Anda di halaman 1dari 6

Cholelithiasis (Batu Empedu)

Batu emepdu adalah timbunan kristral di dalam kandung empedu atau


didalam saluran epedu. Batu yang ditemukan di dalam kandune empedu, disebut
kolelitiasis, sedangkan batu didalam saluran empedu disebut koledokolitiasis.
Batu emepdu juga dapat didefinisikan sebagai endapan satu atau lebih komponen
empedu, seperti berupa kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, dan protein
(sylvia A price, 1994 ;453).
1. Klasifikasi batu empedu
Secara umum, batu kandung empedu di bedakanmenjadi tiga
bentuk utama, yaitu batu kolesterol bilirubuna, dan batu saluran empedu.
a. batu kolesterol mengandung 70 % kristal kolesterol, sedangkan
sisanya

adalah

hankalsium

karbarbonat

dan

kalsium

bilirubunat. Bentuknya berfariasi dan hampir selalu terbentuk


didalam kandung empedu. Permukaanya licin atau multivaset,
bulat, dan berduri. Proses pembentukan batu ini melalui empat
tahap yaitu; penjenuhan empedu oleh kolesterol, pembentukan
nidus atau sarang, kristalisasi, dan pertumban batu
b. batu kalsium bilirubunat atau batu lumpur (batu pigmen)
batu ini mengandung 25% kolesterol. Batu yang tidak
banyak variasi ini sering di temukan dalam bentuk tidak
teratur, kecil-kecil, berjumlah banyak, dan warnanya
bervariasi antara coklat , kemerahan, sampai hitam. Batu ini
berbentuk seperti lumpur atau tanah yang rapuh dan juga
sering ditemukan dalam ukuran besar karena terjadi
penyatuan dari batu- batu kecil.
c. Batu saluran empedu
Masih berupa digaan bahwa kelainan anatomi atau
pengisian di vertikula oleh makanan akan menyebabkan
obstruksi intermiten duktus koledokus dan bendungan ini
memudahkan timbulnya infeksi dan pembentukan batu.
2. Etiologi
Secara umum, etiologi batu empedu masih belum diketahui secara
pasti. Namun, sejauh dari abnyak riset yang dilakukan, faktor

predisposislah yang menjadi paling penting untuk diketahui.


Predisposisi tersebut antara lain usia lebuh dari 60 tahun, genetik,
jenis kelamin (wanita lebih sering, dikarenakan hormon ekstrogen
meningkatkan saturasi kolesterol kandunng empedu), kegemukan
( maka kadar kolesterol dalam kandung empedu pun tinggi),
infeksi saluran pencernaan, dan kondisi klinis seperti diabetes,
sirosis hati, pankrestitis, kanker kandung empedu dan juga riseksi
ileum.
3. Tanda-tanda dan gejala cholelithiasis
Secara umum, tanda-tanda dan gejala kolelitiasis dapat diuraikan
sebagai berikut;
a. Rasa nyeri dan kolik bilier
Jika duktus sistikus tersumbat oleh batu empedu, kandung
empedu akan mengalami distensi dan akhirnya infeksi.
Penderita akan menderita panas dan mungkin akan teraba
massa padat pada abdomen. Penderita dapat mengalami
kolik bilier disertai nyeri hebat pada abdomen kuadran
kanan atas yang menjalar kepunggung atayu bahu kanan.
Rasa nyeri ini biasanya disertai mual dan muntah , dan
bertambah hebat sat mengonsumsi makanan dalam porsi
besar. Pada sebagian penderita, rasa nyeri bukan bersifat
kolik melainkan persisten. Serangan kolik bilier semacam
ini disebabkan oleh kontraksi kandung empedu yang tidak
dapat mengalirkan empedu keluar akibat tersumbatnya
saluran oleh batu. dalam keadaan distensi, sebagian fundus
kandung empedu akan menyentuh didnding abdomen pada
daerah kartilago kosta 9 dan 10. Sentuh ini menimbulkan
nyeri tekan yang mencolok pada kuadran kanan atas ketika
penderita melakuakn inpirasi dalam dan menghambat
pengembngan rongga dada.
b. Ikterus
Obtruksi pengaliran getah empedu kedalam duodenum akan
menimbulkan gejala yang khas, yaitu getah empedu yang tidak

lagi dibawa kedalam duodenum akan diserap oleh darah.


Penyerapan empedu ini membuat kulit dan membram mukosa
berwarna kuning.
c. Perubahan warn urune dan feses
Ekresi pigmen empdu oleh ginjal akan membuat urine
berwarna sangat gelap. Feses yang tidak lagi diwarnai oleh
pigmen empedu juga akan tampak kelanu dan biasanya pekat.
d. Defisiensi vitamin
Obstruksi aliran empedu juga akan mengganggu absorpsi
vitamin, A, D, E,K yang larut lemak. Oleh karena itu, penderit
dapat memperlihatkan gejala defisiensi vitamin jika obstruksi
bilier

berlangsung

lama.

Defisiensi

vitamin

dapat

mengganggu pembekuan darah yang normal(Smeltzer, 2002).


e. Terjadi regurgitasi gas
Regurtasi gas ini dapat membentuk flatus maupun sendawa.

4. Patofiologi

Perubahan
susunan
empedu

Mengendap
dalam kandung
empedu

Gangguan
kontraksi
Stasis
empedu
Superstuasi
progresif, perubahan
susnan kimai,

Infeksi satu
bakteri dalam
Meningkatkan
deskuamasi seluler
dan pembentukan
mukus
Meningkatkan
viskositas dan unsur
seluler

BATU
Batu bermigrasi ke
duktus sistikus dan
duktus kolekdokus

Memperlambat aliran
ke duktus sistikus
dan kolekduksus
Terjadi
endapan

Distensi/desakan dalam kantong

5. Komplikasi
Komplikasi cholelithiasis yang biasa terjadi adalah colescytisis
akut dan kronik, choledokolitiasis, peritonisis, rupture dinding
kandung empedu, kolangitis, abses hati, sirosis libier, dan ikterus
obstruktif.
6. Penatalaksanaan
Pada penatalaksanaan penyakit ini bisa dilakukan dengan dua cara,
yaitu non bedah dan bedah.
a. Non bedah
1. Perubahan pola makan dengan menhindari atau mengurai
makanan berlemak.
2. Lisis batu, pelarutan batu dapat mengggunakan ,metil butil
eter.

3. Litotripsi, pemecahan batu empedu dengan menggunakan


gelombang kejut dari peringat elektromagnetik, yaitu
ESWL ( exstraporal shock wave litotripsi)
4. Endoscopy ERCP
b. Bedah
Pada penatalaksanaan bedah ini dilakukan dengan mengangkat
atau koleksistektomy. Hal ini jika batu kandung empedu
menyebabkan serangan nyeri berulang-ulang, mengkipun telah
dilakukan perubahan sebagaimana penatalaksanaan non bedah
seperti uraian sebelumnya.

Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam

Sholeh S. Naga
2013
Jogjakarta
DIVA Press
270-275

Anda mungkin juga menyukai