buku-buku kepustakaan. Setelah diperoleh data yang diperlukan maka
selanjutnya dapat dilakukan proses perencanaan.

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 11


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

e. Metode Dokumentasi Yaitu mengambil data-data dari hasil penyelidikan, penelitian,


tes / pengujian laboratorium, acuan maupun standar yang diperlukan dalam
perencanaan bangunan.
B. Sumber Data
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa data yang dibutuhkan dalam Penyusunan
Rancangan Peraturan Dan Sosialisasi Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol Di Kabupaten
Bekasi adalah Data primer dan data sekunder. Berikut merupakan keterangan metode
pengumpulan data, jenis data dan sumber data yang dibutuhkan utamanya berasal dari
masyarakat sekitar jalan tol serta Kondisi esisting kawasan sekitar jalan tol.
Tabel 5.1
Kebutuhan Data Pekerjaan Penyusunan Rancangan
Peraturan Dan Sosialisasi Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol Di Kabupaten Bekasi
No Uraian Data Jenis data Metode yang digunakan Sumber Data
1. Kondisi Fisik Kawasan Primer Metode Observasi Sekitar tol Kabupaten
Perencanaan Bekasi
2. Sarana prasarana di sekitar Primer Metode Observasi dan Sekitar tol Kabupaten
kawasan perencanaan wawancara Bekasi
3. Penggunaan lahan di sekitar Primer Metode Observasi dan Sekitar tol Kabupaten
kawasan perencanaan wawancara Bekasi
4. Potensi dan masalah di sekitar Primer Metode wawancara Sekitar tol Kabupaten
kawasan perencnaaan Bekasi
5. Zonasi Kawasan sekitar Toko Primer dan Metode Observasi dan Sekitar tol Kabupaten
Modern sekunder wawancara Bekasi dan Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Bekasi
6. Foto Kondisi sekitar kawasan Primer Metode Observasi dan Survey Sekitar tol Kabupaten
perencanaan Instansi Bekasi
7. RTRW Provinsi Jawa Barat sekunder Survey Instansi BAPPEDA Kabupaten Bekasi
8. RTRW Kabupaten Bekasi sekunder Survey Instansi BAPPEDA Kabupaten Bekasi
9. RDTR Sekitar kawasan sekunder Survey Instansi BAPPEDA Kabupaten Bekasi
perencanaan
10. Data penggunaan lahan sekitar sekunder Survey Instansi BAPPEDA Kabupaten Bekasi
kawasan perencanaan (format
SHP)
Sumber : Tim Konsultan, 2018

D.3.2 Tahap Analisa Data


Rancangan Peraturan Dan Sosialisasi Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol Di Kabupaten
Bekasi yang akan dilakukan oleh Mayarakat sekitar jalan tol. Oleh karena itu tahapan yang
akan dilakukan dalam analisis adalah yang pertama tahap analisis kawasan dan wilayah
perencanaan dan yang kedua adalah analisis potensi dan masalah untuk mengetahui pula
dampak dampak yang sekiranya akan terjadi.

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 12


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

A. Analisis Fisik Kawasan dan Wilayah Perencanaan


Kegiatan analisis meliputi pekerjaan menilai keadaan masa kini (eksisting condition),
kecenderungan perkembangan dari masa lalu (past predicting), menghitung kapasitas
pengembangan (future trend), memperkirakan kebutuhan, memperkirakan arah
perkembangan masa yang akan datang. Seluruh kajian tersebut masih bersifat normatif
berdasarkan kaedah perencanaan berdasarkan visi perencana.
Sebagai pembanding untuk adaptasi terhadap kajian tersebut dilakukan pula kajian
terhadap rencana-rencana yang dinginkan oleh masyarakata setempat yang akan
menghasilkan alternatif pemanfaatan ruang kawasan sekitar jalan tol, memberi
ciri/karakateristik dengan muatan lokal (local content character) dan menentukan alternatif
prasaranan dan sarana terpilih. Pada dasarnya kajian secara substansi pada analisis ini akan
meliputi beberapa kajian yaitu :
 Kondisi fisik kawasan seperti jenis tanah, penggunaan lahan, potensi dan
masalah serta kondisi fisik terkait lainnya
 Kajian yaitu mencari berbagai hubungan sebab akibat dalam arti mempunyai
tingkat kompetitif yang tinggi terutama dalam lingkup makro dan mikro
pengembangan kawasan dan wilayah yang lebih luas.
 Kajian untuk menentukan ruang-ruang bagi pengembangan di dalam kawasan
perencanaan yang terkait dengan potensi yang dimiliki terutama sektor kegiatan
heritage dan tingkat kompetitif dari kawasan tersebut bagi pengembangan
sektor dimaksud.
 Kajian mengenai sistem pelayanan menyangkut penilaian berbagai kebutuhan
prasarana dan sarana dasar kawasan sekitar tol maupun bagi kegiatan
komunitas. Hal lainnya adalah kajian mengenai potensi SDM dalam mendukung
pengembangan kawasan yang lebih luas.
 Kajian mengenai kebutuhan dan keinginan-keinginan masyarakat setempat serta
unsur-unsur leadership yang mempengaruhi dinamika masyarakat dalam
penyusunan kebutuhan prasarana dan sarana lingkungan kawasan sekitar jalan
tol.
 Kajian mengenai bentuk-bentuk promosi investasi, segmentasi pasar, dan semua
yang terkait dengan pemasaran potensi-potensi kompetitif dari Wilayah yang

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 13


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

lebih luas pada pihak luar sebagai wujud pengembangan ekonomi lokal
kawasan.
 Kajian mengenai sektor dan output komoditas yang dikaitkan dengan berbagai
multiplier effect pengembangan kawasan.
 Kajian mengenai rumusan pemanfaatan ruang kawasan berdasarkan hal-hal
yang telah disebutkan di atas.
 Kajian mengenai sistem kelembagaan dan sumber-sumber pembiayaan yang
efektif untiuk mengelola lingkungan kawasan sekitar jalan tol.
Terdapat beberapa Analisa data yang digunakan dalam Rancangan Peraturan dan Sosialisasi
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol di Kabupaten Bekasi. Analisis yang digunakan dalam
Rancangan Peraturan dan Sosialisasi Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol Di Kabupaten
Bekasi adalah :
1) Analisis Tapak (analisis kondisi fisik) output berupa rencana penggunaan lahan
Analisis merupakan suatu metode analisis yang digunakan dengan mengidentifikasi kondisi
eksisting fisik kawasan perencanaan yang meliputi kondisi lingkungan, orientasi matahari,
massa bangunan, topografi, drainase, kebisingan, dan iklim untuk merencanakan tapak serta
blockade zoning kawasan
2) Analisis Daya Dukung Fisik dan Lingkungan
Analisis daya dukung berkaitan erat dengan konsep pembangunan berkelanjutan yaitu
pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan
kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
3) Analisis Konstelasi Wilayah, Analisis Arahan Pengembangan Wilayah serta
Keterpaduan Program & Sinkronisasi Pembangunan Infrastruktur
Analisis Konstelasi Wilayah menerangkan tentang bagaimana hubungan (konstelasi)
maupun peran antara kawasan lahan tapak yang direncanakan dengan wilayahnya dalam
skala makro, serta bagaimana kondisi pada kondisi eksisting (saat ini) di kawasan tersebut
secara umum. Sementara untuk analisis arahan pengembangan wilayah, Keterpaduan
Program & Sinkronisasi Pembangunan Infrastruktur meliputi analisa dari seluruh kebijakan
terkait dengan infrastruktur yang berupa studi – studi terdahulu yang telah dikerjakan.
Mereview dan mengevaluasi mengenai kebijakan – kebijakan instansi terkait.

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 14


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

4) Analisis Sosial Kependudukan dan Budaya

Hakikat analisis sosial menurut Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2007 adalah suatu
upaya yang dilakukan dalam mengembangkan kawasan untuk mencapai pemanfaatan
sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sementara Analisis Kependudukan adalah analisis menggunakan data kependudukan yang
digunakan untuk memprediksi kebutuhan sarana – prasarana masa mendatang. Sehingga
hasil dari perencanaan dapat digunakan bukan hanya pada masa ini tapi hingga masa depan.
5) Analisis Elemen Perancangan Kota
Setiap Kota harus memperhatikan elemen – elemen perancangan kota yang ada sehingga
nantnya kota akan memiliki karakteristik yang jelas. Menurut Hamid Shirvani dalam bukunya
“Urban Design Process” elemen perancangan Kota terdiri atas 8 aspek yakni : Tata Guna
Lahan (Land Use), Bentuk dan Kelompok Bangunan (building and Mass Building), Ruang
Terbuka (open space), Parkir dan Sirkulasi, penandaan (signages), jalur pejalan kaki
(pedestrian ways), Pendukung Kegiatan (activity support), dan preservasi (preservation).
6) Analisis Estetika Kota
Berikut merupakan elemen yang termasuk dalam estetika kota :
Proporsi : perbandingan bentuk bangunan dengan ruang, selalu sesuai untuk manusia,
merupakan perbandingan antara panjang-lebar-tinggi massa bangunan, dan sangat
bergantung pada fungsi dan aktifitas.
Sumbu : garis yang terbentuk oleh dua buah titik dari dalam ruang dimana terdapat
bentuk-bentuk dan ruang-ruang yang dapat disusun menurut cara-cara yang teratur dan
tidak teratur. Sumbu adalah sebuah garis maya untuk mencapai suatu obyek atau kawasan
dan bisa diakhiri dengan sebuah vokal point.
Simetri : distribusi bentuk-bentuk ruang-ruang yang sama dan seimbang terhadap suatu
garis bersama (sumbu)/ titik (pusat). Simetri adalah suatu media atau objek dengan bentuk
dan ukuran di kedua sisinya (kanan dan kiri) sama. Terbagi menjadi simetri bilateral
(susunan yang seimbang dari unsur-unsur atau bidang atau massa bangunan yang sama
terhadap sumbu yang sama) dan simetri radial (susunan yang terdiri dari unsur-unsur yang
sama dan seimbang terhadap dua sumbu atau lebih).
Hirarki : penonjolan salah satu objek yang memiliki hirarki lebih tinggi dibandingkan objek
lain menurut besarnya, potongan / penempatannya secara relatif terhadap bentuk-bentuk

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 15


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

dan ruang-ruang lain dari suatu organisasi. Hirarki menunjukkan derajat kepentingan dari
bentuk dan ruang serta peran-peran fungsional, formal dan simbolis. Hirarki biasanya
ditunjukkan dengan ukuran luar biasa (ukuran yang menyimpang dari unsur-unsur lain),
wujud yang unik, dan lokasi atau penempatan strategis (agar perhatian tertuju pada unsur
tersebut).
Balance : rasa yang menyatakan bahwa ada keseimbangan dalam suatu kawasan.
Perancangan yang proporsional dapat menciptakan kesan ini misalnya dengan persebaran
bangunan atau aktivitas yang merata atau pengaturan penempatan antara bentuk-bentuk /
ruang-ruang yang serupa maupun tidak serupa sehingga dapat menimbulkan keseimbangan.
Irama : pengulangan garis, bentuk, wujud atau warna secara harmonis dan teratur,
sehingga dapat memberikan kesan terhadap bangunan atau kawasan tersebut.
Skala : proporsi tertentu yang digunakan untuk menetapkan pengukuran dan dimensi-
dimensi. Skala memandang besarnya unsure bangunan atau ruang terhadap bentuk-bentuk
lain. Skala terdiri dari skala umum (unsur-unsur bangunan terhadap bentuk lain di dalam
lingkupnya) dan skala manusia (sebagai acuan / pedoman dalam menyeimbangkan kawasan
perancangan adalah skala manusia).
Konteks dan Kontras : Kekontrasan terjadi dengan perpaduan antara bangunan modern
dengan bangunan tradisional atau ruang hijau. Sedangkan konteks dicapai dengan dengan
penyesuaian warna dan bentuk-bentuk bangunan-banguan lama sehingga tidak
menimbulkan kekontrasan.
Organisasi Ruang : susunan ruang-ruang yang berkaitan menurut fungsi, kedekatan, atau
alur sirkulasi sehingga menjadi pola-pola bentuk dan ruang yang saling berhubungan.
Macamnya adalah terpusat (terdiri dari ruang yang dikelompokan mengelilingi suatu ruang
pusat yang besar dan dominan), linier (dibatasi oleh satu sumbu), radial (ruang yang
dikelompokkan tersusun lebih sempurna), grid/papan catur (tertata rapi, sehingga
menimbulkan kesan keteraturan karena organisasi penyusunannya berupa suatu blok-blok),
dan cluster (komposisi gabungan antara organisasi ruang yang satu dengan lainnya).

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 16


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

7) Analisis Intensitas Ruang

Analisis intensitas ruang meliputi penentuan KDB (Koefisien dasar Bangunan) analisis KLB
(Koefisien Lantai Bangunan), Analisis Ketinggian Bangunan, analisis KDH (Koefisien Dasar
Hijau). Secara umum GSB adalah garis imaginer yang menentukan jarak terluar bangunan
terhadap pinggir ruas jalan. BCR/KDB adalah perbandingan antara luas lantai dasar
bangunan dengan luas tanah. FAR / KLB adalah perbandingan antara luas lantai bangunan
dengan luas tanah.
8) Analisis SWOT
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). SWOT akan lebih baik dibahas
dengan menggunakan tabel yang dibuat dalam kertas besar, sehingga dapat dianalisis
dengan baik hubungan dari setiap aspek.

Gambar 5.3
Skema Metode Analisis SWOT

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 17


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya
dalam gambar matrik SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths)
mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan
(advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan
(strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman
(threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

Analisis SWOT
Analisis Sosial dan Kependudukan

Perumusan Arah, Tujuan dan


Analisis Daya Dukung Lingkungan Konsep
Sasaran Pengembangan

Analisis Sektor Basis dan Kemampuan Daerah


Analisis Lingkungan
Pengembangan Pembangunan
Analisis Intensitas Ruang Rencana
Berbasis Peran Masyarakat

Analisis Kebutuhan dan Pelayanan Infrastruktur


Pemrograman
1. Fasilitas
Analsis Konstelasi Wilayah 2. Aktivitas
3. Ruang

Gambar 5.4
Skema Metode Analisis Rancangan Peraturan dan Sosialisasi Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol
di Kabupaten Bekasi

B. Analisis Pengembangan Pembangunan Berbasis Peran Masyarakat


Pembangunan berbasis peran masyarakat (community-based development) adalah
pembangunan dengan orientasi yang optimal pada pendayagunaan masyarakat, baik secara
langsung maupun tidak langsung, masyarakat diberikan kesempatan aktif beraspirasi dan
berkontribusi untuk merumuskan program-program bangunan dan lingkungan yang sesuai
dengan tingkat kebutuhannya. Proses penyusunan Dokumen CAP Peningkatan Kualitas
Pemukiman Kumuh harus melibatkan peran aktif masyarakat dalam setiap tahap kegiatan.
Analisis pengembangan pembangunan berbasis peran masyarakat memiliki manfaat.

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 18


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

a. Memupuk pemahaman dan kesadaran masyarakat akan hak,kewajiban, dan

peranannya di dalam proses pembangunan,sehingga tumbuh rasa memiliki dan


tanggung jawab yang kuat terhadap hasil-hasilnya.
b. Meminimalkan konflik, sehingga mempercepat proses kegiatan secara keseluruhan,
serta terbangunnya suatu ikatan di masyarakat.
c. Efisiensi dan efektivitas. Keputusan yang diambil akan bersifat efisien dan efektif jika
sesuai dengan kondisi yang ada, baik kebutuhan, keinginan, maupun sumber daya di
masyarakat.
d. Memberdayakan masyarakat setempat, terutama dalam hal membentuk dan
membangun kepercayaan diri, kemampuan bermasyarakat dan bekerja sama.
Keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan ini tercermin dalam kegiatan FGD (Focus Group
Discussion) di daerah FGD Daerah dilaksanakan di daerah, sebanyak minimal 8 (delapan) kali
dalam rangka pembahasan substansi teknis perencanaan kota dan detail tata ruang, dengan
rincian sebagai berikut:

Berdasarkan Kesepakatan dan Kerjasama

Sesuai dengan aspirasi publik

Kejelasan Tanggung Jawab

Kejelasan Tanggung Jawab

Kejelasan Tanggung Jawab

Kesempatan yang sama untuk berkontribusi

Gambar 5.5
Prinsip dalam Perencanaan Partisipatif

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 19


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

Disamping prinsip – prinsip tersebut, kami juga menyiapkan tahapan – tahapan yang
digunakan dalam analisis pengembangan masyarakat. Tahapan yang kami lakukan
diantaranya :
Tahapan Perencanaan Partisipatif
a. Persiapan: pengenalan program yang akan dilakukan kepada masyarakat terkait,
pembentukan kelompok, pendefinisian pihak terkait, penentuan pendekatan pihak
terkait, dan penyusunan strategi pengumpulan informasi.
b. Identifikasi aspirasi dan analisis permasalahan: penyusunan tujuan, kebutuhan, dan
kepentingan semua pihak, pelibatan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders),
penciptaan dan sosialisasi mekanisme, serta analisis kebutuhan dan sumber daya
pengembangan kawasan.
c. Analisis perilaku lingkungan: terutama mengenai interaksi kawasan perkotaan yang
sudah memiliki struktur kota yang solid pada kawasan perencanaan.
d. Rencana pengembangan: pedoman utama, arahan pengembangan, kepentingan
prioritas, identifikasi hambatan, identifikasi sumber daya, dan visi pengembangan
kawasan.
e. Strategi pengembangan dan publikasi: perencanaan tahapan, monitoring dan
evaluasi, persetujuan legal, strategi kerja sama dengan wakil-wakil komunitas,
penyebaran informasi dan publikasi program.
f. Penerapan rencana: publikasi rencana pelaksanaan, adaptasi perubahan, peninjauan
dan kaji ulang (review) berkala bersama dengan komunitas dan seluruh masyarakat.

Identifikasi Aspirasi
Analisis Perilaku
Persiapan dan analisis
dan sosial Budaya
permasalahan

Strategi Rencana
Penerapan Rencana
Pengembangan Pengembangan

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 20


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

Bentuk-bentuk Partisipasi yang dapat dikontribusikan oleh masyarakat antara lain :


a. Tenaga kerja, yaitu kontribusi masyarakat sebagai pekerja di dalam proses penataan
lingkungan/kawasan.
b. Sebagai inisiator program, yaitu masyarakat mengajukan usulan awal mengenai
kemungkinan penataan bangunan dan lingkungan setempat.
c. Berbagi biaya, yaitu masyarakat berbagi tanggung jawab terhadap pembiayaan
kegiatan penataan.
d. Berdasarkan kontrak, yaitu masyarakat terikat kontrak untuk melaksanakan
suatu/seluruh program kegiatan penataan.
e. Pengambilan keputusan pada seluruh proses, yaitu melibatkan masyarakat di dalam
proses pengambilan keputusan sejak awal proyek, sehingga hasilnya sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat.

Persiapan Perencanaan Tahunan Perancangan

Monitoring dan Evaluasi Pengawasan Pelaksanaan

Gambar 5.6 Proses Partisipasi Masyarakat

D.3.3 Tahap Penyusunan Rencana, dan Program


Proses ini dilakukan dalam rangka perumusan rencana dan program pembangunan
infrastruktur untuk mendukung infrastrutur strategis lainnya (non-PUPR) pendukung
kawasan-kawasan pengembangan perkotaan, meliputi:
1) Analisis penentuan zonasi dan penggunaan lahan;
2) Analisis keterpaduan kebijakan dengan kondisi eksisting perumahan dan pemukiman;
3) Penyusunan Rancangan Peraturan dan Sosialisasi Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol di
Kabupaten Bekasi;

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 21


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

D.3.4 Panduan Rancangan


Panduan Rancangan merupakan penjelasan lebih rinci atas Rencana Umum yang telah
ditetapkan sebelumnya dalam bentuk penjabaran materi utama melalui pengembangan
komponen rancangan kawasan pada bangunan, kelompok bangunan, elemen prasarana
kawasan, kaveling dan blok, termasuk panduan ketentuan detail visual kualitas minimal tata
bangunan dan lingkungan. Prinsip-prinsip Pengembangan Rancangan :
a. Panduan Rancangan tiap Blok Pengembangan
b. Simulasi Rancangan Tiga Dimensional
D.3.5 Tahap Pengkodean dan Klasifikasi Zona
Kode Dan Klasifikasi Zonasi a. Kode dan Klasifikasi Zonasi Defini dan Tujuan Penetapan
Zonasi
a. (R) Perumahan Definisi : Zona Perumahan adalah peruntukkan tanah yang
terdiri dari kelompok rumah tinggal yang mewadahi perikehidupan dan
penghidupan masyarakat yang dilengkapi dengan fasilitasnya.
Tujuan Penetapan :
 Menyediakan lahan untuk pengembangan hunian dengan kepadatan yang
bervariasi;
 Mengakomodasi bermacam tipe hunian dalam rangka mendorong penyediaan
hunian bagi semua lapisan masyarakat;
 Merefleksikan pola-pola pengembangan yang diinginkan masyarakat pada
lingkungan-lingkungan hunian yang ada dan untuk masa yang akan dating.
b. (K) Perdagangan & Jasa Zona perdagangan dan jasa adalah peruntukkan
tanah yang merupakan bagian dari kawasan budidaya difungsikan untuk
pengembangan kegiatan pelayanan pemerintahan, sarana umum produksi
dan distribusi, tempat bekerja, tempat berusaha, tempat hiburan dan
rekreasi.
Tujuan Penetapan :
 Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja dalam wadah berupa
perkantoran, pertokoan, jasa, rekreasi dan pelayanan masyarakat;
 Menyediakan ruang yang cukup bagi penempatan kelengkapan dasar fisik
berupa sarana-sarana penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 22


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya dapat berfungsi


sebagaimana mestinya;
 Menyediakan ruang yang cukup bagi sarana-sarana umu, terutama untuk
melayani kegiatan-kegiatan produksi dan distribusi yang diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
c. (SU) Sarana Umum: Zona sarana umum dalah kelompok kegiatan yang
berupa sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana
social, sarana olahraga dan rekreasi, sarana pelayanan umum, sarana
perbelanjaan/niaga, dan sarana transportasi dengan skala pelayanan yang
ditetapkan dalam rencana kota.
Tujuan Penetapan :
 Menyediakan lahan untuk pengembangan sarana sosial dan umum dengan
kebutuhan dan daya dukung untuk menjamin pelayanan pada masyarakat;
 Mengakomodasi bermacam tipe fasilitas sosial dan umum untuk mendorong
penyediaan pelayanan bagi semua lapisan masyarakat;
 Merefleksikan pola-pola pengembangan yang diingini masyarakat pada
lingkungan hunian yang ada dan untuk masa yang akan datang.
d. (IG) Industri & Pergudangan Zona Industri dan Pergudangan adalah
peruntukkan tanah yang difungsikan untuk pengembangan kegiatan yang
berhubungan dengan proses produksi dan tempat penyimpanan bahan
mentah dan barang hasil produksi.
Tujuan Penetapan :
 Menyediakan ruang bagi kegiatan-kegiatan produksi suatu barang yang
mempunyai nilai lebih untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasaan yang berkaitan dengan lapangan kerja
perekonomian lainnya.
 Memberikan kemudahan pertumbuhan industri baru dengan mengendalikan
pemanfaatan ruang lainnya untuk menjaga keserasian lingkungan sehingga
mobilitas antar ruang tetap terjamin serta terurainya kualitas lingkungan.
e. (RT) Ruang Terbuka Hijau Zona ruang terbuka hijau adalah pengembangan
ruang terbuka yang mempunyai makna historis, estetika, median ruang,

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 23


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

keseimbangan ekologis, sebagai fungsi penghubung aktivitas-aktivitas kota


yang berbeda dan tempat bersosialisasi yang potensial dikembangkan. Salah
satu pengembangan ruang terbuka (open source) yang sangat penting di
daerah perkotaan adalah pengembangan ruang terbuka hijau untuk
meningkatkan mutu lingkungan hidup, sarana pengaman lingkungan
perkotaan, menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan.
Keberadaan ruang terbuka hijau di perkotaan ini difungsikan sebagai
perlindungan ekosistem, menciptakan K3, rekreasi, pengaman lingkungan
hidup, penelitian dan pendidikan, perlindungan plasma nutfah, memperbaiki
iklim mikro dan pengatur tata air.
Tujuan Penetapan :
 Penyediaan fasilitas-fasilitas lingkungan yang berkaitan dengan ruang terbuka;
 Melestarikan/melindungi lahan-lahan sarana kota/lingkungan yang digunakan
rekreasi di luar bangunan, sebagai sarana pendidikan, dan untuk dinikmati
nilai-nilai keindahan visualnya;
 Preservasi dan perlindungan lahan-lahan yang rawan lingkungan hidup;
 Pengamanan jaringan prasarana dan penyekatanpenyekatan (buffer) antara
fungsi-fungsi pemanfaatan lahan yang saling mengganggu;
 Pemanfaatan nilai ekonominya sebagai sarana budidaya pertanian.
f. (KS) Khusus: Zona fungsi khusus adalah peruntukkan tanah yang difungsikan
untuk menampung kegiatan yang sifatnya khusus.
Tujuan Penetapan :
Menyediakan ruang bagi kegiatan-kegiatan tertentu yang karena sifatanya mempunyai
kekhususan di luar ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pada zona perumahan, zona
perdagangan dan jasa, zona sarana umum, zona industry dan pergudangan, dan zona ruang
terbuka hijau, misalnya menyangkut keamanan Negara, tingkat resiko atau dampak yang
beat terhadap lingkungan hidup sehingga memerlukan penanganan operasional, desain dan
spesifikasi yang khusus.

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 24


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

D.3.6 Aturan Kegiatan dan Penggunaan Lahan


Aturan Kegiatan dan Penggunaan Lahan
a. Definisi Aturan kegiatan dan penggunaan lahan adalah aturan yang
berisi kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan bersyarat,
diperbolehkan terbatas atau dilarang pada suatu zona.
b. Klasifikasi Kegiatan Aturan kegiatan dan penggunaan lahan pada
suatu zonasi penggunaan lahan dinyatakan dengan klasifikasi
sebagai berikut:
 “I” = Pemanfaatan diizinkan (P, permitted)
 "T" = Pemanfaatan diizinkan secara terbatas (R, restricted)
 "B" = Pemanfaatan memerlukan izin penggunaan bersyarat (C,conditional)
 "X" = pemanfaatan yang tidak diijinkan (not permitted)

Penjelasan klasifikasi
 " |" = Pemanfaatan diizinkan Karena sifatnya sesuai dengan peruntukan tanah
yang direncanakan. Hal ini berarti tidak akan ada peninjauan atau
pembahasan atau tindakan lain dari pemerintah kabupaten terhadap
pemanfaatan tersebut.
 “ T " = Pemanfaatan diizinkan secara terbatas Pembatasan dilakukan melalui
penentuan standar pembangunan minimum, pembatasan pengoperasian,
atau peraturan tambahan lainnya yang berlaku di wilayah kabupaten/ yang
bersangkutan.
 " B " = Pemanfaatan memerlukan izin penggunaan bersyarat Izin ini
sehubungan dengan usaha menanggulangi dampak pembangunan di
sekitarnya (menginternalisasi dampak); dapat berupa AMDAL, RKL dan RPL.
 “X" = Pemanfaatan yang tidak diijinkan Karena sifatnya tidak sesuai dengan
peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat menimbulkan dampak yang
cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya.

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 25


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

D.3.6 Penyusunan Pemetaan


Peta zonasi adalah peta yang berisi kode zonasi di atas blok dan subblok yang telah
didelineasikan sebelumnya dengan skala yang ditentukan oleh pengguna jasa. Sedangkan
subblok peruntukan adalah pembagian peruntukan dalam satu blok peruntukan
berdasarkan perbedaan fungsi yang akan dikenakan.
 Pertimbangan
Pertimbangan penetapan kode zonasi di atas peta batas blok/ subblok yang dibuat
berdasarkan ketentuan pada Peta Zonasi dapat didasarkan pada :
a. Kesamaan karakter blok peruntukan, berdasarkan pilihan: Mempertahankan
dominasi penggunaan lahan yang ada (eksisting);
b. Menetapkan fungsi baru sesuai dengan arahan fungsi pada RTRW;
c. Menetapkan karakter khusus kawasan yang diinginkan;
d. Menetapkan tipologi lingkungan/kawasan yang diinginkan;
e. Menetapkan jenis pemanfaatan ruang/lahan tertentu;
f. Menetapkan batas ukuran tapak/persil maksimum/minimum;
g. Menetapkan batas intensitas bangunan
h. Mengembangkan jenis kegiatan tertentu;
i. Menetapkan batas kepadatan penduduk/bangunan yang diinginkan;
j. Menetapkan penggunaan dan batas intensitas sesuai dengan daya dukung
prasarana (misalnya: jalan) yang tersedia;
k. Kesesuaian dengan ketentuan khusus yang sudah ada (KKOP, pelabuhan,
terminal, dll);
l. Karakteristik lingkungan (batasan fisik) dan administrasi.
m. Subblok Peruntukan. Bila suatu blok peruntukan akan ditetapkan menjadi
beberapa kode zonasi, maka blok peruntukan tersebut dapat dipecah menjadi
beberapa subblok peruntukan.
 Pembagian sub-blok peruntukan dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan:
a) Kesamaan (homogenitas) karakteristik pemanfaatan ruang/lahan.
b) Batasan fisik seperti jalan, gang, sungai, brandgang atau batas persil.
c) Orientasi Bangunan.
d) Lapis bangunan.

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 26


pt. widya buana
Penyusunan Rancangan Peraturan & Sosialisasi
prasetya
Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol

5.4 Penyusunan Laporan


Laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Rancangan Peraturan dan
Sosialisasi Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol di Kabupaten Bekasi adalah:
1) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan adalah laporan yang berisi metodologi/pola pikir pendekatan
pelaksanaan kegiatan yang dituangkan dalam program dan rencana kerja. Materi
Laporan Pendahuluan adalah sebagai berikut :
 Metodologi (pendekatan perencanaan, metoda pengumpulan data, dan teknik
penyampaian sosialisasi);
 Gambaran Wilayah;
 Pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja;
 Mobilisasi Tenaga Ahli;
 Rencana Kerja Konsultan; dan
 Rencana Persiapan Sosialisasi dan Pengamatan Lapangan.
2) Laporan Antara
Laporan ini disusun setelah pengumpulan data lapangan. Pada Laporan antara ini
terdapat Penajaman Metodologi dalam Penyusunan Rencana Peraturan dan
Sosialisasi Pemanfaatan Ruang Sekitar Jalan Tol di Kabupaten Bekasi, disertai
identifikasi potensi dan permasalahan perkembangan. Analisis data dilakukan hingga
tahap penentuan program kegiatan sosialisasi serta strategi implementasi rencana
program.
3) Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan penyempurnaan dari hasil pembahasan Laporan Antara
dalam Forum Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bekasi,
dimana penyempurnaannya menjadi ketentuan yang harus diikuti dalam
penyusunan laporan akhir dan rancangan peraturan/keputusan Bekasi.
4) Ringkasan (Executive Summary)
5) Album Peta
Album Peta berisi mengenai Peta Eksisting Wilayah Perencanaan dan Rencana yang
dibuat dalam format A3 sebanyak 2 eksemplar.

Bab 5 Uraian Pendekatan & Metodologi Pekerjaan - 27

Anda mungkin juga menyukai