Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai
tanda inpartu dan setelah satu jam tetap tidak diikuti dengan proses inpartu
sebagaimana mestinya. Sebagian besar pecahnya ketuban secara dini terjadi sekitar
usia kehamilan 37 minggu.
Penyebab ketuban pecah dini pada sebagian besar kasus, penyebabnya belum
ditemukan. Faktor yang disebutkan memiliki kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran
prematur, merokok, dan perdarahan selama kehamilan.
(Manuaba, I. B. G, 2007, hal 458)
Menurut WHO pada tahun 2010 menyebutkan bahwa kematian ibu di kawasan
Asia Tenggara berkisar hampir sepertiga dari jumlah kematian ibu sebanyak 98% dari
seluruh kematian ibu dan anak yang terjadi dikawasan Asia Tenggara. Kasus kematian
ibu melahirkan di indonesia masih tergolong cukup tinggi. Pada kasus angka kematian
ibu melahirkan ditargetkan menurun menjadi 103 per 100.000 kelahiran.
Dalam penelitian Sri Hermiyanti mengatakan, dari Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia pada tahun 2010 mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup dengan
beberapa faktor penyebabnya yaitu perdarahan 28%, preeklampsia dan eklampsia
24%, infeksi jalan lahir 11%, abortus 5%, partus lama 5%, emboli obstetric 3%,
komplikasi masa puerperium 8%, dan lain-lain 11%. (jason y Lie,2011)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dines Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan
tahun 2009 menurun dengan angka kejadian sebanyak 114 orang, disebabkan oleh
perdarahan 59 orang (51,75%), hipertensi 31 orang (27,19%), infeksi 12 orang
(10,53%).sementara angka kematian ibu (AKI) tahun 2010 berkisar 121 orang
diantaranya perdarahan 63 orang (52,06%), infeksi 2 orang (1,65%). Preeklampsi 28

0rang (23,14%), abortus 1 orang (0,82%), partus lama 1 orang (0,82%) dan penyebab
lainnya 26 orang (21,48%). Sedangkan angka kematian bayi selama tahun 2010
sebanyak 638 orang diantaranya asfiksia 191 orang (29,73%), tetanus neonatorum
sebanyak 8 orang (1,25%), sepsis sebanyak 25 orang (3,91%), kelainan congenital
sebanyak 46 orang (7,21%), ikterus sebanyak 19 orang (2,98%), BBLR sebanyak 224
orang (35,10%) dan penyebab lain sebanyak 125 orang (19,59%).

(profil Dines

Kesehatan Propinsi sulsel 2010)


Menurut data yang diperoleh dari Medical Record RSIA siti Fatimah Makassar
pada tahun 2010 terdapat 39 (1,01%) jumlah ketuban pecah dini dari 3863 kelahiran.
(medical record RSIA Siti Fatimah Makassar 2010)
Berdasarkan kejadian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan
memaparkan melalui karya Tulis Ilmih dengan judul Gambaran Kejadian Ketuban
Pecah Dini di RSIA Siti Fatimah Makassar periode Januari s/d Desember 2010.
B. Rumusan Masalah
Bertitik dari uraian latar belakang masalah di atas maka dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini menurut parietas ibu?
2. Bagaimana Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini menurut presentasi janin?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini di RSIA Siti Fatimah
selama periode Januari s/d Desember 2010
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini menurut parietas ibu di RSIA
b.

Siti Fatimah selama periode Januari s/d Desember 2010.


Diketahuinya Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini menurut presentase janin di
RSIA Siti Fatimah selama periode Januari s/d Desember 2010.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan
program baik departemen Kesehatan maupun pihak di RSIA Siti Fatimah Makassar
dalam menyusui perencenaan, pelaksanaan dan evaluasi program dalam menangani
persalinan dengan ketuban pecah dini.
2. Manfaat Ilmiah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan serta sebagai bahan acuan bagi peneliti-peneliti
selanjutnya untuk memperkirakan kejadian ketuan pecah dini di indonesia khususnya
di Makassar.
3. Manfaat Institusi
Sebagai bahan acuan yang diharapkan dapat bermanfaat terutama dalam
pengembangan institusi.
4. Manfaat bagi peneliti
Proses penelitian ini merupakan pengalaman ilmiah barharga yang dapat
meningkatkan pengetahuan pengetahuan dan menambah wawasan tenteng faktor yang
menyebabkan kejadian ketuban pecah dini dan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan pada program D-III Kebidanan Universitas Indonesia Timur
Makassar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Persalinan
1. Pengertian Persalinan Menurut Berbagai Sumber
a. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan kekuatan sendiri.
(Ida Bagus Gde Manuaba. 2008 Hal. 157)
b. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat
hidup di dunia luar, dari dalam rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
c.

(Sarwono.P, 2008, Hal. 180)


Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari

dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.


(Sarwono.P, 2006, Hal. 180)
2. Macam-macam persalinan (Sarwono Prawirohardjo 2008)
a. Persalinan normal di sebut juga partus normal adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat endiri, tanpa bantuan
alat serta tidaak melukai ibu dan bayi yang pada umumnya berlangsung kurang dari
melukai ibu dan bayi yang pada umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
b. Partus buatan adalah persalinan pervaginam dengan menggunakan alat-alat atau
melalui dinding perut dengan operasi, misalnya:
1) Ekstraksi forsep
Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan suatu tarikan cunam yang
dipasang di kepala bayi.
2) Ekstraksi vakum
Suatu persalinan buatan di mana janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negatif
(vakum) pada kepala bayi.
3) Embriotomi

Suatu persalinan buatan dengan cara melukai atau merusak bagian-bagian tubuh janin
sehingga dapat lahir pervaginam tanpa melukai ibu.
4) Sectio cesarea
Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut
c.

dan rahim.
Persalinan anjuran/induksi persalinan adalah suatu upaya agar persalinan mulai
berlangsung sebelum atau sesudah kehamilan cukup bulan dengan jalan merangsang
timbulnya kontraksi.

3. Sebab-sebab terjadinya persalinan


Teori-teori menurut (Asrinah dkk, 2010 hal 3) dapat menyebabkan terjadinya persalinan
yaitu:
a. Teori penurunan hormon: 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar
hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
bila kadar progesteron turun.
b. Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesteron

yang

menyebabkan

kekejangan

pembuluh

darah.

Hal

ini

akan

menimbulkan kontraksi rahim.


c. Teori distansi rahim: rahim yang menjadi besar dan merenggang yang menyebabkan
iskemia otot-otot rahin sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenta.
d. Teori iritasi mekanik: dibelakang serviks terletak ganglion servikalis
(fleksus frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala
e.
1)
2)
3)

janin akan timbul kontraksi uterus.


Induksi partus, partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan:
Gagang laminaria
Amniotomi
Oksitosin drips

f.

Teori prostaglandin, pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkkan

kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan.


4. Tanda-tanda permulaan persalinan
Sebelum terjadinya persalinan wanita hamil akan memasuki kala pendahuluan.
Tanda-tandanya sebagai berikut (Sarwono Prawirohardjo 2008):
a. Lightening atau setting atau dropping, yaitu kepala janin turun memasuki pintu atas
panggul pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Persaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terendah janin.
d. Perasaan sakit di perut dan bagian pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
e. Serviks menjadi lembek, mulai memudar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses persalinan (Ida Bagus Gde Manuaba. 2008,
a.
b.
c.
6.
a.

Hal 160)
Passenger (janin dan plasenta)
Passageway (jalan lahir)
Power (kekuatan)
Tahap-tahap persalinan (Ida Bagus Gde Manuaba. 2008, Hal 160)
Kala I yaitu dimulai dan saat persalinan sampai pembukaan lengkap
(10cm). proses ini berlangsung antara 18-24 jam, terbagi dalam 2 fase, fase laten (8
jam), serviks membuka sampai 3 jam dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3

sampai 10 cm.
b. Kala II yaitu dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c. Kala III yaitu dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit.
d. Kala IV yaitu dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
B. Tinjauan Tentang Ketuban Pecah Dini
1. Pengertian Ketuban Pecah Dini
a. Ketuban pacah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan atau
sebalum inpartu, pada pembukaan <4cm (fase laten). (Taufan Nugroho, 2010 Hal 1)

b. Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban senbelum persalinan.
Bila ketuban [pecah dinii terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban
pecah dini pada kehamilan premature. (Sarwono Prawirohardjo 2008, Hal 677)
c. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
mulai dan ditunggu 1 jam sebelum terjadi inpartu.
(Ida Ayu Chandranita Manuaba. 2008 Hal 112)
2. Etologi Ketuban Pecah Dini
Penyebab Ketuban pecah dini menurut (Taufan Nugroho 2010,Hal 2) masih belum
diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Kemungkinan yang menjadi factor
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

predisposisinya adalah:
Infeksi
Serviks yang inkompetensia
Tekanan intra uteri yang meninggi
Trauma yang di dapat
Kelainan letak
Keadaan social ekonomi
Factor lain: factor golongan darah, disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu, multi

gradivitas dan devesiensi gizi.


3. Patofiologi Ketuban Pecah Dini
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini adalah terjadi pembukaan premature
serviks dan membrane terkait dengan pembukaan terjadi devaskularisasi dan nekrosis
sertadapat diikuti pecah spontan. Jaringan ikat yang menyangga membrane ketuban
makin berkurang. Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat dengan infeksi yang
mengeluarkan enzim (enzim proteolitik, enzim kolagenase). Masa interval sejak
ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase laten. Makin panjang fase laten,
makin tinggi kemungkinan infeksi. Makin muda kehamilan, makin sulit upatya
pemecahannya tanpa menimbulkan morboiditas. (Ida Ayu Chandranita Manuaba,2008.
Hal 112)
4. Diagnose ketuban pecah dini (Taufan Nugroho 2010,Hal 2)
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa: warna, konsentrasi, bau, pH.

2) Cairan yang keluar dari vagina ini ada kemungkinan air ketuban, urine atau secret
vagina.
3) Secret vagina ibu hamil pH: 4-5, dengan kertas nitrazin tidak berubah warna, tetap
kuning.
4) Tes lakmus, jika kertas lakmus merah berubah menjadui biru menunjukkan adantya air
ketuban. pH air ketuban 7-7,5, darah dari infeksi vagina dapat menghasilkan tes yang
positif palsu.
5) Mikroskopik, dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering.
Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambarabn daun pakis
b. Pemeriksaan ultrasonografi
1) Pemeriksaan ini dimaksud untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri.
2) Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. Namun sering terjadi
kesalahan pada penderita oligohidromnion.
5. Penanganan ketuban pecah dini (Taufan Nugroho 2010,Hal 2)
a. Konservatif
1) Rawat dirumah sakit
2) Beri antibiotika: bila ketuban pecah >6 jam berupa: ampicillin 4 x 500 mg atau
gentamycin 1 x 80 mg.
3) Umur kehamilan <32-34 minggu: dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai
air ketuban tidak keluar lagi.
4) Bila usia kehamilan 32-34 minggu, masih keluar air ketuban, maka usia kehamilan 35
minggu dipertiimbangkan untuk terminasi kehamilan.
5) Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intra uteri)
6) Pada usia kehamilan 32-34 minggu, berikan steroid selama untuk memacu
kematangan paru-paru janin.
b. Aktif
1) Kehamilan >35 minggu: induksi oksitosin, bila gagal dilakukan seksio sesaria. Cara
induksi: 1 ampul syntocinon dalam dekstrose 5%, diimulai 4 tetes/menit, tiap jam
dinaikkan 4 tetes sampai maksimum 40 tetes/menit.
2) Pada keadaan CPD, letak lintang dilakukan seksio sesaria.
3) Bila ada tanda-tanda infeksi: beri antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
C. Tinjauan Tentang Variabel Penelitian
1. Parietas

Parietas adalah jumlah atau banyaknya anak yang telah dilahirkan oleh ibu tanpa
memandang apakah anak yang dilahirkan hidup atau mati. Multiparitas merupakan
salah satu factor etiologi terjadinya ketuban pecah dini.
Sebagaimana diketahui bahwa multiparitas adalah melahirkan 2 kali sehingga
menyebabkan berkurangnya kekuatan membrane yang kemudian memicu terjadinya
ketuban pecah dini. (Manuaba, LB. G, 2003. Hal 72)
2. Presentasi janin
Presentasi janin adalah dimana bagian terendah janin berada pada jalan lahir. atau
kelainan letak merupakan salah satu penyebab terjadinya ketuban pecah dini. hal ini di
karenakan presentasi janin yang abnormal dapat meningkatkan tekanan intra uteri yang
memudahkan pecanya selaput ketuban sebelum waktunya. PBK adalah kepala
terendah janin pada letak memanjang, non PBK adalah bokong pada letak sungsang
dan presentase bahu pada letak lintang. (Saifuddin, A. B, 2002. Hal 218)
3. Infeksi
Ketuban yang utuh merupakan barier atau penghalang terhadap masuknya
penyebab infeksi, dengan tidak adanya selaput ketuban flora vagina yang normal
menjadi pathogen yang akan membahayakan ibu dan janinya.
4. Serviks inkompeten
Kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada serviks uteri
akibat persalinan dan kuretase. (Taufan Nugroho, 2010. Hal 2)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti
Ketuban pecah dini merupakan penyebab terbesar persalinan premature dengan
berbagai akibatnya yang berhubungan langsung antara dunia luar dan ruang dalam
rahim, sehingga memudahkan terjadi infeksi. Ketuban pecah dini disebabkan oleh
beberapa factor diantaranya parietas, persentasi janin, infeksi dan serviks inkompeten.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini dan setelah dikaji beberapa literature yang
menunjang, maka diangkat 2 faktor sebagai variable dalam peneliitian ini yaitu parietas
ibu dan presentasi janin yang diuraikan sebagai berikut:
1. Paritas ibu
Parietas adalah jumlah atau banyaknya anak yang telah dilahirkan oleh ibu.
Multiparitas merupakan salah satu factor etiologi terjadinya ketuban pecah dini.
Sebagaimana

diketahui

bahwa

multiparitas

adalah

melahirkan

>2

sehingga

menyebabkan berkurangnya kekuatan membrane yang kemudian memicu terjadinya


ketuban pecah dini.
2. Presentasi janin

Presentasi janin adalah dimana bagian terendah janin berada pada jalan lahir atau
kelainan letak merupakan salah satu penyebab terjadinya ketuban pecah dini. hal ini di
karenakan presentasi janin yang abnormal dapat meningkatkan tekanan intra uteri yang
memudahkan pecanya selaput ketuban sebelum waktunya. PBK adalah kepala
terendah janin pada letak memanjang, non PBK adalah bokong pada letak sungsang
dan presentase bahu pada letak lintang.

A. Definisi operasional dan criteria objektif


a. Definisi Operasional

Ketuban pecah dini adalah peristiwa pecahnya selaput ketuban sebelum permulaan
persalinan tanpa memandang umur kehamilan preterm atau aterm yang dialami oleh
ibu yang dirawat di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar periode Januari

1)

s/d Desember 2010.


b. Kriteria Objektif
Ya
:
jika
selaput

ketuban

pecah

sebelum

permulaan

persalinan

tanpa memandang kehamilan preterm


atau aterm
2) Tidak : jika selaput ketuban pecah setelah permulaan persalinan.
2. Paritas
a. Defenisi Operasional
Paritas adalah frekuensi atau jumlah kehamilan dari seseorang yang diakhiri dengan
persalinan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar periode Januari s/d
Desember 2010.
b. Kriteria Objektif
1) resiko rendah : jika paritas ibu 2 orang
2) resiko tinggi
: jika paritas ibu >2 orang
3. Presentsi Janin
a. Defenisi Operasional
presentasi janin adalah dimana bagian terbawah janin berada pada jalan lahir.
b. Kriteria Objekktif
1) Resiko rendah: belakang kepala (PBK) pada letak memanjang
(non PBK): bokong pada letak sungsang dan presentasi bahu pada letak lintang.

Anda mungkin juga menyukai