METODA
3.1 Waktu & Tempat
Waktu
: 07.00 08.00
Tempat
: Laboratorium Lingkungan FALTL
S : 610,2 . 4276
E : 106 4716. 1016
3.2 Alat & Bahan
Tabel 3.2.1 Alat Penetapan Isoterm Adsorbsi
No
1
Nama Alat
Gelas Piala
Jumlah
6
Spesifikasi
pyrex
2
3
4
5
6
Alat Jartest
Pipet mohr 50 ml
Corong
Kertas Saring
Spektofotometer
1
1
1
pyrex
pyrex
prexy
-
Nama Bahan
Air Sampel
Pewarna tekstil
Karbon Aktif
Air Suling
Jumlah
1-6 gr
Spesifikasi
-
3.4 Metoda
Metoda yang digunkan dalam percoban kali ini adalah
a. Metode Jartest/spektrofotometri
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
Gambar
Keterangan
Air Sampel dengan
jumlah karbon aktif 0
gram sebelum
dilakukan pengadukan
Gambar
Keterangan
Air Sampel dengan
jumlah karbon aktif 1
gram sebelum
dilakukan pengadukan
Gambar
Keterangan
Nilai Absorbansi air
sampel yang telah
diukur dengan
spektrofotometer
4.1.2 Rumus
1) Isoterm Langmuir
y=axb
slope=
1
a xb
intercept=
1
b
Dimana:
a
= Slope
b
= Intercept
2) Isotherm Freundlich
y=slope Xintercept
Slope=
1
n
log k =intercept
Dimana :
K
= Konstanta afinitas adsorbs
n
= konstanta
b
= intercept
4.1.3 Perhitungan
No
1
2
3
C
(ppm)
0
10
20
Abs
0
0,028
0,057
4
5
6
7
30
40
50
60
0,095
0,115
0,147
0,181
f(x) = 0x - 0
R = 1
0.1
0.05
0
0 10203040506070
Konsentrasi (ppm)
Mass
a
(mg)
0
2
3
4
5
6
250
500
750
1000
1500
No
konsentrasi
0,067
awal
22,66
akhir
22,66
0,062
0,074
0,067
0,071
0,076
22,66
22,66
22,66
22,66
22,66
20,99
24,99
22,66
23,99
25,66
selisi
h
x/m
log (x/m)
log C
1,67
-2,33
0
-1,33
-3
501
-699
0
-399
-900
2,004
-1,398
0
-0,399
-0,6
0
0,30189771
7
0
0
0
0
0
0,22271647
1
0
0
0
0
kurva isoterm
adsorpsi freundlich
f(x) = 1.36x - 0
R = 1
0.25
0.2
Linear (perbandingan
Log x/m dan Log c)
0.1
0.05
0
0
0.1
0.2
0.3
Axis Title
Isoterm Langmuir
no
1
2
3
4
5
6
Massa
(mg)
0
250
500
750
1000
1500
ABS
0,067
0,062
0,074
0,067
0,071
0,076
awal
22,66
22,66
22,66
22,66
22,66
22,66
konsentrasi
akhir
selisih
22,66
0
20,99
1,67
24,99
-2,33
22,66
0
23,99
-1,33
25,66
-3
x/m
1/(x/m)
1/C
0
501
-699
0
-399
-900
0
2,004
-1,398
0
-3,99
-0,6
0
0,50
-0,72
0,00
-0,25
-1,67
0
0,60
-0,43
0,00
-0,75
-0,33
y=0,0029964 x 0,0008929
intercept=
slope=
1
0,0029964
= 1119,946
1
=373763,93
0,0029964 x0,0008929
Kurva Isoterm
Adsorpsi
-0.5
-1
-1.5
-2
1/c
Axis Title -1
0.5
f(x) = 0.95x
0 - 0.21
R
= 0.34 0
-0.5
0.5
-0.5
-1
Linear (Grafik
Perbandingn (1/(X/M))
dan (1/C))
-1.5
-2
Axis Title
4.2 Pembahasan
pertama bukanlah hasil terbesar jika dibandingkan dengan hasi Abs pada
pembacaan selanjutnya. Ini juga menyebabkan pada grafik log konsentrasi
dan log 1 per selesih konsentrasi tidak dapat dihitung dan hasilnya error.
Seharusnya pada percobaan ini jika didapatkan hasil ABS pertama
bukan yang paling besar harus dilakukan penyaringan kembali. Penyaringan
ini bertujuan agar konsentrasi lebih rendah. Kelompok kami tidak menyaring
air sampel kembali dikarenakan kurang tanggap dan praktikan tidak serius.
Untuk grafik isotherm freundlich tidak dapat dibuat grafik dikarenakan data
minus dan nol. Sedangkan untuk isotherm Langmuir masih dapat dibuat
grafik tapi grafik tidak bagus karena data yang naik turun dan tidak sesuai
dengan teori.
Pada grafik menunjukan nilai terendah terdapat pada nilai 1,40 ini
menunjukan kemampuan karbon aktif menyerap ada pada konsentrasi
tersebut.
Pada percobaan ini digunakan air sampel yang telah disediakan pihak
laboratorium yang berasal dari air limbah warna. Massa karbon aktif yang
berbeda bertujuan untuk membandingkan dan mengetahui hubungan antara
nilai berat karbon dan daya serap terhadap larutan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi adsorpsi ini adalah :
1. karakteristik komponen sistem isotherm adsorpsi (adsorbat dan
adsorben)Komponen adsorben dan adsorbat yang baik dapat menentukan
kualitas dari sistem adsorpsi.
2. Temperatur dapat mempengaruhi proses adsorpsi. Semakin tinggi
temperatur,maka laju adsorpsi akan semakin cepat dikarenakan kenaikan
energi kinetik yangmenyebabkan gerakan tumbukan partikel menjadi
semakin banyak sehingga proses adsorpsi berlangsung lebih cepat.
3. Konsentrasi Semakin banyak adsorbat yang disediakan, maka semakin
banyak zat yangmampu teradsorpsi oleh adsorben. Karena itu kemurnian
zat berpengaruh dalam proses adsorpsi ini.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan Isoterm Adsorbsi adalah :
1. Data yang dihasilkan tidak valid karena ada beberapa data yang minus dan
nol
2. Kesalahan praktikan tidak menyaring ulang sampel berakibat tidak dapat
dilakukan perhitungan dengan benar
3. Tidak dapat dibuat grafik karena data tidak valid sehingga analisis tidak
dapat dilakukan
4. Data minus ini disebabkan karena konsentrasi awal tidak menjadi
konsentrasi paling besar
5. Massa karbon aktif yang berbeda bertujuan untuk membandingkan dan
mengetahui hubungan antara nilai berat karbon dan daya serap terhadap
larutan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan isotherm adsorbs pada
karbon aktid dengan menggunakan metode isotherm freundlich dan
langmuis sebagai adsorben pada sampel air limbah warna
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Isoterm Adsorbsi
Adsorpsi adalah suatu proses penyerapan partikel suatu fluida (cairan
maupun gas) oleh suatu padatan hingga terbentuk suatu film (lapisan tipis) pada
permukaan adsorben. Padatan yang dapat menyerap partikel fluida disebut bahan
pengadsorpsi atau adsorben. Sedangkan zat yang terserap disebut adsorbat.
Secara umum Adsorpsi didefinisikan sebagai suatu proses penggumpalan
substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau
benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara substansi dengan
penyerapnya. Penyerapan partikel atau ion oleh permukaan koloid atau yang
disebut peristiwa adsorpsi ini dapat menyebabkan koloid menjadi bermuatan
listrik.
Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut
yang ada dalam larutan oleh permukaan benda atau zat penyerap. Adsorpsi
adalah masuknya bahan yang mengumpul dalam suatu zat padat. Keduanya
sering muncul bersamaan dengan suatu proses maka ada yang menyebutnya
sorpsi. Baik adsorpsi maupun absorpsi sebagai sorpsi terjadi pada tanah liat
maupun padatan lainnya, namun unit operasinya dikenal sebagai adsorpsi.
(Giyatmi, 2008: 101).
Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya
tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi
berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam
adsorben sedang pada adsorpsi, zat yang diserap hanya pada permukaan
(Sukardjo, 2002:190).
Sedangkancontoh contoha dsorbsi adalahsebagaiberikut:
a. Pengeringan udara atau gas gas lain,
b. Pemisahan bahan yang mengandung racun atau yang berbau busuk dari
udara buang,
c. Pengambilan kembali pelarut dari udara buang,
d. Penghilangan warna larutan (sebelum kristalisasi),
e. Pemisahan bahan organik dari air (bersamaan dengan pemisahan
pengotor berbentuk koloid yang sukar disaring).
Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Adsorpsi fisika adalah proses interaksi antara adsorben dengan adsorbat yang
disebabkan oleh gaya Van Der Waals. Adsorpsi fisika terjadi jika daya tarik
menarik antara zat terlarut dengan adsorben lebih besar dari daya tarik menarik
antara zat terlarut dengan pelarutnya. Kerena gaya tarik menarik yang lemah
tersebut maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada permukaan adsorben.
Adsorpsi fisika biasanya terjadi pada temperatur rendah sehingga keseimbangan
antara permukaan solid dengan molekul fluida biasanya cepat tercapai dan bersifat
reversibel.
2. Adsorpsi kimia adalah reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut
yang teradsorpsi. Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya dan kalor
yang sama dengan panas reaksi kimia. Menurut Langmuir, molekul teradsorpsi
ditahan pada permukaan oleh ikatan valensi yang tipenya sama dengan yang
terjadi antara atom-atom dalam molekul. Ikatan kimia tersebut menyebabkan pada
permukaan adsorbent akan terbentuk suatu lapisan film.
Adsorpsi memiliki kecepatan. Kecepatan adsorpsi adalah banyaknya zat yang
teradsorpsi per satuan waktu. Kecepatan adsorpsi mempengaruhi kinetika
adsorpsi. Kinetika adsorpsi adalah laju penyerapan suatu fluida oleh adsorben
dalam jangka waktu tertentu. Banyak sedikitnya zat yang teradsorpsi di pengaruhi
oleh:
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan Adsorpsi:
a.
b.
c.
d.
e.
Macam adsorben
Macam zat yang diadsorpsi (adsorbate)
Luas permukaan adsorben
Konsentrasi zat yang diadsorpsi (adsorbate)
Temperatur
Bagi suatu sistem adsorbsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang
teradsorpsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan konsentrasi yang
teradsorpsi pada temperatur tertentu disebut dengan isoterm adsorbsi ini
dinyatakan sebagai:
x/m = k. Cn
dalam hal ini :
x = jumlah zat teradsorbsi (gram)
m = jumlah adsorben (gram)
C = konsentrasi zat terlarut dalam larutan, setelah tercapai kesetimbangan
adsorpsi
k dan n = tetapan,
Persamaan ini mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorbsi menuruti
isoterm Freundlich, maka aluran log x/m terhadap log C akan merupakan garis
lurus. Dari garis dapat dievaluasi tetapan k dan n.
Dari persamaan tersebut, jika konsentrasi larutan dalam kesetimbangan
diplot sebagai ordinat dan konsentrasi adsorbat dalam adsorben sebagai absis pada
koordinat logaritmik, akan diperoleh gradien n dan intersept. Dari isoterm ini,
akan diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isoterm ini akan
digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena dengan isoterm ini dapat
ditentukan efisisensi dari suatu adsorben.
DAFTAR PUSTAKA
Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Jakarta: Bineka Cipta
http://www.kamusq.com/2013/04/adsorpsi-adalah-pengertian-dan-definisi.html.
Diakses 18 Mei 2015 16.10
Setyaningsih H. 1995. Pengolahan limbah batik dengan proses kimia dan adsorpsi
karbon aktif . Tesis. Jakarta: Program Pascasarjana, Universitas Indonesia.
http://www.iaea.org/inis/collection/NCLCollectionStore/_Public/44/091/4409140
2.pdf Diakses 18 Mei 2015 16.10
http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-msdr/analisis.pdf. Diakses 18 Mei 2015 16.10
http://damandiri.or.id/file/nyomansukartaipbbab2.pdf. Diakses 18
Mei 2015
16.10
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29223/4/Chapter%20II.pdf.
Diakses 18 Mei 2015 16.10
Lindu,Muhammad dkk.2015. Penuntun Praktikum Laboratorium Lingkungan1.
2015. Jakarta : Universitas Trisakti