Anda di halaman 1dari 4

Eklampsia

Merupakan kasus akut pada penderita eklampsia yang disertai:


Kejang menyeluruh
Kejang dimulai dengan kejang tonik yang berlangsung 15-30 detik. Tanda kejang
tonik adalah dengan dimulainya gerakan kejang berupa twitching dari otot-otot
muka khususnya sekitar mulut, yang beberapa detik kemudian disusul kontraksi
otot-otot tubuh yang menegang, sehingga seluruh tubuh menjadi kaku.
Kejang tonik ini segera disusul dengan kejang klonik, yang dimulai dengan
terbukanya rahang secara tiba-tiba dan tertutup kembali dengan kuat disertai pula
dengan terbuka dan tertutupnya kelopak mata.

Koma
Terjadi setelah kejang, berlangsung sangat bervariasi dan apabila tidak diberi
obat-obat antikejang akan segera disusul dengan episode kejang berikutnya.
Frekuensi napas meningkat,dapat mencapai 50x/menit akibat terjadinya

hiperkardia atau hipoksia. Pada bebera kasus dapat menimbulkan sianosis.


Dalam melakukan diagnosis eklamsia, gejala yang dapat ditemukan sama seperti pada
preeklamsia. Pada eklamsia, tanda yang paling khas ditemukan pada pasien yaitu adanya
kejang pada pasien dan termasuk kegawatan pada kehamilan. Selain itu dapat ditemukan
gejala berikut :

Tatalaksana Eklampsia
Perawatan dasar eklamsia yang utama adalah terapi supotif untuk stabilisasi fungsi vital,
yang harus selalu diingat adalah ABC, mengatasi dan mencegah kejang, mengatasi hipoksemia
dan asidemia, mencegah trauma pada saat pasien kejang, mengendalikan tekanan darah,

khususnya pada waktu krisis hipertensi, melahirkan janin pada waktu yang tepat dan dengan cara
yang tepat.
Perawatan medikamentosa dan perawatan suportif eklamsia, merupakan perawatan yang
sangat penting. Tujuan utama pengobatan medikamentosa eklamsia adalah mencegah dan
menghentiukan kejang, mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya hipertensi krisis, mencapai
stabilisasi ibu seoptimal mungkin sehingga dapat melahirkan janin pada saat dan dengan cara
yang tepat.
Medikamentosa

Obat antikejang
Obat antikejang yang menjadi pilihan pertama adalah magnesium sulfat. Bila dengan

jenis obat ini kejang masih sukar diatasi, dapat dipakai obat jenis lain, misalnya tiopental.
Sedangkan diazepam penggunaannya harus diberikan oleh mereka yang berpengalaman.

Magnesium sulfat (MgSo4)


Pemberian magnesium sulfat pada eklamsia dasarnya sama dengan pembeeriannya pada

pasien preeklamsia berat. Pengobatan suportif terutama ditujukan untuk gangguan fungsi organorgan penting. Pada penderita yang mengalami kejang dan koma, nursing care sangat penting,
misalnya meliputi cara perawatan penderita dalam suatu kamar isolasi, mencegah aspirasi,
mengatur infus penderita, dan monitoring produksi urin.

Perawatan pada waktu kejang


pada penderita yang mengalami kejang, tujuan pertama pertolongan adalah mencegah

penderita mengalami trauma akibat kejang-kejang tersebut. Untuk mencegah trauma, pasien
dirawat di kamar isolasi cukup terang, tidak dikamar gelap, sehingga bila terjadi sianosis segera
dapat diketahui. Penderita dibaringkan di tempat tidur yang lebar, dengan rail tempat tidur harus
dipasang dan harus dikunci dengan kuat. Diperlukan juga untuk memasukkan sudap lidah ke
dalam mulut. Kepala pasien direndahkan dan daerah orofaring dihisap. Hendaknya dijaga agar
kepala dan ekstremitas penderita yang sedang kejang tidak terlalu kuat menghentak-hentak
benda keras di sekitarnya. Fiksasi badan pada tempat tidur harus cukup kendor, guna
menghindario fraktur. Bila penderita kejang-kejang, segera beri oksigen.

Perawatan koma
Tindakan pertama pada penderita yang jatuh koma adalah menjaga dan mengusahakan

agar jalan nafas atas tetap terbuka, yaitu dengan manuver head tilt-neck lift, yaitu kepala
direndahkan dan daerah leher dalam posisi ekstensi ke belakang atau jaw-thrust, yaitu mandibula
kiri dan kanan diekstensikan ke atas sampbil mengangkat kepala ke belakang yang dapat
dilanjutkan dengan pemasangan oropharyngeal airway.
Selain itu, semua benda yang ada dalam rongga mulut dan tenggorokan, baik berupa
lendir maupun sisa makanan, harus segera dihisap secara intermiten, untuk mencegah terjadinya
aspirasi bahan lambung. Selain itu perlu juga monitoring kesadaran dan dalamnya koma dengan
memakai GCS dan kemungkinan pemasangan NGT.

Perawatan edema paru


Bila terjadi edema paru, pemderita sebaiknya dirawat di ICU karena membutuhkan

perawatan animasi dengan respirator.

Perawatan obstetrik
Sikap terhadap kehamilan adalah semua kehamilan dengan eklamsia harus diakhiri, tanpa

memandang umur kehamilan dan keadaan janin. Persalinana diakhiri bila sudah mencapai
stabilisasi hemodinamik dan metabolisme ibu
Prognosis
-

Bila penderita tidak terlambat dalam pengobatan maka gejala perbaikan akan tampak
jelas setelah kehamilannya diakhiri. Diuresis terjadi setelah 12 jam postpartum, hal ini
merupakan gejala pertama penyembuhan. Tekanan darah kembali normal dalam beberapa
jam kemudian.

Eklampsia tidak mempengaruhi kehamilan berikutnya.

Prognosis janin: sering terjadi kematian intrauterin atau pada masa neonatal.

Sumber :
ilmu kebidanan

Cunningham, F. Gary et al (editor). 2007. Hypertensive Disorder in Pregnancy. In: Williams


Obstetrics, 21st Edition. McGraw-Hill: New York. Chapter 34.
Oktaviana Nurmamuliastuti H1A008018

Anda mungkin juga menyukai