PEMBAHASAN
III-1
III-2
Terlihat pada tabel diatas, pengunaan material Pb ini sebagai bahan baku
pembuatan baterai (sumber energi). Contohnya pada kendaraan bermotor, logam
timbal ini terdapat pada accu. Pada accu, material timbal ini merupakan anoda
sedangkan logam Cu adalah bagian katodanya. Anoda dan katoda diletakkan di dalam
larutan elektrolit PbSO4 dan CuSO4 dihubungkan oleh sebuah jembatan garam.
Sistem ini akan menghasilkan arus listrik yang digunakan untuk menyalakan mesin
saat starting dan untuk pencahayaan lampu kendaraan.
III-3
III-4
konduktifitas listrik yang rendah, dan tergolong salah satu logam berat Dimana raksa
timbal dapat membahayakan kesehatan manusia. Elemen Pb memiliki elektron
valensi 2+ atau 4+, berarti konfigurasi elektronnya adalah sebagai berikut :
Sifat mekanik dan fisik dari logam Pb cukup baik dengan melting point-nya yang
rendah, densitas tinggi, kelunakkan dan sifat mampu tempanya. Berikut adalah sifat
dari logam Pb :
III-5
Timbal (Pb) adalah salah satu logam yang biasanya diekstraksi dari mineral
utama penghasil timbal yaitu Galena (PbS) yang mengandung 86,6% Pb, Cerussite
(PbCO3), dan Anglesite (PbSO4). Timbal biasanya didapatkan dari batuan induk
berupa gamping dan dolomite dengan mineral pengikut berupa Pirite (FeS2), Sfalerit
(ZnS), Kalkopirit (CuFeS2), Arsenopirit (FeAsS), Pirotit (FeS), Bornit (CuSFeS 4),
Enargit (Cu3AsS4), dan Tetrahidrit ((Cu,Fe,Ag)12Sb4S13).
Timbal biasanya terbentuk pada endapan hidrotermal tak teratur dalam batuan
karbonat dan beberapa terdapat dalam batuan kuarsit atau malihan. Keberadaan
endapan timbal banyak terindikasi diberbagai lokasi yang tersebar di wilayah
Indonesia. Akan tetapi, hingga saat ini endapan yang cukup besar cadangannya belum
ditemukan. Untuk ekspor bijih timbal yang tercatat pada tahun 1980-an pada
umumnya berasal dari penambangan skala kecil yang dikerjakan secara selektif dan
manual. Penambangan umumnya bersifat liar atau tanpa izin (PETI) sehingga
produksinya tidak menentu.
3.2 Metode dan Proses Penambangan
Metode penambangan endapan bijih timbal dapat dilakukan dengan tambang
terbuka, tambang bawah tanah, atau gabungan keduanya. Hampir 80 % bijih timbal di
dunia berasal dari tambang bawah tanah.
Endapan Timbal
III-6
(rod mill atau ball mill) sampai ukuran << 0,25 mm pengkonsentrasian mineral
timbal dengan flotasi atau gravity concentration dengan kepekatan suspense antara 5
sampai 40 % berat padatan (pereaksi yang digunakan xantat sebagai kolektor; soda
abu, asam belerang, natrium hidroksida sebagai pengatur PH; seng sulfat, belerang
dioksida, kalsium sianida sebagai depresan dan pembuih methyl isobutyl carbinol).
3.4 Peleburan Timbal
Prinsip utama peleburan timbal adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan proses peleburan dengan tanur tiup.
2. Menggunakan proses peleburan satu atap yang disebut proses direct smelting.
3. Menggunakan proses peleburan langsung boliden menggunakan tanur listrik
dan converter sebagai pengganti tanur tiup.
4. Menggunakan proses queneau schumman-lurgi (QSL) yang merupakan
penggabungan peleburan autogen dengan reduksi langsung dalam tanur.
Proses :
Pada pembahasan kali ini proses ekstraksi metalurgi timbal yang dilakukan
melalui proses peleburan dalam tanur tiup secara pirometalurgi, dimana konsentrat
yang diproses dalam tanur tiup umumnya berkadar timbal di atas 60 %.
Proses peleburan meliputi tiga tahap yaitu :
1. Penyiapan umpan (charge)
III-7
III-8
III-9
pantul kecil. Terak yang kaya dengan antimony dan timbal direduksi dengan
kokas menghasilkan paduan timbal antimonial. Unsure pengotor ini dapat pula
dihilangkan dengan proses Harris. Dalam proses Harris ini bullion timbal cair
disemprotkan dengan lelehan soda api dan lelehan natrium nitrat. Natrium nitrat
mengoksidasi arsen, antimony dan timah menjadi terak garam oksinatrium,
kemudian diambil.
2. Peng-awaperakan dengan proses Parkes
Pemisahan emas dan perak menggunakan
proses
Parkes
yang
memanfaatkan afinitas selektif emas dan perak terhadap seng. Serbuk seng yang
ditambahkan ke dalam bullion timbal membentuk senyawa emas-perak-seng
berupa kerak padat yang mengapung pada saat suhu turun. Kerak dicedok
kemudian diambil seng, emas dan peraknya melalui proses pemanasan,
penguapan, pendinginan, oksidasi dan elektrolisis. Pengulangan proses awaperak
dua atau tiga kali akan menghasilkan timbal yang relative bebas dari emas dan
perak kemudian timbal diproses lebih lanjut.
Sisa seng dalam bullion timbal dari proses Parkes dihilangkan dengan
destilasi dalam ruang hampa pada 600oC. seng yang diembunkan menjadi
padatan yang kemudian dikembalikan lagi ke dalam proses. Proses awaseng
dapat pula dilakukan dengan melewatkan gas kalor melalui bullion yang
menghasilkan seng klorida.
Bila kandungan bismuth dalam bullion timbal kecil, bismuth dihilangkan
dengan proses Betterton-Kroll dengan cara menambahkan kalsium dan
magnesium yang akan membentuk senyawa dengan bismuth sebagai sanga yang
mudah dicedok. Proses elektrolisis digunakan apabila kadar bismuth cukup
tinggi. Bullion dicetak menjadi anoda dan dimurnikan secara elektrolisis dengan
prosedur Betts. Sebagai katoda digunakan timbal murni dan elektrolit dari larutan
timbal fluosilikat yang mengandung timbal dan asam hidrofluosilikat bebas
dalam jumlah bervariasi. Logam-logam berharga dan pengotor lainnya yang
III-10
terkandung dalam timbal menempel pada anoda dalam bentuk lumpur. Timbal
kemurnian tinggi diendapkan pada katoda yang pada selang waktu tertentu
diambil, dicuci, dilelehkan dan akhirnya dicetak untuk dipasarkan.
3. Pengawasan dan perlakuan dengan soda api
Dalam proses pemurnian tahap akhir ditambahkan soda api untuk
menghilangkan sejumlah kecil pengotor yang masih ada seperti arsen, antimony,
dan kelebihan kalsium atau magnesium dari proses awabismuth. Timbal seng
telah dimurnikan dicetak sebagai batang berat 100 pounds atau bentuk balok
berat satu ton dengan kemurnian 99,95 % - 99,99 % Pb.
3.6 Reaksi-Reaksi Timbal
Timbal dapat oleh pengoksidasi, seperti HNO3 :
3Pb + 8HNO3 3Pb(NO3)2 + 2NO + 4H2O
Timbal dengan klor memebentuk PbCl2 :
Pb + Cl2 PbCl2
Dari reaksi diatas ternyata bahwa bilangan oksidasi timbal adalah +2. Timbal
dapat larut dalam basa membentuk ion plumbat.
Pb + 2OH- + 2H2O Pb(OH)42- + H2(g)
Senyawa timbal yang terpenting adalah PbO, suatu padatan berwarna kuning
yang dipakai sebagai bahan bakar tembikar. Jika PbO dipanaskan hati-hati diudara,
akan teroksidasi menjadi Pb3O4, yang merupakan campuran Pb(II) dan Pb(IV).
Campuran ini dipakai sebagai bahan cat anti korosi. PbO2 akan dapat terbentuk bila
ion plumbat dioksidasi.
Pb(OH)42- + OCl- PbO2 + H2O + 2OH- + Cl-
III-11
Kini telah diketahui bahwa timbal adalah logam yang beracun sehingga
pemakaian untuk bahan cat dibatasi. Cat yang mengandung timbal akan menghitam
bila kena H2S, karena membentuk PbS yang hitam.Reaksi timbal dengan HCl (aq)
dan H2SO4 (aq) encer terhenti tidak lama setelah reaksi dimulai sebab hasilnya, yaitu
PbCl2 (p) dan PbSO4 (p), melindungi logam dari serangan lebih jauh. Tetapi PbCl 2 (p)
lama kelamaan larut dalam HCl (aq) pekat dengan pembentukan ion kompleks
[PbCl3]. Setelah itu, timbal dapat larut seluruhnya.
Pb (p) + 3 HCl (aq pekat) [PbCl3] (aq) + H+ (aq) + H2 (g)
Timbal tidak diserang oleh H2SO4 (aq) pada suhu dibawah 200oC. hasil reaksi
dengan HNO3 (aq) ialah Pb(NO3)2 dan bermacam-macam oksida nitrogen, bergantung
dari keadaan reaksinya oksida timbal dengan udara, menghasilkan PbO (p) timbal
bereaksi dengan Cl2 (q) membentuk PbCl2, jika dipanaskan dengan S, logam tersebut
menghasilkan sulfida yaitu PbS.