PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
KAD didefenisikan sebagai kondisi yang mengancam jiwa yang disebabkan
penurunan kadar insulin efektif di dalam tubuh, atau berkaitan dengan resistensi insulin, dan
peningkatan produksi hormone-hormon kontra regulator yakni: glucagon, katekolamin,
kortisol dan growth hormone.2,5
2.2 Epidemiologi
Kejadian ketoasidosis diabetik pada anak meliputi wilayah geografik yang luas dan
bervariasi bergantung onset diabetes dan sebanding dengan insidensi IDDM di suatu wilayah.
Frekuensi di Eropa dan Amerika Utara adalah 15% - 16%. Di Kanada dan Eropa, angka
kejadian KAD yang telah dihospitalisasi dan jumlah pasien baru dengan IDDM telah diteliti,
yaitu sebanyak 10 dari 100.000 anak.5
Onset KAD pada IDDM lebih sering terjadi pada anak yang lebih muda (berusia < 4
tahun), memiliki orang tua dengan IDDM, atau mereka yang berasal dari keluarga dengan
status sosial ekonomi rendah. Pemberian dosis tinggi obat-obatan seperti glukokortikoid,
antipsikotik atipik, diazoksida, dan sejumlah immunosuppresan dilaporkan mampu
menimbulkan KAD pada individu yang sebelumnya tidak mengalami IDDM.6
Risiko KAD pada IDDM adalah 1 10% per pasien per tahun. Risiko meningkat pada
anak dengan kontrol metabolik yang jelek atau sebelumnya pernah mengalami episode KAD,
anak perempuan peripubertal dan remaja, anak dengan gangguan psikiatri (termasuk
gangguan makan), dan kondisi keluarga yang sulit (termasuk status sosial ekonomi rendah
dan masalah asuransi kesehatan). Pengobatan dengan insulin yang tidak teratur juga dapat
memicu terjadinya KAD.3
Anak yang mendapat terapi insulin secara teratur dan terkontrol jarang mengalami
episode KAD. Sekitar 75% episode KAD berkaitan dengan kelalaian pemberian insulin atau
pemberian yang salah. Angka mortalitas KAD di sejumlah negara relatif konstan, yaitu
2
0,15% di Amerika Serikat, 0,18% di Kanada, 0,31% di Inggris. Di tempat dengan fasilitas
medik yang kurang memadai, risiko kematian KAD relatif tinggi, dan sebagian penderita
mungkin meninggal sebelum mendapatkan terapi.2
Edema serebri terjadi pada 57% - 87% dari seluruh kematian akibat KAD. Insidensi
edema serebri relatif konstan pada sejumlah negara yang diteliti: Amerika Serikat 0,87%,
Kanada 0,46%, Inggris 0,68%. Dari penderita yang bertahan, sekitar 10-26% mengalami
morbiditas yang signifikan. Meski demikian, sejumlah individu ternyata tidak mengalami
peningkatan morbiditas dan mortalitas bermakna setelah kejadian KAD dan edema serebri.1
Selain edema serebri, penyebab peningkatan angka morbiditas dan mortalitas pada
KAD mencakup hipoglikemia, hipokalemia, hiperkalemia, komplikasi susunan saraf pusat,
hematom, trombosis, sepsis, infeksi, pneumonia aspirasi, edem pulmonar, RDS, dan
emfisema. Beberapa sekuele lanjut yang berkaitan dengan edema serebri dan komplikasi SSP
mencakup insufisiensi hipotalamopituitary, defisiensi growth hormone, dan defisiensi
thyroid-stimulating hormone.2
2.3 Etiologi
Semua kelainan pada ketoasidosis diabetik disebabkan oleh kekurangan insulin baik
absolut maupun relatif yang berkembang dalam beberapa jam atau hari. Pada pasien DM
yang telah diketahui sebelumnya disebabkan oleh kekurangan pemberian kebutuhan insulin
eksogen atau karena peningkatan kebutuhan insulin akibat keadaan atau stres tertentu.4
Stress tersebut dapat berupa :3,4
a. Infeksi
b. Kelainan vaskuler (infark miokard akut)
c. Kelainan endokrin (hipertyroidisme, sindroma chusing)
d. Trauma
e. Kehamilan
f. Stres emosional
g. Peningkatan hormone kontrainsulin (epinefrin, kortisol, glukagon).
2.4 Patofisiologi
Adanya defisiensi insulin baik secara relatif maupun absolute yang disertai
peningkatan hormon-hormon kontra regulator yakni: glucagon, katekolamin, kortisol, dan
growth hormone, menyebabkan hiperglikemia disertai peningkatan lipolisis dan produksi
keton. Defisiensi insulin absolute dan relatif menyebabkan hiperglikemia melalui 3 proses:
peningkatan glukoneogenesis yang terjadi pada hati dan ginjal, peningkatan glikogenolisis
dan gangguan utilisasi glukosa oleh jaringan perifer.1,6,7
Adanya hiperglikemia menyebabkan dieresis osmotic, hal ini akan menyebabkan
dehidrasi dan kehilangan mineral dan elektrolit (Na, K, Ca, Cl, dan PO 4). Nilai ambang ginjal
terhadap kadar glukosa darah (+200 mg/dl) dan keton akan terlampaui, sehingga terjadi
eksresi glukosa melalui ginjal yang mencapai 200 g/hari dan keton urin yang mencapai + 2030 g/hari, dengan total osmolalitas urine + 2000 mOsm. Efek osmotic dari glukosuria
menyebabkan terganggunya reabsorbsi NaCl dan H2O tubulus proksimal dan loop of henle.1
Kombinasi defisiensi insulin dan peningkatan hormone kontra regulator menyebabkan
aktifasi hormone-sensitife lipase pada jaringan lemak.Peningkatan aktifitas lipase pada
jaringan lemak ini menyebabkan pemecahan trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak
bebas. Gliserol merupakan precursor glukoneogenesis di jaringan hati, sedangkan asam
lemak bebas setelah mengalami oksidasi di hati dengan melalui stimulasi glucagon akan di
ubah menjadi keton yang terdiri atas: asetoasetat, B-hidroksibutirat dan aseton.1,6,7Bhidroksibutirat dan asetoasetat merupakan asam kuat yang dapat menyababkan asidosis
metabolic.1,8
Insulin sendiri pada kadar yang rendah lebih merupakan anti-lipolisis daripada untuk
uptake glukosa. Keberadaan insulin
terjadinya KAD atau status hiperglikemi hiperosmolar (SSH) pada penderita DM.1,6
menjelang KAD, dan seringkali disertai gejala mual, muntah dan nyeri perut.Adanya nyeri
perut sering disalahartikan sebagai acute abdomen dan dilaporkan dijumpai pada 40-75%
kasus KAD.1,6,7 Walaupun penyebabnya belum diketahui secara pasti, asidosis metabolic
diduga menjadi penyebab utama gejala nyeri abdomen. Gejala ini akan menghilang
sendirinya setelah asidosisnya teratasi.1,6,7
Pada pemeriksaan klinis sering dijumpai penurunan kesadaran, dan bahkan koma
(10% kasus), tanda-tanda dehidrasi dan syok hipovolemia (kulit/mukosa kering dan
penurunan turgor, hipotensi dan takikardi). Tanda klinis lain adalah nafas cepat dan dalam
(Kussmaul) yang merupakan kompensasi hiperventilasi akibat asidosis metabolic, disertai
bau aseton pada nafasnya.6,9
Walaupun amat jarang terjadi, pada anak yang lebih besar (remaja) keadaan klinis di
atas harus dibedakan dengan status hiperglikemi hiperosmolar (SSH) atau yang dahulu
disebut sebagai hiperglikemia-hiperosmolar non-ketotik.1,9
Pada SHH sering didapatkan tanda klinis antara lain: hiperglikemia (sering melebihi
600 mg/dL), tanpa ketosis atau hanya ringan, asidosis non-ketotik, dehidrasi yang berat,
gangguan kesadaran yang berat, kejang, hemiparesis, reflex Babinski positif, hipertemia, dan
sering disertai nafas Kussmaul (asidosis laktat). Osmolaritas serum sering melebihi 350
mOsm/kg.1,9
KAD juga harus dibedakan dengan penyebab asidosis, dan koma yang lain termasuk:
hipoglikemia, uremia, gastroenteritis dengan asidosis metabolic, asidosis laktat, intoksikasi
salisilat, ensefalitis dan lesi intracranial.9
Hiperglikemia, bila kadar glukosa darah >11 mmol/L (> 200 mg/dL)
Asidosis, bila pH darah <7,3
Kadar bikarbonat < 15 mmol/L.
Riwayat polidipsi, poliuri (biasanya tidak didapatkan pada anak <5 tahun).
Pemeriksaan
fisik(termasukberat
badan),
tekanan
darah,
tanda
asidosis
5%
: Turgor kulit menurun, mukosa kering.
10%
: capillary refill >3 detik, mata cekung
>10% : Syok, nadi lembut, hipotensi.
Konfirmasi biokimia: darah lengkap(sering dijumpai gambaran leukositosis),
kadar glukosa darah, glukosuria dan analisa gas darah.5,12
Resusitasi
- Pertahankan jalan nafas
- Pada syok berat berikan oksigen 100% dengan masker
- Jika syok berikan segera larutan isotonik (saline 0,9%) 20cc/KgBB secara bolus,
-
Pemeriksaan dasar11,12
a. Kadar glukosa darah
b. Elektrolit darah (tentukan corrected Na) dan osmolalitas serum
c. Analisis gas darah, BUN, dan Kreatinin
d. Darah lengkap (pada KAD sering dijumpai gambaran leukositosis), HbA1c,
Urinalisis (dan kultur urin bila ada indikasi)
e. Foto polos dada
f. Keton urin (dan atau keton darah)
Observasi klinik
Penanganan yang aman dari KAD pada anak-anak tergantung pada observasi
klinik yang cermat dari waktu ke waktu. Pemeriksaan dan pencatatan harus dilakukan
atas:2,5,7,11,13
a. Frekuensi nadi, frekuensi nafas, dan tekanan darah tiap jam.
b. Suhu badan dilakukan setiap 2-4 jam
c. Pengukuran balance cairan setiap jam (pemasangan kateter urine mutlak
diperlukan pada kasus-kasus yang berat).
d. Kadar glukosa darah kapiler setiap jam (kurang akurat pada perfusi perifer
yang jelek dan asidosis, perlu dikonfirmasi dengan darah vena setiap 2-4 jam)
e. Tanda klinis dan neurologis atas edema serebri:
8
Sakit kepala
Penurunan frekuensi denyut jantung
Perubahan status neurologis (gelisah, iritabel,drowsiness, kejang
Rehidrasi
Walaupun patogenesis terjadinya edema serebri pada KAD masih belum jelas, namun
penurunan osmolalitas cairan intravaskular yang terlalu cepat dapat meningkatkan resiko
terjadinya edema serebri. Telah disepakati bahwa rehidrasi pada anak dengan KAD harus
diberikan lebih lambat daripada dehidrasi oleh karena penyebab lain.2,5,8,9,11
Tujuan rehidrasi pada KAD adalah: memperbaiki sirkulasi dan perfusi jaringan,
mengganti cairan dan elektrolit dalam 36-48 jam, memulihkan GFR dan meningkatkan
klirens glukosa dan keton dalam darah, menghindari edema serebri akibat pindahnya cairan
ekstrasel ke dalam intrasel.2,5,8,9,11
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
a. Tentukan derajat dehidrasi penderita
b. Gunakan cairan normal saline 0,9%
Penggantian natrium
a. Koreksi Natrium dilakukan secara individual tergantung pengukuran serum
elektrolit.
b. Monitoring serum elektrolit dapat dilakukan setiap 4-6 jam
c. Kadar Na yang terukur adalah lebih rendah, akibat efek dilusi hiperglikemia
yang terjadi.
Penggantian kalium
Pada saat asidosis akan terjadi kehilangan kalium dari tubuh walaupun
konsentrasi di dalam serum masih normal atau meningkat akibat berpindahnya kalium
intrasel ke ekstrasel. Konsentrasi kalium serum akan segera turun dengan pemberian
insulin dan asidosis teratasi.1,2,11,12
a. Pemberian kalium dapat dimulai bila telah dilakukan pemberian cairan
resusitasi, dan pemberian insulin. Dosis yang diberikan adalah 5
mmol/KgBB/hari atau 40 mmol/L cairan
b. Pada keadaan gagal ginjal atau anuria, pemberian kalium harus ditunda.
Penggantian bikarbonat
Asidosis yang berat pada KAD akan membaik dengan pemberian cairan
insulin. Pemberian insulin akan mencegah produksi dan meningkatkan metabolisme
keton. Metabolisme anion keton akan memicu pembentukan bikarbonat yang dapat
mengoreksi asidosis. Di samping itu terapi hipovolemi akan memperbaiki perfusi
jaringan ginjal dan fungsi ginjal,sehingga meningkatkan eksresi asam organik dan
menkatkan eksresi asam organik dan mengurangi asidosis laktat.1,2,8,11,12
10
asidosis
0,1
unit/KgBB/jam
atau
0,05
sampai
<0,05
unit/kgBB/jam
o Pemberian insulin kontinyu dan pemberian glukosa tetap diperlukan untuk
menghentikan ketosis dan merangsang anabolisme.
o Pada saat tidak terjadi perbaikan klinis/laboratoris, lakukan penilaian ulang
kondisi penderita, pemberian insulin, pertimbangkan penyebab kegagalan
respon pemberian insulin (infeksi, dosis pengeceran insulin yang tidak tepat,
adhesi insulin dengan tabung infus).
o Pada kasus tidak didapatkan jalur IV, berikan insulin secara intramuskular atau
subkutan. Perfusi jaringan yang jelek akan menghambat absorbsi insulin.
11
Fase pemulihan
Setelah berhasil mengatasi keadaan KAD, maka dalam fase pemulihan
penderita dipersiapkan untuk: memulai diet per oral setelah sebelumnya nill by
mouth, peralihan insulin drip menjadi subkutan.5,11,12
a. Memulai diet per oral
Diet per oral dapat diberikan bila anak sudah stabil secara metabolik
(KGD <250 mg/dL, pH >7,3, bikarbonat >15 mmol/L), sadardan
tidak mual/muntah.
Saat memulai snack, kecepatan insulin basal dinaikkan menjadi 2x
makanan utama.
Saat memulai makanan, kecepatan insulin basal dinaikkan menjadi
diberikan.
Diberikan short acting insuline setiap 6 jam, dengan dosis individual
tergantung kadar gula darah. Total dosis yang dibutuhkan kurang
12
2.8 Komplikasi
a) Hipoglikemia dan hypokalemia
13
Sebelum era penggunaan insulin dosis rendah seperti saat ini kedua
komplikasi ini sering dijumpai dengan angka kejadian sampai +25%.1 Dengan
penggunaan insulin dosis rendah seperti era sekarang hipoglikemia akan dapat
dihindari dengan monitoring dan evaluasi yang lebih ketat, serta penggantian cairan
rehidrasi dengan dekstrosa 5% saline bila KGD <250 mg/dL. Demikian juga
hipokalemia dapat dicegah dengan monitoring ketat dan penambahan kalium pada
cairan rehidrasinya.1,6
b) Edema serebri
Merupakan komplikasi yang berat dengan kejadian 0,7-1% pada anak KAD 8,
dengan mortalitas sekitar 57-87%.2
c) Asidosis metabolik hiperkloremia
Hiperkloremia terjadi akibat pemberian NaCl 0,9% yang mengandung sekitar
154 mmol/L natrium dan klorida, sehingga terjadi kelebihan 54 mmol/L dari 100
mmol/L klorida di dalam serum. Asidosis ini tidak berbahaya pada kondisi klinik
penderita dan akan terkoreksi dalam 24-48 jam melalui eksresi ginjal.8
2.9 Pencegahan
Dua faktor yang paling berperan pada timbulnya KAD adalah terapi insulin yang tidak
adekuat dan infeksi. Dari pengalaman di Negara maju keduanya dapat dkiatasi dengan
memberikan hotline/akses yang mudah bagi penderita untuk mencapai fasilitas kesehatan,
komunikasi yang efektif antara petugas kesehatan dengan penderita dan keluarga di saat sakit,
serta edukasi.1,8
Langkah-langkah pencegahan efektif yang dapat dilakukan pada penderita DM tipe-1
agar tidak terjadinya KAD adalah deteksi awal adanya dekompensasi metabolic dan
penatalaksanaan yang tepat.7 hal praktis yang dapat dilakukan adalah:1,7,8
1. Menjamin agar jangan sampai terjadi defisiensi insulin (tidak menghentikan
2.
3.
4.
5.
6.
14
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: An, AF
15
RM
: 874532
Umur
: 14 tahun 8 bulan
Jenis kelamin
: laki-laki
Alamat
:Pekanbaru
Tgl. Masuk
: 12 Maret 2015
ALLOANAMNESIS
Diberikan oleh
: Orangtua pasien
Keluhan utama
Sejak 1 hari SMRS pasien tampak lemas dan mulai mengalami penurunan kesadaran.
Sejak 3 hari SMRS pasien muntah muntah. Muntah setiap kali diberi makan dan
minum. Pasien mengeluhkan sulit menelan dan perih pada lidah. Muncul bercak
bercak putih kemerahan pada lidah dan sekitar langit langit. Nyeri perut (+), nyeri
kepala (+). Pasien juga tampak sering minum dan sering kencing. Pasien juga sering
terbangun di malam hari untuk kencing. Volume kencing 1gelas air kemasan ( 200
cc) setiap kali kencing. Berat badan turun drastis, namun orang tua tidak mengetahui
berat badan pasien sebelumnya. Nafsu makan pasien seperti biasa, BAB lunak namun
16
Ayah : wiraswasta
Ibu
; IRT
Riwayat kehamilan
-
Hamil cukup bulan, Lahir spontan ditolong bidan, BBL 4700 gr, PB 51 cm, langsung
menangis, selama hamil ibu tidak pernah sakit dan rutin kontrol ke bidan.
Riwayat imunisasi
-
imunisasi lengkap
Riwayat pertumbuhan
-
Riwayat perkembangan
-
Rumah permanen
Sumber air minum : air galon
Sumber MCK : air sumur
PEMERIKSAAN FISIK
-
Tekanan darah
Nadi
: 90/60 mmHg
: 128 x/menit,
17
: 370 c,
: 28x/menit, cepat dan dalam
Suhu
Napas
Gizi
-
TB
BB
LILA
LK
: 157 cm
: 38 kg
: 17 cm
: 54 cm
Status gizi
Kepala
: normocephali
Rambut
Mata
Konjungtiva
Sklera
Pupil
Refleks cahaya
: pucat (-/-)
: ikterik (+/+)
: isokor 2mm/2mm
: (+/+)
Telinga
Hidung
: sekret (+)
Mulut
Leher :
-
KGB
Kaku kuduk
Dada :
-
Inspeksi
LMCS
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen :
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Status neurologis
-
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah (12/03/2015)
- HB
: 11,9 g/dl
- HT
: 41,9%
- Leukosit
: 19.100 /mm
- Trombosit
: 455.000 /mm
GDS (12/03/2015)
: Error (high)
Elektrolit (12/03/2015)
- Na+
: 141,4 mmol/L
+
- K
: 2,82 mmol/L
- Ca++
:- Cl
: 102,1 mmol/L
-
DIAGNOSIS KERJA
-
DIAGNOSA GIZI
-
Severe malnutrition
PEMERIKSAAN ANJURAN
-
C-peptide
AGDA
Hba1c
TERAPI
Medikamentosa
-
Gizi ;
2750 kkal bila GDS <200 mg/dl
Bila GDS >200 mg/dl, puasakan
20
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad fungsionam
: dubia ad malam
FOLLOW UP
HARI /
SUBJEKT
TGL
13/03/2015
IF
Penurunan
kesadaran,
BAB
belum ada,
BAK
belum ada
OBJEKTIF
ASSESMENT
Kesadaran
somnolen,
RR: 24 x/menit,
T : 36,3 oC,
Nadi : 112
x/menit
Susp. KAD +
hipokalemia
PF mata :
tampak cekung
PF abdomen :
Pal : nyeri tekan
epigastrium
Urin
TERAPI
Apabila syok
IVFD NaCl
0,9% 760
cc/jam
Maintenance
NaCl 0,9%+ 20
meq KCL 26
tpm makro
Insulin drip 2
unit/jam+10 cc
NaCl 0,9%
(0,2cc/jam)+
100 iu (1cc)
Humulin
Ceftriaxon
2x1gr
GDS cek/jam
21
(13/03/2015)
Gizi : 2750 kkal
-Warna: kuning
-Kejernihan:
jernih
-Protein : (-)
-Glukosa: (++)
-Ph: 6
-Keton : (+)
-Nitrit : (-)
-Bilirubin: (-)
-Urobilinogen :
normal
14/3/2015
Penurunan
kesadaran,
cairan
lambung
warna
hitam
BB : 38 kg
Kesadaran
somnolen,
TD : 72/39
mmHg
RR: 31x/menit,
T : 37,6 oC,
HR : 138
x/menit
Susp.KAD+hipokale
mia
PF mata :
tampak cekung
BB : 38 kg
15/3/2014
Pasien
Kesadaran
somnolen,
masih
TD : 100/55
terlihat
mmHg
mengantuk RR: 16x/menit,
T : 36 oC,
, namun
Ketoasidosis
Diabetikum
Apabila syok
IVFD NaCl
0,9% 760
cc/jam
Maintenance
NaCl 0,9% 50
tpm makro
Insulin drip 3
unit/jam+10 cc
NaCl 0,9%
(0,3cc/jam)
stop pukul
23.00 (GDS
185 mg/dl)
Pukul 06.00
(GDS 369
gr/dl)
Pasang
infus insulin
0,2cc/jam
Ceftriaxon
2x1gr
Ranitidin 2x1
amp
Gizi : 2750 kkal
Apabila syok
IVFD NaCl
0,9% 760
cc/jam
Rehidrasi
NaCl
0,9% 200 cc/jam
22
sudah bisa
diajak
berbicara,
BAK
sudah ada
setelah
HR :
115x/menit
Ekstremitas :
CRT > 2, pucat
(+),akral dingin
BAB
belum ada
BB : 38 kg
kateter,
warna
kuning
pekat,
2-3 l/menit
Insulin drip 2 iu
3 iu/jam (100 iu +
10cc NaCl 0,9%
Hasil lab
elektrolit :
Na+ =175,1
mmol/L
K+=3,99
mmol/L
Cl =144,9
mmol/L
pasang
0,2 cc - 0,3
cc/jam sampai GDS
<200 mg/dl. Jika GDS
200 mg/dl lanjutkan
dengan
insulin
dan
lambung bersih
Ceftriaxon 2x1 gr
(hari III)
Omeprazole
1x40mg iv
Nystatin drops 4x1
cc
Diit rendah gula,
kebutuhan
kalori
1800-2160 kkal
Cek GDS sebelum
dan
sesudah
makan
Gizi : 2750 kkal
16/3/2015
Pasien
sudah
Kesadaran
komposmentis
TD : 98/45
Ketoasidosis
Diabetikum
Maintenance
NaCl 0,9% 50
tpm makro
23
terlihat
tidak
begitu
mmHg
RR: 15x/menit,
T : 37,1 oC,
HR : 84x/menit
diajak
bicara,
BAK (+)
warna
kuning,
BAB (-)
2-3L/menit
Insulin drip 2 iu
3 iu/jam (100 iu +
mengantuk
,bisa
O2 nasal kanul
Elektrolit :
Na+ : 179
mmol/L
K+ : 3,5
mmol/L
Ca++ : 0,19
mmol/L
subkutan 5 iu 1-2
menit sebelum makan
Hba1C : 10,2%
C-peptide : 0,15
ng/ml
Ceftriaxon
2x1gr
Omeprazole
1x40mg iv
Nystatin drop
4x1 cc
Diit rendah
gula,
BB : 38 kg
kebutuhan
kalori 18002160 kkal/hari,
Cek GDS
sebelum dan
sesudah makan
17/3/2014
Pasien
sudah
dapat
diajak
bicara,
bicara
Kesadaran
komposmentis
TD:
103/59mmHg,
RR: 15 x/menit,
T : 37,1oC, HR :
65 x/menit
nyambung, BB : 38 kg
Ketoasidosis
Diabetikum
Maintenance
NaCl 0,9% 50
tpm makro
O2 nasal kanul
2-3L/menit
Ceftriaxon
2x1gr
Omeprazole
1x40mg iv
24
BAB dan
Nystatin drop
BAK tidak
ada
4x1 cc
Diit rendah
gula,
keluhan
kebutuhan
kalori 2400
kkal/hari,
dibagi 6 porsi,
pagi 20%,
snack pagi
10%, siang
30%, snack
sore 10%,
malam 20%,
snack malam
10%
Cek GDS /jam
Deteksi
hipoglikemi dan
hiperglikemi
Pasien
sudah
dapat
diajak
bicara,
bicara
nyambung,
Kesadaran
komposmentis
TD:
103/59mmHg,
RR: 15 x/menit,
T : 37,1oC, HR :
65 x/menit
Ketoasidosis
Diabetikum
Maintenance
NaCl 0,9% 50
tpm makro
O2 nasal kanul
2-3L/menit
Ceftriaxon
2x1gr
Omeprazole
1x40mg iv
25
BAB dan
BB : 38 kg
Nystatin drop
4x1 cc
Diit rendah
BAK tidak
ada
gula,
keluhan
kebutuhan
kalori 2400
kkal/hari,
dibagi 6 porsi,
pagi 20%,
snack pagi
10%, siang
30%, snack
sore 10%,
malam 20%,
snack malam
10%
Cek GDS /jam
Deteksi
hipoglikemi dan
hiperglikemi
Demam
(+), batuk
berdahak
Kesadaran
komposmentis
TD:
103/59mmHg,
RR: 15 x/menit,
T : 37,6oC, HR :
65 x/menit
Ketoasidosis
diabetikum + febris
Maintenance
NaCl 0,9% 50
tpm makro
O2 nasal kanul
2-3L/menit
Ceftriaxon
2x1gr
Omeprazole
1x40mg iv
26
BB : 38 kg
Nystatin drop
4x1 cc
Diit rendah
gula,
kebutuhan
kalori 2400
kkal/hari,
dibagi 6 porsi,
pagi 20%,
snack pagi
10%, siang
30%, snack
sore 10%,
malam 20%,
snack malam
10%
Cek GDS /jam
Deteksi
hipoglikemi dan
hiperglikemi
20/3/2015
Demam
(+), batuk
berdahak,
Kesadaran
komposmentis
TD:
100/60mmHg,
KAD + morbili
Ambroxol 20
mg
Salbutamol 7,5
mg
Ctm 1 mg
Pulv 4x1 pulv
Maintenance
NaCl 0,9% 50
tpm makro
O2 nasal kanul
27
bintikbintik
merah
pada
seluruh
tubuh
RR: 20x/menit,
T : 38,3oC, HR :
88 x/menit
2-3L/menit
Ceftriaxon
2x1gr
Omeprazole
1x40mg iv
Nystatin drop
4x1 cc
Diit rendah
Ekstremitas :
Tampak makula
eritem
BB : 38 kg
gula,
kebutuhan
kalori 2400
kkal/hari,
dibagi 6 porsi,
pagi 20%,
snack pagi
10%, siang
30%, snack
sore 10%,
malam 20%,
snack malam
10%
Cek GDS /jam
Deteksi
hipoglikemi dan
hiperglikemi
Ambroxol 20
mg
Salbutamol 7,5
mg
Ctm 1 mg
28
21/3/2015
Demam
(+), batuk
berdahak,
bintikbintik
merah
pada
seluruh
tubuh
Kesadaran
komposmentis
TD:
100/60mmHg,
RR: 20x/menit,
T : 39,1oC, HR :
88 x/menit
Ekstremitas :
Tampak luka
pada dorsum
pedis sinistra,
krusta (+),
nanah(+),darah
(-)
KAD+morbili
4x1 pulv
Gentamisin
2x80mg
Parasetamol
500mg tab (KP)
Maintenance
NaCl 0,9% 50
tpm makro
O2 nasal kanul
2-3L/menit
Ceftriaxon
2x1gr
Omeprazole
1x40mg iv
Nystatin drop
4x1 cc
Diit rendah
gula,
kebutuhan
kalori 2400
BB : 38 kg
kkal/hari,
dibagi 6 porsi,
pagi 20%,
snack pagi
10%, siang
30%, snack
sore 10%,
malam 20%,
snack malam
10%
Cek GDS /jam
Deteksi
hipoglikemi dan
hiperglikemi
Insulin
rapid action 5-7 unit
sebelum makan
22/3/2015
Demam
(+), batuk
berdahak,
bintikbintik
merah
pada
seluruh
tubuh
Kesadaran
komposmentis
TD:
100/60mmHg,
RR: 20x/menit,
T : 39,1oC, HR :
88 x/menit
Ekstremitas :
Tampak luka
pada dorsum
pedis sinistra,
krusta (+),
nanah(+),darah
(-)
BB : 38 kg
KAD+morbili
Ambroxol 20
mg
Salbutamol 7,5
mg
Ctm 1 mg
4x1 pulv
Gentamisin
2x80mg
Parasetamol
500mg tab
(KP)
Vit A
1x20.000iu
Maintenance
NaCl 0,9% 50
tpm makro
O2 nasal kanul
2-3L/menit
Ceftriaxon
2x1gr
Omeprazole
1x40mg iv
Nystatin drop
4x1 cc
Diit rendah
gula,
kebutuhan
kalori 2400
kkal/hari,
dibagi 6 porsi,
pagi 20%,
snack pagi
10%, siang
30%, snack
sore 10%,
malam 20%,
30
snack malam
10%
Cek GDS /jam
Deteksi
hipoglikemi dan
hiperglikemi
23/3/2015
Demam
(+), batuk
berdahak,
bintikbintik
merah
pada
seluruh
tubuh
Kesadaran
komposmentis
TD:
100/60mmHg,
RR: 20x/menit,
T : 39,1oC, HR :
88 x/menit
Ekstremitas :
Tampak luka
pada dorsum
pedis sinistra,
krusta (+),
nanah(+),darah
(-)
KAD+morbili
Ambroxol 20
mg
Salbutamol 7,5
mg
Ctm 1 mg
4x1 pulv
Gentamisin
2x80mg
Parasetamol
500mg tab
(KP)
Vit A
1x20.000iu
Maintenance
NaCl 0,9% 50
tpm makro
O2 nasal kanul
2-3L/menit
Ceftriaxon
2x1gr
Omeprazole
1x40mg iv
Nystatin drop
4x1 cc
Diit rendah
gula,
kebutuhan
31
BB : 38 kg
kalori 2400
kkal/hari,
dibagi 6 porsi,
pagi 20%,
snack pagi
10%, siang
30%, snack
sore 10%,
malam 20%,
snack malam
10%
Cek GDS /jam
Deteksi
hipoglikemi dan
hiperglikemi
24/3/2015
Demam
(-), batuk
berdahak,
Kesadaran
komposmentis
TD:
100/60mmHg,
KAD+morbili
Ambroxol 20
mg
Salbutamol 7,5
mg
Ctm 1 mg
4x1 pulv
Gentamisin
2x80mg
Parasetamol
500mg tab
(KP)
Vit A
1x20.000iu
Maintenance
NaCl 0,9% 50
tpm makro
O2 nasal kanul
32
bintikbintik
merah
pada
seluruh
tubuh
RR: 20x/menit,
T : 37,1oC, HR :
88 x/menit
2-3L/menit
Ceftriaxon
2x1gr
Omeprazole
1x40mg iv
Nystatin drop
4x1 cc
Diit rendah
Ekstremitas :
Tampak luka
pada dorsum
pedis sinistra,
krusta (+),
nanah(+),darah
(-)
gula,
kebutuhan
kalori 2400
BB : 38 kg
kkal/hari,
dibagi 6 porsi,
pagi 20%,
snack pagi
10%, siang
30%, snack
sore 10%,
malam 20%,
snack malam
10%
Cek GDS /jam
Deteksi
hipoglikemi dan
hiperglikemi
Ambroxol 20
mg
Salbutamol 7,5
mg
Ctm 1 mg
33
25/3/2015
Demam
(-), batuk
berdahak,
bintikbintik
merah
pada
seluruh
tubuh
Kesadaran
komposmentis
TD:
100/60mmHg,
RR: 20x/menit,
T : 37,1oC, HR :
88 x/menit
Ekstremitas :
Tampak luka
pada dorsum
pedis sinistra,
krusta (+),
nanah(+),darah
(-)
KAD+morbili
4x1 pulv
Gentamisin
2x80mg
Parasetamol
500mg tab
(KP)
Vit A
1x20.000iu
Maintenance
NaCl 0,9% 50
tpm makro
Ceftriaxon
2x1gr
Omeprazole
1x40mg iv
Nystatin drop
4x1 cc
Diit rendah
gula,
kebutuhan
kalori 2400
kkal/hari,
dibagi 6 porsi,
BB : 38 kg
pagi 20%,
snack pagi
10%, siang
30%, snack
sore 10%,
malam 20%,
snack malam
10%
Cek GDS /jam
Deteksi
hipoglikemi dan
hiperglikemi
Insulin
rapid action 5-7 unit
sebelum makan
26/3/2015
Demam
(+), batuk
berdahak,
bintikbintik
merah
pada
seluruh
tubuh
Kesadaran
komposmentis
TD:
100/60mmHg,
RR: 20x/menit,
T : 39,1oC, HR :
88 x/menit
Ekstremitas :
Tampak luka
pada dorsum
pedis sinistra,
krusta (+),
nanah(+),darah
(-)
BB : 38 kg
KAD ec DM tipe 1 +
morbili
Ambroxol 20
mg
Salbutamol 7,5
mg
Ctm 1 mg
4x1 pulv
Gentamisin
2x80mg
Parasetamol
500mg tab
(KP)
Vit A
1x20.000iu
Maintenance
NaCl 0,9% 50
tpm makro
Ceftriaxon
2x1gr
Omeprazole
1x40mg iv
Nystatin drop
4x1 cc
GDS > 200
Insulin
Ambroxol 20
mg
Salbutamol 7,5
mg
Ctm 1 mg
4x1 pulv
Gentamisin
2x80mg
Parasetamol
500mg tab
(KP)
35
27/3/2015
Demam
(-), batuk
berdahak,
bintikbintik
merah
pada
seluruh
tubuh
Kesadaran
komposmentis
TD:
100/65mmHg,
RR: 20x/menit,
T : 37,1oC, HR :
84 x/menit
Ekstremitas :
Tampak luka
pada dorsum
pedis sinistra,
krusta (+),
nanah(+),darah
(-)
BB : 38 kg
Vit A
1x20.000iu
Diit gula
jagung
Diit DM 2000
kkal
KAD ec DM tipe 1 +
Nystatin drop
4x1 cc
morbili
GDS > 200
Insulin
basal (levemir 2x1)
Insulin
rapid action 5-7 unit
sebelum makan
Ambroxol 20
mg
Salbutamol 7,5
mg
Ctm 1 mg
4x1 pulv
Gentamisin
2x80mg
Parasetamol
500mg tab
(KP)
Vit A
1x20.000iu
Diit gula
jagung
Diit DM 2000
kkal
FOLLOW UP DI RUMAH
HARI /
SUBJEKT
TGL
28/03/2015
IF
Nafsu
makan
meningkat
OBJEKTIF
ASSESMENT
DM tipe 1 tidak
terkontrol
GDS siang :
275 mg/dl
GDS malam :
245 mg/dl
TERAPI
Insulin basal
(levemir 2x1) 7
unit
Insulin rapid
action 7 unit
sebelum makan
Diit DM 2000
kkal
36
29/3/2015
Nafsu
makan
meningkat
30/3/2015
Nafsu
makan
meningkat
31/3/2015
Nafsu
makan
meningkat
1/4/2015
Nafsu
makan
meningkat,
pasien
DM tipe 1 tidak
DM tipe 1 tidak
terkontrol
GDS siang :
377 mg/dl
GDS malam :
412 mg/dl
GDS pagi : 374
mg/dl
DM tipe 1 tidak
terkontrol
GDS siang :
375 mg/dl
GDS malam :
158 mg/dl
GDS pagi : 266
mg/dl
Insulin basal
(levemir 2x1) 7
unit
Insulin rapid
action 7 unit
sebelum makan
Diit DM 2000
terkontrol
GDS siang :
235 mg/dl
GDS malam :
178 mg/dl
GDS pagi : 284
mg/dl
DM tipe 1 tidak
kkal
Insulin basal
(levemir 2x1) 7
unit
Insulin rapid
action 7 unit
sebelum makan
Diit DM 2000
kkal
Insulin basal
(levemir 2x1) 7
unit
Insulin rapid
action 7 unit
sebelum makan
Diit DM 2000
kkal
Rawat inap
kembali
terkontrol
GDS di poli :
348 mg/dl
kontrol ke
poli
FOLLOW UP
HARI /
SUBJEKT
TGL
2/4/2015
IF
Lemas (-),
Demam
(-), nafsu
makan
besar,
mual
OBJEKTIF
ASSESMENT
TERAPI
GDS sesudah
makan (14.00) :
119 mg/dl
DM tipe 1 tidak
terkontrol
GDS sebelum
makan (18.00) :
435 mg/dl
Cek GDS
3x/hari
sebelum dan
sesudah makan
Insulin basal
(levemir 2x1) 7
unit
Insulin rapid
action 7 unit
37
muntah (-),
badan
terasa
GDS sesudah
makan (20.00) :
264 mg/dl
pegal3/4/2015
pegal (+)
Lemas (-),
GDS sebelum
demam (-), makan (06.00) :
124mg/dl
nafsu
makan
baik, mual
muntah (-)
DM tipe 1 tidak
terkontrol
GDS sesudah
makan (09.30) :
259 mg/dl
GDS sebelum
makan (18.00) :
323 mg/dl
GDS
sesudah
Cek GDS
3x/hari
sebelum dan
sesudah makan
Insulin basal
(levemir 2x1) 7
unit
Insulin rapid
action 7 unit
jika GDS >200
mg/dl sebelum
makan
Diit DM 2500
kkal
makan (21.00) :
4/4/2015
189 mg/dl
GDS sebelum
demam (-), makan (06.00) :
178mg/dl
nafsu
Lemas (-),
makan
baik, mual
muntah (-)
DM tipe 1 tidak
terkontrol
GDS sesudah
makan (09.30) :
88 mg/dl
GDS sebelum
makan (18.00) :
318 mg/dl
5/4/2015
Lemas (-),
demam (-),
nafsu
makan
baik, mual
muntah (-)
GDS sesudah
makan (20.00) :
206 mg/dl
GDS sebelum
makan (06.00) :
406 mg/dl
GDS sesudah
makan (09.00) :
297 mg/dl
DM tipe 1 tidak
terkontrol
Cek GDS
3x/hari
sebelum dan
sesudah makan
Insulin basal
(levemir 2x1) 7
unit
Insulin rapid
action 7 unit
jika GDS >200
mg/dl sebelum
makan
Diit DM 2500
kkal
Cek GDS
3x/hari
sebelum dan
sesudah makan
Insulin basal
(levemir 2x1) 7
unit
Insulin rapid
38
action 7 unit
jika GDS >200
mg/dl sebelum
makan
Diit DM 2500
kkal
GDS sebelum
makan (18.45) :
489 mg/dl
6/4/2015
Lemas (-),
demam (-),
nafsu
makan
baik, mual
muntah (-)
GDS sesudah
makan (19.45) :
398 mg/dl
GDS sebelum
makan (06.00) :
124mg/dl
DM tipe 1 tidak
terkontrol
GDS sesudah
makan (09.30) :
259 mg/dl
GDS sebelum
makan (18.00) :
500 mg/dl
GDS sesudah
makan (20.30) :
182 mg/dl
7/4/2015
Lemas (-),
demam (-),
nafsu
makan
baik, mual
muntah (-)
GDS sebelum
makan (06.00) :
119mg/dl
DM tipe I
GDS sesudah
makan (09.30) :
216 mg/dl
GDS sebelum
makan (18.00) :
250 mg/dl
Cek GDS
3x/hari
sebelum dan
sesudah makan
Insulin basal
(levemir 2x1) 7
unit
Insulin rapid
action 7 unit
jika GDS >200
mg/dl sebelum
makan
Diit DM 2500
kkal
Cek GDS
3x/hari
sebelum dan
sesudah makan
Insulin basal
(levemir 2x1) 7
unit
Insulin rapid
action 7 unit
jika GDS >200
mg/dl sebelum
makan
Diit DM 2500
kkal
FOLLOW UP DI RUMAH
HARI /
SUBJEKT
OBJEKTIF
ASSESMENT
TGL
8/4/2015
IF
Nafsu
DM tipe 1 tidak
TERAPI
Insulin basal
39
makan
meningkat
9/4/2015
Nafsu
makan
meningkat
10/4/2015
Nafsu
makan
meningkat
11/4/2015
Nafsu
makan
meningkat
12/4/2015
Nafsu
makan
meningkat,
mg/dl
terkontrol
GDS siang :
297 mg/dl
GDS malam :
397 mg/dl
GDS pagi : 394
mg/dl
DM tipe 1 tidak
DM tipe 1 tidak
terkontrol
DM tipe 1 tidak
terkontrol
GDS siang :
373 mg/dl
GDS malam :
232 mg/dl
GDS pagi : 281
mg/dl
GDS di siang :
509 mg/dl
Insulin basal
(levemir 2x1) 7
unit
Insulin rapid
action 7 unit
sebelum makan
Diit DM 2000
GDS siang :
377 mg/dl
GDS malam :
412 mg/dl
GDS pagi : 374
mg/dl
terkontrol
GDS siang :
302 mg/dl
GDS malam :
232 mg/dl
GDS pagi : 77
mg/dl
(levemir 2x1) 7
unit
Insulin rapid
action 7 unit
sebelum makan
Diit DM 2000
kkal
DM tipe 1 tidak
terkontrol
kkal
Insulin basal
(levemir 2x1) 7
unit
Insulin rapid
action 7 unit
sebelum makan
Diit DM 2000
kkal
Insulin basal
(levemir 2x1) 7
unit
Insulin rapid
action 7 unit
sebelum makan
Diit DM 2000
kkal
Insulin basal 7
unit
Insulin rapid
action 9 unit
(pagi) dan 10
unit (siang)
sebelum makan
Diit DM 2000
kkal
40
BAB IV
PEMBAHASAN
Anak AF, 14 tahun 8 bulan datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari
SMRS.Sesak nafas ini merupakan pertama kali dialami pasien. Awalnya 3 hari SMRS pasien
muntah-muntah. Muntah setiap kali diberi makan dan minum. Pasien juga tampak sering
minum dan sering kencing, pasiaen sering terbangun malam hari untuk kencing. Volume
kencing kira-kira 1 gelas air kemasan (200 cc) setiap kencing. Berat badan terasa turun
drastis dalam beberapa minggu belakangan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
41
somnolen, nafas 28 kali/menit cepat dan dalam, nadi 120 kali/menit, dari pemeriksaan GDS
didapatkan kadar gula sewaktu Error (high).
KAD didefenisikan sebagai kondisi yang mengancam jiwa yang disebabkan
penurunan kadar insulin efektif di dalam tubuh, atau berkaitan dengan resistensi insulin, dan
peningkatan produksi hormone-hormon kontra regulator yakni: glucagon, katekolamin,
kortisol dan growth hormone.2,5 Gejala klinis KAD biasanya berlangsung cepat dalam
waktu kurang dari 24 jam. Poliuri, polidipsi dan penurunan berat badan yang nyata
biasanya terjadi beberapa hari menjelang KAD, dan seringkali disertai gejala mual,
muntah dan nyeri perut. Pada pemeriksaan klinis sering dijumpai penurunan kesadaran,
dan bahkan koma (10% kasus), tanda-tanda dehidrasi dan syok hipovolemia (kulit/mukosa
kering dan penurunan turgor, hipotensi dan takikardi). Tanda klinis lain adalah napas cepat dan
dalam (Kussmaul) yang merupakan kompensasi hiperventilasi akibat asidosis metabolik,
disertai bau aseton pada napasnya.1,6,7 Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien ini
dapat didiagnosis ketoasidosis diabetikum. Penentuan diagnosis berdasarkan terdapatnya
gejala asidosis,pernafasan cepat dan dalam (kussmaul), mual muntah dan sakit perut seperti
akut abdomen, penurunan kesadaran, nafas bau aseton, produksi urine tinggi dan dari
pemeriksaan gula darah sewaktu didapatkan Error (High).
Upaya rehidrasi pertama diberikan oksigen 100% berupa cairan intravena NaCl 0,9%
+ KCL 20 meq 26 tpm makro 760 cc selama 30 menit sudah sesuai dengan protap KAD
untuk mengatasi syok, pemberian KCL dilakukan untuk melakukan koreksi terhadap
hipokalemia. Koreksi rehidrasi dilakukan selama 36-48 jam pertama secara perlahan sampai
terus memantau kadar elektrolit darah karena pemberian rehidrasi berupa NaCl dapat
menyebabkan terjadinya hipernatremia. 5,9,11,12
Pada hari pertama pasien diberikan terapi insulin drip 2 cc/jam. Hal ini dikarenakan
salah komunikasi. Sehingga pasien dilakukan rehidrasi kembali. Penatalaksanaan KAD yaitu
pemberian insulin drip melalui syringe pump dengan dosis 0,05-0,1 unit/KgBB/Jam.7,11,12
Pada pasien ini dilakukan monitoring ketat terhadap kadar gula sewaktu dengan target
penurunan bertahap dengan kecepatan 75-100 mg/dL/jam. Dan pada pasien dipuasakan
selama kadar glukosa darah bila masih tinggi.
Pada pasien ini juga diberikan insulin basal dan insulin rapid action. Basal insulin
(Levemir) untuk menjaga kadar gula darah pada pasien selama 10 jam yang diberikan 2 x
sehari, dengan dosis 7 unit/12 jam. Sedangkan pemberian insulin rapid action(Novorapid)
diberikan 2 menit sebelum makan dengan dosis 4-7 unit.5,11,12 Dilakukan kontrol gula darah
secara simultan dengan target GDS <200 mg/dL. Pemberian edukasi pada pasien agar dapat
42
melakukan pemeriksaan gula darah sendiri, penyuntikan insulin secara mandiri dan edukasi
asupan makanan pada pasien agar kadar gula darah sesuai target.
Setelah berhasil mengatasi keadaan KAD, maka dalam fase pemulihan penderita
dipersiapkan untuk memulai diet per oral setelah sebelumnya. Diet per oral dapat diberikan
bila anak sudah stabil secara metabolik (KGD <250 mg/dL, pH >7,3, bikarbonat >15
mmol/L), sadar dan tidak mual/muntah.
5,11,12
dinaikkan menjadi 2x sampai 30 menit snack berakhir. Bila anak dapat menghabiskan snack
nya, bisa dimulai makanan utama. Saat memulai makanan, kecepatan insulin basal
dinaikkan menjadi 2x sampai 60 menit sesudah makan utama berakhir. Pasien mendapatkan
diit rendah gula, kebutuhan kalori 2400 kkal/hari, dibagi 6 porsi, pagi 20%, snack pagi 10%,
siang 30%, snack sore 10%, malam 20%, snack malam 10%.
DAFTAR PUSTAKA
43
44