Anda di halaman 1dari 102

PRAKTIKUM PRESKRIPSI III

KELOMPOK GENAP
KELAS A
HIPERTENSI
DIABETES MELLITUS
1. Irsan Fahmi
(201210410311171)
2. Ririn Puspita
(201210410311175)
3. Evy Febry Firdausy
(201210410311183)
4. Tri Rahmi
(201210410311187)
5. Dzati Illiah Istiqomi
(201210410311188)
6. Ratna Endah Lestari
(201210410311192)
7. Irman Arri Putra

12.Rizqy Amalia Putri


(201210410311057)
13.Nur Baiti Abdiani
(201210410311200)
14.Laila Widatul Amali
(201210410311232)
15.Lalu Iwang Amisena
(201210410311151)
16.Nova Dewiyanti
(201210410311012)
17.Andhika Wahyu Alfarizi
(201210410311032)

Diabetes melitus
Diabetes

mellitus

(DM)

didefinisikan

sebagai

suatu penyakit

atau

gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan


tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi
produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.

Klasifikasi Diabetes Melitus


Berdasarkan Etiologi
DM tipe 1

Destruksi sel umumnya menjurus ke arah


defisiensi insulin absolut
A. Melalui proses imunologik (Otoimunologik)
B. Idiopatik

DM tipe 2

Bervariasi, mulai yang predominan resistensi


insulin disertai defisiensi
insulin relatif sampai yang predominan
gangguan sekresi insulin bersama
resistensi insulin

DM tipe 3

A. Defek genetik fungsi sel :


B. Defek genetik kerja insulin
C. Penyakit eksokrin pankreas:
Pankreatitis
Trauma/Pankreatektomi
Neoplasma
Cistic Fibrosis
Hemokromatosis
Pankreatopati fibro kalkulus

Diabetes
Gestasional

D. Endokrinopati:
E.
Diabetes
karena
obat/zat kimia:
F.
Diabetes
karena
infeksi
G. Diabetes Imunologi
(jarang)
H. Sidroma genetik lain:
Sindroma
Down,
Klinefelter,
Turner,
Huntington,
Chorea, Prader Willi
Mellitus Diabetes mellitus yang
muncul
pada
masa
kehamilan,
umumnya
bersifat
sementara,
tetapi
merupakan faktor risiko
untuk DM Tipe 2

Etiologi dan
Patofisiologi
DM tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM).
Terjadi karena kerusakan )
Patofisiologi :
Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya terjadi
karena kerusakan sel-sel pulau Langerhans yang disebabkan
oleh reaksi otoimun. Namun ada pula yang disebabkan oleh
bermacam-macam virus, diantaranya virus Cocksakie, Rubella,
CMVirus, Herpes, dan lain sebagainya.
Etiologi :
1. defisiensi insulin
2. sekresi glukagon yang berlebihan oleh sel-sel Langerhans
3. mengalami ketoasidosis metabolit
4. meningkatnya asam lemak bebas di dalam darah sebagai
akibat dari lipolisis yang tak terkendali di jaringan adiposa.

DM tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).)


Patofisiologi:
Adanya penurunan kemampuan insulin bekerja di jaringan perifer(insulin resistance) dan
disfungsi sel beta, sehingga pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup
mengkompensasi insulin resistance. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya defisiensi insulin
relatif
Etiologi :
Merupakan multifaktor yang belum sepenuhnya terungkap dengan jelas. Faktor genetik dan
pengaruh lingkungan cukup besar dalam menyebabkan terjadinya DM tipe 2, antara lain
obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan.

Perbedaan

DM tipe 1

DM tipe 2

Mula muncul

Umumnya masa kanakkanak


dan remaja,
walaupun ada juga pada
masa dewasa < 40 tahun

Pada usia tua, umumnya


> 40 tahun

Keadaan klinis saat


diagnosis

Berat

Ringan

Kadar insulin darah

Rendah atau tidak ada

Cukup tinggi atau normal

Berat Badan

Biasanya kurus

Gemuk atau normal

Pengelolaan yang
disarankan

Terapi insulin, diet,


olahraga

Diet, olahraga,
hipoglikemik oral

Diabetes Mellitus Gestasional


Patofisiologi :
Kehamilan normal yang disertai dengan
peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal
mempertahankan euglikemia). Keadaan ini
terjadi karena bayi dari ibu GDM mensekresi
insulin lebih besar sehingga merangsang
pertumbuhan bayi dan makrosomia.
Etiologi :
Riwayat keluarga DM, kegemukan, dan
glikosuria.

Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan


darah. Tekanan darah (TD) ditentukan oleh dua faktor utama yaitu
curah jantung dan resistensi perifer. Curah jantung adalah hasil kali
denyut jantung dan isi sekuncup. Besar ini sekuncup ditentukan oleh
kekuatan kontraksi miokard dan alir balik vena. Resistensi perifer
merupakan gabungan resistensi pada pembuluh darah (arteri dan
arteriol) dan viskositas darah. Resistensi pembuluh darah ditentukan
oleh tonus otot polos arteri dan arteriol dan elastisitas dinding
pembuluh darah.
Diagnosis hipertensi tidak boleh ditegakan berdasarkan sekali
pengukuran, kecuali bila tekanan darah diastolik (TDD) 120 mmHg
dan atau tekanan darah sistolik (TDS) 210 mmHg

Hipertensi

Tekanan yang
PATOFISIOLOGI

dibutuhkan
untuk mengalirkan darah
melalui sistem sirkulasi
dilakukan
oleh
aksi
memompa dari jantung
(cardiac output/CO) dan
dukungan
dari
arteri
(peripheral resistance/PR).
Fungsi
kerja
masingmasing penentu tekanan
darah ini dipengaruhi oleh
interaksi
dari
berbagai
faktor
yang
kompleks.
Hipertensi sesungguhnya
merupakan
abnormalitas
dari
faktor-faktor
tersebut, yang ditandai
dengan peningkatan curah
jantung
dan
/
atau
ketahanan periferal.

Etiologi.....
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu: hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi
sekunder atau hipertensi renal.
1) Hipertensi esensial Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang
tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik.
Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya
seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas sistem saraf simpatis,
sistem renin angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na
dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko
seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia. Hipertensi
primer biasanya timbul pada umur 30 50 tahun (Schrier, 2000).
2) Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder atau hipertensi renal
terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebab spesifik diketahui, seperti
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal,
hiperaldosteronisme
primer,
dan
sindrom
cushing,
feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan, dan lain lain

Assasment DM
BB ?
Keluarga
punya riwayat
dm ?
Sedang dalam
kondisi hamil ?
Apakah suka
olahraga ?
Suka makan
makanan yang
berserat ?
Pekerjaan
?

Apakah masien
mengeluhkan piliuria,
polifagia, dan
penurunan BB yang
tidak diketahui
penyebabnya ?
Hasil lab sebelumnya
seperti apa ?
Pola makan ?
Teratur atau tidak ?
Kebiasaa
n
merokok
?

kesemutan
pada tangan
atau kaki,
Cepat
merasa
lelah ?
Gatalgatal
pada
kulit
(oruritis)
?
Penglihat
an
kabur?

Assasment Hipertensi

ya

Setelah menggunakan
obat anti hipertensi, apa
yang dirasakan pasien ?
(makin baik atau buruk)

Sudah pernah
menggunakan
obat anti
hipertensi ?
tidak

Life style

Apakah pasein merokok ?


Apakah pasien rutin
meminum minuman
beralkohol ?
BB ? (Obesitas)
Apakah pasien pernah
mengalami dimentia,
retinopati, peny ginjal kronis,
atau infrak miokard ??
(peny diatas merupakan peny
awal shg terjadi hipertensi)

Keluarga mengalaimi
hipertensi ? (ayah, ibu, kakek
?)

Apakah pasien suka


olahraga ?
Rutin ?

Apakah sedang hamil ?


Apakah sedang
mengkonsumsi obat
kontrasepsi ? (bisa jadi
penyebab hipertensi)
Hasil lab terdahulu ?

Terapi DM oral

Monografi metformin
Dosis

DEWASA: Dosis awal: PO 500 mg bid, meningkat 500 mg q wk


(max, 2500 mg / hari dalam dosis terbagi).

DEWASA: Dosis awal: PO 850 mg qd, meningkat 850 mg q 2 minggu


(max, 2550 mg / hari dalam dosis terbagi).

DEWASA: Glucophage XR Dosis awal: PO 500 mg qd dengan makan


malam, meningkat 500 mg q wk (max 2000 mg sekali sehari). Jika
dosis yang lebih tinggi dari metformin diperlukan, mengelola di
dosis harian total hingga 2500 mg dalam dosis harian terbagi
seperti dijelaskan di atas.

ES

Menyenangkan / rasa logam. GI: Diare; mual; muntah; perut


kembung; perut kembung; anoreksia. METABOLIK: asidosis laktat.
LAIN: subnormal tingkat vitamin B12.
Kontraindikasi penyakit ginjal atau disfungsi seperti yang
disarankan oleh serum kreatinin> 1,5 mg / dL pada laki-laki atau>
1,4 mg / dL pada wanita atau abnormal Ccr; kondisi yang
mempengaruhi disfungsi ginjal (misalnya, kolaps kardiovaskular,
akut MI, septikemia); pada pasien yang menjalani studi radiologis
yang melibatkan pemberian parenteral bahan kontras iodinasi
(potensi untuk mengubah fungsi ginjal akut); asidosis metabolik
akut atau kronis, termasuk diabetic ketoacidosis.

kontraindikasi

Lanjutan....
Mekanisme

Aksi Penurunan glukosa darah dengan mengurangi produksi DIH


glukosa hepatik. Mungkin juga mengurangi penyerapan usus
glukosa dan meningkatkan respon terhadap insulin.

Interaksi

1. Alkohol, Mempotensiasi efek metformin pada metabolisme ( Ato Z atau


laktat.
DIH)
2. Obat kationik (misalnya, amilorid, Digoxin, Quinidine), Dapat
meningkatkan konsentrasi serum metformin dengan bersaing
untuk sekresi tubular.
3. Cimetidine, Meningkatkan konsentrasi metformin serum.
4. Furosemide, Dapat meningkatkan konsentrasi serum metformin;
metformin dapat mengurangi konsentrasi serum furosemide.
5. Iodinasi Kontras Material, Dapat menyebabkan gagal ginjal akut
dan telah dikaitkan dengan asidosis laktat pada pasien yang
menerima metformin.
6. Nifedipine, Meningkatkan konsentrasi metformin serum.

( A to Z)
Indikasi Ajun diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien
dengan diabetes mellitus tipe 2 yang hiperglikemia tidak dapat
dikontrol dengan diet saja.

Indikasi

Lanjutan...
Kelas: antidiabetes, Biguanide
Kewaspadaan
Kehamilan: Kategori B. Insulin dianjurkan untuk mempertahankan kadar
glukosa darah selama kehamilan.
Laktasi: belum ditentukan.
Anak-anak: Keamanan dan kemanjuran tidak didirikan.
Lansia: Gunakan dengan hati-hati. Dosis maksimum umumnya tidak digunakan
karena penurunan terkait usia dalam fungsi ginjal.
Asidosis laktat: Dapat terjadi dan berakibat fatal di 50% dari kasus, sebagai
akibat dari akumulasi metformin (misalnya, gangguan ginjal) atau dengan
kondisi patofisiologis yang berhubungan dengan hipoperfusi jaringan dan
hipoksia. Risiko asidosis laktat meningkat dengan tingkat disfungsi ginjal dan
usia pasien.
Penurunan ginjal: Penurunan hasil fungsi ginjal penurunan klirens ginjal dan
perpanjangan dari metformin paruh. Obat bersamaan yang mempengaruhi
fungsi ginjal, menghasilkan perubahan hemodinamik signifikan atau
mengganggu disposisi metformin (misalnya, obat kationik dieliminasi oleh
sekresi tubular ginjal) harus digunakan dengan hati-hati.
Penyakit hati: Hindari metformin pada pasien dengan bukti klinis atau
laboratorium penyakit hati.
Gejala GI: gejala GI terjadi setelah pasien distabilkan pada metformin tidak
mungkin obat terkait tetapi bisa karena asidosis laktat atau penyakit serius
lainnya.

GLIPIZID
Aspek

Informasi Obat

Komposisi

Glucotrol XL tab 5mg,10mg

Dosis

Pelepasan Reguler :
Dosis awal: 2.5-5 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari.

Sesuaikan dosis dengan kenaikan 2.5-5 mg, berdasarkan pada reaksi pasien.
Dosis > 15 mg/hari harus dibagi menjadi 2 kali sehari.

Dosis maksimum: 40 mg/hari

Pelepasan yang diperpanjang:


Dosis awal: 5 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari.

Sesuaikan dosis dengan kenaikan 2.5-5 mg, berdasarkan pada reaksi gula darah.
Dosis maksimum: 20 mg/hari

Indikasi

Untuk mengobati diabetes mellitus tipe 2 (non-insulin dependent).

Kontraindikasi

Mekanisme kerja

Perhatian

Cara pemakaian

Pelepasan reguler:

Untuk dosis 1 kali sehari, berikan 15-30 menit sebelum sarapan.


Untuk dosis 3 kali sehari, berikan sebelum makan.

Pelepasan yang diperpanjang:


Berikan saat sarapan.

Efek Samping

Hipoglikemia, reaksi alergi, berat badan, dosis yang berkaitan dengan kenaikan GI, reaksi
diuretik ringan dengan Glipzide.

Cara penyimpanan

pada suhu kamar jauh dari kelembaban, panas, dan cahaya.

Gunakan dengan hati-hati pada pasien penderita gagal ginjal atau hati.
Tidak boleh digunakan dalam kasus DKA, pembedahan utama, infeksi parah, stress
atau trauma, alergi belerang.

TOLBUTAMIDE
Aspek

Informasi Obat

Komposisi

500mg tab

Dosis

250mg-2 g perhari atau 8-12 jam

Indikasi

Kontraindikasi

Hipersensitivitas,alergi sulfa

Mekanisme
kerja

Perhatian

pasien dengan hypoglicemia, ketika asupan kalori


berkurang atau meningkat stres akibat infeksi, demam,
trauma atau operasi (mungkin perlu untuk menghentikan
pengobatan)

Cara
pemakaian

Efek Samping

Hipoglikemia,kebingungan, mual, kelaparan, kelelahan,


keringat, sakit kepala

Cara
penyimpanan

menyimpannya untuk empat minggu pada suhu kamar,


selama ini berada di bawah 25 C dan disimpan jauh dari
panas dan sinar matahari langsung.

GLIBURIDE
Point

Penjelasan

Sumber

Golongan

Sulfonilurea

(Handoko dan Suharto,


1995; IONI, 2000

Komposisi

Gliburida/Glibenklamida

(Handoko dan Suharto,


1995; IONI, 2000

Indikasi

meningkatkan sekresi insulin,

(Handoko dan Suharto,


1995; IONI, 2000

Efeksamping

gangguan saluran cerna dan


(Handoko
dan
gangguan susunan syaraf pusat. Gangguan saluran cerna 1995; IONI, 2000
berupa mual, diare,
sakit perut, hipersekresi asam lambung dan sakit kepala

Suharto,

Interaksi

Banyak obat yang dapat berinteraksi dengan obat-obat (Handoko


dan
sulfonilurea,
1995; IONI, 2000
sehingga risiko terjadinya hipoglikemia harus diwaspadai.
Obat atau senyawasenyawa yang dapat meningkatkan risiko
hipoglikemia sewaktu pemberian
obat-obat hipoglikemik sulfonilurea antara lain: alkohol,
insulin, fenformin,
sulfonamida,
salisilat
dosis
besar,
fenilbutazon,
oksifenbutazon, probenezida,
dikumarol, kloramfenikol, penghambat MAO (Mono Amin
Oksigenase),
guanetidin, steroida anabolik, fenfluramin, dan klofibra

Suharto,

Mekanisme kerja

Merangsang sekresi insulin di kelenjar (Handoko dan Suharto,


pankreas, sehingga hanya efektif pada 1995; IONI, 2000
penderita diabetes yang sel-sel pankreasnya
masih berfungsi dengan baik

Dosis

Lihat pada kemasan

Perhatian dan
Kontraindikasi

Penggunaan obat-obat hipoglikemik oral (Handoko dan Suharto,


golongan sulfonilurea harus hatihati pada 1995; IONI, 2000
pasien usia lanjut, wanita hamil, pasien
dengan gangguan fungsi hati, dan atau
gangguan fungsi ginjal. Klorpropamida dan
glibenklamida
tidak disarankan untuk pasien usia lanjut dan
pasien insufisiensi ginjal.Untuk pasien dengan
gangguan
fungsi
ginjal
masih
dapat
digunakan
glikuidon,
gliklazida,
atau
tolbutamida yang kerjanya singkat. Wanita
hamil dan menyusui, porfiria, dan ketoasidosis
merupakan kontra
indikasi bagi sulfonilurea.
Tidak boleh
diberikan
sebagai
obat
tunggal
pada
penderita diabetes yuvenil, penderita yang
kebutuhan insulinnya tidak stabil, dan
diabetes melitus berat. Obat-obat golongan
sulfonilurea cenderung meningkatkan berat
badan.

Penyimpanan lama
penggunaan

Disimpan pada lemari es

Contoh merek
dagang

Glibenclamide (generik) ,Abenon (Heroic) (Handoko dan Suharto,


,Clamega (Emba Megafarma) ,Condiabet 1995; IONI, 2000

Mims 2011-2012

GLIMEPIRIDE
Dosis

DEWASA: PO 1 sampai 2 mg qd dengan sarapan atau makanan utama pertama hari.


Meningkat 1 sampai 2 mg / dosis. Titrasi pada 1 sampai 2 minggu interval berdasarkan
respon glukosa darah. Pemeliharaan: 1 dan 4 mg sehari (maksimum 8 mg / hari). Terapi
kombinasi dengan insulin sesuai untuk kegagalan sekunder untuk sulfonilurea oral.
Rekomendasi dosis yang sama berlaku.

kontraindikasi

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap sulfonilurea; ketoasidosis diabetes dengan atau


tanpa koma.
CV: Meskipun isu kontroversial, sulfonilurea oral dapat mengalami peningkatan risiko
morbiditas kardiovaskular bila dibandingkan dengan pasien yang diobati dengan diet
saja. SSP: Pusing. Derm: reaksi kulit alergi (pruritus, eritema, urtikaria, morbiliformis
atau ruam makulopapular); porfiria kutanea tarda; fotosensitifitas. EENT: Penglihatan
kabur. GI: Mual; muntah; nyeri gastrointestinal; diare. HEMA: Leukopenia;
agranulositosis; trombositopenia; anemia hemolitik; anemia aplastik; pansitopenia.
HEPA:
ikterus kolestatik;
peningkatan
tes fungsi hati.
META: Hipoglikemia.
Aksi
Penurunan
glukosa darah
dengan merangsang
pelepasan
insulin
A to zLAIN: Sakit
kepala;
asthenia;
hiponatremia
dengan atau
tanpa
sindrom
hormon antidiuretik yang
dari
pankreas.
Mungkin
juga menurunkan
produksi
glukosa
hepatik
tidak meningkatkan
pantas (SIADH).
serta
sensitivitas terhadap insulin.

ES

Mekanisme

Interaksi

Indikasi

Alkohol: Menghasilkan reaksi disulfiram-seperti (kemerahan pada


( Ato Z )
wajah, sakit kepala, sesak napas). Kloramfenikol, clofibrate,
fenfluramine, antagonis histamin H2, miconazole, inhibitor monoamine
oxidase, probenesid, salisilat, sulfinpirazon, sulfonamid, antidepresan
trisiklik, Acidifier kemih: Dapat meningkatkan efek hipoglikemik.
Betablockers, cholestyramine, diazoxide, rifampin, diuretik thiazide,
alkalinizers kemih: Dapat menurunkan efek hipoglikemik.
Indikasi Ajun untuk diet dan latihan dalam penderita diabetes tipe II
( A to Z)
yang hiperglikemia tidak dapat dikontrol dengan diet dan olahraga saja;
dalam kombinasi dengan insulin untuk penderita diabetes tipe II
dengan kegagalan sekunder untuk sulfonilurea oral.

Cont..
Kewaspadaan
Kehamilan: Kategori C. Insulin dianjurkan untuk
mempertahankan kadar glukosa darah selama kehamilan.
Berkepanjangan hipoglikemia neonatal parah dapat terjadi
jika sulfonilurea yang diberikan pada saat persalinan.
Laktasi: belum ditentukan.
Anak-anak: Keamanan dan kemanjuran tidak didirikan.
Lansia dan lemah pasien: Peningkatan risiko pengembangan
hipoglikemia. Hipoglikemia mungkin sulit untuk mendeteksi
pada pasien usia lanjut.
Hati dan gangguan ginjal: Gunakan dengan hati-hati; dosis
yang lebih rendah mungkin memadai.
Kelas: antidiabetes / sulfonilurea
Catatan hati atau gangguan ginjal.

Gliquidone

Aspek

Informasi obat

pustaka

Indikasi

Diabetes tipe 2

Martindale edisi 36
halaman 442

Dosis

Dosis awal yang biasa 15 mg sehari


diberikan sebagai dosis tunggal untuk up
30 menit sebelum sarapan. Dosis dapat
disesuaikan dengan pertambahan
dari 15 mg untuk dosis biasa 45 sampai 60
mg sehari dalam 2 atau 3
merata dosis terbagi, dosis terbesar yang
diambil dalam
pagi dengan sarapan. Dosis tunggal di atas
60 mg dan harian
dosistipe
di atas
180 mg tidak direkomendasikan
Dm
1,koma,prekoma
diabetes dan
ganngguan keseimbangan metabolit

Martindale edisi 36
halaman 442

Sebuah efek hipoglikemik berkurang,


mungkin membutuhkan
dosis meningkat dari sulfonilurea, telah
melihat atau
mungkin diharapkan atas dasar teoritis
dengan adrenalin,
aminoglutethimide, chlorpromazine,
kortikosteroid,
diazoxide, kontrasepsi oral, rifamycins,
thiazide
Gangguan
diuretik, dansaluran
hormon cerna
tiroid. seperti mual,
muntah,
mulas, anoreksia, diare, dan rasa logam
dapat terjadi dengan sulfonilurea dan
biasanya ringan

Martindale edisi 36
halaman 460

Gangusn hati, lanjut usia.

Mims halaman 279

Kontraindikasi
Interaksi obat

Efeksamping

perhatian

Mims halaman 279

Martindale edisi 36
halaman 460

Glibenclamide
Gol Antidiabetic/Sulfonylurea
Indikasi

DM tipe 2

BNF 61

Dosis

5 mg/hari saat atau setelah makan pagi (max


15 mg/hari)

BNF 61

Kontraindikasi

Hipersensitif, porpria akut, ketoasidosis

BNF 61

ESO

Hipoglikemi

BNF 61

Perhatian

Dapat menyebabkan bertambahnya berat


badan, Gangguan fungsi hati dan ginjal,
Hamil dan menyusui

BNF 61

Cara Penggunaan

DoA 24 jam

Martindale 36th
ed

Gol
Antidiabetic/Sulfonylure
a
Indikasi

Tambahan diet untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien non-insulin
dependent DM tipe II dimana hiperglikeminya tidak dapat dikontrol hanya dengan diet
Unlabel use : Kontrol neuropatik diabetes insipidus

A to Z

Dosis

Dewasa : Initial dose : PO : 250 mg/hari single dose


Lansia : Initial dose : PO : 100-125 mg/hari single dose
Pemeliharaan : PO : 100-250 mg/hari single dose
Diabetes berat, Dewasa : hingga 500 mg/hari, hindari penggunaan > 750 mg/hari

A to Z

Kontraindik
asi

Hipersensitif terhadap sulfonylurea; Diabetes komplikasi dengan ketoasidosis

A to Z

ESO

Leukopenia; thrombocytopenia; aplastic anemia; agranulocytosis; hemolytic anemia;


pancytopenia; hepatic porphyria.

Interaksi

Androgens, anticoagulants, chloramphenicol, clofibrate, fenfluramine, methyldopa,


MAO inhibitors, phenylbutazone, probenecid, salicylates, sulfonamides, tricyclic
antidepressants, urinary acidifiers: Meningkatkan efek hipiglikemi. Beta-blockers,
corticosteroids, diazoxide, hydantoins, rifampin, thiazide diuretics, urinary alkalinizers

A to Z

Perhatian

Hamil dan menyusui. Gangguan fungsi hati dan ginjal

A to Z

Penyimpana Disimpan pada suhu ruangan dan wadah yang tertutup rapat
n

A to Z

Cara
Digunakan sehari sekali. Diminum saat makan atau 30 menit sebelum makan
Penggunaan

A to Z

Glitazones
Gol Antidiabetic/Thiazolidinediones
Indikasi

DM tipe 2

BNF 61

Dosis

Dewasa (>18th) : 15-30 mg/hari, dosis

BNF 61

dinaikan sesuai respon hingga 45 mg/hari

Kontraindikasi

Riwayat gagal jantung

BNF 61

ESO

Hipoglikemi

BNF 61

Perhatian

Gangguan fungsi hati, jantung dan ginjal.

BNF 61

Hamil dan menyusui

VOGLIBOSE
Interaksi

Orang memiliki penyakit ganguan GI

Bkkbn
2011

Perhatian

Pasien gangguan GI

Bkkbn
2011

Penyimpanan lama
penggunaan

Disimpan pada suhu ruangan dan


terhindar dari cahaya matahari

Bkkbn
2011

Contoh merek dagang


Komposisi dan
golongan

voglibose
Golongan antidiabetik
oraldengan komposisi voglibose

Bkkbn
Bkkbn
2011
2011

Indikasi

Mengurani plasma glukosa,DM tipe 2

Bkkbn
2011

Dosis

Pemberian diberikan sebelum makan


0,2 mg
Dapat ditingkatkn 0,3 mg 3x sehari

Bkkbn
2011

Kontraindikasi

Pasien gangguan GI

Bkkbn
2011

ACARBOSE
Dosis

DEWASA: PO 25 mg tid dengan dimulainya setiap makan. Meningkat 25 mg /


dosis pada 4 sampai 8 minggu interval sesuai dengan respon sampai max
berdasarkan respon glukosa darah (max: 150 / hari jika <60 kg; 300 mg /
hari jika> 60 kg).

ES

GI: Nyeri perut; diare; perut kembung. HEPA: Peningkatan transaminase


serum jarang berhubungan dengan penyakit kuning.
Hipersensitivitas terhadap antihistamin; glaukoma sudut sempit; stenosing
ulkus peptikum; hipertrofi prostat gejala; serangan asma; obstruksi leher
kandung kemih; obstruksi piloroduodenal; Terapi MAO; digunakan pada bayi
baru lahir atau prematur dan pada ibu menyusui

kontraindikasi

Mekanisme

Interaksi

Indikasi

Aksi Menghambat enzim usus yang mencerna karbohidrat,


A to z
sehingga mengurangi pencernaan karbohidrat setelah
makan. Hal ini akan menurunkan elevasi glukosa postprandial
pada penderita diabetes.
Absorben usus (misalnya, arang); enzim pencernaan:
( Ato Z atau
Semoga menurunkan khasiat acarbose. Obat-obatan yang DIH)
menghasilkan hiperglikemia (misalnya, kortikosteroid,
diuretik, persiapan tiroid): Dapat menyebabkan hilangnya
kontrol glukosa.
Indikasi Pasien dengan NIDDM yang gagal terapi diet. Dapat ( A to Z)
digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan sulfonilurea.

Cont ..
Kewaspadaan
Kehamilan: Kategori B. Insulin dianjurkan untuk mempertahankan
kadar glukosa darah selama kehamilan. Laktasi: belum ditentukan.
Anak-anak:
Keamanan
dan
kemanjuran
tidak
didirikan.
Hipoglikemia: Acarbose tidak menghasilkan hipoglikemia; Namun,
hipoglikemia dapat berkembang jika digunakan bersama-sama
dengan sulfonilurea. Kehilangan kontrol glukosa darah: kondisi
medis tertentu (misalnya, pembedahan, demam, infeksi, trauma)
dan obat-obatan (misalnya, diuretik, kortikosteroid, kontrasepsi
oral) mempengaruhi kontrol glukosa. Dalam situasi ini, mungkin
perlu untuk menyesuaikan dosis acarbose dan obat antidiabetes
lain. Gangguan ginjal: Acarbose tidak dianjurkan.
Ambil obat pada awal (yaitu, gigitan pertama) setiap makan.
Toko <25 C (77 F), dalam wadah tertutup, terlindung dari
kelembaban.

aspek

VILDAGLIPTIN
Informasi obat

literatur

indikasi

diabetes mellitus tipe 2

Martindale edisi 36
halaman 464

kontraindikasi

Gangauan atau
disfungsi ginjal

Mims hal.279

dosis

50 mg dua kali sehari

Martindale edisi 36
halaman 464

Efek samping

pusing, sakit kepala,


perifer edema,
sembelit,
nasopharyngitis,
respiratory- atas
Infeksi saluran, dan
arthralgia

Martindale edisi 36
halaman 464

interaksi

Tiazid,kortikosteroid

Mims hal,279

perhatian

Gangguan
ginjal,konsumsi
alkohol,pasien
dengan kondisi
lemah fisik atau

Mims hal 279

GALVUS
Aspek

Informasi obat

pustaka

komposisi

saxagliptin

Mims halaman 284

indikasi

Terapi tambahan pada


DM tipe 2

Mims halaman 284

Dosis

5mg 1/hari

Mims halaman 284

interaksi

Deksametason,fenobar
bital

Mims halaman 284

Efek samping

Ispa,gastroenteritis

Mims halaman 284

Perhatian

Tidak dapat digunkan


Mims halaman 284
pada dm tipe
1,gangguan ginjal serta
hadi sedang hingga
berat

LIRAGLUTIDE
Aspek

Informasi Obat

Komposisi

18mg/3ml (victoza)
18mg/3ml (saxenda)
injeksi subkutan long-acting glucagon-like peptide (GLP)-1
analogue

Dosis

0.6mg,1.2mg,1.8mg,2.4mg,3mg

Indikasi

Kontraindikasi

Hipersensitif,ibu hamil

Mekanisme kerja

increatin analog mimesis dari glucagonlike peptida manusia - 1


(GLP-1), bertindak sebagai GLP-1 reseptor agonis untuk
meningkatkan sekresi insulin dalam glukosa darah, penundaan
pengkosongan lambung ke glukosa postprandial juga
menurunkan sekresi glukagon

Perhatian

Mempunyai riwayat karsinoma tiroid meduler,mempunya


pankreas akut

Cara pemakaian

Pas awal dosis kecil untuk penyesuaian, karena awalnya


menyebabkan mual, satu minggu kemudian baru diberi dosis
yang optimal. Cara penggunaannya sama dengan suntik di
bagian bawah kulit. Alatnya juga mirip dengan suntikan insulin

Efek Samping

mual, diare, muntah, sembelit, sakit kepala

Cara penyimpanan

Di suhu ruangan

Terapi Insulin

Novorapid
Komposisi Insulin aspart

MIMS

Indikasi

Terapi DM

MIMS

Dosis

0.5-1 unit/KgBB/hari. Diminum bersamaan dengan waku MIMS


makan, segera sebelum/ sesudah makan.

Kontraindik Hipoglikemia
asi

MIMS

Perhatian

Penyakit dan pengobatan yang menunda absorbsi


makanan dan meningkatkan kebutuhan insulin.
Mengganggu kemampuan mengemudi. Kategori
kehamilan : B

MIMS

Efek
samping

Hipoglikemia

MIMS

Interaksi
obat

Obat hipoglikemi oral, octreotide, MAOIs, nonselektif


MIMS
beta adrenergic blocker, ACE inhibitor, salisilat, alkohol ,
anabolit steroid dan sulfonamide;OC; Thiazid,
glucocorticoid, hormon tiroid, beta simpatomimetik dan
danazol

NOVOLOG
Aspek

Informasi Obat

Komposisi

Injectable solutiom 100 unit/ml


Prefilled syringe 100 unit/ml (3ml novolog flexpen atau
flextouch)

Dosis

0.05-1 unit/ml

Indikasi

Kontraindikasi

Hipersensitivitas

Mekanisme kerja

Perhatian

Hipersensitivitas,hipoglicomia,ibu hamil

Cara pemakaian

5-10 menit sebelum makan

Efek Samping

Hipoglikemia,kebingungan, mual, kelaparan, kelelahan, keringat,


sakit kepala, jantung berdebar-debar, mati rasa di sekitar mulut,
kesemutan di jari, tremor, kelemahan otot, penglihatan kabur,
suhu dingin, menguap berlebihan, lekas marah, dan kehilangan
kesadaran.

Cara
penyimpanan

menyimpannya untuk empat minggu pada suhu kamar, selama


ini berada di bawah 25 C dan disimpan jauh dari panas dan
sinar matahari langsung.

Actrapid
Komposisi

Indikasi
Dosis

Neutral soln of human


monocomponent (HM) insulin.
Recombinant DNA origin

MIMS

Terapi insulin DM tipe 1

MIMS

0.5-1 unit / KgBB/hari. Dipakai saat perut


kosong 30 menit sebelum makan
Kontraindika Hipoglikemia
si
Efek
Hipoglikemia
samping
perhatian
Infeksi, demam, penyakit yang
membutuhkan banyak insulin.
Mengganggu kemampuan mengemudi.
Kategori kehamilan : B

MIMS
MIMS
MIMS
MIMS

Humulin
Aspek

Informasi obat

pustaka

komposisi

Nph insulin

Mims halaman 275

indikasi

IDDM

Mims halaman 275

Dosis

Disesuaikan dengan
kebutuhan individu

Mims halaman 275

kontraindikasi

Hipoglikemia

Mims halaman 275

Efek samping

Hipoglikemia,alergi
lokal

Mims halaman 275

Perhatian

Perpindahan terapi dr
insulin jenis lain

Mims halaman 275

Monotard

Point

Penjelasan

Pustaka

golongan

Preparat insulin

Mims 2011/2012

Komposisi

Monokomponen netral insulin manusia,,sinc suo , 30%


amorphous dan 70% crystalline rekombinan DNA asli

Mims 2011/2012

Indikasi

DM

Mims 2011/2012

Dosis

Diberikan secar subkuran 1-2x / hari, onset terjadi setelah


2,5 jam, kadar puncak terjadi 7-15 jam hentikan memberian
setelah 24 jam

Mims 2011/2012

Kontraindikasi

Hipoglikemia,insulinorna

Mims 2011/2012

Efeksamping

Jarang terjadi efeksamping hanya alergi dan lipoatrofil

Mims 2011/2012

Interaksi

MAOi,alkohol & penyekat- meningkatkan efek


hipolikemia,kortikosteroid,hormon tiroid,kontrasepsi
oral,diuretik meningkatkan kebutuhan insulin

Mims 2011/2012

Perhatian

Stres psikis,infeksi atau penyakit yang dapat meningkatkan


kebutuhan insulin, hamil

Mims 2011/2012

Penyimpanan lama
penggunaan

Simpan pada lemari es

Mims 2011/2012

Contoh merek dagang

Monotard HM

Mims 2011/2012

Insulatard
Komposisi

Human monocomponent
MIMS
isophane insulin (recombinant
DNA origin)
Indikasi
Terapi insulin DM tipe 1
MIMS
Kontraindika Hipoglikemia
MIMS
si
Dosis
0.5-1 unit/KgBB/ hari
MIMS
Aturan
Dipakai dalam keadaan perut
MIMS
pemakaian kosong. 30 menit sebelum makan
Efek
Hipoglikemia
MIMS
samping
Perhatian
Infeksi, demam, dan penyakit
MIMS
yang membutuhkan banyak
insulin. Mengganggu kemampuan
mengemudi dan mengoperasikan

Novomix
Insulin Aspart (www.drugs.com)
Indikasi

Pengobatan pasien DM untuk mengatasi

A to Z

hiperglikemi, namun karena onset cepat dan


durasi kerja yang pendek biasanya dikombinasi
dengan intermediate atau long acting insulin
Dosis

Dewasa : SC : 0.5 sampai 1 unit/kg/hari

A to Z

Kontraindikasi Hipoglikemi, hipersensitif

A to Z

ESO

Hipersensitif, hipoglikemi, hipokalemia

A to Z

Perhatian

Hamil. Gangguan fungsi hati dan ginjal

A to Z

Penyimpanan

Jangan dibekukan. Disimpan pada suhu ruangan

A to Z

MIXTARD
Komposis Human premixed insulin (30% insulin MIMS
i
larut dan 70% isophane (NPH)
insulin)
Indikasi

Terapi insulin DM tipe 1

Kontraindik Hipoglikemia
asi

MIMS
MIMS

Dosis

0.5-1 unit/KgBB/ hari. Dipakai dalam


MIMS
keadaan perut kosong. 30 menit sebelum
makan

Interaksi

Obat hipoglikemi, MAOIs, alkohol,


MIMS
nonselective beta blocker, ACE inhibitor,
salisilat, anabolit steroid dan sulphonaride
dapat menurunkan kebutuhan insulin.
Thiazid, glucocorticoid, hormon tiroid,
beta simpatomimetik dan danazol
Meningkatkan kebutuhan insulin

Efek
samping

Hipoglikemia

MIMS

Perhatian

Infeksi, demam, dan penyakit yang

MIMS

Humulin
Komposis Premix insulin regular soluble
i
human insulin 30% dan
isophane human insulin susp.
70% (recombinant origin)
Indikasi
Terapi insulin DM tipe 1
Kontraindi Hipoglikemia
kasi
Dosis
Tergantung kebutuhan individu
Aturan
Dipakai dalam keadaan perut
pemakaian kosong. 30 menit sebelum makan
Efek
Lipodysotrophy, hipoglikemi, alergi
samping
lokal dan sistemik
Perhatian Perpindahan dari insulin lain;
gangguan emosional, obat-obat
dengan aktivitas hipo/hiperglikemi.

MIMS

MIMS
MIMS
MIMS
MIMS
MIMS
MIMS

Lantus
Point

Penjelasan

Pustaka

golongan

Preparasi insulinn

Mims 275

Komposisi

Insulin glargine

Mims 275

Indikasi

Untuk dewasa ,remaja dan anak-anak 6 tahun


dengan DM yang memerlukan terapi insulin

Mims 275

Dosis

Dosis bersifat individual


1x sehari secara injeksi SK diberikan wada waktu
yang sama

Mims 275

Kontraindikasi

Efeksamping

Hipoglikemia,gangguan visual
temporer,lipoatrofil,reaksi pada tempat injeksi,reaksi
alergi edema

Mims 275

Interaksi

Peningkatan efek penurunan gula darah bila


digunakan dengan antidiabetik oral ACE inhibitor
,didopiramid,fibrat,MAOI,pentoksifitin,antibiotik
sulfonamidpentamidin dapat menyebabkan
hipoglikemia

Mims 275

Perhatian

Penyakit atau kondisi lain yang dapat menyebabkan


perubahan kondisi ikebutuhan nsulin

Mimis 257

Penyimpanan lama
penggunaan

Penyimpanan pada lemari es

Mims 257

Contoh merek dagang

lantus

Mims 257

OBAT-OBAT
ANTI HIPERTENSI

DIDASARKAN PADA
FORMULARIUM NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA 2015

ACE Inhibitor
1.CAPTOPRIL
2.PERINDOPR
IL ARGININ
3.RAMIPRIL
4.LISINOPRIL
5.IMIDAPRIL

CAPTOPRIL
INDIKASI
(DIH & A to Z)

Sebagai pengobatan hipertensi, pengobatan CHF


pada pasien yang tidak merespon atau tidak dapat
diobati dengan pengobatan konvensional, diabetes
nefropati, disfungsi ventrikel kiri setelah MI

KONTRAINDIKAS Hipersensitifitas thd ACE inhibitor


I
(DIH & A to Z)
DOSIS
(DIH & A to Z)

Hypertension :
Dewasa : PO 25 mg BID atau TID lalu ditingkatkan
perlahan selama 2 -3 minggu jika efek yang tidak
diinginkan tidak tercapai. Dosis Umum : 25-150 mg
BID atau TID. Dosis pada umumnya tidak melebihi
50mg tiga kali sehari
Severe Hypertension :
0,01-0,5 mg/kgBB/hari

INTERAKSI
(DIH & A to Z)

Allopurinol : pemberian bersama meningkatkan


efek hipersensitifitas
Antasid : mengurangi bioalvaibilitas dari
captopril

Lithium : meningkatkan potensiasi lithium dan


meningkatkan efek toksisitasnya
Phenothiazine : meningkatkan efek captopril
Pottasium preparation, pottasium sparingdiuretic : meningkatkan kadar potassium
Probenecid : meningkatkan kadar captopril
dalam darah dan menurunkan klirens total
EFEK SAMPING

CV : Nyeri dada, palpitasi, hypotension


orthostatic,
CNS : sakit kepala, gangguan tidur,
paresthesias, fatigue, malaise
GIT : muntah, nyeri abdomen, iritasi gastris,
peptic ulcer, jaundice
GU : Oliguria; proteinuria.
HEPA : Elevated liver enzymes and serum
bilirubin.
HEMA : Neutropenia; agranulocytosis;
thrombocytopenia; pancytopenia.
META : Hyperkalemia; hyponatremia; uric
acid and blood glucose.
RESP : batuk kering kronik: dyspnea;
eosinophilic pneumonitis.

PERHATIAN

KEHAMILAN : trimester 1 : kategori C, trimester ke 2


dan 3 kategori D
LAKTASI : dikeluarkan melalui ASI
CHF : resiko hypotension, proteinuria,
GANGGUAN RENAL : resiko peningkatan
agranulositosis, dosis harus dikurangi
PATIENT CARE PEMBERIAN
Diberikan 2-3 jam setelah makan diberikan 1-2 jam
setelah pemberian antasid dan hindarkan dari cahaya
langsung

INDIKASI

PERINDOPRIL
ARGININ
Pengobatan hipertensi,
CHF, dan pencegahan gagal jantung
pada penderita ICH

DOSIS

Hipertensi : 5 mg/hari
Pasien dengan hipertensi renovascular, deplesi volume, gagal
jantung, dan severe hypertension : 2-2,5 mg/hari
Pasien yang menerima diuretik, diberikan diuretik 2-3 hari
sebelum pemberian perindropil, dan dilanjutkan jika
diperlukan, jika terapi ini tidak memungkinkan maka
diberikan dosis setengahnya.
Dosis dapat ditingkatkan sampai dosis maksimam 10 mg/hari
jika efek tidak tercapai.

EFEK
SAMPING

CV :Nyeri dada, palpitasi, hypotension orthostatic,


CNS : sakit kepala, gangguan tidur, paresthesias, fatigue,
malaise
GIT : muntah, nyeri abdomen, iritasi gastris, peptic ulcer,
jaundice
GU: Oliguria; proteinuria.
HEPA: Elevated liver enzymes and serum bilirubin.
HEMA: Neutropenia; agranulocytosis; thrombocytopenia;
pancytopenia.
META: Hyperkalemia; hyponatremia; elevated uric acid and
blood glucose.

INTERAKSI

Allopurinol : pemberian bersama meningkatkan


efek hipersensitifitas
Antasid : mengurangi bioalvaibilitas dari captopril
Capsaicin : memperparah ES berupa batuk
Digoxin : meningkatkan efek digoxin
Makanan : menurunkan bioalvaibilitas captopril
Lithium : meningkatkan potensiasi lithium dan
meningkatkan efek toksisitasnya
Phenothiazine : meningkatkan efek captopril
Pottasium preparation, pottasium sparingdiuretic : meningkatkan kadar potassium
Probenecid : meningkatkan kadar captopril dalam
darah dan menurunkan klirens total

RAMIPRIL
INDIKASI
(BNF 67)

Sebagai pengobatan hipertensi, pengobatan CHF


pada pasien yang tidak merespon atau tidak dapat
diobati dengan pengobatan konvensional, diabetes
nefropati, disfungsi ventrikel kiri setelah MI

KONTRAINDIKAS Hipersensitifitas thd ACE inhibitor, Ibu hamil


I
(DIH 17)
DOSIS
(BNF 67)

Hypertension :
Dewasa : PO 1,25-2,5 sekali sehari lalu
ditingkatkan perlahan selama 2 - 4 minggu jika efek
yang tidak diinginkan tidak tercapai dengan
maksimal 10 mg. Jika digunakan dengan diuretik
maka penggunaan diuretik lebih baik dihentikan

INTERAKSI
(DIH 17)

Allopurinol : pemberian bersama meningkatkan


efek hipersensitifitas
Siklosporin : efek nefrotoksitas siklosporin
Capsaicin : memperparah ES berupa batuk
Digoxin : meningkatkan efek digoxin
Makanan : menurunkan bioalvaibilitas captopril

Lithium : meningkatkan potensiasi lithium dan


meningkatkan efek toksisitasnya
Phenothiazine : meningkatkan efek captopril
Pottasium preparation, pottasium sparingdiuretic : meningkatkan kadar potassium
Probenecid : meningkatkan kadar captopril
dalam darah dan menurunkan klirens total
EFEK SAMPING
(DIH 17)

CV : Nyeri dada, palpitasi, hypotension


orthostatic,
CNS : sakit kepala, gangguan tidur,
paresthesias, fatigue, malaise
GIT : muntah, nyeri abdomen, iritasi gastris,
peptic ulcer, jaundice
GU : Oliguria; proteinuria.
HEPA : Elevated liver enzymes and serum
bilirubin.
HEMA : Neutropenia; agranulocytosis;
thrombocytopenia; pancytopenia.
META : Hyperkalemia; hyponatremia; uric
acid and blood glucose.
RESP : batuk kering kronik: dyspnea;
eosinophilic pneumonitis.

PERHATIAN
(DIH 17)

LAKTASI : dikeluarkan melalui ASI


CHF : resiko hypotension, proteinuria,
GANGGUAN RENAL : resiko peningkatan
agranulositosis, dosis harus dikurangi
PATIENT CARE PEMBERIAN
(DIH 17)
Diberikan 2-3 jam setelah makan diberikan 1-2 jam
setelah pemberian antasid dan hindarkan dari cahaya
langsung

LISINOPRIL
Mekanisme Menghambat angiotensin 1 converting enzyme
Kerja
(ACE), mencegah perubahan angiotensin 1
menjadi angiotensin II (vasokonstriktor
potensial dan stimulus sekresi aldosteron).
Dapat menurunkan retensi natrium dan
cairan, dan meningkatkan diuresis
Indikasi
Pengobtan hipertensi, gagal jantung, infark
miocard akut
Kontraindik Hipersensitivitas ACE inhibitor
asi
Hipertensi :
Dosis
Dewasa p.o : dosis awal 10 mg sehari sekali,
ditambah perlahan 20-40 mg/hari; dapat
ditambah diuretik jika diperlukan dan
penurunan dosis
CHF :
Dewasa p.o dosis awal : 5 mg shari sekali
dengan diuretik dan digitalis; mengurangi dosis
diuretik secara bersaman untuk mengurangi
hipovolemia, pada pasien hiponatremia dosis
awal 2,5 mg qd. Dosis lazim : 5-20 mg/hari
MI :
Dewasa p.o : dosis awal 5 mg setelah 24 jam,

A to Z drug fact

A to Z drug fact
A to Z drug fact
A to Z drug fact

Interaksi

Allupurinol : resiko hipersensitivitasnya lebih besar

Antacids : bioavailabilitas lisinopril menurun, maka diberikan


terpisah 1-2 jam

Digoxin : dapat meningkatkan kadar digoxin dalam plasma

Indomethacin : mengurangi efek hipotensi, khususnya

A to Z
drug
fact

menurunkan renin atau volume pada pasien hipertensi

ESO

Perhatian

Diuretik potasium : dapat meningkatkan serum potasium

Penothiazine : dapat meningkatkan efek dari penotiazine


CV : nyeri dada, hipotensi

CNS: sakit kepala, pusing, kelelahan

DERM : kemerahan

GI : mual, muntah, diare

META : hiperkalemia, hiponetremia

RESP : dyspnea

HEMA : menurunkan Hb dan hematokrit, neutropenia, eosinophilla

Ibu hamil : kategori D (trimester 2-3) dapat menyebabkan


kematian bayi, kategori C (trimester 1)

A to Z
drug
fact

A to Z
drug
fact

Efek dosis awal dapat terjadi hipotensi

Pada pasien gagal ginjal perlu mengurangi doses dan mengurangi


frekuensinya

Neutropenia dan agranulocitosis : resiko lebih besar pada pasien


dengan renal disfungsi, gagal jantung atau immunosuppression

IMIDAPRIL
Aspek

Keterangan

Mekanisme Mempengaruhi ACE Inhibitor pada sistem reninangiotensin-aldosteron, sistem ini mengatur sirkulasi
darah dan tekanan darah yang berpusat di ginjal. Obat
ini bekerja dengan menghambat perubahan angiotensin
menjadi aldosteron. Aldosteron sendiri dapat
meningkatkan tekanan darah. Penghambatan dilakukan
terhadapAngiotensin Converting Enzyme. Memiliki efek
batuk paling minimal. Efeknya juga unik karena dapat
memperbaiki sensitivitas insulin dan keseimbangan
fibrinolisis.
Indikasi

Hipertensi

Dosis

Dosis awal, 5 mg sehari sebelum makan; jika digunakan


sebagai terapi tambahan terhadap diuretika, pada
lansia, pada pasien gagal jantung, angina atau penyakit
serebrovaskular, atau pada gangguan fungsi ginjal atau
hati, dosis awal 2,5 mg per hari; jika perlu, dosis
ditingkatkan dengan interval waktu sekurangnya 3
minggu; dosis penunjang lazim 10 mg satu kali sehari;

Aspek

Keterangan

Kontraindik
asi

Pemakaian pada ibu hamil tidak diperbolehkan karena ACE-I


dapat mengganggu pembentukan ginjal janin di trimester
pertama. Selain itu, sistem renin-angiotensin janin akan
terganggu dan terjadi iskemia fetal yang dapat menurunkan
tekanan darah, mengganggu aliran darah plasenta, dan
menyebabkan oligohidramnion yang berkomplikasi pada
kecacatan janin (cacat anggota gerak, gangguan pematangan
paru-paru, serta gangguan penulangan). Oleh karena itu
seluruh ACE-I digolongkan FDA dalam pregnancy safety index
kategori D.

Efek
Samping

Mulut kering, glositis, ileus, bronkitis, dispnea; gangguan tidur,


depresi, bingung, penglihatan kabur, tinitus, impotensi
mungkin terjadi

Perhatian

Gangguan fungsi hati

Interaksi

Kombinasi ACE I dengan ARB (Angiotensin Receptor Blocker)


atau dengan aliskiren (direct renin inhibitor) tidak dianjurkan.
Penekanan sistem renin-angiotensin-aldosteron terlalu
berlebihan, pada orang tertentu yang tekanan darahnya
tergantung pada renin, dapat mengakibatkan stenosis arteri
renalis dan gagal ginjal akut. Jika terpaksa menggunakan
kombinasi tersebut, fungsi ginjal harus dipantau ketat agar
tanda penurunan fungsi ginjal dapat segera dideteksi.

Diuretik

1.KLORTALIDO
N

KLORTALIDON
INDIKASI

Mengurangi edema akibat CHF, sirosis hepatik,


kerusakan fungsi ginjal, corticosteroid and estrogen
therapy; manajemen hipertensi

KONTRAINDIKASI

Hypersensitivity terhadap thiazides, obat-obat diuretik


dan turunan sulfonamid ; anuria; gangguan ginjal

DOSIS

Edema
ADULTS: PO 50200 mg / hari atau jika dibutuhkan
Hypertension
ADULTS: PO 25100 mg daily. Doses > 25 mg/day
meinngkatkan resiko ekskresi potassium namun tidak
mengurangi tekanana darah tinggi

INTERAKSI

Allopurinol : hipersensitifitas allopurinol.


Amphotericin B, corticosteroids : deplesi potassium.
Anticholinergics: absorpsi chlortalidone.
Anticoagulants : efek antikoagulasn.
Bile acid sequestrants : Give chlorthalidone 2 hr before bile
acid sequestrant.
Calcium salts: Hypercalcemia
Diazoxide: May cause hyperglycemia.
Digitalis glycosides: Diuretic-induced hypokalemia and
hypomagnesemia may precipitate digitalis-induced
arrhythmias.
Lithium: ekskresi lithium
Loop diuretics: gangguan elektrolit parah.
Methenamines, nonsteroidal anti-inflammatory drugs:
efek klortalidon
Sulfonylureas, insulin: efek hypoglikemic

EFEK SAMPING

CNS: pusing; vertigo; headache; paresthesias; lemas,


restlessness; insomnia. DERM: Purpura; photosensitivity;
rash; urticaria; necrotizing angiitis; vasculitis; cutaneous
vasculitis; exfoliative dermatitis; toxic epidermal necrolysis.
EENT: Xanthopsia (yellow vision).
GI: Anorexia; irirtasi lambung; mual; muntah; kram atau
nyeri abdomen; bloating; diarrhea; constipation;
pancreatitis.
GU: Impotence; reduced libido.
HEMA: Leukopenia; thrombocytopenia; agranulocytosis;
aplastic or hypoplastic anemia.
HEPA: Jaundice.

PERHATIAN

PATIENT
INFORMATION

Pregnancy: Category B.
Lactation: diekskresikan di ASI. Children:
kemanandan efikasi belum terjamin
Hepatic function impairment: dapat
menyebabkan hepatic coma
Hypersensitivity: hipersensitifitas dan terjadi pada
pasiendengan atau tanpa riwayat asma
Peningkatan sensitifitas akibat sulfonamid dapat
terjadi gangguan fungsi ginjal memerlukan
penyesuaian dosis pada penderita hiperlipidemia
dapat meningkatkan kadar LDL dan koleterol total
(jarang terjadi)

Berikan di pagi hari agar efek diuresis tidak


muncul pada malam hari
Berikan setelah makan

Beta Bloker

1.ATENOLO
L
2.BISOPROL
OL
3.PROPANO
LOL

ATENOLOL
Aspek
Golongan
Indikasi

Dosis
Kontraindikasi

Efek samping

Informasi Obat
Beta-blocker adrenergik
Pengobatan hipertensi (digunakan sendiri atau dalam
kombinasi dengan obat lain), angina pektoris akibat
aterosklerosis koroner, MI akut, profilaksis migrain,
alkohol sindrom penarikan, aritmia ventrikel, aritmia
supraventrikular atau takikardia, varises esofagus
perdarahan ulang, kecemasan.
Hipertensi, Dewasa : PO 50-100 mg sehari sebagai
obat tunggal atau dengan diuretik
Hipersensitivitas terhadap beta-blocker; bradikardia
sinus; lebih besar dari tingkat pertama blok jantung;
CHF kecuali sekunder untuk takiaritmia diobati
dengan beta-blocker; gagal jantung terbuka; syok
kardiogenik.
Hipotensi; bradikardia; ekstremitas dingin; Insomnia;
kelelahan; pusing; depresi; kelesuan; mengantuk;
kelupaan; melantur berbicara. Ruam; gatal-gatal;
demam; alopecia. mata kering; penglihatan kabur;
tinnitus; mulut kering; sakit tenggorokan. Mual;
muntah; diare. Impotensi; menyakitkan, sulit atau
sering buang air kecil. agranulositosis;
thrombocytopenic purpura. Peningkatan enzim hati
dan bilirubin. Bronkospasme; dyspnea; mengi.

Pustaka
A to Z
A to Z

A to Z
A to Z

A to Z

Interaksi

Ampisilin: Dapat merusak antihipertensi dan


efek antiangina. Clonidine: Dapat menambah
atau membalikkan efek antihipertensi;
berpotensi situasi yang mengancam jiwa dapat
terjadi, terutama pada penarikan.
NSAID: Beberapa agen dapat mengganggu
efek antihipertensi.
Prazosin: Dapat meningkatkan hipotensi
ortostatik.
Verapamil: Pengaruh kedua obat dapat
ditingkatkan
Kehamilan: Kategori C.
Perhatian
Laktasi: diekskresikan dalam ASI.
Berikan hati-hati pada pasien dengan CHF
dikendalikan oleh digitalis dan diuretik.
Penyakit bronchospastic nonallergic (misalnya,
bronkitis kronis, emfisema): jangan
memberikan beta-blocker untuk pasien dengan
penyakit bronchospastic.
Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup dan sejuk.
Pemberian Obat Dapat diberikan dengan atau tanpa makanan.
Jika pasien memiliki kesulitan menelan, tablet
dapat dihancurkan dan dicampur dengan
cairan.

A to Z

A to Z

A to Z
A to Z

BISOPROLO
L

Komposisi

Bisoprolol 5 mg

Mekanisme
Kerja

Menghambat reseptor -bloker, terutama yang


mempengaruhi sistem kardiovaskular
(menurunkan denyut jantung, kontraktilitas
jantung dan BP) dan paru-paru (mempromosikan
bronkospasme).
Hipertensi
Hipersensitivitas terhadap beta-blocker;
bradikardia sinus; lebih besar dari tingkat
pertama blok jantung; CHF kecuali sekunder
untuk takiaritmia diobati dengan beta-blocker;
gagal jantung terbuka; syok kardiogenik.
Hipertensi
DEWASA: PO 5 sampai 20 mg qd. Dosis harus
individual; beberapa pasien dapat diberikan
dosis awal 2,5 mg / hari.
Clonidine: Dapat meningkatkan atau
membalikkan efek antihipertensi; berpotensi
situasi yang mengancam jiwa dapat terjadi,
terutama pada penarikan.
NSAID: Beberapa agen dapat mengganggu
efek antihipertensi.

Indikasi
Kontraindikasi

Dosis

Interaksi

Farmakolo
gi UI
A to Z

A to z
A to z

A to z

A to z

Efek Samping

Perhatian

CV: Hipotensi; bradikardia;


A to z
CHF; ekstremitas dingin; kedua atau ketiga derajat blok
jantung.
SSP: Insomnia; kelelahan; pusing; depresi; kelesuan;
mengantuk; kelupaan; kecemasan; sakit kepala;
melantur berbicara.
Derm: Ruam; gatal-gatal; alopecia.
EENT: mata kering; penglihatan kabur; tinnitus; sakit
tenggorokan.
GI: Mual; muntah; diare; sembelit; sakit perut; mulut
kering.
GU: Impotensi; menyakitkan, sulit atau sering buang air
kecil; peningkatan kreatinin dan BUN.
HEMA: agranulositosis; thrombocytopenic purpura.
Kehamilan: Kategori C.
A to z
Laktasi: belum ditentukan.
Anak-anak: Keamanan dan kemanjuran tidak didirikan.
Anafilaksis: Kematian telah terjadi; Terapi agresif
mungkin diperlukan. CHF: Berikan hati-hati pada pasien
yang CHF dikendalikan oleh digitalis dan diuretik.
Diabetes mellitus: Semoga menutupi gejala
hipoglikemia (misalnya, takikardia, BP perubahan).
Dapat mempotensiasi hipoglikemia insulin-induced.
Penyakit bronchospastic nonallergic (misalnya, bronkitis
kronis, emfisema): Secara umum, beta-blocker tidak
diberikan kepada pasien dengan penyakit
bronchospastic.
Penyakit pembuluh darah perifer: Semoga memicu atau
memperburuk gejala insufisiensi arteri.

PROPANOL
OL
Dapat menurunkan curah jantung melalui kronotropik

Mekanisme
Kerja
negatif dan efek inotropik jantung dan inhiibisi pelepasan
renin dari ginjal

A to Z drug
fact dan ISO
farmakoterapi
1

Indikasi
Hipertensi, angina pectoris, hipertropik, aritmia, esophageal A to Z drug
varices rebleeding
fact
Kontraindik Hipersensitivitas beta bloker, hipertensi yang tidak
A to Z drug
asi
terpelihara dengan btea bloker, sinus bradikardi,
fact
cardiogenis shok,
Dosis
Hipertensi :
A to Z drug
Dewasa p.o : dosis awal 40 mg bid atau 80 mg sustained fact
release/ hari, dosis pemeliharaan ditambah perlahan

120-240 mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi atau 120-160


mg/hari sustained release/ hari. Tidak melebihi 640
mg/hari
Angina :
Dewasa p.o dosis : 80-320 mg/ hari dalam 2-4 dosis
terbagi atau 160 mg/hari sustained release medication
Aritmia :
Dewasa p.o dosis : 10-30 mg/ hari dalam 3-4 sebelum
makan dan sebelum tidur
MI :
Dewasa p.o dosis l : 180-240 mg/ hari dalam 3-4 dosis
terbagi up to 240 mg/hari

Interaksi

Barbiturat : menurunkan bioavailabilitas propanolol

Cimetidine : meningkatkan porpanolol

Epinefrin : awal hipertensi menimbulkan bradikardi

NSAIDs : beberapa agent dapat merusak efek antihipertensi

Insulin : memperpanjang hipoglikemia

Rifampin : menurunkan efek propanolol

Theophylline : mengurangi eliminasi theophylline, antagonis

A to Z drug
fact

farmakologi
ESO

Verapamil : meningkatkan efek kedua obat.


CV : CHF, bradikardi, hipotensi, blok atrioventrikular, edema, iskemia A to Z drug
fact
periferal
CNS: sakit kepala, pusing, kelelahan, mimpi aneh
DERM : kemerahan, pruritus
GI : mual, muntah, diare, mulut kering
META : hiperglikemia, hipoglikemia

Perhatian

RESP : dyspnea, bronkospasme, kesulitan bernafas


HEMA :agranulositosis
Ibu hamil : kategori C (trimester 1)
-

Pemberian IV tidak direkomendasikan, tetapi oral dapat digunakan

A to Z drug
fact

Pemberhentian tiba-tiba beta bloker ( hipertensi, takikardi, angina,

MI) dapat terjadi 1-2 minggu setelah tiba-tiba dihentikan.


-

DM : dapat menutupi gejala dari hipoglikemia.

Memperburuk keadaan pada pasien renal/ hepatic

Thyrotoxicosis : dapat menutupi gejala-gejala (takikardi) atau


hiperthyroidism

Antagonis Angiotensin II
1.VALSARTA
N
2.IRBESART
AN
3.TELMISAR
TAN
4.KANDESA
RTAN

VALSARTAN
Aspek
Golongan
Indikasi

Informasi Obat
Antagonis angiotensin II
Pengobatan hipertensi baik sendiri atau
dalam kombinasi dengan obat
antihipertensi lainnya; gagal jantung.
Dosis
Hipertensi, dewasa : Dosis awal: 80 mg
sekali sehari. Pemeliharaan: 80-320 mg
sekali sehari.
Kontraindikas Gagal hati berat, sirosis hati, obstruksi sel
i
empedu, hamil dan laktasi.
Efek samping Sakit kepala; pusing; kelelahan. Sinusitis;
faringitis; rhinitis. Nyeri perut; diare; mual.
Hematologi: Neutropenia. Hiperkalemia.
Batuk. Kelelahan; infeksi virus; edema;
arthralgia.
Interaksi
Lithium : Konsentrasi plasma dapat
ditingkatkan dengan valsartan,
mengakibatkan peningkatan efek
farmakologis dan efek samping dari

Pustaka
A to Z
A to Z

A to Z

ISO Vol. 46
hal.331
A to Z

A to Z

Perhatian

Kehamilan: Kategori D (kedua dan


trimester ketiga); Kategori C (trimester
pertama).
Penyakit hati: Gunakan dengan hati-hati.
Valsartan diekskresikan hepatically dan
tingkat yang lebih tinggi yang mungkin
pada pasien dengan penurunan fungsi
hati.
Penyakit ginjal: Penurunan fungsi ginjal
dapat terjadi pada pasien yang fungsi
ginjal tergantung pada sistem reninangiotensin; pasien dengan stenosis arteri
ginjal mungkin mengalami gagal ginjal
akut.
Penyimpanan Pada suhu kamar dalam wadah tertutup
rapat. Lindungi dari kelembaban.
Pemberian
Dengan atau tanpa makanan
obat
Cth nama
Diovan
dagang

A to Z

A to Z
A to Z
A to Z

IRBESARTAN

Mekanisme
Kerja

antagonis efek angiotensin II (vasokonstriksi


dan sekresi aldosteron) dengan menghalangi
angiotensin II (reseptor AT1) di otot polos
pembuluh darah dan kelenjar adrenal,
memproduksi penurunan BP.
Indikasi
Pengobatan hipertensi; nefropati pada diabetes
tipe 2.
Kontraindikasi
Dosis
Hipertensi
Dewasa: PO Mulailah dengan 150 mg sekali
sehari; kemudian titrasi untuk 300 mg sekali
sehari yang diperlukan.
Anak-anak (13 sampai 16 tahun): PO
Mulailah dengan 150 mg sekali sehari;
kemudian titrasi pasien yang membutuhkan
penurunan lebih lanjut dalam BP 300 mg
sekali sehari.
Anak-anak (6 sampai 12 tahun): PO Mulailah
dengan 75 mg sekali sehari; kemudian titrasi
pasien yang membutuhkan penurunan lebih
lanjut dalam BP 150 mg sekali sehari.
Nefropati di Diabetes Tipe 2

A to z

A to z
A to z
A to z

Interaksi
Efek Samping

Perhatian

Konsentrasi plasma ditingkatkan dengan


A to z
irbesartan, resultingin peningkatan efek
farmakologis dan merugikan dari lithium.
KARDIOVASKULAR: Nyeri dada; takikardia;
A to z
edema.
SSP: Sakit kepala; kecemasan /
kegelisahan; pusing.
GI: Diare; dispepsia / mulas; sakit perut;
mual / muntah.
PERNAPASAN: infeksi saluran pernapasan
atas; influenza; faringitis; rhinitis; sinus
kelainan
LAIN: Muskuloskeletal nyeri / trauma;
kelelahan;
Kehamilan: Kategori C (trimester pertama); A to z
Kategori D (kedua dan trimester ketiga).
Laktasi: belum ditentukan.
Anak: Keamanan dan kemanjuran tidak
didirikan pada anak-anak muda dari 6
tahun.
Gangguan fungsi ginjal: Gunakan dengan
hati-hati pada pasien yang fungsi ginjal
mungkin tergantung pada aktivitas sistem
renin-angiotensin-aldosteron (misalnya,
pasien dengan CHF berat); Penggunaan

Mekanisme kerja

Indikasi
Kontraindikasi
Dosis

Efek Samping

Perhatian

TELMISART
AN
Antagonis, efek angiotensin
II reseptor blocker (vasokonstriksi dan

A to Z
sekresi aldosteron) dengan menghalangi angiotensin II (reseptor AT1) DIH
di otot polos pembuluh darah dan kelenjar adrenal, memproduksi
penurunan BP.
Pengobatan hipertensi
Hypersensitivity untuk telmisartan atau komponen dari formulasi
Dewasa: Awal: 40 mg sekali sehari; biasanya kisaran dosis
pemeliharaan: 20-80 mg / hari. Pasien dengan penurunan volume
harus dimulai pada dosis yang lebih rendah dengan pengawasan
yang ketat.
EENT: Sinusitis; faringitis.
GI: Diare.
PERNAPASAN: infeksi saluran pernapasan atas.
LAIN: Nyeri punggung.
Hiperkalemia: Dapat terjadi; Faktor risiko termasuk disfungsi
ginjal, diabetes mellitus, penggunaan bersama diuretik hemat
kalium, suplemen kalium dan / atau garam kalium yang
mengandung. Gunakan hati-hati, jika sama sekali, dengan agen
ini dan memantau kalium erat.
Kehamilan: Kategori C (trimester pertama); Kategori D (kedua dan
trimester ketiga).. Anak: Keamanan dan kemanjuran tidak
didirikan.
Gangguan fungsi ginjal: Gunakan dengan hati-hati pada pasien
yang fungsi ginjal mungkin tergantung pada aktivitas sistem
renin-angiotensin-aldosteron (misalnya, pasien dengan CHF
berat); Penggunaan dapat berhubungan dengan oliguria,

A to Z
DIH
A to Z
DIH
A to Z

DIH

A to Z

Interaksi

Penyimpanan
Contoh obat

Digoxin: Dapat meningkatkan kadar plasma dari digoxin,


yang dapat meningkatkan toksisitas.
ACE Inhibitor: Angiotensin II Receptor Blocker dapat
meningkatkan merugikan / efek toksik dari ACE Inhibitor.
Risiko C: Terapi Memantau
Amifostine: Antihipertensi dapat meningkatkan efek
hipotensi dari amifostine. Manajemen: Ketika amifostine
digunakan pada dosis kemoterapi, obat antihipertensi harus
dipotong selama 24 jam sebelum pemberian amifostine. Jika
terapi antihipertensi tidak dapat ditahan, amifostine tidak
harus diberikan. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
Glikosida jantung: Telmisartan dapat meningkatkan
konsentrasi serum jantung Glikosida. Risiko C: Terapi
Memantau
Diazoxide: meningkatkan efek hipotensi dari Antihipertensi.
Risiko C: Terapi Memantau
Eplerenone: meningkatkan efek hyperkalemic dari
Angiotensin II Receptor Blockers. Risiko C: Terapi Memantau
Lithium: Angiotensin II Receptor Blocker dapat meningkatkan
konsentrasi serum Lithium. Manajemen: Lithium
pengurangan dosis kemungkinan akan diperlukan setelah
penambahan antagonis reseptor angiotensin II. Risiko D:
Pertimbangkan modifikasi terapi
Methylphenidate: mengurangi efek antihipertensi dari
Antihipertensi. Risiko C: Terapi Memantau
Simpan jauh dari panas, kelembaban, dan cahaya. Jangan
simpan di kamar mandi. Jauhkan Micardis dari jangkauan anakanak dan jauh dari hewan peliharaan.
Micardis

A to Z
DIH

MIMS

Aspek

Keterangan

CANDESART
AN

Pustaka

Mekanisme Angiotensin 2 Reseptor Bloker

DIH 17th
edition

Indikasi

Hipertensi essensial, gagal jantung


(NYHA class II-IV)
Hipertensi : Oral: 4-32 mg /hari. Dosis
tunggal.Dosis pertama adalah16
mg/hari untuk monoterapi pada
pasien.
Gagal Jantung : Dosis awal: 4 mg
perhari; kemudian dosis dinaikkan
hingga 2kalinya setelah interval 2
minggu, toleransi target dosis hingga:
32 mg .

DIH 17th
edition

Kontraindik Ibu hamil dan menyusui (laktasi pada


asi
ibu menyusui).
Hipersensitivitas pada candesartan
Penderita gangguan hati

DIH 17th
edition

Dosis

DIH 17th
Edition

Aspek
Efek
Samping

Interaksi

Keterangan
Pustaka
DIH 17th
Kardiovaskular : angina,
hipotensi(19%), palpitasi,
edition
takikardi.
CNS : pusing, pandangan kabur,
sakit kepala, vertigo, ansietas,
depresi.
Kulit : Angioderma,kemerahan.
Gastrointestinal :
Dispepsia,gastroentritis.
Endokrin & metabolisme :
Hiperglikemia, hiperkalemia
(<1-6 %)
DIH 17th
Lithium : meningkatkan
edition
efek samping merugikan

dari lithium.
Obat lain :
amiofostine,diazoxide,metil

Kanal Kalsium Bloker


1.NIKARDIPI
N
2.VERAPAMI
L
3.DILTIAZEM
4.AMLODIPI
NE

NIKARDIPIN
Aspek
Golongan
Indikasi
Dosis

Informasi Obat
Kanal kalsium blocker
Pengobatan stabil angina ; hipertensi akut
DEWASA: PO Segera-rilis: dosis biasa 20
mg tid (kisaran, 20 sampai 40 mg tid).
Sustained-release: Mulailah dengan 30 mg
bid (kisaran, 30 sampai 60 mg bid). IV
dosis tunggal berdasarkan keparahan
hipertensi dan respon pasien selama
dosis.
Kontraindikas Sindrom sinus sakit; kedua atau ketiga
i
derajat atrioventrikular (AV) blok kecuali
dengan alat pacu jantung berfungsi;
stenosis aorta.
Efek samping edema perifer; palpitasi; angina;
takikardia; EKG abnormal. Pusing; ringan;
gangguan kejiwaan; sakit kepala;
mengantuk; kelemahan. Ruam. Mual;
ketidaknyamanan perut; kram; dispepsia;

Pustaka
A to Z
A to Z
A to Z

A to Z

A to Z

Interaksi

Siklosporin: Dapat menyebabkan


peningkatan kadar siklosporin dengan
kemungkinan toksisitas.
Obat hipertensi lainnya: Mungkin memiliki
efek aditif.
Perhatian
Kehamilan: Kategori C;
Efek antiplatelet: kanal Kalsium blockers
dapat menghambat fungsi trombosit.
Penarikan beta-blocker: Pasien ditarik dari
beta-blocker saat mengambil nicardipine
mungkin mengalami peningkatan angina.
Gangguan fungsi hati. Gangguan ginjal.
Penyimpanan
Simpan pada suhu kamar terkendali (56
sampai 86 F), terlindung dari cahaya.
Pemberian obat Dengan atau tanpa makanan, hindari makanan
yang mengandung lemak tinggi. Jika sustainedrelease langsung diminum secara utuh, jangan
digerus.
Cth nama
Cardene
dagang
Mekanisme
Menghambat gerakan ion kalsium melintasi
kerja
membran sel di otot polos pembuluh darah
sistemik dan koroner dan miokard.

A to Z

A to Z

A to Z
A to Z

A to Z
A to Z

VERAPAMIL
Komposisi

Verapamil 40mg, 80mg dan 120mg, verapamil sistem


realese 240mg
Mekanisme Menghambat gerakan ion kalsium melintasi membran sel
yang mengakibatkan depresi kontraksi mekanik miokard
dan pembuluh darah otot polos dan depresi pembentukan
impuls (automaticity) dan kecepatan konduksi.
Indikasi
Oral: Pengobatan vasospastic (varian Prinzmetal inj, stabil
kronik (klasik upaya-terkait), dan tidak stabil (crescendo,
preinfarction) angina; terapi tambahan dengan digitalis
untuk mengendalikan laju ventrikel saat istirahat dan
selama stres di atrial flutter atau fibrilasi; profilaksis
berulang paroksismal takikardia supraventricular (PSVT);
pengelolaan hipertensi esensial. Berkelanjutan-release:
Manajemen hipertensi esensial. Parenteral: konversi Cepat
PSVTs ke irama sinus; kontrol sementara laju ventrikel
yang cepat di atrial flutter atau fibrilasi.
Pengobatan sakit kepala migrain dan klaster; pengobatan
kardiomiopati hipertrofik.
Kontraindik Hipersensitif terhadap verapamil; sindrom sinus sakit atau
asi
kedua atau ketiga derajat atrioventrikular (AV) blok
kecuali dengan alat pacu jantung berfungsi; hipotensi
(kurang dari 90 mm Hg sistolik); disfungsi ventrikel kiri
berat; syok kardiogenik dan CHF berat, kecuali sekunder

A to z
A to z

A to z

A to z

Dosis

DEWASA: PO 40-160 mg tid. Jangan melebihi 480 mg / hari. Rilis berkelanjutan:


PO 120-480 mg / hari. Dosis yang lebih rendah diberikan sekali sehari; dosis yang
lebih besar dibagi menjadi 2 dosis.
DEWASA: IV 5 sampai 10 mg bolus lebih dari 2 menit. Dapat mengulang dengan
10 mg, 30 menit setelah dosis pertama. Berikan lambat (selama setidaknya 3
menit) pada pasien yang lebih tua.
ANAK 1 sampai 15 tahun: IV 0,1-0,3 mg / kg (tidak melebihi 5 mg) selama
setidaknya 2 menit. Dapat mengulang di 30 menit.
ANAK kurang dari 1 tahun: IV 0,1-0,2 mg / kg (kisaran biasa, 0,75-2 mg) bolus
lebih dari 2 menit dengan pemantauan EKG terus menerus.
Interaksi Obat antihipertensi lain: hipotensi Aditif.
Beta blockers: Mengakibatkan peningkatan hipotensi dan efek samping karena
aditif efek depresan pada kontraktilitas miokard atau konduksi AV.
Buspirone: farmakologis dan efek samping dapat ditingkatkan dengan verapamil.
Garam kalsium: efek klinis dan toksisitas dari verapamil dapat dibatalkan.
Carbamazepine: Peningkatan kadar carbamazepine serum.
Siklosporin: Peningkatan kadar siklosporin dapat menyebabkan.
Dofetilide: Risiko aritmia ventrikel yang mengancam jiwa, termasuk torsades de
pointes, dapat ditingkatkan. Coadministration dengan verapamil merupakan
kontraindikasi.
Digitalis glikosida: Peningkatan digoxin serum atau tingkat digitoksin mungkin
terjadi.
Disopiramid: Jangan gunakan 48 jam sebelum atau 24 jam setelah verapamil.
Flekainid: Memperpanjang konduksi AV. Nondepolarisasi relaksan otot: efek
relaksan otot Enhanced dan depresi pernafasan berkepanjangan mungkin terjadi.
Prazosin: Peningkatan kadar serum prazosin dapat mengakibatkan.
Efek
KARDIOVASKULAR: edema perifer; hipotensi; Blok AV; bradikardia; CHF; edema paru;
samping kecelakaan serebrovaskular. SSP: Pusing; ringan; sakit kepala; asthenia.
Dermatologic: Dermatitis; ruam; berkeringat; hiperplasia gingiva. GI: Mual; sembelit.

A to
z

A to
z

A to
z

Perhatia Kehamilan: Kategori C.


A to
n
z
Laktasi: diekskresikan dalam ASI.
Anak: Anak-anak kurang dari 6 bulan mungkin tidak
menanggapi penggunaan IV. Langka efek samping yang parah
hemodinamik terjadi pada bayi baru lahir dan bayi setelah
digunakan IV.
Lansia: Mungkin memiliki efek hipotensi lebih besar pada usia
lanjut. Lansia dapat menanggapi dosis yang lebih rendah.
Efek antiplatelet: Kalsium channel blockers dapat menghambat
fungsi trombosit. Konduksi jantung: Mungkin berhubungan
dengan berbagai kelainan konduksi jantung termasuk pertama,
kedua, atau ketiga derajat AV blok; bradikardia; asistol;
hipotensi berat; irama nodal escape; PR perpanjangan; dan
ventrikel takikardia pada pasien dengan atrial bergetar / fibrilasi
dan sindrom WPW disebabkan oleh konduksi antegrade.
CHF: Gunakan verapamil dengan hati-hati pada pasien dengan
CHF.
Gangguan hati: sirosis hepatik dapat secara signifikan
mengubah farmakokinetik verapamil.
Hypertrophic cardiomyopathy: efek samping serius yang terlihat
pada pasien dengan kardiomiopati hipertrofik yang menerima
verapamil oral.
Hipotensi: Hipotensi dapat terjadi selama terapi awal atau

DILTIAZEM
Mekanisme
kerja

Indikasi

Kontraindikasi

Dosis

Menghambat gerakan ion kalsium melintasi membran sel di


otot polos pembuluh darah sistemik dan koroner;
memperlambat gerakan ion kalsium melintasi membran sel di
kedua otot jantung dan sel-sel alat pacu jantung, penurunan
sinoatrial dan atrioventrikular (AV) konduksi.
Oral: Pengobatan angina pektoris disebabkan oleh spasme
arteri koroner; angina stabil kronik (klasik upaya-terkait
angina); hipertensi esensial (extended- dan bentuk lepas
lambat saja).
Oral: Hipersensitif terhadap diltiazem atau komponen dari
formulasi; sindrom sinus sakit; kedua atau ketiga derajat AV
blok (kecuali pada pasien dengan alat pacu jantung buatan
yang berfungsi); hipotensi berat (sistolik <90 mm Hg); akut MI
dan kongesti paru
Dewasa:
Kapsul, rilis diperpanjang (Cardizem CD, Cartia XTA ",
Dilacor XR, Tiazac): Awal: 180-240 mg sekali sehari;
penyesuaian dosis dapat dilakukan setelah 14 hari; biasa
kisaran dosis (JNC 7): 180-420 mg / hari; Tiazac: Kisaran
Dosis umum: 120-540 mg / hari
Kapsul, berkelanjutan rilis: Awal: 60-120 mg dua kali sehari;
penyesuaian dosis dapat dilakukan setelah 14 hari; Kisaran
biasa: 240-360 mg / hari
Tablet, rilis diperpanjang (Cardizem LA, Tiazac XC
[CAN, tidak tersedia di AS]): Awal: 180-240 mg sekali sehari;

A to Z
DIH

A to Z
DIH
A to Z
DIH

DIH

Interak Amifostine: Antihipertensi dapat meningkatkan efek hipotensi dari


amifostine. Manajemen: Ketika amifostine digunakan pada dosis
si

kemoterapi, obat antihipertensi harus dipotong selama 24 jam


sebelum pemberian amifostine. Jika terapi antihipertensi tidak dapat
ditahan, amifostine tidak harus diberikan. Risiko D: Pertimbangkan
modifikasi terapi
Amiodarone: Kalsium Channel Blocker (Nondihydropyridine) dapat
meningkatkan efek bradikardi dari Amiodarone. Penangkapan Sinus
telah dilaporkan. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
Benzodiazepin (dimetabolisme oleh oksidasi): Kalsium Channel
Blocker (Nondihydropyridine) dapat menurunkan metabolisme
Benzodiazepin (dimetabolisme oleh oksidasi). Risiko D: Pertimbangkan
modifikasi terapi
Buspirone: Kalsium Channel Blocker (Nondihydropyridine) dapat
menurunkan metabolisme Buspirone. Risiko D: Pertimbangkan
modifikasi terapi
Carbamazepine: Kalsium Channel Blocker (Nondihydropyridine) dapat
menurunkan metabolisme karbamazepin. Carbamazepine dapat
meningkatkan metabolisme kalsium Channel Blocker
(Nondihydropyridine). Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
Glikosida jantung: Kalsium Channel Blocker (Nondihydropyridine)
dapat meningkatkan efek AV-blocking Jantung Glikosida. Kalsium
Channel Blocker (Nondihydropyridine) dapat menurunkan
metabolisme jantung Glikosida. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi
terapi

A to
Z
DIH

Efek
Samping

Perhatian

Penyimpana
n
Contoh obat
dipasaran

KARDIOVASKULAR: edema perifer; hipotensi (terutama


A to Z
selama pengobatan awal atau dengan peningkatan
dosis); bradikardia; angina; Blok AV; EKG abnormal;
aritmia.
SSP: Pusing, ringan; sakit kepala; kelemahan; kegoyahan;
mengantuk; asthenia.
DERM: Dermatitis; fotosensitifitas; petechiae; ruam;
rambut rontok; multiforme eritema; Sindrom StevensJohnson.
GI: Mual; muntah; sembelit; ketidaknyamanan perut;
kram; dispepsia; mulut kering.
HEM: Leukopenia.
LAINNYA: Flushing; gangguan micturation; hiperplasia
gingiva; ginekomastia; nyeri sendi.
Kehamilan: Kategori C. Laktasi: diekskresikan dalam ASI.
A to Z
ANAK: Keamanan dan kemanjuran tidak didirikan. CHF:
Gunakan dengan hati-hati. Gangguan hati atau ginjal:
Gunakan dengan hati-hati. Dosis mungkin perlu dikurangi.
Sindrom penarikan: mendadak penarikan dapat
menyebabkan peningkatan frekuensi dan durasi angina.
Dosis meruncing secara bertahap.
Kapsul, tablet: Simpan pada 15A C ke 30 C (59A F
DIH
untuk 86A F). Lindungi dari cahaya.

Cordila SR, Dilmen, Farmabes, Herbesser

MIMS

AMLODIPIN
E

Aspek

Keterangan

Pustaka

Mekanisme

Menghambat kanal kalsium juga menurunkan


tahanan vaskular perifer dan tekanan darah.
Mekanismenya bekerja dengan cara
menghambat influks kedalam sel otot polos
arteri

(Farmakologi
Dasar dan
Klinik Edisi 10,
Bertram G.
Katzung)

Indikasi

Antiangina, antiaritmia, hipertensi.

(Farmakologi
Dasar dan
Klinik Edisi 10,
Bertram G.
Katzung)

Dosis

Hipertensi:
Dewasa : Oral : Dosis awal 5mg/hari,
maksimal 10mg/hari.
Pediatri : Anak usia 6-7 tahun : 2,5-5
mg/hari.

DIH 17th
Edition

Kontraindika
si

Hipersensitivitas pada amliodipine, Sinus


syndrome, Atrioventrikular blok tingkat 2-3

DIH 17th
edition
A To Z Drug
Facts

Aspek

Keterangan

Pustaka

ESO

Kardiovaskular : peripheral
edema, palpitasi, syncope,
tachycardia, bradycardia,
arrhythmia, ventricular
asystoles (1-10%)
CNS : sakit kepala, pusing,
pandangan kabur. ( <1%)
Kulit : dermatitis, kemerahan,
pruritus, urticaria. (1-2%)
Gastrointestinal : nausea, mual,
dyspepsia. (1-2%)
Pernapasan: kesulitan bernapas,
dyspnea.( 1-2% )

DIH 17th
Edition
A to Z Drug
Facts

Interaksi

Beta Blocker : meningkatkan


efek depresi mikokardial
Fentanyl : hipotensi hebat

A to Z Drug
Facts

Alpha Adrenergik

1.METHYLD
OPA
2.DOKSAZO
SIN

Mekanisme
kerja
Indikasi

METHYLDO
Alpha2-adrenergic stimulasiPA
pusat, yang menghambat
cardioaccelerator dan vasokonstriktor pusat simpatik;
mengurangi aktivitas renin plasma; mengurangi berdiri dan
terlentang BP.
Hipertensi sedang hingga berat

A to Z
DIH
A to Z
DIH
A to Z
DIH

Kontraindikasi Penyakit hati aktif atau penyakit hati sebelumnya dikaitkan


dengan terapi metildopa; coadministration dengan MAO
inhibitor, alergi bisulfit jika menggunakan suspensi oral atau
injeksi
Dosis
Adults
DIH
Oral: Awal: 250 mg 2-3 kali / hari; meningkat setiap 2 hari
yang diperlukan (dosis maksimum: 3 g / hari); biasa kisaran
dosis (JNC 7): 250-1000 mg / hari dalam 2 dosis terbagi
I.V .: 250-1000 mg setiap 6-8 jam; maksimum: 1 g setiap 6
jam
Geriatric
Oral: Awal: 125 mg 1-2 kali / hari; meningkat 125 mg setiap 23 hari sesuai kebutuhan. Menyesuaikan gangguan ginjal.
Pediatric
Oral: Awal: 10 mg / kg / hari dalam 2-4 dosis terbagi;
meningkat setiap 2 hari yang diperlukan untuk dosis
maksimal 65 mg / kg / hari. Jangan melebihi 3 g / hari.
IV: 5-10 mg / kg / dosis setiap 6-8 jam sampai dosis total 65
mg / kg / 24 jam atau 3 g / 24 jam
Dosis: Penurunan ginjal

Efek
Samping

Perhatian

KARDIOVASKULAR: Bradikardia; berkepanjangan hiperaktif A to Z


sinus karotis; kejengkelan angina pektoris;
CHF; respon pressor paradoks dengan menggunakan IV;
perikarditis; miokarditis; hipotensi ortostatik; edema.
SSP: Pusing; sedasi; mimpi buruk; sakit kepala; asthenia
atau kelemahan; parestesia; ringan; gejala insufisiensi
serebrovaskular; parkinsonisme;
DERM: Ruam; nekrolisis epidermal toksik.
EENT: Sore atau "hitam" lidah; hidung tersumbat.
GI: Sembelit; mulut kering; mual; muntah; distensi; flatus;
diare; sialadentis.
GU: Impotensi; penurunan libido; kenaikan BUN.
HEM: anemia hemolitik; depresi sumsum tulang;
leukopenia; granulocytopenia; trombositopenia;
mengurangi WBC count; tes positif untuk antibodi antinuklir, sel lupus eritematosus dan faktor rheumatoid.
METABOLIK: pembesaran payudara; ginekomastia; laktasi;
amenore.
A to Z
Kehamilan: Kategori B (metildopa); Kategori C
(methyldopate HCl).
Laktasi: diekskresikan dalam ASI.
Anak-anak: individualize dosis.
Lansia: Sinkop pada pasien yang lebih tua mungkin
berhubungan dengan sensitivitas meningkat dan penyakit
pembuluh darah canggih arteriosclerotic. Dapat dihindari
dengan dosis yang lebih rendah.
Hati / penurunan fungsi ginjal: Gunakan dengan hati-hati

Interaksi

Penyimpa
nan

Anestesi: Mungkin memerlukan dosis yang


dikurangi dari anestesi. Barbiturat: Tindakan
metildopa dapat dikurangi. Beta blockers: Dapat
menyebabkan hipertensi paradoks (jarang).
Ferrous sulfat atau glukonat Semoga menurunkan
penyerapan metildopa. Haloperidol: Semoga
mengakibatkan demensia atau sedasi. Levodopa:
BP menurunkan efek metildopa dapat diperkuat.
Efek sentral levodopa pada penyakit Parkinson
dapat diperkuat. Lithium: Semoga memicu
toksisitas lithium. MAO inhibitor: Dapat
menyebabkan stimulasi simpatis berlebihan.
Fenotiazin: peningkatan serius di BP mungkin
terjadi. Simpatomimetik: bisa memperkuat efek
pressor dari simpatomimetik dan menyebabkan
hipertensi. Tolbutamida: Peningkatan efek
hipoglikemik dapat terjadi. Antidepresan trisiklik:
Pembalikan atau pelemahan dari efek hipotensi
dari metildopa.
Wadah Ketat, wadah tahan cahaya pada suhu 1530 C. Lindungi metildopa dalam sediaan
kombinasi tetap dengan hidroklorotiazid dari
kelembaban dan suhu beku.

A to Z
DIH

A to Z

DOKSAZOS
Informasi Obat IN

Aspek
Mekanisme Menghambta reseptor 1 yang
Kerja
menginhibisi katekolamin pada sel
otot polos vaskuler perifer yang
memberikan efek vasolidatasi.
Kelompok ini tidak mengubah
aktivitas reseptor 2 sehingga tidak
menimbulkan efek takikardi.
Indikasi
Pengobatan hipertensi dan
pengobatan Benign Prostatic
Hyperplasia (BPH)
Kontraindik Hipersensitivitas prazosin atau
asi
terazosin
Dosis
Hipertensi :
Dewasa p.o dosis awal 1mg/hari, dosis
pemmeliharaan : ditingkatkan 2 mg
dan setelah itu 4,8, dan 16 mg.
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) :
Dewasa p.o dosis awal : 1mg/hari,

Pustaka
A To Z Drug
Fact dan
ISO
Farmakoter
api 1

A to Z Drug
Fact
A to Z Drug
Fact
A to Z Drug
Fact

Perhati Ibu hamil : kategori C


A to Z Drug
an
(trimester 1)
Fact
Dosis awal berefek hipotensi
Hati-hati pada pasien radang
hati dapat memperburuk
keadaan
Kardiovaskuler : hipotensi,
ESO
A to Z Drug
aritmia, nyeri dada
Fact
CNS : depresi, pusing,
insomnia, ataxia, gelisah,
disfungsi seksual
Dematologi : kemerahan,
berkeringat
GI : mual, muntah, mulut
kering, diare, konstipasi,
flatus (gas dalam perut)
Pernapasan : dyspnea

KIE
1. Sampaikan apa khasiat obat, jumlah obat, untuk
pemakaian berapa hari, cara penggunaan obat,
efek samping obat.
2. Sampaikan cara penyimpanan obat.
3. Sampaikan terapi non farmakologi pada pasien
sesuai penyakit yang di derita.
4. sampaikan pada pasien pentingnya
penggunaan obat secara teratur karena baik
obat untuk DM maupun Hipertensi adalah obat
yang digunakan jangka panjang.

TERAPI NON FARMAKOLOGI


Untuk Penyakit DM
1. Pasien di anjurakan untuk diet, dengan makanan komposisi
yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak,
sesuai dengan kecukupan gizi baik.
2. Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga
kadar gula darah tetap normal.
3. Kurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung gula
4. Harus melakukan perubahan gaya hidup.
5. Kurangi beban pikiran yang berlebihan
6. Kurangi mengkonsumsi Alkohol
7. Kurangi merokok

Untuk Penyakit Hipertensi


1. Anjurkan pada pasien untuk kontrol tekanan darah secara teratur
2. sarankan pada pasien untuk menguruskan badan. Berat badan berlebihan
(kegemukan) menyebabkan bertambahnya volume darah dan perluasan sistem
sirkulasi.
3. Sarankan pada pasien untuk mengurangi konsumsi garam. Bila kadar Na di filtrat
glomeruli rendah, maka lebih banyak air akan dikeluarkan untuk menormalisasi
kadar garam dalam darah. Akibat pengeluaran ekstra air tersebut, TD akan turun.
4. Sarankan pada pasien untuk membatasi kolesterol, berguna untuk membatasi
risiko atherosclerosis.
5. berhenti merokok. Tembakau mengandung nikotin yang memperkuat kerja
jantung dan menciutkan arteri kecil hingga sirkulasi darah berkurang dan TD
meningkat.
6. Membatasi minum kopi sampai maksimum 3 cangkir sehari. Kofein dalam kopi
berkhasiat menciutkan pembuluh yang secara akut dapat meningkatkan TD
dengan terjadinya gangguan ritme (sementara)

7. Sarankan pada pasien untuk cukup istirahat dan


tidur itu penting, karena selama periode
tersebut TD menurun. Juga mengurangi stress
dan latihan relaksasi mental (yoga, meditasi
transendental) berguna sekali untuk
menurunkan TD.
(OOP hal. 541)

Anda mungkin juga menyukai