3.1
Sumberdaya Wp-3-K
Kecil
Selain potensi sumber daya hayati, kabupaten Minahasa Utara juga
memiliki sumber daya potensial dalam bentuk non hayati seperti pasir,
mineral, garam, dan pertambangan. Kawasan pertambangan yang
berpotensi di wilayah Kabupaten Minahasa Utara yaitu kawasan yang
secara teknis-geologis memiliki potensi deposit bahan tambang, atau
area
kontrak
karya
pertambangan/kuasa
pertambangan/izin
III-1
Timur,
Kecamatan
Likupang
Selatan,
Kecamatan
Wori,
sekunder yang
Jenis Tanah
2.
3.
4.
Andesit, Basalt
III-2
Kelas
I
II
III
IV
V
Tabel III.1
Kategori Kelas Lereng
Kemiringan (%)
Klasifikasi
08
Datar
> 8 15
Landai
>15 25
Agak Curam
> 25 45
Curam
> 45
Sangat
Curam
Misalnya
III-3
Dokumen Akhir
3.1.2 Bathimetri
kedalaman
samudra.
Teknik-teknik
awal
batimetri
menggunakan tali berat terukur atau kabel yang diturunkan dari sisi
kapal. Keterbatasan utama teknik ini adalah hanya dapat melakukan satu
pengukuran dalam satu waktu sehingga dianggap tidak efisien. Teknik
tersebut juga menjadi subjek terhadap pergerakan kapal dan arus.
batimetri sangat diperlukan untuk pengembangan pelabuhan untuk
memperkirakan kedalaman laut sehingga memungkinkan kapal-kapal
besar untuk bersandar.
Awalnya,
batimetri
kedalaman samudra.
mengacu
Teknik-teknik
kepada
pengukuran
awal
batimetri
menggunakan tali berat terukur atau kabel yang diturunkan dari sisi
kapal. Keterbatasan utama teknik ini adalah hanya dapat melakukan satu
pengukuran dalam satu waktu sehingga dianggap tidak efisien. Teknik
tersebut juga menjadi subjek terhadap pergerakan kapal dan arus.
batimetri sangat diperlukan untuk pengembangan pelabuhan untuk
memperkirakan kedalaman laut sehingga memungkinkan kapal-kapal
besar untuk bersandar.
Dalam penyusunan rencana zonasi profil dasar laut sangat diperlukan
untuk :
1. Mengetahui karakteristik dasar perairan. Karakteristik ini diartikan
sebagai dimana slope, trench, shelf, continental, dan basin.
2. Berdasarkan kondisi morfologi dasar laut, sebagai indikator kondisi
kolom air seperti arus dan gelombang internal.
III-7
Dokumen Akhir
sumberdaya
pesisir
dan
pemodelan
pendugaan
potensi
pemutihan
karang.Pengetahuan
tentang
Batimeri
perikanan
dibutuhkan
budidaya
laut
dalammenentukan
yang
akan
lokasi
potensi
untuk
pada
suatu
dikembangkan
III-8
Dokumen Akhir
Gambar 3.4
Batimetri Minahasa Utara
III-9
Dokumen Akhir
untuk
pengamatan
lapangan,
percobaan
dan
modeling.
III-11
Dokumen Akhir
berpasir. Hal ini menandakan bahwa wilayah ini sebagian besar sangat
jernih pada perairan-perairan dangkal.Beberapa lokasi yang terdapat
substrat pasir berlumpur terdapat disekitar utara Minahasa dan juga
sebagian berada di wilayah zona hutan mangrove dan sekitar muara
sungai. Jenis pasir di sebagian wilayah adalah berwarna putih dan
disekitar muara berwarna coklat kehitaman.
Umumnya substrat dasar perairan terutama di wilayah perairan
wisata mempunyai jenis substrat karang berpasir dan pasir berkarang. Di
beberapa wilayah pesisir terlihat bahwa substrat dasar perairan berupa
pasir dimana hal ini mengakibatkan kejernihan air menjadi lebih baik. Di
beberapa tempat yang telah diambil substratnya, terdapat jenis substrat
yang berbeda, seperti pasir berkarang, karang berpasir, dan lumpur.
Namun, keadaan ini menjadikan wilayah dasar perairan menjadi lebih
bervariasi dan dapat ditumbuhi oleh berbagai ekosistem. Di beberapa
lokasi, Dalam analisis lanjutan, bahwa analisis ini diperlukan untuk studi
wisata
dan
pemanfaatan
umum
terutama
untuk
budidaya
dan
III-12
Dokumen Akhir
III-13
Dokumen Akhir
3.1.4 Oseanografi
berbagai
ekosistem, arus
topik
samudra,
seperti
organisme
gelombang,
laut
dan
dan
dinamika
dinamika
cairan
geofisika; tektonik lempengdan geologi dasar laut, dan arus berbagai zat
kimia dan fisika di dalam lautan dan perbatasannya. Topik-topik yang
beragam ini menggambarkan berbagai macam disiplin ilmu yang
digabungkan para oseanograf untuk memperdalam pengetahuan akan
lautan dunia dan memahami proses di dalamnya, yaitu astronomi,
biologi, kimia, klimatologi, geografi, geologi, hidrologi, meteorologi,
dan fisika. Paleoseanografi mempelajari
sejarah
lautan
dalam
artian
sejarah geologinya.
3.1.4.1 Arus
Arus air laut adalah pergerakan massa air
arus dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain arah angin, perbedaan
tekanan air, perbedaan densitas air, gaya
III-15
Dokumen Akhir
III-16
Dokumen Akhir
III-17
Tangg
al
Jam
00
18:00:
00
19:00:
00
20:00:
00
21:00:
00
22:00:
00
23:00:
28-Jun14
Dokumen Akhir
00
0:00:0
0
1:00:0
0
2:00:0
0
3:00:0
0
4:00:0
0
5:00:0
0
6:00:0
0
7:00:0
0
8:00:0
0
9:00:0
0
10:00:
00
11:00:
00
12:00:
00
13:00:
00
14:00:
(cm/s)
v (cm/s)
Arah
66
175.82
Kecepatan
(cm/s)
0.5028
-6.8867
4.1323
-9.2399
6.72
-9.4647
7.4804
-7.5463
6.1402
-4.0033
3.0229
0.2438
-1.0609
4.1036
-5.0617
6.5863
-7.9719
7.0517
-9.0551
5.371
-7.9923
1.9611
-4.9489
-2.3178
-0.5625
-6.3779
4.1692
-9.177
8.1132
-9.9823
10.3056
-8.5554
10.236
-5.2146
8.0003
-0.7578
4.2558
3.7333
0.0067
7.1601
0.0536
7.1601
-3.6847
8.6794
336.99
9.4292
42
155.90
47
144.62
50
135.25
13
123.10
36
85.389
0
345.50
48
322.45
70
311.49
50
300.67
41
283.78
65
205.09
59
264.95
98
155.56
72
140.89
72
129.69
84
116.99
60
95.411
0
48.741
9
6.9050
10.1218
11.6077
10.6256
7.3300
3.0327
4.2385
8.3066
10.6432
10.5282
8.2294
5.4648
6.4027
10.0797
12.8635
13.3940
11.4877
8.0361
5.6612
III-18
Tangg
al
Jam
00
15:00:
00
16:00:
00
17:00:
00
18:00:
00
19:00:
00
20:00:
00
21:00:
00
22:00:
00
23:00:
29-Jun14
Dokumen Akhir
00
0:00:0
0
1:00:0
0
2:00:0
0
3:00:0
0
4:00:0
0
5:00:0
0
6:00:0
0
7:00:0
0
8:00:0
0
9:00:0
0
10:00:
00
11:00:
(cm/s)
v (cm/s)
-5.9562
7.9141
-6.3218
5.0494
-4.7572
0.7896
-1.708
-3.8165
1.9888
-7.6365
5.289
-9.7373
7.2163
-9.6174
7.1572
-7.331
5.0615
-3.4729
1.461
0.9712
-2.7006
4.8717
-6.3501
7.2373
-8.5667
7.465
-8.7848
5.4931
-6.898
1.819
-3.2769
-2.6237
1.2913
-6.7003
5.7547
-9.3621
9.0442
-9.9118
10.3661
-8.1818
9.4433
-4.5779
Arah
71
323.03
47
308.61
53
279.42
40
245.89
00
165.40
25
151.49
06
143.11
77
135.68
73
124.45
56
56.386
0
330.99
84
318.73
59
311.06
88
302.01
76
284.77
26
218.68
30
169.09
15
148.42
18
137.62
06
128.28
35
115.86
Kecepatan
(cm/s)
9.9050
8.0908
4.8223
4.1813
7.8912
11.0810
12.0237
10.2454
6.1384
1.7544
5.5702
9.6282
11.3629
10.3608
7.1338
4.1978
6.8236
10.9893
13.4179
13.2060
10.4944
III-19
Tangg
al
Dokumen Akhir
Jam
00
12:00:
00
13:00:
00
14:00:
00
15:00:
00
16:00:
00
17:00:
00
18:00:
00
19:00:
00
20:00:
00
21:00:
00
22:00:
00
23:00:
00
(cm/s)
v (cm/s)
6.6002
0.0197
2.6511
4.4747
-1.357
7.6776
-4.4384
8.8236
-5.9014
7.6165
-5.4767
4.3459
-3.3506
-0.1814
-0.1241
-4.8421
3.3062
-8.4778
5.9528
-10.1865
7.0063
-9.5486
6.0888
-6.7325
Arah
31
89.829
0
30.645
2
349.97
66
333.29
69
322.23
08
308.43
29
183.09
89
268.53
19
158.69
50
149.69
88
143.73
06
137.87
42
Kecepatan
(cm/s)
6.6002
5.2011
7.7966
9.8770
9.6352
6.9915
3.3555
4.8437
9.0997
11.7983
11.8433
9.0774
Tabel III.3
Pola Arus Harian pada stasiun dekat Bangka
Tangg
u
v
Kecepatan
Jam
Arah
al
(cm/s)
(cm/s)
(cm/s)
27-Jun12.142 327.58
0:00:00
-7.7093
14.3834
14
9
93
17.955 329.52
1:00:00
20.8338
10.5662
6
48
15.904 325.62
2:00:00
19.2705
10.8806
9
38
307.35
3:00:00
-8.5579
6.533
10.7665
77
241.47
4:00:00
-4.1274
8.6442
7.5952
94
5:00:00
1.3703
176.52
22.5850
22.543
16
III-20
Tangg
al
Dokumen Akhir
Jam
6:00:00
(cm/s)
(cm/s)
4
-
6.6061
34.000
6
-
7:00:00
10.2759
38.391
9
-
8:00:00
11.4439
33.829
5
-
9:00:00
9.8152
10:00:00
5.8361
11:00:00
0.5718
12:00:00
-4.5983
13:00:00
-8.3582
14:00:00
-9.7852
15:00:00
-8.5527
16:00:00
-4.9869
17:00:00
18:00:00
20.653
6
1.4061
19.769
1
38.142
48
165.01
56
161.31
03
154.58
16
103.54
62
1.6568
353.12
59
350.42
1
51.454
77
349.23
1
43.432
24
348.85
2
27.369
98
349.67
0.0129
5
6.9395
-
36
0.1065
5.1705
13.266
9.1285
28.840
9
-
20:00:00
169.00
9
49.562
4
19:00:00
Arah
10.7951
36.624
1
-
21:00:00
9.6568
35.460
22:00:00
5.947
7
-
158.70
69
162.43
68
163.57
69
164.76
64
167.32
Kecepatan
(cm/s)
34.6364
39.7433
35.7127
22.8672
6.0031
19.7774
38.4191
50.2619
52.3763
44.2663
27.8201
6.9395
14.2384
30.2511
38.1819
36.7521
27.1101
III-21
Tangg
al
Jam
(cm/s)
(cm/s)
26.449
8
-
23:00:00
0.5973
12.610
7
28-Jun14
Dokumen Akhir
0:00:00
-5.0228
1:00:00
-9.4865
1.9436
Arah
177.28
82
291.15
13.099
8
17.807
90
326.73
11.6809
-
3
14.841
67
323.28
11.0668
4:00:00
-7.7831
5.0932
99
303.20
5:00:00
-2.6022
6:00:00
3.2419
3:00:00
8.6773
22.541
9
-
7:00:00
8.3284
32.407
9
-
8:00:00
11.3928
35.082
1
-
9:00:00
11.666
29.130
8
-
10:00:00
9.1036
15.306
8
11:00:00
4.4149
12:00:00
-1.1349
13:00:00
-6.0851
14:00:00
-9.1766
15:00:00
-9.662
3.5863
(cm/s)
83
42
324.08
2:00:00
Kecepatan
04
253.30
68
171.81
60
165.58
76
162.00
90
158.17
54
149.25
83
50.912
23.369
4
357.21
5
39.521
97
351.24
8
48.298
70
349.24
3
47.640
21
348.53
12.6248
5.3857
16.1740
21.2966
18.5136
9.3015
9.0591
22.7738
33.4609
36.8856
31.3799
17.8094
5.6880
23.3970
39.9875
49.1623
48.6106
III-22
Tangg
al
Jam
(cm/s)
(cm/s)
7
37.664
54
348.79
3
20.619
32
351.28
22
80.724
16:00:00
-7.4624
17:00:00
-3.1618
18:00:00
2.1356
0.3488
-
19:00:00
7.0555
18.633
3
-
20:00:00
10.2798
32.221
7
-
21:00:00
10.8919
37.713
4
-
22:00:00
8.647
34.454
7
-
23:00:00
4.069
23.968
4
29-Jun14
Dokumen Akhir
Arah
0
159.26
08
162.30
56
163.89
09
165.91
16
170.36
50
259.98
0:00:00
-1.6807
-9.518
1:00:00
-7.1281
4.7746
15.013
53
324.03
10.8936
-
4
18.525
57
326.96
12.0467
-
7
14.520
53
324.60
10.3155
5:00:00
-6.1229
4.2604
95
304.83
6:00:00
-0.4728
-9.278
2:00:00
3:00:00
4:00:00
59
303.81
07
267.08
28
166.60
7:00:00
5.2784
22.167
8:00:00
9.731
8
-
162.32
30.539
61
66
Kecepatan
(cm/s)
38.3964
20.8607
2.1639
19.9244
33.8218
39.2547
35.5232
24.3113
9.6653
8.5794
18.5492
22.0981
17.8116
7.4593
9.2900
22.7876
32.0522
III-23
Tangg
al
Dokumen Akhir
Jam
9:00:00
(cm/s)
(cm/s)
3
-
11.7859
31.593
8
-
10:00:00
10.9445
24.367
8
-
11:00:00
7.4674
10.037
7
12:00:00
2.3174
8.3309
13:00:00
-3.1115
26.536
14:00:00
-7.3894
15:00:00
-9.4363
16:00:00
-8.7807
17:00:00
-5.644
18:00:00
-0.859
19:00:00
4.3332
20:00:00
8.5695
21:00:00
10.6942
10.0683
6.7701
22
155.81
33
143.35
31
15.544
9
353.31
40.289
5
46.285
70
348.47
5
43.011
69
348.46
6
31.110
18
349.71
2
13.219
73
356.28
8
-
22
146.93
6.6562
-
58
160.42
24.105
-
93
35.365
38.240
5
-
23:00:00
159.54
23
349.60
6
22:00:00
Arah
32.623
1
163.17
52
165.24
94
168.27
61
Kecepatan
(cm/s)
33.7206
26.7128
12.5107
8.6472
26.7178
40.9615
47.2376
43.8987
31.6180
13.2477
7.9424
25.5830
36.9471
39.5437
33.3182
III-24
Dokumen Akhir
Gravitasi
Pariwono
(1989),
fenomena
pasang
surut
diartikan
sebagai naik turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik
benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air
di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surut laut
merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air
laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan
gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari,
bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan
karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil. Pasang surut yang
terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu: pasang surut atmosfer (atmospheric
tide), pasang surut laut (oceanic tide) dan pasang surut bumi padat (tide
of the solid earth).
Tipe pasang surut dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) bentuk dasar
berdasarkan pada nilai Formzahl :
III-25
Dokumen Akhir
ke
selatan
dan
sebaliknya.
Pasang-surut
tidak
hanya
III-26
Dokumen Akhir
Mendapatkan
model matematik.
Menentukan bidang referensi misalnya MSL, LLWL, HHWL, dsb.
Pencatatan data pasang surut dilakukan untuk mengoreksi pengukuran
informasi
elevasi
muka
air
di
lokasi
(baik
yang
kedalaman laut.
Data pasang surut dalam kajian ini didapatkan dari hasil peramalan
pasang surut dengan metode admiralty.
a. Pasang Surut di Perairan Kab. Minahasa Utara
Berdasarkan peramalan dan pengolahan analisa data elevasi air pada
wilayah studi, selama 15 hari yaitu pada tanggal 1 - 15 September 2014,
diperoleh hasil seperti pada gambar berikut.
III-27
Dokumen Akhir
Gambar 3.7
Grafik Pasang Surut Perairan Kab. Minahasa Utara
b. Pengolahan
Konstanta
Pasang
Surut
dengan
Metode
Admiralty
Dari data yang diperoleh melalui pengaatan pasang surut selama 15
hari, dianalisis dengan metode Admiralty sehingga diperoleh nilai
konstanta harmonik yang telah disajikan dalam tabel berikut:
Tabel III.4
Konstanta harmonik, nilai formzahl, hasil pengolahan data pasang surut
dengan Metode Admiralty
Konstanta
A (cm)
g (o)
S0
120
0
M2
56
202
S2
35
158
N2
9
215
K1
16
98
O1
16
139
M4
MS4
K2
10
163
P1
6
92
F (Formzahl)
0,35
Tipe
Pasang surut harian ganda
LLWL
-19 cm
III-28
Konstanta
HHWL
MSL
Dokumen Akhir
A (cm)
(o)
259 cm
120 cm
campuran
harian ganda, dimana dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali
surut yang hamper sama tingginya.
Januar
i
Februar
i
Maret
April
Mei
Juni
Agustus
Juli
September
Oktober
III-29
Dokumen Akhir
Novembe
r
Desember
Gambar 3.8
Pola Pasang Surut di Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2014
3.1.4.3
ke
air.
Kecepatan
angin
menimbulkan
tegangan
pada
III-30
Dokumen Akhir
adanya
gesekan
dengan
permukaan
laut
dan
perbedaan
III-31
Dokumen Akhir
III-32
Dokumen Akhir
yang digunakan adalah pada saat kondisi mean sea level dengan tinggi
gelombang pembangkit adalah bervariasi dan arah gelombang sesuai
dengan daerah fetch berdasarkan arah angin dominan pada Musim
Barat, Musim Timur , Musim Peralihan. Grid pemodelan gelombang
disajikan pada gambar berikut ini.
Gambar 3.9
Grid pemodelan gelombang pada wilayah kajian
Berdasarkan
hasil
pemodelan
gelombang
di
perairan
Kabupaten
Minahasa Utara kondisi eksisting pada musim Barat dengan arah datang
gelombang dari arah Barat dapat di diperoleh hasil sebagai berikut.
Bahwa tinggi gelombang di laut dalam yaitu 1,65 meter. Pada saat
mencapai daerah perairan dangkal gelombang mengalami proses
refraksi dan shoaling akibat berubahnya kedalaman atau semakin
dangkalnya perairan.
Pada daerah kajian yang berupa daratan yang menjorok ke laut,
gelombang mengalami pemusatan gelombang (konvergen). Apabila
gelombang datang terhalang oleh suatu rintangan dalam hal ini
berupa pulau, maka gelombang tersebut akan membelok di sekitar
ujung rintangan dan masuk di daerah terlindung di belakangnya.
III-33
Dokumen Akhir
III-34
Dokumen Akhir
Gambar 3.10
Pemodelan Gelombang Pada Musim Barat Di Perairan Kab. Minahasa Utara
III-35
Dokumen Akhir
Gambar 3.11
Pemodelan Gelombang Pada Musim Timur Di Perairan Kab. Minahasa
Utara
III-36
Dokumen Akhir
Pada saat Musim Barat wilayah yang berada di bagian barat akan
mengalami kejadian gelombang yang besar, Sedangkan pada wilayah
yang berada di bagian timur akan mengalami kejadian gelombang
yang kecil sehingga perairannya cenderung lebih tenang.Hal ini
seperti yang terjadi pada kondisi gelombang musim Barat.
Berdasarkan
hasil
pemodelan
gelombang
di
perairan
Kabupaten
Minahasa Utara kondisi eksisting pada musim Timur dengan arah datang
gelombang dari arah Tenggara dapat di diperoleh hasil sebagai berikut.
Bahwa tinggi gelombang di laut dalam yaitu 3,3m. Pada saat
mencapai daerah perairan dangkal gelombang mengalami proses
refraksi dan shoaling akibat berubahnya kedalaman.
Pada daerah kajian di sisi luar pulau yang menghadap ke arah datang
gelombang akan mengalami pemusatan gelombang (konvergen)
sehingga tinggi gelombang akan lebih besar, sebaliknya pada daerah
yang berada di sisi dalam pulau (terlindung pulau) maka gelombang
yang terjadi cenderung lebih kecil.
Pada saat Musim Timur wilayah yang berada di bagian timur akan
mengalami kejadian gelombang yang besar, Sedangkan pada wilayah
yang berada di bagian barat akan mengalami kejadian gelombang yang
kecil sehingga perairannya cenderung lebih tenang.
III-37
Dokumen Akhir
Gambar 3.12
Pemodelan Gelombang Musim Peralihan di Perairan Minahasa Utara
Kondisi
angin
untuk
kawasan
pesisir
Kab.
Minahasa
Utara
III-38
Dokumen Akhir
Gambar 3.13
Gambar 3.14
Kondisi Angin (Windrose) Musim Timur selama 5 Tahun
III-39
Dokumen Akhir
Gambar 3.15
Kondisi Angin (Windrose) Musim Peralihan selama 5 Tahun
III-40
3.1.4.4
Dokumen Akhir
dengan
wilayah
lain.
Pemanasan
yang
terjadi
disini
juga
proses
respirasi
organisme
laut.
Suhu
air
laut
terutama
III-46
Dokumen Akhir
Untuk
itu,
suhu
perairan
kabupaten
Minahasa
Utara
penetrasi
sinar
matahari
ke
perairan
menyebabkan
III-47
Dokumen Akhir
diatas, suhu di wilayah barat Kabupaten Minahasa Utara lebih tinggi jika
dibandingkan dengan wilayah timur. Hal ini kemungkinan diakibatkan
oleh air yang berasal dari ARLINDO bergerak dari kepulauan Talaud.
Karakteristik
suhu
di
perairan
kabupaten
Minahasa
Utara
dipengaruhi oleh massa air yang berasal dari samudra Pasifik dimana
karakteristiknya lebih hangat terutama pada musim Timur. Faktor lain
yang mempengaruhi adalah kondisi lokal, namun dilihat dari kondisi
geografisnya
yang
terdiri
dari
kepulauan
tidak
lebih
dominan
dibandingkan dengan massa air dari pasifik yang sering disebut dengan
ARLINDO. Nilai suhu berdasarkan pengamatan pada tiap-tiap stasiun
menunjukkan nilai yang tidak begitu berfluktuasi. Kisaran rata-rata suhu
adalah antara 27oC 31 oC. Kisaran suhu tersebut pada umumnya masih
berada toleransi yang cukup baik.
Jika melihat kondisi musim timur (MT) maka suhu pada Musim
Barat (MB) cenderung hampir sama namun lebih dingin. Hal ini
dikarenakan berkurangnya massa air yang berasal dari samudra pasifik
yang mengalir ke Indonesia. Pemanasan yang terjadi juga dimungkinkan
karena posisi matahari yang berada jauh di Asia. Beberapa lokasi yang
cenderung
lebih
dingin
dibandingkan
dengan
perairan
sekitarnya
diakibatkan oleh massa air dalam yang bergerak secara lokal keatas
sehingga mengakibatkan perbedaan temperatur, namun hal ini bukanlah
upwelling. Dari hasil pengukuran dan pengamatan selama survei,
didapatkan kondisi yang sama dengan data yang didapatkan dari satelit.
III-48
Dokumen Akhir
ini
sangat
dipengaruhi
oleh
keadaan
cuaca,
waktu
III-50
Dokumen Akhir
III-51
Dokumen Akhir
III-52
Dokumen Akhir
Salinitas adalah kadar garam seluruh zat yang larut dalam 1.000
gram air laut, dengan asumsi bahwa seluruh karbonat telah diubah
menjadi oksida, semua brom dan lod diganti dengan khlor yang setara
dan semua zat organik mengalami oksidasi sempuma (Forch et al, 1902
dalam Sverdrup et al, 1942). Adapun Faktor faktor yang mempengaruhi
salinitas adalah:
1) Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah,
maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah
tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar
garamnya.
2) Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut
maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin
sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin
banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut
tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang
bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.
Keadaan salinitas di Musim Timur (MT) dengan rentang 1 psu yakni
berkisar 33 psu. Hal ini menandakan bahwa kondisi perairan ini
dipengaruhi oleh laut lepas. Untuk pulau-pulau kecil yang berada
disekitarnya tidak terdapat aliran sungai yang mempengaruhi dalam
skala lokal. Di wilayah selatan lebih rendah diakibatkan oleh adanya
sungai-sungai yang mengalir. Pada pengamatan yang dilakukan pada
bulan Juli yang termasuk dalam Musim Timur, terdapat wilayah dengan
kadar garam yang sangat tinggi yakni mencapai 39 psu. Lokasi ini berada
disekitar kepulauan Bangka
namun hanya
III-53
Dokumen Akhir
III-54
Dokumen Akhir
merupakan
faktor
pembatas
yang
menyebabkan
toleransi biota untuk proses alamiah yang terjadi pada tubuhnya (proses
osmoregulasi).
Pada saat dilakukan pengukuran pada beberapa stasiun sebagai
sampel pembanding menunjukkan nilai salinitas rata-rata 33 o/oo sampai
dengan 34,5 o/oo. Hasil ini menunjukkan sebaran salinitas yang hampir
homogen dan masih berada dalam kisaran yang ideal untuk kegiatan
budidaya dan parawisata bahari.
III-55
3.1.4.7
Dokumen Akhir
Kualitas Air
memiliki
daya
tahan
yang
lebih
terhadap
perairan
yang
III-56
Dokumen Akhir
oksigen
adalah
untuk
mengoksidasi
bahan
organik
dan
Karena proses oksidasi dan reduksi inilah maka peranan oksigen terlarut
sangat penting untuk membantu mengurangi beban pencemaran pada
perairan secara alami maupun secara perlakuan aerobik yang ditujukan
untuk
memurnikan
air
buangan
industri
dan
rumah
tangga.
III-57
Dokumen Akhir
yang bagus atau tidak tercemar. Sebaliknya, jika nilai DO rendah, dapat
diketahui bahwa perairan tersebut sedang tercemar. DO merupakan
parameter yang sangat berpengaruh untuk rencana pemanfaatan suatu
wilayah perairan ke sektor budidaya maupun pariwisata biota laut.
Konsentrasi oksigen terlarut merupakan parameter yang sangat penting
dalam menentukan kualitas perairan.
Konsentrasi oksigen ditentukan oleh keseimbangan antara produksi
dan konsumsi oksigen dalam ekosistem. Oksigen diproduksi oleh
komunitas autotrof melalui proses fotosintesis dan dikonsumsi oleh
semua organisme melalui pernafasan. Disamping itu, oksigen juga
diperlukan
untuk
Penurunan
jumlah
perombakan
oksigen
dan
bahan
organik
peningkatan
dalam
ekosistem.
konsentrasi
amonia
III-58
Dokumen Akhir
III-59
Dokumen Akhir
fotosintesis
dan
respirasi
dalam
ekosistem.
Fotosintesis
meningkatkan
pH
perairan
tambak.
Sedangkan
respirasi
III-60
Dokumen Akhir
III-61
Dokumen Akhir
laut
sebagai
hasil
dari
aktivitas
biologi.
Perubahan
peningkatan
intesitas
cahaya
dan
lama
penyinaran
yang
musim
semi,
proses
percampuran
vertikal
memiliki
III-62
mendapatkan
kesesuaian
lahan
perairan.
Dokumen Akhir
Peta
sebaran
nitrat
III-63
di
Dokumen Akhir
(biasanya
bakteri)
untuk
mengurai
atau
III-66
Dokumen Akhir
mengetahui
kesesuaiannya
dengan
batasan
yang
maka
cara
penting
untuk
penentuannya
mengetahui
berikut
segala
sebanyak
mungkin
keterbatasan
atau
akan
dapat
dilihat
apakah
kemampuan
perairan
dalam
III-67
Dokumen Akhir
III-68
Dokumen Akhir
filter
ini
ditimbang
dan
kemudian
beratnya
akan
III-71
Dokumen Akhir
III-72
F. Ammonia
Dokumen Akhir
Kadar amonia dalam air laut sangat bervariasi dan dapat berubah
secara cepat. Amonia dapat bersifat toksik bagi biota jika kadarnya
melebihi ambang batas maksimum. Meningkatnya kadar amonia di laut
berkaitan erat dengan masuknya bahan organik yang mudah terurai
(baik yang mengandung unsur nitrogen maupun tidak).
Ammonia berasal dari kandungan nitrogen yang bersumber dari
limbah rumah tangga ataupun industri. Di lain pihak bisa berasal dari
sisa pakan dan sisa feses (sisa metabolisme protein oleh ikan) yang
dihasilkan ikan itu sendiri dan bahan organik lainnya. Ammonia di dalam
air ada dalam bentuk molekul (non disosiasi/unionisasi) ada dalam
bentuk NH3 dan ada dalam bentuk ion ammonia (disosiasi) dalam bentuk
NH4+. Kedua bentuk ammonia tersebut sangat bergantung pada kondisi
pH dan suhu air. Dinding sel tidak dapat ditembus oleh ion ammonia
(NH4+), akan tetapi ammonia (NH3) akan mudah didifusi melewati
jaringan jika konsentrasinya tinggi dan berpotensi menjadi racun bagi
tubuh ikan. Sehingga kondisi normal ada dalam kondisi asam seimbang
pada hubungan air dengan jaringan. Jika keseimbangan dirubah, seperti
nilai pH di salah satu bagian turun akan mengudang terjadinya
penambahan molekul ammonia. Jika dilihat pada peta spasial ammonia,
kandungan ammonia yang tertinggi berada di wilayah pesisir yang sudah
terdapat infrastruktur. Selain itu, di beberapa sungai yang mengalir di
sekitar Kabupaten Minahasa Utara juga terdapat kandungan ammonia
yang lebih tinggi. Amonia akan bersifat akut pada kondisi 1-1.5 mg/L jika
dilihat pada wilayah perairan Minahasa Utara masih jauh dari kondisi
akut dimana yang tertinggi adalah 0.8 sedangkan yang terendah adalah
0.08 mg/L. Artinya perairan di Kabupaten Minahasa Utara masih dalam
kondisi baik.
III-73
Dokumen Akhir
primer
keberadaannya
dalam
sangat
rantai
penting
kehidupan
sebagai
di
dasar
laut,
kehidupan
sehingga
di
laut.
primer
disuatu
perairan.
Dalam
kegiatan
zonasi,
Rendahnya
kandungan
klorofil
di
wilayah
ini
mungkin
III-74
Dokumen Akhir
Gambar 3.
III-75
Dokumen Akhir
keseluruhan
lokasi
mulai
menampakkan
gejala
coral
Boyong
Pante.
Sedangkan
genus
Acropora,
Montipora,
No
1.
2.
3.
Tabel III.1
Persentase Karang Pulau Talise
Karang
Kisaran
Karang Hidup
20 50%
Karang Lunak
10-30%
Karang Mati
51-75%
III-78
Dokumen Akhir
pertumbuhan
branching,
encrusting,
dan
massive
serta
jenis
Bruguiera
di
zona
belakang
(dekat
III-79
Dokumen Akhir
dimana
di
Pulau
Bangka
Acropora
sangat
III-80
Dokumen Akhir
III-81
Dokumen Akhir
terumbu
Karang
di
wilayah
perairan
Desa
lilang
III-82
Dokumen Akhir
Utara,
yaitu
Avicennia,
Rhizhopora
dan
Gambar 3.1
Ekosistem Mangrove Kabupaten Minahasa Utara
III-83
Dokumen Akhir
III-84
Dokumen Akhir
Sumber
Gambar 3.2
Ekosistem Padang Lamun Kabupaten Minahasa Utara
III-85
Dokumen Akhir
III-86
Dokumen Akhir
Indonesia
dibagi
menjadi 9
Wilayah
Gambar 3.3
Keragaan Penangkapan Ikan di Indonesia dan Minahasa Utara
III-87
Dokumen Akhir
Tabel III.3
Potensi, Produksi dan Pemanfaatan PerikananDi Wilayah Pengelolaan
Perikanan 716 dan 715
Pemanfaata
Potensi (ton/tahun)
Produksi (ton/tahun)
N
Jenis
n (%)
WPP
WPP
WPP
WPP
WPP
WPP
o Ikan
Total
Total
716
715
716
715
716
715
1
Pelagis
106.5
175.2
281.76
37.46
154.4
190.8
35,1
87,5
2
Besar
Pelagis
10
379.4
50
384.7
0
764.19
0
119.4
30
62.45
90
181.8
7
31,4
4
16,2
Kecil
Demers
40
83.84
50
54.86
0
138.70
30
32.14
0
15.31
80
47.45
8
38,3
3
27,9
al
Ikan
0
12.50
0
14.50
0
27.000
0
4.630
0
2.210
0
6.840
3
37,0
1
15,2
karang
Udang
0
900
0
2.500
3.400
1.110
2.180
3.290
4
>100
4
87,2
Lobster
300
400
700
20
40
60
6,67
0
10,0
7.130
590.6
450
632.7
7.580
1.223.
2.850
197.6
1.490
237.1
4.340
434.7
39,9
33,4
0
>100
37,4
20
20
330
40
10
50
7
Cumi
Jumlah
Keterangan :
WPP 716 = Laut Seram dan Teluk Tomini
WPP 715 = Laut Sulawesi dan Samudera Pasifk
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa potensi perikanan
tangkap perairan laut di WPP 715 adalah 632.720 ton/tahun, sementara
tingkat pemanfaatannya baru mencapai 37,4 7 % dengan volume
produksi 237.110 ton. Kondisi yang kurang lebih sama juga terjadi pada
perairan laut di WPP 716 dengan tingkat pemanfaatan baru mencapai
33, 46 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa kegiatan usaha perikanan
tangkap
pada
dua
wilayah
penangkapan
tersebut
masih
dapat
III-88
Dokumen Akhir
data
pada
Dinas
Perikanan
setempat
(Dinas
Jumlah Nelayan
(orang)
2.830
1.329
1.833
1.692
7.684
RTP
(unit)
973
598
647
631
2.849
Produksi
(ton)
1.829,20
1.236,20
2.414,00
2.929,20
8.408,6
III-89
Dokumen Akhir
III-90
Dokumen Akhir
Penutup
lahan yang
menggambarkan
Konstrukasi
seluruhnya
tampak
secara
langsung
dari
citra
berdasarkan
untuk
dapat
pada
pengamatan
menduga
penutup
kegiatan
lahan,
manusia
dan
I-92
Dokumen Akhir
perkebunan,
kehutanan,
permukiman,
sungai,
Pertanian
Perkebunan
Kehutanan
Permukiman
Sungai
Semak/Belukar
Semakrawa
Rawa
Tanah Terbuka
Tambak
: 31.873,75 Ha
: 436,07 Ha
: 29.893,20 Ha
: 2.843,01 Ha
: 6.372,61 Ha
: 24.474,79 Ha
: 1.491,91 Ha
: 349,60 Ha
: 1.554,72 Ha
: 9,90 Ha
Tutupan
Lahan
1
2
3
4
Pertanian
Perkebunan
Kehutanan
Permukiman
Kalawat
Kauditan
2,718.91
277.59
5,597.39
31,873.75
3,022.01
436.07
4,204.03 1,683.17 1,666.93 5,616.39 2,184.16 3,821.87
7,694.64
436.07
29,893.20
301.31
352.69
372.90
2,843.01
287.51
Kema
Total
164.96
Likupang
Barat
313.25
Likupang Talawaan
Timur
536.14
274.32
Wori
239.93
Dimembe
I-93
N
o
Tutupan
Lahan
Dokumen Akhir
Kalawat
Kauditan
Kema
Likupang
Barat
Likupang Talawaan
Timur
Total
Wori
Dimembe
5 Tubuh Air
6.21
41.42
3,135.70
59.06
43.30
51.41
16.36
47.55
2,971.59
6 Semak
2,617.62 3,202.13
1,742.99 2,395.54 10,015.51 2,919.79 1,581.20
7 Semak / Rawa
499.89
808.04
183.98
8 Rawa
91.39
246.93
11.27
9 Tanah Terbuka
198.22 1,349.97
6.53
10 Tambak
9.90
Kab. Minahasa
10,819.1
25,771.0
Utara
8,666.06 3,873.83
8
7,277.39 8,929.09
7
8,250.02 9,069.85 16,643.05
6,372.61
24,474.79
1,491.91
349.60
1,554.72
9.90
99,299.5
5
I-94
Dokumen Akhir
Kecamatan
Kalawat,
Kecamatan
Dimembe,
Kecamatan
perikanan
Airmadidi,
yang
tersebar
di
Kecamatan
Kecamatan
Kalawat,
Kecamatan
Kema,
Likupang
Kecamatan
Barat
dan
III-95
Dokumen Akhir
Kecamatan Wori.
3.1.8.2 Sentra Kegiatan Pariwisata
Potensi Kawasan pariwisata di wilayah Kabupaten Minahasa utara
yaitu kawasan yang memiliki potensi objek dan daya tarik wisata alam,
wisata budaya, wisata agro dan wisata lainnya baik yang sudah
berkembang maupun yang belum berkembang. Potensi dan objek
wisata alam antara lain: di Pulau Bangka, Pulau Sahaung, Pantai
Surabaya, Pantai Kalinaun di Kecamatan Likupang Timur, Pantai
Makalisung, Pantai Batu Nona, Danau Tasik Oki di Kacamatan Kema,
Arung Jeram Sungai Tondano, Pemandian Air Panas Tanggari, Gunung
Klabat di Kecamatan Airmadidi, Air Terjun Tunan di Kecamatan Talawaan,
Danau Zepper di Kecamatan Kauditan, Pulau Naen dan Pulau Mentehage
di Kecamatan Wori.
Potensi dan Objek Wisata Budaya antara lain : Taman Purbakala di
Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi, Taman Waruga di Kelurahan
Airmadidi Bawah Kecamatan Airmadidi, Mata Air Tumatenden di
Kelurahan Airmadidi Bawah Kecamatan Airmadidi, Goa Jepang di Desa
Sawangan
Kecamatan
Airmadidi,
Waruga
di
Desa
Kokoleh
Satu
III-96
Dokumen Akhir
III-97
Dokumen Akhir
di
Kabupaten
Minahasa
Utara
masih
tersebut,
perlu
diupayakan
kelestarian
lingkungan
dari
Tabel III.5
Air Baku di Kabupaten Minahasa Utara
Potensi
Sumber Air Baku
(m3/det)
Sungai Tondano
300
Sungai Sawangan
200
Sungai Talawaan
150
Sungai Likupang
80
Mata Air Airmadidi
50
Mata Air Tatelu
20
Klabat
Mata Air Wori
10
Mata Air Minawerot
10
Sumber : RPJM Kabupaten Minahasa Utara, 2010-2015
III-98
Dokumen Akhir
III-99
Dokumen Akhir
3.1.10 Infrastruktur
1) Jaringan Jalan
Sistem
transportasi
akan
mampu
memperlancar
kegiatan
yang
mampu
memacu
perkembangan
sektor-sektor
Prasarana Jalan
Jalan Negara
Jalan Provinsi
Jalan Kabupaten
III-100
Dokumen Akhir
jalan adalah
fungsi
jalan,
menggunakan
keekonomian dari
jalan
jalan
tersebut,
tersebut
besarnya kapasitas
serta
pembiayaan
Ruas
Status
Nasional
Propinsi
III
Kela
s
III
III
Antar Kecamatan
Propinsi
Kabupate
n
IV
secara
tetap
di
samping
armada
lokal
yang
sedangkan
Pelabuhan
Perikanan
Kema
dikelola
oleh
III-101
Dokumen Akhir
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tabel III.8
Rencana Pengembangan Pelabuhan
Lokasi
Jenis Pelabuhan
Likupang
Pelabuhan Laut
Munte
Pelabuahan Ferry
P. Mantehage
Dermaga
Tambat
(Pelengsengan)
P. Naen
Dermaga
Tambat
(Pelengsengan)
P. Gangga
Dermaga
Tambat
(Pelengsengan)
P. Bangka
Dermaga
Tambat
(Pelengsengan)
P. Talise
Dermaga
Tambat
(Pelengsengan)
Keterangan
Peningkatan
Penyelesaian Akhir
Dalam Rencana
Dalam Rencana
Dalam Rencana
Dalam Rencana
Dalam Rencana
pergerakan
orang/penumpang
dan
barang/komoditas
sebagian
besar
dilayani
oleh
angkutan
pedesaan
jenis
minibus
III-102
Dokumen Akhir
Airmadidi Kauditan
Kauditan Kema
Airmadidi Tondano
Kauditan Tangkoko
Airmadidi Tatelu
Wori Tuminting
Dapat
disimpulkan
bahwa
pelayanan
angkutan
umum
di
perkotaan
dan
angkutan
pedesaan.
Untuk
menunjang
Likupang
belum
cukup
representatif
untuk
menjadi
Kema
sudah
cukup
representatif
bagi
pelabuhan
III-103
Dokumen Akhir
III-104
Dokumen Akhir
Jumlah Penduduk
Kecamatan
Kema
Kauditan
Airmadidi
Kalawat
Dimembe
Talawaan
Wori
Likupang Barat
Likupang Timur
Likupang
Selatan
2012
2011
Jumlah Penduduk
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
8.056
7.655
15.711
12.088
12.017
24.105
13.941
13.600
27.541
14.274
14.113
28.387
11.850
11.480
23.330
9.756
9.163
18.919
9.045
8.696
17.741
8.559
8.239
16.798
8.342
7.970
16.312
2.597
2.465
5.062
98.508
97.205
95.398
93.831
193.906
191.036
Rasio JK
105,24
100,59
102,51
101,14
103,22
106,47
104,01
103,88
104,88
105,35
103,26
103,60
III-103
Dokumen Akhir
yang
menunjukan
Kecamata
n
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kauditan
Kema
Airmadidi
Wori
Dimembe
Lik. Barat
Lik. Timur
Lik.
Selatan
Kalawat
Talawaan
9.
10
Luas
Wilayah
(KM) *
Jumlah
Pendudu
k
2009
Kepadatan
**
2010
Jumlah
Kepadata
Penduduk
n**
2011
Jumlah
Kepadat
Pendudu
an**
k
108,202
78,755
86,660
90,704
166,433
104,289
290,841
11,821
22.337
13.637
24.296
18.355
21.728
17.125
21.683
-
206,44
173,16
280,36
202,36
130,55
164,21
74,55
-
22.596
13.795
24.578
18.568
21.980
17.324
21.935
-
208,83
175,16
283,61
204,71
132,07
166,12
75,42
-
23.586
14.980
26.592
17.966
22.613
17.011
16.503
5.107
217,98
190,21
306,85
198,07
135,87
163,11
56,74
432,03
39,031
82,508
22.610
12.684
579,28
153,73
22.873
12.831
586,02
155,51
26.624
17.486
682,12
211,93
III-104
No
Kecamata
n
Jumlah
Luas
Wilayah
(KM) *
1.059,24
4
Jumlah
Pendudu
k
2009
Kepadatan
**
174.455
164,70
Dokumen Akhir
2010
Jumlah
Kepadata
Penduduk
n**
176.480
166.61
2011
Jumlah
Kepadat
Pendudu
an**
k
188.46
7
177,93
3.1.11.3
pekerjaan
adalah
bidang
kegiatan
dari
membantu
pemerintah
dalam
memberikan
fokus
kebijakan
III-105
Dokumen Akhir
III-106
Dokumen Akhir
N
o
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
Jenis
Pekerjaan
TukangCukur
TukangListrik
Jumlah
Keterangan
11
83
TukangBatu
446
TukangKayu
2.092
TukangSol Sepatu
16
TukangLas Pandai
Besi
TukangJahit
65
203
III-107
Dokumen Akhir
1. Tingkat Pertumbuhan
Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata di Kabupaten Minahasa
Utara secara keseluruhan dalam kurun waktu tahun 2002 hingga
2006 adalah 7,88 %, atau sekitar 1,97 %/tahun. Perkembangan
penduduk
di
pertumbuhan
Kabupaten
yang
Minahasa
berbeda-beda
Utara
di
memiliki
tingkat
masing-masing
wilayah
kurun
waktu
tahun
2002
hingga
2006.
Sedangkan
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
Kauditan
Kema
Airmadidi
Wori
Dimembe
Likupang Barat
Likupang
Timur
Kalawat
Talawaan
Likupang
7
8
9
10
Jumlah
2002
20,991
13,257
38,784
17,083
31,998
15,582
2003
20,919
12,867
46,496
17,043
32,208
15,898
2004
21,332
12,686
22,928
17,942
20,589
16,742
2005
21,432
12,786
23,028
18,042
20,689
16,842
2006
21,836
13,167
23,592
18,139
21,136
16,932
2007
22,111
13,499
24,050
18,169
21,508
16,952
2008
22,337
13,637
24,296
18,355
21,728
17,125
III-108
Dokumen Akhir
Selatan
Jumlah
Sumber : Kabupaten Minahasa Utara / RTRW Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2010-2030
2. Skenario Pertumbuhan
Dalam memproyeksikan perkembangan jumlah penduduk diperlukan
pula skenario pertumbuhan yang terdiri dari 3 (tiga) skenario sebagai
acuan perkembangan penduduk di masa yang akan datang di
Kabupaten Minahasa Utara.
Ke tiga skenario yang dimaksud di atas adalah
Skenario 1 :
Skenario Optimistik
Skenario 2 :
Skenario Pesimistik
Skenario 3 :
Skenario Realistik
a) Skenario Optimistik
Skenario Optimistik adalah penghitungan proyeksi atau perkiraan
jumlah penduduk menggunakan angka / laju pertumbuhan
penduduk terbesar di Kabupaten Minahasa Utara, yaitu sebesar
12,64 % dalam kurun waktu 2002 2006 atau sekitar 3,16 % /
tahun, yang berasal dari angka pertumbuhan di Kecamatan
Kalawat.
Angka
pertumbuhan
tersebut
digunakan
untuk
III-109
Dokumen Akhir
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Airmadidi
Wori
Dimembe
Likupang
Barat
Likupang
Timur
Kalawat
Talawaan
23.592
18.139
21.136
24.338
18.712
21.804
25.107
19.303
22.493
29.251
22.490
26.206
31.784
24.438
28.475
44.050
33.869
39.464
16.932
17.467
18.019
20.994
22.812
31.615
21.255
21.927
22.620
26.354
28.636
39.687
21.811
12.472
22.500
12.866
23.211
13.273
27.043
15.464
29.385
40.725
16.803
23.287
229.49
318.0
170.340
175.723
181.276
211.201
Jumlah
0
53
Sumber : Hasil Analisis Konsultan / RTRW Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2010-2030
b) Skenario Pesimistik
Skenario Pesimistik adalah penghitungan proyeksi atau perkiraan
jumlah penduduk menggunakan angka / laju pertumbuhan
penduduk terendah di Kabupaten Minahasa Utara, yaitu sebesar
3,95 % dalam kurun waktu 2002 2006 atau sekitar 0,99 % /
tahun, yang berasal dari angka pertumbuhan di Kecamatan
Talawaan.
Angka
pertumbuhan
tersebut
digunakan
untuk
III-110
Dokumen Akhir
Barat
Likupang
7.
Timur
8. Kalawat
9. Talawaan
Likupang
10.
Selatan
21.255
21.465
21.678
22.751
23.824 25.970
21.811
12.472
22.027
12.595
22.245
12.720
23.346
13.350
24.447 26.650
13.979 15.239
172.02
190.92 208.1
173.729 182.329
6
9
28
Sumber : Hasil Analisis Konsultan / RTRW Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2010-2030
Jumlah
170.340
c) Skenario Realistik
Sedangkan
untuk
Skenario
Realistik
adalah
penghitungan
paling
memungkinkan
pertumbuhan
penduduk
dapat
rata-rata
juga
digunakan
pertahun
di
angka
Kabupaten
Angka
pertumbuhan
tersebut
digunakan
untuk
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Utara
2029
32,795
19,775
35,433
27,243
31,744
25,430
31,923
III-111
Dokumen Akhir
No
Jumlah (jiwa)
2006 2007 2008 2013 2018
21,811 22,241 22,679 24,913 27,367
12,472 12,718 12,968 14,246 15,649
Kecamatan
8.
9.
Kalawat
Talawaan
Likupang
10. Selatan
2029
32,758
18,732
akan
dengan
mencapai
255.833
menggunakan
jiwa.
asumsi
Proyeksi
angka
tersebut
pertumbuhan
penduduk rata-rata per tahun stabil atau tetap yaitu sebesar 1,97 %
per
tahunnya.
Dengan
jumlah
penduduk
tersebut
dapat
3.1.11.5
dapat
dianggap
merupakan
usaha
agribisnis.
Umumnya,
III-112
Dokumen Akhir
N
o.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
.
Tabel III.16
Luas Areal Penangkapan Ikan
Areal Penangkapan Ikan
Kecamatan
Laut
Danau
Waduk
Sungai
Kema
4970
Kauditan
Airmadidi
Kalawat
Dimembe
Talawaan
Wori
2451
Likupang
2917
Barat
Likupang
4537
Timur
Likupang
*)
*)
*)
*)
Selatan
Jumlah
14874
-
N
o.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
.
Tabel III.17
Jumlah Nelayan / Petani Ikan
Nelayan
Kecamatan
Perairan
Laut
Umum
Kema
2786
Kauditan
Airmadidi
Kalawat
Dimembe
Talawaan
Wori
818
Likupang
4233
Barat
Likupang
4846
Timur
Likupang
*)
*)
Selatan
Jumlah
12.68
3
Petani
Ikan
100
94
110
320
122
30
100
*)
876
III-113
Dokumen Akhir
Gambar 3.33
Budidaya Perikanan dalam Kawasan
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
.
Tabel III.18
Jumlah Rumah Tangga Nelayan / Petani Ikan
Nelayan
2007
2008
Kecamatan
Perairan
Laut
Perairan
Umum
Umum
Kema
1385
Kauditan
Airmadidi
Kalawat
Dimembe
Talawaan
Wori
2170
Likupang Barat
950
Likupang
842
Timur
Likupang
Selatan
Laut
2010
590
3019
3511
III-114
Dokumen Akhir
No
.
Nelayan
Kecamatan
Jumlah
2007
Perairan
Umum
-
2008
Laut
Perairan
Umum
-
Laut
9130
No
.
1.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tabel III.19
Data Dasar Bidang Kelautan
Data Dasar
Satuan
Luas Baku Usaha
Budidaya
Laut
Air Payau
Air Tawar
Jumlah Produksi
Perikanan Budidaya
Air Tawar
Air Payau
Jumlah
Pembudidaya
Jumlah BBI
Jumlah Produksi
Tangkap (laut)
Jumlah TPI
Jumlah Nelayan
Panjang Pantai
Jumlah Kelompok
Pengawas
Masyarakat
Jumlah
2007
2008
Ha
Ha
Ha
1500
850
1200
15000
5372
3450
Ton
Ton
Jiwa
1342
131
832
492
88
754
Unit
Ton
1
13283
1
14874
Unit
Jiwa
Km
Kelompok
3
5347
229
2
3
9130
292
7
hingga
171%.
Perkembangan
ini
menunjukkan
adanya
III-115
Dokumen Akhir
harga
produsen.
Penilaian
pada
harga
konsumen
akan
Sektor pertanian
III-115
Dokumen Akhir
Sektor pertambangan
Sektor keuangan
Sektor jasa
Secara umum struktur perekonomian Kabupaten Minahasa Utara
Konstruksi/Construction
605,06
681,74
776,28
859,59
323,30
355,17
392,63
448,31
III-116
Dokumen Akhir
No
Lapangan Usaha
2010
2011
2012
2013
227,91
251,20
283,02
336,81
46,92
50,78
55,36
62,40
321,07
363,00
421,82
492,26
3.627,0
677,60
918,57
228,42
Tabel III.21
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha 2010 - 2013
No
Lapangan Usaha
2010
2011
2012
2013
1
408,06
Pertanian / Agriculture
364,00
371,78
393,40
2
3
4
5
6
7
8
200,76
164,18
174,39
184,13
78,06
84,29
88,64
7,98
8,41
8,92
311,96
342,44
371,26
167,04
181,19
194,39
78,48
84,38
90,92
32,95
35,03
37,67
147,15
163,56
177,46
191,43
1 351,8
1 445,47
1 546,79
1655,56
93,67
9,98
398,97
214,97
96,99
40,73
B. Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Kabupaten Minahasa Utara dalam kurun tahun 2007 2008 menunjukkan pertumbuhan dengan tingkat pertumbuhan sebesar
11,37%/tahun (berdasarkan PDRB menurut harga berlaku). Secara umum
III-117
Dokumen Akhir
semua
sektor
ekonomi
mengalami
pertumbuhan,
kecuali
sektor
Sulawesi
Utara.
Sektor-sektor
tersebut
adalah
pertanian
tingkat
pertumbuhan
lebih
kecil
dibandingkan
tingkat
III-118
Dokumen Akhir
yang
ada
belum
sepenuhnya
dikembangkan,
baik
akibat
7.000
orang
atau
sekitar
2.800
rumah
tangga
yang
menggantungkan hidup dari hasil laut. Baik perikanan laut maupun darat,
serta budidaya rumput laut, mutiara dan biota laut banyak diusahakan
penduduk setempat.
Usaha perikanan baik tangkap maupun budidaya yang menjadi
tumpuan sebagian besar komunitas nelayan harus dikembangkan dari
usaha yang sifatnya tradisional menjadi usaha yang lebih profesional. Hal
ini
akan
berdampak
signifikan
pada
peningkatan
pendapatan
dan
III-119
Dokumen Akhir
N
o
1
Penangkapan
Budidaya Laut
3
4
5
Kegiatan
Budidaya Air
Payau
Budidaya Air
Tawar
Pengolahan
Alat tangkap /
Media
Small purse seine
Pancing dasar
Pole and Line
Long Line
Tali ris Rumput
Laut
Jaring Apung
Kerapu
Tambak Kepiting
Tambak Nener
Kolam
Potensi
(Ton)
384.750
83.840
14.500
106.510
Produksi
(Ton)
7.904
1.200
872
2.150
10.500
3.630
10,1
5.372
-
1,2
4,5
3.449
998
Pengasapan
Penggaraman
2
1,6
Perairan
Umum
0
0
3
3
0
0
5
0
0
11
III-120
Dokumen Akhir
kecamatan
tersebut
memiliki
wilayah
yang
berbatasan
Tabel III.25
Potensi, Produksi dan Pemanfaatan Perikanan
Di Wilayah Pengelolaan Perikanan 6 dan 7
Potensi (ton/tahun)
Produksi (ton/tahun)
Pemanfaata
1.
Pelagis
106.51
175.25
281.760
37.460
154.43
190.89
n (%)
WP
WPP
P
715
716
35,1
87,54
2.
Besar
Pelagis
0
379.44
0
384.75
764.190
119.43
0
62.450
0
181.88
7
31,4
16,23
3.
Kecil
Demersal
0
83.840
0
54.860
138.700
0
32.140
15.310
0
47.450
8
38,3
27,91
15,24
87,20
N
o
Jenis Ikan
4.
Ikan
5.
karang
Udang
WPP
WPP
716
715
Total
WPP
WPP
716
715
Total
12.500
14.500
27.000
4.630
2.210
6.840
3
37,0
900
2.500
3.400
1.110
2.180
3.290
4
>10
III-121
Dokumen Akhir
300
7.130
400
450
700
7.580
20
2.850
40
1.490
60
4.340
0
6,67
39,9
10,00
>100
590.62
632.72
1.223.3
197.64
237.11
434.75
33,4
37,47
0
0
Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap, 2004
30
6.
7.
Lobster
Cumi
Jumlah
Keterangan Tabel
WPP 716 = Laut Seram dan Teluk Tomini
WPP 715 = Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa potensi perikanan tangkap
perairan laut di WPP 715 adalah 632.720 ton/tahun, sementara tingkat
pemanfaatannya baru mencapai 37,4 7 % dengan volume produksi
237.110 ton. Kondisi yang kurang lebih sama juga terjadi pada perairan
laut di WPP 716 dengan tingkat pemanfaatan baru mencapai 33, 46 %.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kegiatan usaha perikanan tangkap pada
dua wilayah penangkapan tersebut masih dapat ditingkatkan, kecuali
untuk kegiatan penangkapan udang di Laut Seram dan Teluk Tomini serta
penangkapan cumi di Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik yang telah
mengalami overfshing (penangkapan melampaui batas).
Menurut data statistik perikanan tangkap Sulawesi Utara Tahun 2004,
produksi perikanan tangkap perairan laut Provinsi Sulawesi Utara dalah
sebesar 192.432,9 ton, dengan nilai produksi sebesar 925, 491 milyar
rupiah. Namun, kontribusi volume produksi perikanan laut Kabupaten
Minahasa, sebagai induk Kabupaten Minahasa Utara masih sangat sedikit,
yaitu hanya 9.136,4 ton (4,75%) dengan nilai produksi sebesar 36,691
milyar rupiah. Jenis-jenis ikan yang banyak tertangkap adalah ikan
cakalang, albakora, madidihang, kuwe, sunglir, kembung, selar, lemuru,
matabesar, tongkol, dan lain-lain.
III-122
Dokumen Akhir
Kelautan
Kabupaten
Minahasa
dalam
Angka,
2003),
produksi
B. Perikanan Budidaya
Perikanan
budidaya
adalah
kegiatan
memelihara,
membesarkan
yang
cermat
secara
ekonomi,
biologi
(menyangkut
III-123
Dokumen Akhir
agribisnis
di
Sulawesi
Utara
termasuk
Minahasa
Utara
maupun
media
menumbuhkan/membesarkan
biota
Jenis Komoditas
Ikan Laut (kuwe,
kerapu macan)
kerapu
Lokasi
tikus,
III-124
N
o
2
3
4
Jenis Komoditas
Dokumen Akhir
Lokasi
Rumput Laut
Kerang Mutiara
yaitu
sebesar
4.601,5
ton
(59,72
%).
Luas
areal
Perikanan
Budidaya-DKP,
2005),
Provinsi
Sulawesi
Utara
III-125
Dokumen Akhir
(Epinephelus
fuscoguttatus)
yang
dilakukan
oleh
secara
teknis
untuk
kegiatan
budidaya
air
payau.
III-126
Dokumen Akhir
intensif, dan 10 % pola intensif. Pada tahun 2004, dari luasan tambak
tersebut Provinsi Sulawesi Utara memproduksi hasil perikanan sebesar
183,3 ton, dimana 43,7 ton berasal dari Kabupaten Minahasa Utara.
Berdasarkan data pada Kabupaten Minahasa dalam Angka (2003), di
Kabupaten Minahasa Utara luas areal usaha budidaya tambak hanya
seluas 22,70 Ha yang berlokasi di Kecamatan Kema seluas 20,20 Ha
dan di Kecamatan Likupang Barat seluas 2,5 Ha. Volume hasil produksi
perikanan budidaya pada areal tambak tersebut adalah sebesar 43, 70
ton, dimana 42, 30 ton dihasilkan oleh Kecamatan Kema dan 1,40 ton
dihasilkan oleh Kecamatan Likupang Barat.
Berdasarkan hasil penelitian Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros
(2005), lahan potensial untuk budidaya tambak di Kabupaten Minahasa
adalah seluas 449 Ha. Sementara itu di Pantai Likupang terdapat
potensi pengembangan budidaya tambak seluas 66,74 Ha. Jenis-jenis
komoditas yang dibudidayakan adalah udang windu, ikan bandeng dan
ikan kuwe.
Selain udang dan ikan, terdapat komoditas lain yang berpotensi untuk
dikembangkan, yaitu kepiting bakau (Scylla serrata). Budidaya kepiting
bakau dapat dilakukan dengan sistem pemagaran dan dapat dikerjakan
oleh masyarakat setempat karena tidak membutuhkan modal besar.
Demikian pula untuk pemeliharaan dan pemberian pakannya relatif
mudah. Kegiatan budidaya lebih merupakan kegiatan pembesaran
selama 3-4 bulan , karena bibitnya diambil dari alam (hutan bakau).
Budidaya komoditas ini cukup potensial untuk dikembangkan di
Kabupaten Minahasa Utara dan ditujukan untuk kepentingan ekspor.
Permintaan terhadap komoditas ini untuk kebutuhan lokal pun cukup
tinggi yaitu permintaan dari restoran-restoran di Manado, Bitung dan
sekitarnya.
III-127
Dokumen Akhir
Tabel III.28
Jenis dan Lokasi Kegiatan Wisata
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jenis Kegiatan
Menyelam
Snorkeling
Renang
Sport Fishing
Rekreasi Luar
Ruangan
Lokasi
Pantai Mantehage, Pantai Tarabitan, Pantai
Lilang
Pulau Gangga, Desa Maen
Pulau Sahaung
Pantai Surawaya Pulau Gangga, Pulau Sahaung,
Pantai Serei
Pantai Serei, Pulau Maen, Pantai Pulisan, Pantai
Kalinaung,
Pantai
Rinondoran,
Pantai
Kabarukan dan Batu Nona, Pantai Waleo, Pantai
Raringow dan Tuul,
Pantai Sahaung, Pulau Gangga
III-128
Dokumen Akhir
ironis
mengingat
wilayah
perairan
laut
Minahasa
Utara
menyimpak kekayaan laut yang begitu besar. Hal ini terutama akibat
kurangnya modal dan rendahnya kualitas sumber daya manusia
setempat. Namun demikian, nelayan buruh ini juga menerima ikan
goso-goso sebagai tambahan pendapatan harian serta ikan konsumsi
sehari-hari.
Sebaran nelayan terbesar di Kabupaten Minahasa Utara terdapat di
Kecamatan Wori dengan jumlah nelayan sebanyak 2.830 orang yang
tersebar pada 973 unit RTP. Namun demikian dari segi produktivitas,
justru Kecamatan Kema dengan jumlah nelayan yang hanya 1.692
orang mampu memproduksi hasil tangkapan ikan laut sebesar 2.929,2
ton.
Namun demikian terdapat perbedaan data jumlah nelayan pada tabel
berikut
(7.684
III-129
Dokumen Akhir
Utara
adalah
sektor
pertanian,
khususnya
sub
sektor
Tabel III.30
Produksi Perkebunan Kelapa Kabupaten Minahasa Utara
Kelapa
Kelapa PBN
Kelapa PBS
No.
Kecamatan
Rakyat
(Ton)
(Ton)
(Ton)
1
Kema
3.905,28
2
Kauditan
7.697,63
3
Airmadidi
5.755,60
4
Kalawat
3.247,17
5
Dimembe
6.345,97
6
Talawan
5.729,59
56,40
7
Likupang Timur
9.234,64
173,97
8
Likupang Barat
2.676,67
25,20
III-130
Dokumen Akhir
No.
9
10
Kecamatan
Wori
Likupang Selatan
Total
Luas lahan (Ha)
Kelapa
Rakyat
(Ton)
3.113,45
47.706,00
35.126,97
Kelapa PBN
(Ton)
Kelapa PBS
(Ton)
255,57
212,98
156,00
156,00
141,97
Sumber : Diolah dari Laporan tahunan dinas pertanian Kabupaten Minahasa Utara
III-131
Dokumen Akhir
oleh generasi
mendatang. Issue
ruang
wilayah
yang
dilengkapi
dengan
kerangka
pedoman
UU No.
dijelaskan
III-131
Dokumen Akhir
akan
merusak
produktivitas
lahan
pertanian
c.
130'30.60"LU
140'51.24"LU.
sampai
Secara
dengan
administratif,
12510'32.1600"BT
DAS
Likupang
dan
meliputi
III-132
Dokumen Akhir
sekitar 35,96 % dari luas total DAS Likupang. SWP DAS Likupang
memiliki 49 sungai yang secara individual mengalir ke laut Sulawesi.
Diantaranya adalah sungai Sampirang ,sungai Marinsow, sungai
Maen, sungai Samburaang, sungai Mati,sungai Batu, sungai Werot,
sungai Bendungan, sungai Mansilong, sungai Dahiyango, sungai
Maliambao, sungai Walangan,sungai Bituhung, sungai Bawohang,
sungai Lantung, sungai Sahibu, sungai Miaya, sungai Ponto, sungai
Loobu, sungai Akikulai dan sungai Kokoleh Oki. Sungai Kokoleh Oki
dipilih menjadi sungai utama karena memiliki panjang sungai yang
terpanjang di antara yanglainnya. Hulu dari Sub DAS Likupang
adalah Gn. Wiau.
Kondisi hidrologi sungai Likupang juga tergolong pada kategori
buruk dengan nilai KRS tahun 2007 dan tahun 2008 mencapai
>120. Hal ini disebabkan karena wilayah tangkapan air sungai ini
relatif
tidak
berhutan
lagi.
Sebagian
besar
berupa
tanaman
itu
sungai
Talawaan
kondisinya
di
penelitian
daerah
yang
Sampekalo
dekat
sangat
dkk(2009 )menyimpulkan
dengan
lokasi
pertambangan,
Sedangkan
di
daerah
yang
jauh
dari
lokasi
(Tumpaan) menunjukkan
III-133
Dokumen Akhir
dikatakan bahwa
pertambangan
tindakan
mitigasi
tidak dilakukan maka merkuri yang terbawa oleh sedimen dari hilir
dan terakumulasi di estuari. Merkuri yang terendap bersama
sedimen di sepanjang sungai (daerah aliran bagian bawah) dan
membentuk hot spot kontaminasi antara estuary dan daerah
pengolahan, terutama pada aliran sungai yang tidak terlalu deras
atau pada topografi dasar sungai yang landai. Proses inilah akan
terbawa terus sepanjang waktu dan menyebabkan terjadinya
peningkatan konsentrasi di daerah estuari. Hal ini tentunya dalam
hubungannya
konsentrasi
merkuri
di
daerah
estuari
akan
lebih
perairan
dapat
sumberdaya
diperkecil
laut
dalam
yang
upaya
menjamin
berkelanjutan
dan
III-134
Dokumen Akhir
d.
intan
dan
korundum
yang
dipergunakan
sebagai
dapat
ditambang
dan
dimanfaatkan
untuk
berbagai
Toka
Tindung,
Kecamatan
Likupang
Timur,
sebagian
III-135
Dokumen Akhir
tersebar
di
Kecamatan
Airmadidi,
Kecamatan
Kauditan,
hebat
pada
waktu
pembentukan
KalderaTondano.
III-136
Dokumen Akhir
Utara
mengakibatkan
ini
jika
kerusakan
tidak
dikelola
dengan
lingkungan.
baik
Rencana
dapat
kegiatan
kebijakan,
pertambangan
rencana
dan
program
di
bidang
adalah berkurangnya
f.
Kurangnyapelaksanaan
pengelolaan
dan
monitoring
dampak
III-137
Dokumen Akhir
III-138
Dokumen Akhir
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tabel III.31
Produksi Komoditi Perikanan Tangkap Tahun 2012
di Kabupaten Minahasa Utara
Nama Ikan
Realisasi
No
Nama Ikan
Ekor kuning
506,93
16
Bambangan/kakap merah
Lolosi biru
469,30
17
Lencam
Selar
522,05
18
Pinjalo
Kuwe
649,93
19
Biji nangka
Layang
1.780,64
20
Belanak
Sunglir
258,39
21
Tenggiri
Bawal hitam
282,87
22
Mata besar
Bawal putih
327,56
23
Tuna
Kakap putih
346,21
24
Tongkol
Siro
995,45
25
Cakalang
Lemadang
447,88
26
Kembung
Teri
1.084,47
27
Kerapu
Realisasi
603,65
600,51
529,92
294,55
222,22
177,54
29,57
965,41
1.767,90
1.145,39
378,99
189,26
III-140
Dokumen Akhir
No
13
14
15
Nama Ikan
Terbang
Layaran
Julung-julung
Realisasi
521,14
382,40
504,69
No
Nama Ikan
28
Beronang
29
Cucut
30
Kerong-kerong
31
Ikan lainnya
Jumlah17.516,10
Realisasi
258,60
603,42
34,85
634,41
berarti
bahwa
kegiatan
akuakultur
adalah
kegiatan
ekonomi
III-141
Dokumen Akhir
media
menumbuhkan/membesarkan
biota
tersebut.Jenis
Jenis Komoditas
Lokasi
Ikan
Laut
(kuwe,
kerapu tikus, kerapu
macan)
Rumput Laut
Kerang Mutiara
Selat
III-142
Dokumen Akhir
III-143
Dokumen Akhir
saat ini baru pada tahap pembesaran benih yang diambil dari alam untuk
kemudian dijual.Kegiatan budidaya perikanan laut ini juga didukung
dengan adanya Balai Benih Ikan Panta (BBIP).
Tabel III.33
Capaian Produksi Budidaya Ikandi Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2012
N
Komoditi
Produksi (ton)
o.
Perikanan Air Tawar
1
Perikanan Kolam
8.106,61
Perikanan
2
771,99
Sawah/Minapadi
Jumlah
8.878,60
Perikanan Air Laut
1
Tambak
99,17
2
Laut
109.593,93
3
Ikan Kerapu
23,42
4
Lainnya (Kuwe)
381,56
Jumlah
108.309,34
Total
117.187,94
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minahasa Utara, 2012
Tabel III.34
Produksi Perikanan Budidaya Tahun 2012 di Kabupaten Minahasa Utara
N
Realisasi
Komoditi
Target
Jumlah
%
o.
1.
Udang Vaname
2,50
2,82
112,80
2.
Bandeng
63
18,39
29,19
3.
Nila
6.500
6.206,28
95,48
4.
Rumput Laut
137.310
136.210,40
99,20
5.
Kerapu
50
23,42
46,84
6.
Gurame
20
5,79
28,95
7.
Mas
700
585,20
83,60
8.
Lele
15
4,61
30,73
9.
lainnya
2100
381,56
18,17
Jumlah
143.433,86
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minahasa Utara, 2012
Pada survei yang dilakukan pada bulan Juli 2014, beberapa lokasi dan
komoditas budidaya Keramba Jaring Apung terdapat di beberapa lokasi
dengan komoditas utama ikan dan kerang mutiara.Namun lokasi ini hanya
ada di beberapa tempat di bagian utara dan barat kabupaten Minahasa.
III-144
Dokumen Akhir
Wori,
kecamatan
Likupang
Barat,Likupang
Timur
dan
Kecamatan Kema.
Gambar 3.48
Bibit rumput laut hasil budi daya Kappaphycus alvarezii (A) dan Gracilaria
verrucosa (C); serta bibit hasil kultur jaringan Kappaphycus alvarezii (B) dan
Gracilaria verrucosa (D).
Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah
rumput laut atau dikenal dengan sebutan lain ganggang laut, seaweed
III-145
Dokumen Akhir
atau
agar-agar.
Salah
satu
dari
jenis
rumput
laut
yang
sudah
Luas potensi
III-146
Dokumen Akhir
Musim
hujan
(angin
dan
ombak besar)
-Tanaman
dipindahkan ke
tempat teduh
-Tanam bibit E.
denticulatum
-Batasi
jumlah
bentangan
3.
Musim
kemarau
-Kedalaman
bentangan
diturunkan.
-Posisi RL min
50
cm
dari
permukaan air
4.
Musim gulma
(lumut)
-Bersihkan
gulma
dan
goyang
bentangan
tanaman
-Pindahkan
ke
lokasi berarus
5.
Pertumbuhan
kerdil
-Ganti
bibit
berbeda
-Bentangan
dijarangkan
III-147
Dokumen Akhir
yang
harus
dilakukan
dalam
upaya
pencarian
alternatif
alternatif
yang
dapat
dikembangkan
dalam
kawasan
III-148
Dokumen Akhir
dalam
kawasan
dengan
alasan
kegiatan
budidaya
ini
III-149
Dokumen Akhir
dengan
mempekerjakan
nelayan
setempat.
Budidaya
Gambar 3.5
Budidaya Kerapu Tikus
3.2.8 Pariwisata
Potensi Kawasan pariwisata di wilayah Kabupaten Minahasa utara
yaitu kawasan yang memiliki potensi objek dan daya tarik wisata alam,
wisata budaya, wisata agro dan wisata lainnya baik yang sudah
berkembang maupun yang belum berkembang.Fasilitas pariwisata bahari
III-150
Dokumen Akhir
2.
OBYEK WISATA
ALAMAT
(Desa/Kec)
Wisata Bahari
- Pantai Firdaus
- Pantai Mangket
- Pantai Surabaya
- Pantai Kalinaun
- Batu nona resort
Ekowisata Bahari
- Terumbu Karang Desa
Wori
- Mangrove di Desa
Bahoi
- Wisata Selam
14
36
48
15
18
38
Perairan
GABATA
Dari hasil survei yang dilakukan pada bulan Juli 2014, didapatkan bahwa di
wilayah kepulauan dekat Bangka dan juga Mantehage sangat cocok untuk
dijadikan sebagai wisata kepulauan.Hal ini didasarkan pada layanan
ekosistem yang disediakan berupa pemandangan bawah laut dan juga
pemandangan kepulauan.Letak geografis yang juga berdekatan dengan
pulau utama menjadikan destinasi wisata ini menjadi lebih mudah
dijangkau.
3.3
KESESUAIAN LAHAN
Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang lahan
III-151
Dokumen Akhir
Subzona
Rumput Laut
Teripang
Mutiara
Tabel III.37
Kesesuaian Lahan Zona Budidaya
Luas Lahan (Ha)
Kapasitas Lahan
477,86
358,4
1773,30
1330
4565,35
3424
Unit
119
443
1141
III-152