Anda di halaman 1dari 5

CPOB mengisyaratkan industri farmasi untuk mengidentifikasi validasi yang

diperlukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari kegiatan yang
dilakukan. Perubahan signifikan terhadap fasilitas, peralatan dan proses yang dapat
mempengaruhi mutu produk hendaklah divalidasi. Pendekatan dengan kajian resiko
hendaklah digunakan untuk menentukan ruang lingkup dan cakupan validasi.
Seluruh kegiatan validasi hendaklah direncanakan. Unsur utama program validasi
hendaklah dirinci dengan jelas dan didokumentasikan di dalam Rencana Induk
Validasi (RIV) atau dokumen setara. RIV hendaklah merupakan dokumen yang
singkat, tepat dan jelas. RIV hendaklah mencakup sekurang-kurangnya adalah
kebijakan validasi, struktur organisasi kegiatan validasi, ringkasan fasilitas, sistem,
peralatan, proses yang akan divalidasi, format dokumen, format protokol, laporan
validasi, perencanaan dan jadwal pelaksanaan, pengendalian perubahan, serta
acuan dokumen yang digunakan.
Langkah-langkah pelaksanaan validasi adalah sebagai berikut: - Membentuk komite
validasi yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan validasi di industri farmasi
yang bersangkutan. - Menyusun Rencana Induk Validasi (RIV), yaitu dokumen yang
menguraikan secara garis besar pedoman pelaksanaan validasi. - Membuat
dokumen validasi, yaitu prosedur tetap (protap), protokol serta laporan validasi Pelaksanaan validasi - Melaksanakan peninjauan periodik, change control dan
revalidasi (Manajemen Industri Farmasi, 2007).
Validasi untuk mesin, peralatan produksi dan sarana penunjang disebut kualifikasi.
Kualifikasi tersebut adalah langkah pertama dalam melaksanakan validasi di
industri farmasi (Manajemen Industri Farmasi, 2007).

Validasi Proses
Pada umumnya validasi proses dilakukan sebelum produk dipasarkan (validasi
prospektif). Dalam keadaan tertentu, jika hal di atas tidak memungkinkan, validasi
dapat juga dilakukan selama proses produksi rutin dilakukan (validasi konkuren).
Proses yang sudah berjalan hendaklah juga divalidasi (validasi prospektif).

Gambar 2. Validasi
Jenis-jenis validasi adalah sebagai berikut:

1.
Validasi prospektif
Validasi prospektif hendaknya mencakup, tapi tidak terbatas pada hal berikut :

Uraian singkat suatu proses


Ringkasan tahap kritis proses pembuatan yang harus diinvestigasi
Daftar peralatan/fasilitas yang digunakan termasuk alat ukur, pemantau dan

pencatat serta status kalibrasinya


Spesifikasi produk jadi untuk diluluskan
Daftar metode analisis yang sesuai
Usul pengawasan selama proses dan kriteria penerimaan
Pengujian tambahan yang akan dilakukan termasuk kriteria penerimaan dan

validasi metode analisisnya, bila diperlukan


Pola pengambilan sampel
Metode pencatatan dan evaluasi hasil
Funsi dan tanggung jawab
Jadwal yang diusulkan.

2. Validasi konkuren
Dalam hal tertentu, produksi rutin dapat dimulai tanpa lebih dulu menyelesaikan
program validasi. Keputusan untuk melakukan validasi konkuren hendaknya
dujustifikasi, didokumentasikan dan disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu.
3. Validasi retrospektif
Validasi ini hanya dapat dilakukan untuk proses yang telah mapan, namun tidak
berlaku jika terjadi perubahan formula produk, prosedur pembuatan atau peralatan.
Validasi proses hendaklah didasarkan pada riwayat produk. Tahap validasi memerlukan
pembuatan protokol khusus dan laporan hasil kajian data untuk mengambil kesimpulan
dan rekomendasi. Sumber data hendaklah mencakup, tetapi tidak terbatas pada catatan
pengolahan bets dan catatan pengemasan bets, rekaman pengawasan proses, buku log
perawatan alat, catatan penggantian personil, studi kapabilitas proses, data produk jadi
termasuk catatan data tren dan hasil uji stabilitas.
4. Validasi pembersihan

Validasi pembersihan hendaklah dilakukan untuk konfirmasi efektivitas prosedur


pembersihan. Penentuan batas kandungan residu suatu produk, bahan pembersih dan
pencemaran mikroba, secara rasional hendaklah didasarkan pada bahan yang terkait
dengan proses pembersihan. Batas tersebut hendaklah dapat dicapai dan diverifiksi.
Uji sampai bersih (last until clean) bukan merupakan satu-satunya pilihan untuk
melakukan validasi pembersihan.
5. Validasi ulang
Secara berkala fasilitas, sistem, peralatan dan proses termasuk proses pembersihan
hendaklah dievaluasi untuk kontimasi bahwa validasi masih absah. Jka tidak ada
perubahan yang signifikan dalam status validasinya, kajian ulang data yang
menunjukkan bahwa fasilitas, sistem, peralatan dan proses memenuhi persyaratan
untuk validasi ulang.
6. Validasi metode analisa
Tujuan validasi metode analisa adalah untuk mengetahui bahwa metode analisis sesuai
tujuan penggunaanya. Validasi metode analisis umumnya dilakukan terhadap 4 jenis :

Uji identifikasi
Uji kuantitatif kandungan impuritas (impurity)
Uji batas impuritas, dan
Uji kuatitatif zat aktif dalam sampel bahan atau obat atau komponen tertentu

dalam obat.
Kriteria validasi yang umumnya perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

Akurasi
Presisi
Ripitabilitas
Intermediate precision
Spesifisitas
Batas deteksi
Batas kuantitas
Linearitas, dan
Rentang

Langkah-langkah pelaksanaan validasi adalah sebagai berikut:


1.
Membentuk
komite
validasi
yang
bertanggung
jawab
terhadap
pelaksanaanvalidasi di industri farmasi yang bersangkutan.
2.
Menyusun Rencana Induk Validasi (RIV), yaitu dokumen yang menguraikan
secara garis besar pedoman pelaksanaan validasi.
3.
Membuat dokumen validasi, yaitu prosedur tetap (protap), protokol sertalaporan
validasi
4.
Pelaksanaan validasi
5.
Melaksanakan peninjauan periodik,change control dan revalidasi (Manajemen
Industri Farmasi, 2007).
Kesimpulan
Kualifikasi terdiri dari empat tingkatan, yaitu Kualifikasi Desain/ Design Qualification
(DQ),
Kualifikasi Instalasi/ Instalation
Qualification
(IQ),
Kualifikasi Operasional/ Operational
Qualification
(OQ),
Kualifikasi Kinerja/ Performance Qualification (PQ). Sedangkan untuk validasi terbagi
menjadi
Validasi
prospektif,
Validasi
konkuren,
Validasi
retrospektif,
Validasi pembersihan, Validasi ulang, Validasi metode analisa.
Referensi
Anonim, 2006, Pedoman Cara Pembuaan Obat Yang Baik, Badan POM, Jakarta
Priyambodo, Bambang., 2007, Manajemen Industri Farmasi edisi ke-1, Global Pustaka
Utama : Yogyakarta
Validasi adalah tindakan pembuktian yang didokumentasi dengan caracara yang
sesuai bahwa tiap bahan, prosedur, kegiatan, sistem, dan perlengkapan yang
digunakan dalam produksi dan pengawasan mutu akan senantiasa mencapai hasil
yang diinginkan. Cara-cara pelaksanaan validasi terbagi empat yaitu : 1. Validasi
Prospektive Adalah validasi berdasarkan pada perolehan data pertama sesuai
protokol validasi yang direncanakan. Validasi ini berlaku untuk produk yang belum
beredar. 2. Validasi Concurrent Adalah validasi yang berdasarkan data otentik yang
diperoleh dan dikumpulkan dari proses yang sedang dilaksanakan. Validasi ini
berlaku pada produk yang sedang beredar.
2. Validasi Retrospektive Adalah validasi yang berdasarkan data otentik yang
diperoleh dan dikumpulkan dari proses yang sudah dilaksanakan dan dinilai
menurut prinsip statistik. Validasi ini berlaku pada produk yang sudah
beredar. 4. Validasi Ulang Adalah validasi yang dilakukan bila ada perubahan
bahan baku, proses pembuatan, dan mesin.

2.1.5.2.1 Validasi Prosedur Analitik Validasi prosedur analitik merupakan


proses yang dilakukan melalui penelitian laboratorium untuk membuktikan
bahwa karakteristik kinerja prosedur itu memenuhi persyaratan aplikasi
analitik yang dimaksudkan. Jenis prosedur analitik yang harus divalidasi pada
umumnya adalah uji identifikasi, uji kuantitatif komponen terpilih lainnya
dalam suatu produk obat, uji kuantitatif kandungan cemaran, dan uji batas
untuk mengendalikan jumlah cemaran.
2.1.5.2.2 Validasi Berkala Bagian pengawasan mutu hendaklah memberikan
bantuan yang diperlukan atau mengambil bagian dalam pelaksanaan validasi
berkala oleh bagian lain, khususnya bagian produksi untuk menjamin bahwa
setiap produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan. 2.1.5.2.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Validasi Begitu luasnya
cakupan validasi, terkadang membingungkan kalangan praktisi di industri
farmasi untuk melaksanakannya. Food and Drug Administration (FDA) dalam
Guideline on General Principles of Process Validation memberikan langkahlangkah dalam pelaksanaan validasi, yang tertuang dalam validation life
cyle berikut ini, yaitu: 1. Membentuk Validation Comitee (Komite Validasi),
yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan validasi di industri farmsai
bersangkutan. 2. Menyusun Validation Master Plan (Rencana Induk Validasi),
yaitu dokumen yang menguraikan (secara garis besar) pedoman pelaksaan
validasi di industri farmasi yang bersangkutan.
3. Membuat Dokumen Validasi, yaitu protap (prosedur tetap), protokol serta
laporan validasi. 4. Pelaksanaan Validasi. 5. Melaksanakan Peninjauan
Periodik, Change Control dan Validasi ulang (revalidation).

Anda mungkin juga menyukai