Anda di halaman 1dari 62

RSUD ARIFIN ACHMAD

Fakultas Kedokteran UNRI


SMF/ BAGIAN SARAF
Sekretariat : SMF Saraf Irna Medikal Lantai 3
Jl. Diponegoro No. 2 Telp. (0761) 7026225
PE KAN BAR U

STATUS PASIEN

Nama Koass :

Widyana Lies Susanti

N I M

0708120352

Tanggal

30 Oktober 2012

Pembimbing :

dr. Agus Trijoko,SpS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama

Tn.M

Umur

33 Tahun

Jenis kelamin

Laki-laki

Alamat

Jl. Pemuda Ujung No.40 Kec. Payung Sekaki


Pekanbaru

Agama

Islam

Status perkawinan

Kawin

Pekerjaan

Petugas Dinas Kebersihan

Tanggal Masuk RS

23 Oktober 2012

Medical Record

78 51 86

II. ANAMNESIS (autoanamnesis dan alloanamnesis dari : istri pasien)


Keluhan Utama
Nyeri pinggang yang menjalar hingga ke tungkai kiri.
Riwayat Penyakit Sekarang
-

Nyeri pinggang yang menjalar hingga tungkai kiri sejak 9 hari yang
lalu. Nyeri yang dirasakan pasien seperti ditusuk-tusuk dan pegal.
Nyeri awalnya timbul tiba-tiba ketika bangun dari tidur. Pasien
berjalan dengan dipapah. Pasien juga merasakan nyeri perut bawah,
perut bawah membesar, pasien tidak bisa mengeluarkan BAK sama
sekali. Pasien dibawa ke IGD RSUD Arifin Achmad dan dipasang
selang kencing dan nyeri perut bawah hilang dan perut bawah
mengempis. Namun nyeri pinggang hingga tungkai tetap tidak
berkurang. Pasien dirawat diruangan Merak 2 RSUD Arifin Achmad.

10 hari yang lalu pasien mengeluhkan lemah pada kaki kiri, pasien
hanya bisa berjalan dengan dipapah. Nyeri pinggang menjalar hingga
ke tungkai kiri, nyeri bertambah bila pasien berdiri dan berjalan.
Nyeri seperti ditusuk dan terasa lemah.

Tidak ada demam maupun

penurunan berat badan yang drastis. Buang Air Besar (BAB) tidak
lancar, Buang Air Kecil (BAK) tiba-tiba terganggu, nyeri saat ingin
BAK, BAK sedikit-sedikit, rasa tidak puas setelah BAK.
Riwayat Penyakit Dahulu
2

Riwayat nyeri pinggang (+) 1 bulan yang lalu, hilang setelah diurut
dan istirahat, BAK lancar, nyeri hanya timbul saat pasien kelelahan.

Riwayat trauma (+), pasien terduduk saat terjadi kecelakaan 11 tahun


yang lalu.

Tidak ada riwayat penyakit ginjal.

Tidak ada penyakit radang pankreas ataupun radang kandung empedu.

Riwayat Penyakit Keluarga


(-)

Riwayat Kebiasaan
Pasien bekerja sebagai pengangkut sampah, memindahkan tong sampah dan
sampah dijalanan ke atas mobil sampah.

RESUME ANAMNESIS
Tn.M, , 33 tahun, datang ke RSUD AA dengan keluhan nyeri pinggang
yang menjalar hingga tungkai kiri. Nyeri yang dirasakan pasien seperti
ditusuk-tusuk dan pegal. Nyeri awalnya timbul tiba-tiba ketika bangun dari
tidur. Pasien berjalan dengan dipapah. Pasien juga merasakan nyeri perut
bawah, perut bawah membesar, pasien tidak bisa mengeluarkan BAK sama
sekali. Pasien dibawa ke IGD RSUD Arifin Achmad dan dipasang selang
kencing dan nyeri perut bawah hilang dan perut bawah mengempis.

III. PEMERIKSAAN
A. KEADAAN UMUM
Tekanan darah : kanan

: 120/80 mmHg,

kiri : 120/80 mmHg


3

Denyut nadi

: kanan

: 80x/mnt, teratur kiri

Jantung

: HR

Paru

: Respirasi : 15x /mnt

Status gizi

: berat badan : 55kg

Suhu

: 36,7oC

Lain lain

: lingkar betis 8cm/8 cm = eutrofi

: 80x/mnt, teratur

: 80x/ mnt, irama : sinus


tipe : Abdominotorakal
tinggi badan: 165 cm

B. STATUS NEUROLOGIK
1) KESADARAN

: Komposmentis GCS 15, : E4 M6

V5

2) FUNGSI LUHUR : Normal


3) KAKU KUDUK

: Tidak ada

4) SARAF KRANIAL

1. N. I (Olfactorius )
Daya pembau

Kanan

Kiri

Keterangan

DBN

DBN

Dalam Batas Normal

2. N.II (Opticus)
Kanan

Kiri

Daya penglihatan

DBN

DBN

Lapang pandang

DBN

DBN

Pengenalan warna

DBN

DBN

Keterangan
Dalam Batas Normal

3. N.III (Oculomotorius)
Ptosis

Kanan

Kiri

Keterangan

(-)

(-)

Normal

Bulat

Bulat

Normal

Pupil
Bentuk

Ukuran
Gerak bola mata

3 mm

3 mm

DBN

DBN

(+)

(+)

(+)

(+)

Normal

Refleks pupil
Langsung
Tidak langsung

Normal
Normal

4. N. IV (Trokhlearis)
Kanan

Kiri

Keterangan

DBN

DBN

Dalam Batas Normal

Kanan

Kiri

Keterangan

Motorik

DBN

DBN

Normal

Sensibilitas

(+)

(+)

Normal

Refleks kornea

(+)

(+)

Normal

Kanan

Kiri

Keterangan

Gerak bola mata

DBN

DBN

Strabismus

(-)

(-)

Deviasi

(-)

(-)

Kanan

Kiri

(-)

(-)

Gerak bola mata


5. N. V (Trigeminus)

6. N. VI (Abduscens)

Dalam Batas Normal

7. N. VII (Facialis)
Tic

Keterangan

Motorik:
- sudut mulut
- menutup mata
-mengerutkan

Normal

Normal

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

Normal

dahi
-mengangkat alis
-lipatan
nasolabial
Daya perasa

Normal
(+)

(+)

(-)

(-)

Tanda chvostek
8. N. VIII (Vestibulo-Kokhlearis)
Kanan

Kiri

Keterangan

DBN

DBN

Dalam Batas Normal

Kanan

Kiri

Keterangan

Arkus farings

DBN

DBN

Daya perasa

DBN

DBN

Pendengaran

9. N. IX (Glossofaringeus)

Refleks muntah

10.

(+)

Dalam Batas Normal

(+)

N. X (Vagus)
Kanan

Kiri

Arkus farings

DBN

DBN

Dysfonia

(-)

(-)

Keterangan
Dalam batas normal

11. N. XI (Assesorius)
6

Kanan

Kiri

Keterangan

DBN

DBN

Dalam Batas Normal

Motorik
i. Menengok
ii. Mengangkat

DBN

DBN

bahu
Eutrofi

Trofi
12.

Eutrofi

N. XII (Hipoglossus)
Kanan

Kiri

Motorik

DBN

DBN

Trofi

Eutrofi

Eutrofi

Tremor

Disartri

Keterangan
Dalam Batas Normal

IV. SISTEM MOTORIK


Kanan

Kiri

Keterangan

Normal

Normal

Normal

Eutrofi

Eutrofi

(-)

(-)

Ekstremitas atas
Kekuatan
Distal
Proksimal
Tonus
Trofi
Ger.involunter
Ekstremitas bawah

Proksimal

Eutrofi
Normal

Kekuatan

Kekuatan
Distal

Normal

Nyeri

motorik

Nyeri

dinilai

sulit
karena

adanya rasa nyeri


Normal

Normal

Normal
7

Tonus

Eutrofi

Eutrofi

Eutrofi

Trofi

(-)

(-)

Normal

(-)

(-)

Normal

(-)

(-)

Normal

(+)

(+)

Normal

Ger.involunter
Badan
Trofi
Ger. Involunter
Ref.dinding perut

Tidak dilakukan

Refleks Kremaster
V. SISTEM SENSORIK
Sensasi

Kanan

Kiri

Keterangan

Raba

Dalam batas normal

Nyeri

Suhu

Propioseptif

Kanan

Kiri

Keterangan

(+)

(+)

Refleks fisiologis (+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(+)

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

(-)

VI. REFLEKS
Refleks
Fisiologis
Biseps
Triseps
KPR
APR
Patologis
Babinski
Chaddock
Hoffman
Tromer

Refleks patologis ( -)

Reflek primitif :

(-)

(-)

Palmomental

(-)

(-)

Snout
VII. FUNGSI KORDINASI
Pemeriksaan
Test

Kanan

telunjuk DBN

Kiri

Keterangan

DBN

Dalam

Batas

hidung

Normal

Test tumit lutut

Tidak dapat dinilai

Gait

Tidak dapat di nilai

Tandem

Tidak dapat dinilai

Romberg

Tidak dapat di nilai

VIII. SISTEM OTONOM


Miksi

: retensio urin (+)

Defekasi

: konstipasi (+)

IX. PEMERIKSAAN KHUSUS/LAIN


a. Laseque

: (-/+)

b. Kernig

: (-/+)

c. Patrick

: (-)/(+)

d. Kontrapatrick

: (-)/(+)

e. Valsava test

: (-)/(-)

f. Brudzinski

: (-)/(-)

X. RESUME PEMERIKSAAN
9

Keadaan umum
Kesadaran

: komposmentis , GCS : E4 M6 V5

Tekanan darah : 120/80 mmHg


Denyut nadi
Pernafasan

: 80 x/mnt,teratur
: 15 kali permenit

Fungsi luhur

: normal

Rangsang meningeal

: (-)

Saraf kranial

: dalam batas normal

Motorik

: sulit dinilai karena rasa nyeri pada


ekstremitas bawah kiri

Sensorik

: dalam batas normal

Kordinasi

: tidak dapat dinilai

Otonom

: retensio urin dan konstipasi

Refleks

Fisiologis

: Dalam Batas Normal

Patologis

: (-)

Lainnya

: laseque, patrick, kontrapatrick(+)

D. DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSA KLINIS

: Low back pain + ischialgia sinistra

DIAGNOSA TOPIK

: nukleus pulposus

DIAGNOSA ETIOLOGIK
DIAGNOSA BANDING

: Trauma repetitif
: Herniasi nukleus pulposus

E. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium kimia darah : kreatinin, ureum.

Rontgen lumbosakral PA dan lateral

10

MRI Lumbosakral

F. PENATALAKSANAAN
a. Umum
-

Pemberian nutrisi peroral sesuai kebutuhan kalori pasien

Tirah baring

b. Khusus
-

IVFD RL 20 gtt drip ketorolac 1 amp


Inj.Ranitidine 2x1
Konsul ke Bedah Ortopedi

G. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Kimia darah ( 24 oktober 2012)
Cholesterol : 152 mg/dL
Cr-s

: 0,69 mg/dL

Ureum : 23,5 mg/dL


Uric

: 5,1

Kesan : normal
2. Rontgent Lumbosakral (24 oktober 2012)

11

Vertebra lumbal :
Tidak ada fraktur
Discus intervertebralis dalam batas normal

Kesan:
Vertebra lumbal dalam batas normal

5. MRI Lumbosacral

12

Hasil interpretasi MRI


lumbosacral tanpa kontras ( 25 oktober 2012)
MRI dibuat potongan axial,coronal, dan sagital T1W1 dan T2W1 serta T2
fat
- Struktur tulang baik, tak tampak lesi, tak tampak listesis, tampak protusio
diskus
- L4-L5 tipe sentral dengan pendorongan thecal sac dan menekan radix
nervus spinalis kanan dan kiri disertai penyempitan canalis spinalis.
- L5-S1 tipe sentral dengan pendorongan thecal sac tanpa penekanan
maupun iritasi radix nervus spinalis tanpa penyempitan canalis spinalis
- tampak degenereasi discus L4-5 s/d L5-S1 grade 2
- tak tampak degenerasi end plate.

13

- foramen intervertebralis tak menyempit.


- ligamen flavum tak menebal
- medula spinalis dan qauda equina baik. Tak tampak lesi.
- jaringan lunak paravertebral baik.
Hasil MRI
- HNP L4-L5 sentral yang menekan radix N.spinalis L5 bilateral dengan
stenosis canalis
- HNP L4-5 sentral tanpa menekan maupun mengiritasi radix nervus spinalis
- Degenerasi discus multipel grade 2
- Tak tampak penyempitan foramen intervertebralis
- Tak tampak degenerasi end plate
- Tak tampak kelainan pada medula spinalis

H. FOLLOW UP
30 Oktober 2012
S : nyeri pinggang menjalar ke tungkai (-), BAK masih menggunakan
selang kencing, BAB sudah lancar setelah diberikan obat pencahar,
pasien tidak merasakan saat akan BAB, pasien sudah bisa berjalan
dengan menyeret kakinya.
O: Keadaan umum
Kesadaran : komposmentis, E4M6V5
Vital sign : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 78x/menit
RR : 18x/menit
T : 36,50c

14

Fungsi luhur : normal


Saraf kranial : normal
Motorik :
Kekuatan otot
5

Sensorik : normal
Reflex : fisiologis :+
Patologis : Otonom : retensio uri & inkontinensia alvi
Rectal toucher : spingter ani hipotoni
Koordinasi : sulit dinilai, pemeriksaan telunjuk hidung (+), tes
koordinasi lain tidak

dapat dilakukan, pasien masih

belum bisa berjalan sempurna.


Pemeriksaan lain : vertebra : nyeri tekan daerah lumbal (-)
Laseque :-/Patrick : -/- ; kontrapatrick -/Hasil pengukuran tungkai dextra/sinistra : 8 cm/8
cm

kesan eutrofi

A : Hernia nukleosus pulposus


P : IVFD RL 16 tpm
Inj. Ketorolac 2x1
Inj. Ranitidin 2x1

31 Oktober 2012

15

S : nyeri pinggang menjalar ke tungkai (-), BAK masih menggunakan


selang kencing, BAB sudah lancar setelah diberikan obat pencahar,
pasien tidak merasakan saat akan BAB, pasien sudah bisa berjalan
dengan menyeret kakinya.
O: Keadaan umum
Kesadaran : komposmentis, E4M6V5
Vital sign : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 15x/menit
T : 36,70c
Fungsi luhur : normal
Saraf kranial : normal

Motorik :
Kekuatan otot
5

Sensorik : normal
Reflex : fisiologis :+
Patologis : Otonom : retensio uri & inkontinensia alvi
Koordinasi : sulit dinilai, pemeriksaan telunjuk hidung (+), tes
koordinasi lain tidak

dapat dilakukan, pasien masih

belum bisa berjalan sempurna.

16

Pemeriksaan lain : vertebra : nyeri tekan daerah lumbal (-)


Laseque :-/Patrick : -/- ; kontrapatrick -/A : Hernia nukleosus pulposus
P : IVFD RL 16 tpm
Inj. Ketorolac 2x1
Inj. Ranitidin 2x1

1 November 2012
S : nyeri pinggang menjalar ke tungkai (-), BAK masih menggunakan
selang kencing, BAB sudah lancar setelah diberikan obat pencahar,
pasien mengaku sudah dapat menyadari saat akan BAB, pasien sudah
bisa berjalan dengan baik. Pasien minta pulang.
O: Keadaan umum
Kesadaran : komposmentis, E4M6V5
Vital sign : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
RR : 18x/menit
T : 36,60c

Fungsi luhur : normal


Saraf kranial : normal
Motorik :
Kekuatan otot
5

5
17

Sensorik : normal
Reflex : fisiologis :+
Patologis : Otonom : retensio uri & inkontinensia alvi
Koordinasi : dalam batas normal.
Pemeriksaan lain : vertebra : nyeri tekan daerah lumbal (-)
Laseque :-/Patrick : -/- ; kontrapatrick -/A : Hernia nukleosus pulposus
P : IVFD RL 16 tpm
Inj. Ketorolac 2x1
Inj. Ranitidin 2x1
Pasien minta pulang paksa.
Obat diganti dengan obat oral
Meloxicam 3 x 15 mg
Ranitidin 2x 1
Amitriptilin 0-0-1/2

PEMBAHASAN
Low back pain
18

Definisi
Low back pain adalah nyeri yang dirasakan pada daerah punggung
bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun

nyeri

radikuler atau

keduanya . Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong
bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan
penjalaran nyeri kearah tungkai dan kaki. 1
Klasifikasi1
Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu:
Acute low back pain
Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya
sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini
dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena
luka traumatik seperti kecelakaan

mobil atau

terjatuh, rasa nyeri dapat

hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan,


juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih
serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh
sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang akut terfokus
pada istirahat dan pemakaian analgesik.
Chronic low back pain
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang
berulang-ulang atau

kambuh

kembali. Fase ini biasanya memiliki onset

yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain

19

dapat terjadi karena osteoarthritis , rheumatoidarthritis , proses degenerasi


discus intervertebralis dan tumor.

Disamping hal tersebut diatas terdapat juga klasifikasi patologi yang


klasik yang juga dapat dikaitkan LBP. Klasifikasi tersebut adalah :
1. Trauma
2. Infeksi
3. Neoplasma
4. Degenerasi
5. Kongenital
EPIDEMIOLOGI2
Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting pada semua negara. Besarnya masalah yang diakibatkan oleh nyeri
pinggang dapat dilihat dari ilustrasi data berikut. Pada usia kurang dari 45
tahun, nyeri pinggang menjadi penyebab kemangkiran yang paling sering,
penyebab tersering kedua kunjungan ke dokter, urutan kelima masuk rumah
sakit dan masuk 3 besar tindakan pembedahan. Pada usia antara 19-45
tahun, yaitu periode usia yang paling produktif, nyeri pinggang menjadi
penyebab disabilitas yang paling tinggi.

20

Di Indonesia, LBP dijumpai pada golongan

usia 40 tahun. Secara

keseluruhan, LBP merupakan keluhan yang paling banyak dijumpai (49 %).
Pada negara maju prevalensi orang

terkena LBP adalah sekitar 70-80 %.

Pada buruh di Amerika, kelelahan LBP meningkat sebanyak 68 % antara thn


1971-1981. Sekitar 80-90% pasien LBP menyatakan bahwa mereka tidak
melakukan

usaha

apapun

untuk

mengobati

penyakitnya

jadi

dapat

disimpulkan bahwa LBP meskipun mempunyai prevalensi yang tinggi


namun penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya.
ANATOMI1
Struktur utama dari

tulang

punggung adalah

vertebrae, discus

invertebralis, ligamen antara spina, spinal cord, saraf, otot punggung,


organ-organ dalam disekitar pelvis,

abdomen dan kulit yang menutupi

daerah punggung.
Columna vertebralis (tulang punggung) terdiri atas :
1. Vertebrae cervicales

7 buah

2. Vertebrae thoracalis

12 buah

3. Vertebrae lumbales

5 buah

4. Vertebrae sacrales

5 buah

5. Vertebrae coccygeus

4-5 buah

Vertebra cervicales, thoracalis dan lumbalis termasuk golongan

true

vertebrae.

21

Pada vertebrae juga terdapat otot-otot yang terdiri atas :


1. Musculus trapezius
2. Muskulus latissimus dorsi
3. Muskulus rhomboideus mayor
4. Muskulus rhomboideus minor
5. Muskulus levator scapulae
6. Muskulus serratus posterior superior
7. Muskulus serratus posterior inferior
8. Muskulus sacrospinalis
9. Muskulus erector spinae
10. Muskulus transversospinalis
11. Muskulus interspinalis
Otot-otot tersebut yang menghubungkan bagian punggung ke arah
ekstrremitas maupun yang terdapat pada bagian punggung itu sendiri.Otot
pada punggung memiliki fungsi sebagai pelindung dari columna spinalis,
pelvis dan ekstremitas. Otot punggung yang mengalami luka mungkin dapat
menyebabkan terjadinya low back pain.

22

23

PENYEBAB1
Penyebab nyeri pinggang bawah bermacam-macam dan multifaktor.
Di antaranya dapat disebut :
1) KELAINAN KONGENITAL
Kelainan kongenital tidak merupakan penyebab nyeri pinggang bawah
yang penting. Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan nyeri pinggang
bawah adalah :

a)

Spondilolisis dan spondilolistesis


Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus
vertebrae itu

( in utero ) arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus

vertebraenya sendiri. Pada spondilolistesis korpus vertebrae itu sendiri

biasanya L5 ) tergeser ke depan. Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi


itu masih berada dalam kandungan, namun ( oleh karena timbulnya kelinankelainan degeneratif ) sesudah berumur 35 tahun, barulah timbul keluhan
24

nyeri pinggang. Nyeri pinggang ini berkurang / hilang bila penderita duduk
atau tidur. Dan akan bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan.
Spondilolitesis dapat mengakibatkan tertekuknya radiks L5 sehingga timbul
nyeri radikuler.
b) Spina Bifida
Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi
oleh kulit yang berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah itu
ada tersembunyi suatu spina bifida okulta.
Pada foto rontgen tampak bahwa terdapat suatu hiaat pada arkus
spinosus di daerah lumbal atau sakral. Karena adanya defek tersebut maka
pada tempat itu tidak terbentuk suatu ligamentum interspinosum. Keadaan
ini akan menimbulkan suatu lumbo-sakral strain yang oleh si penderita
dirasakan sebagai nyeri pinggang.

c)

Stenosis kanalis vertebralis


Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara radiologis. Walaupun
penyakit telah ada sejak lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah
penderita berumur 35 tahun. Gejala yang tampak adalah timbulnya nyeri
radikuler bila si penderita jalan dengan sikap tegak. Nyeri hilang begitu
penderita berhenti jalan atau bila ia duduk. Untuk menghilangkan rasa
nyerinya maka penderita lantas jalan sambil membungkuk.
d) Spondylosis lumbal

25

Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan discus


intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.

e)

Spondylitis
Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang . ini
merupakan penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama
mengenai orang muda dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan sebagai
akibat peradangan sendi-sendi dengan osifikasi dan ankilosing sendi tulang
belakang.
2) TRAUMA DAN GANGGUAN MEKANIS
Trauma dan

gangguan mekanis merupakan penyebab utama

nyeri

pinggang bawah. Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan


otot atau sudah lama tidak melakukan kegiatan ini dapat menderita nyeri
pinggang bawah yang akut. Cara bekerja di pabrik atau di kantor dengan
sikap yang salah lama-lama nenyebabkan nyeri pinggang bawah yang
kronis.
Patah

tulang, pada orang yang umurnya sudah agak lanjut sering

oleh karena trauma kecil saja dapat menimbulkan fraktur kompresi pada
korpus vertebra. Hal ini banyak ditemukan

pada kaum wanita terutam a

yang sudah sering melahirkan. Dalam hal ini tidak jarang osteoporosis
menjadi sebab dasar daripada fraktur kompresi. Fraktur pada salah satu
prosesus transversus terutama ditemukan pada orang-orang lebih muda yang
melakukan kegiatan olahraga yang terlalu dipaksakan.

26

Pada penderita dengan obesitas mungkin perut yang besar dapat


menggangu keseimbangan statik dan kinetik dari tulang belakang sehingga
timbul nyeri pinggang.
Ketegangan mental terutama ketegangan dalam

bidang seksual atau

frustasi seksual dapat ditransfer kepada daerah lumbal sehingga timbul


kontraksi otot-otot paraspinal secara terus menerus sehingga timbul rasa
nyeri pinggang. Analog dengan tension headache maka nyeri pinggang
semacam ini dapat dinamakan tension backache .
3. RADANG ( INFLAMASI )
Artritis rematoid dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra.
Artritis rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan ikat
mesenkimal.
Penyakit Marie-Strumpell, yang juga dikenal dengan nama spondilitis
ankilosa atau bamboo spine terutama mengenai pria dan
mengenai kolum vertebra dan persendian

terutama

sarkoiliaka. Gejala yang sering

ditemukan ialah nyeri lokal dan menyebar di daerah pinggang disertai


kekakuan ( stiffness ) dan kelainan ini bersifat progresif.
4. TUMOR ( NEOPLASMA )
Tumor vertebra dan

medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor

jinak dapat mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering
dijumpai pada tumor vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri
lebih hebat dari pada tumor ganas daripada tumor jinak. Contoh
tulang jinak ialah osteoma osteoid, yang menyebabkan

tumor

nyeri pinggang
27

terutama waktu malam hari. Tumor ini biasanya sebesar biji kacang, dapat
dijumpai di pedikel atau lamina vertebra. Hemangioma adalah contoh tumor
benigna di kanalis spinal yang dapat menyebabkan nyeri pinggang bawah.
Meningioma adalah tumor intradural dan ekstramedular yang jinak, namun
bila ia tumbuh membesar dapat mengakibatkan gejala yang besar seperti
kelumpuhan.
5. GANGGUAN METABOLIK
Osteoporosis akibat gangguan metabolik yang merupakan penyebab
banyak keluhan nyeri

pada pinggang dapat disebabkan oleh kekurangan

protein atau oleh gangguan hormonal (menopause,penyakit cushing). Sering


oleh karena trauma ringan timbul fraktur kompresi atau seluruh panjang
kolum vertebra berkurang karena kolaps korpus vertebra. Penderita menjadi
bongkok dan pendek dengan nyeri difus di daerah pinggang.
6.

PSIKIS
Banyak

gangguan

psikis

yang

dapat

memberikan

gejala

nyeri

pinggang bawah .misalnya anxietas dapat menyebabkan tegang otot yang


mengakibatkan rasa nyeri, misalnya dikuduk atau di pinggang. Rasa nyeri
ini dapat pula kemudian menambah meningkatnya keadaan anxietas dan
diikuti oleh meningkatnya tegang otot dan rasa nyeri.kelainan

histeria,

kadang-kadang juga mempunyai gejala nyeri pinggang bawah.


FAKTOR RISIKO
Faktor risiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat
badan, etnis, merokok sigaret, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban
28

yang berat yang berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal


lumbal spinal dan faktor psikososial. Pada laki-laki risiko nyeri pinggang
meningkat sampai usia 50 tahun

kemudian menurun, tetapi pada wanita

tetap terus meningkat. Peningkatan insiden pada wanita lebih 50 tahun


kemungkinan berkaitan dengan osteoporosis.

LOKASI
Lokasi untuk nyeri pinggang bawah adalah daerah

lumbal bawah,

biasanya disertai penjalaran ke daerah-daerah lain, antara lain sakroiliaka,


koksigeus, bokong, kebawah lateral atau posterior paha, tungkai, dan kaki.
DIAGNOSA1,2
1. ANAMNESA
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa
pasien dengan kemungkinan diagnosa Low Back Pain .
1. Apakah terasa nyeri ?
2. Dimana terasa nyeri ?
3. Sudah berapa lama merasakan nyeri ?
4. Bagaimana kuantitas nyerinya? (berat atau ringan)
5. Apa yang membuat nyeri terasa lebih berat atau terasa lebih ringan?
29

6. Adakah keluhan lain?


7. Apakah dulu anda ada menderita penyakit tertentu?
8. Bagaimana keadaan kehidupan pribadi anda?
9. Bagaimana keadaan kehidupan sosial anda?
2. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan fisik secara komprehensif
pinggang

meliputi

evaluasi

sistem

pada pasien dengan nyeri

neurologi

dan

muskuloskeletal.

Pemeriksaan neurologi meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan


refleks-refleks.
1. Motorik.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
a. Berjalan dengan menggunakan tumit.
b. Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit.
c. Jongkok dan gerakan bertahan ( seperti mendorong tembok )
2. Sensorik.
a. Nyeri dalam otot.
b. Rasa gerak.
3.Refleks.

30

Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan


Patella, respon dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui
lokasi terjadinya lesi pada saraf spinal.
4. Test-Test
a. Test Lassegue
Pada tes ini, pertama telapak kaki pasien ( dalam posisi 0 )
didorong ke arah

muka kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat

sejauh 40 dan sejauh 90.

b. Tes patrick
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan
sendi sakro iliaka. Tindakan

pada

yang dilakukan adalah fleksi, abduksi,

eksorotasi dan ekstensi.

31

c. Test Kebalikan Patrick (kontra Patrick)


Dilakukan gerakan gabungan dinamakan fleksi, abduksi, endorotasi, dan
ekstensi meregangkan

sendi sakroiliaka. Test Kebalikan Patrick positif

menunjukkan kepada sumber nyeri di sakroiliaka.


PENUNJANG1,2
1.Plain
X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi tulang,sendi,
dan luka degeneratif pada spinal. Gambaran X-ray sekarang sudah jarang
dilakukan, sebab sudah

banyak

peralatan lain yang dapat meminimalisir

waktu penyinaran sehingga efek radiasi dapat dikurangi.X-ray merupakan


tes yang sederhana, dan sangat membantu untuk menunjukan keabnormalan
pada tulang. Seringkali X-ray merupakan penunjang diagnosis pertama
untuk mengevaluasi nyeri punggung, dan biasanya dilakukan
melakukan

sebelum

tes penunjang lain seperti MRI atau CT scan. Foto X-ray

dilakukan pada posisi anteroposterior (AP ), lateral, dan bila perlu oblique
kanan dan kiri.

32

2. Myelografi
Myelografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal cord dan canalis
spinal. M yelografi merupakan tindakan infasif, yaitu cairan yang berwarna
medium disuntikan ke kanalis spinalis, sehingga struktur bagian dalamnya
dapat terlihat pada layar fluoroskopi dan gambar X-ray. Myelogram
digunakan untuk diagnosa pada penyakit yang berhubungan dengan diskus
intervertebralis, tumor spinalis, atau untuk abses spinal.

3. Computed Tomografi Scan ( CT- scan ) dan Magnetic Resonance Imaging


(MRI )

33

CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat digunakan


untuk pemeriksaan

pada otak, bahu, abdomen, pelvis, spinal, dan

ekstemitas. Gambar CT-scan seperti gambaran X-ray 3 dimensi.


MRI dapat menunjukkan gambaran tulang belakang yang lebih jelas
daripada CT-scan. Selain itu MRI menjadi pilihan karena tidak mempunyai
efek radiasi. MRI dapat menunjukkan

gambaran

sesuai dengan yang dikehendaki. MRI dapat

tulang secara sebagian


memperlihatkan diskus

intervertebralis, nerves, dan jaringan lainnya pada punggung.

4. Electro Miography ( EMG ) / Nerve Conduction Study ( NCS )


EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang
digunakan untuk pemeriksaan saraf pada lengan dan kaki.
EMG / NCS dapat memberikan informasi tentang :
1. Adanya kerusakan pada saraf
2. Lama terjadinya kerusakan saraf ( akut atau kronik )

34

3. Lokasi terjadinya kerusakan saraf ( bagian proksimalis atau distal )


4. Tingkat keparahan dari kerusakan saraf
5. Memantau proses penyembyhan dari kerusakan saraf
Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi fisik
pasien

dimana

mungkin

perlu

dilakukan

tindakan

selanjutnya

yaitu

pambedahan.
PENGOBATAN
Obat
1.

Obat-obat analgesik

Obat-obat analgesik umumya dibagi menjadi dua golongan besar :


-

Analgetik narkotik
Obat-obat

golongan

ini

terutama

bekerja

pada

susunan

saraf

digunakan untuk menghilangkan rasa sakit yang berasal dari organ viseral.
Obat golongan ini hampir tidak digunakan untuk pengobatan LBP karena
bahaya

terjadinya adiksi pada penggunaan jangka panjang. Contohnya :

Morfin, heroin, dll.


-

Analgetik antipiretik
Sangat

bermanfat untuk menghilangkan rasa nyeri mempunyai

khasiat anti piretik, dan beberapa diantaranya juga berkhasiat antiinflamasi.


Kelompok obat-obat ini dibagi menjadi 4 golongan :
35

a) Golongan salisilat
Merupakan analgesik yang paling tua, selain khasiat analgesik juga
mempunyai khasiat antipiretik, antiinflamasi, dan antitrombotik. Contohnya
: Aspirin
Dosis Aspirin :

Sebagai anlgesik 600 900 mg, diberikan 4 x sehari

Sebagai antiinflamasi 750 1500 mg, diberikan 4 x sehari


Kontraindikasi :

Penderita tukak lambung, risiko terjadinya pendarahan,

gangguan faal ginjal, hipersensitifitas.


Efek

samping

Gangguan

saluran

cerna,Anemia

defisiensi

besi,Serangan asma bronkial


b) Golongan Paraaminofenol
Paracetamol dianggap sebagai analgesik-antipiretik yang paling aman
untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa disertai inflamasi.
Dosis terapi :

600 900 mg, diberikan 4 x sehari

c) Golongan pirazolon
Dipiron mempunyai acceptabilitas yang sangat baik oleh penderita,
lebih kuat dari pada paracetamol, dan efek sampingnya sangat jarang.
Dosis terapi :

0,5 1 gram, diberikan 3 x sehari

d) Golongan asam organik yang lain

36

Derivat asam fenamat.


Yang termasuk golongan ini misalnya asam

mefenamat, asam

flufenamat, dan Na-meclofenamat.Golongan obat ini sering menimbulkan


efek samping terutama diare.Dosis asam

mefenamat sehari yaitu 4500

mg,sedangkan dosis Na-meclofenamat sehari adalah 3-4 kali 100 mg.


Derivat asam propionat
Golongan obat ini merupakan obat anti inflamasi non steroid (AINS)
yang relatif
piretik.

baru, yang juga mempunyai khasiat anal getik dam anti

Contoh

obat

golongan

ini

misalnya

ibuprofen,

naproksen,

ketoprofen, indoprofen dll.


Derifat asam asetat
Sebagai contoh golongan obat ini ialah Na Diklofenak. Selain
mempunyai efek anti inflamasi yang kuat, juga mempunyai efek analgesik
dan antipiretik. Dosis terapinya 100-150 mg 1 kali sehari.
Derifat Oksikam
Salah satu contohnya adalah Piroxicam, dosis terapi 20 mg 1 kali sehari.
Fisioterapi
a. Terapi Panas
Terapi menggunakan kantong dingin kantong panas. Dengan
menaruh sebuah kantong dingin di tempat daerah punggung yang terasa

37

nyeri atau sakit selama 5-10 menit. Jika selama 2 hari atau 48 jam rasa
nyeri masih terasa gunakan heating pad (kantong hangat).
b. Elektro Stimulus
- Acupunture
Menggunakan jarum untuk memproduksi rangsangan yang ringan
tetapi cara ini

tidak terlalu efisien karena ditakutkan resiko komplikasi

akibat ketidaksterilan jarum yang digunakan sehingga menyebabkan infeksi.


- Ultra Sound :Untuk menghangatkan

Radiofrequency Lesioning . Dengan menggunakan impuls listrik untuk


merangsang saraf

Spinal Endoscopy. Dengan memasukkan endoskopi pada kanalis spinalis


untuk memindahkan atau menghilangkan jaringan scar.

Percutaneous Electrical Nerve Stimulation (PENS)

Elektro Thermal Disc Decompression

Trans Cutaneous Electrical Nerve Stimulation ( TENS )


38

Menggunakan alat dengan tegangan kecil.


c. Traction
Helaan atau tarikan pada badan ( punggung ) untuk kontraksi otot.

d. Pemijatan atau massage


Dengan
dan

terapi ini

bisa menghangatkan,

merileksi otot belakang

melancarkan perdarahan.

Latihan Low Back Pain dapat dilakukan sebagai berikut :


a. Lying supine hamstring stretch

39

b. Knee to chest stretch

c. Pelvic Tilt

d. Sitting leg stretch

e. Hip and quadriceps stretch


40

e. Alat Bantu
1. Back corsets.
Penggunaan

penahan

pada

punggung

sangat

membantu

untuk

mengatasi Low Back Pain yang dapat membungkus punggung dan perut.

2. Tongkat Jalan
Operasi
Tipe operasi yang dilakukan oleh dokter bedah tergantung pada
tulang belakang/punggung pasien. Biasanya prosedurnya menyangkut pada
LAMINECTOMY yang mana menghendaki bagian yang diangkat dari
vertebral arch untuk memperoleh kepastian apa penyebab dari LBP pasien.

41

Jika disc menonjol atau bermasalah, para ahli bedah akan melakukan bagian
laminectomy untuk mencari tahu vertebral kanal, mengidentisir ruptered
disc ( disc yang buruk ), dan mengambil atau

memindahkan bagian yang

baik dari disc yang bergenerasi, khususnya kepingan atau potongan yang
menindih saraf.
Ahli

bedah

mungkin

mempertimbangkan

SPINAL FUSION, jika si pasien

prosedur

kedua

yaitu

merasa membutuhkan keseimbangan di

bagian spinenya. Spinal fusion merupakan operasi dengan menggabungkan


vertebral dengan bone grafts. Kadang graft tersebut dikombinasikan dengan
metal plate atau dengan alat yang lain.
Ada juga sebagian herniated disc ( disc yang menonjol ) yang dapat
diobati

dengan

teknik

PERCUTANEOUS

DISCECTOMY, yang

mana

discnya diperbaiki menembus atau melewati kulit tanpa membedah dengan


menggunakan

X-ray

sebagai

pemandu.

Ada

juga

cara

lain

yaitu

CHEMONEUCLOLYSIS, cara ini menggunakan penyuntikan enzim-enzim


ke dalam disc. Cara ini sudah jarang digunakan.
Larangan
a. Berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok.
b. Membawa beban yang berat.
c. Duduk terlalu lama.
d. Memakai sepatu hak tinggi.
e. Menulis sambil membungkuk terlalu lama.
42

f.

Tidur

tanpa

menggunakan

alas

di

permukaan

yang

keras

atau

menggunakan kasur yang terlalu empuk.


Anjuran
a. Posisikan kepala dititik tertinggi, bahu ditaruh sedikit kebelakang.
b. Duduk tegak 90 derajat.
c. Gunakanlah sepatu yang nyaman.
d. Jika ingin duduk dengan jangka wqktu yang lama, istirahatkan kaki di
lantai atau apa saja yang menurut anda nyaman.
e. Jika mempunyai masalah dengan tidur, taruhlah bantal di bawah lutut
atau jika tidur menyamping, letakkanlah bantal diantara kedua lutut.
f. Hindari berat badan yang berlebihan.
g. Ketika memerlukan berdiri dalam
diletakkan diatas

waktu

supaya sudut ferguson

lama salah satu

tidak

terlalu

kaki

besar ( sudut

ferguson adalah sudut kemiringan sakrum dengan garis horisontal )

Hernia Nukleus Pulposus


Definisi
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nukleus pulposus
dari

discus

melalui

robekan

annulus

fibrosus

hingga

keluar

ke

43

belakang/dorsal menekan medullaspinalis atau mengarah ke dorsolateral


menekan radix spinalis sehingga menimbulkan gangguan.3

Epidemiologi
HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak
pada dekadeke-4 dan ke-5. HNP lebih banyak terjadi pada individu dengan
pekerjaan yang banyak membungkuk dan mengangkat.Karena ligamentum
longitudinalis
tengahnya,

posterior

maka

pada

protrusi

daerah

discus

lumbal

cenderung

lebih

kuat

terjadi

ke

pada bagian
arah

postero

lateral,dengan kompresi radiks saraf.4

Patofisiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP :
1. Aliran darah ke discus berkurang
2. Beban berat
3. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit.Jika beban pada discus
bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan nukleus pulposus (gel)
akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang berada dicanalis
vertebralis menekan radiks.

44

45

Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang


terangsang oleh berbagai stimulus lokal (mekanis, termal, kimiawi).
Stimulus ini akan direspon dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi
yang akan menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme nyeri merupakan
proteksi yang bertujuan untuk mencegah pergerakan sehingga proses
penyembuhan dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme
otot, yang selanjutnya dapat menimbulkan iskemia. Nyeri yang timbul dapat
berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnya berbagai mediator
inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada sistem
saraf.

Iritasi

neuropatik

pada

serabut

saraf

dapat

menyebabkan

kemungkinan.Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus


saraf yang kaya nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri
inflamasi. Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan

46

peregangan serabut saraf misalnya karena pergerakan. Kemungkinan kedua,


penekanan mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan
biomolekuler di mana terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya.
Penumpukan ini menyebabkan timbulnya mechano-hotspot yang sangat peka
terhadap

rangsang

mekanikal

dan

termal.

Hal

ini

merupakan

dasar

pemeriksaan Laseque.

Etiologi
Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :
Degenerasi diskus intervertebralis
Trauma minor pada pasien tua dengan degenerasi
Trauma berat atau terjatuh
Mengangkat atau menarik benda berat

47

Gejala Klinis

Manifestasi

klinis

yang

timbul

tergantung

lokasi

lumbal

yang

terkena. HNP dapat terjadi kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering
hanya pada 2 arah, yang pertama ke arah postero-lateral yang menyebabkan
nyeri pinggang, sciatica, dan gejala dan tanda-tanda sesuai dengan radiks
dan

saraf

mana

yang

terkena.

Berikutnya

kearah postero-sentral

menyebabkan nyeri pinggang dan sindroma kauda equina.2

48

Kedua saraf sciatic (N. Ischiadicus) adalah saraf terbesar dan


terpanjang pada tubuh. masing-masing hampir sebesar jari. Pada setiap sisi
tubuh, saraf sciatic menjalar dari tulang punggung bawah ,di belakang
persendian pinggul, turun ke bokong dan dibelakang lutut. Di sana saraf
sciatic terbagi dalam beberapa cabang dan terus menuju kaki.
Ketika saraf

sciatic terjepit, meradang, atau rusak, nyeri sciatica

bias menyebar sepanjang panjang saraf sciatic menuju kaki. Sciatica terjadi
sekitar 5% pada orang Ischialgia, yaitu suatu kondisi dimana saraf
Ischiadikus

yang

mempersarafi

daerah

bokong

sampai

kaki

terjepit.

Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu antara lain
kontraksi atau radang otot-otot daerah bokong, adanya perkapuran tulang
belakang

atau

adanya

Herniasi

Nukleus

Pulposus

(HNP),

dan

lain

sebagainya.
Sciatica merupakan nyeri yang terasa sepanjang perjalanan nervus
ischiadicus sampai ke tungkai, biasanya mengenai hanya salah satu sisi.
Nyeri dirasakan seperti di tusuk jarum, sakit pinggang, atau nyeri seperti
ditembak. Kekakuan kemungkinandirasakan pada kaki. Berjalan, berlari,
menaiki tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang
diringankan dengan menekuk punggung atau duduk.Gejala yang sering
ditimbulkan akibat ischialgia adalah :2,3,5,
Nyeri punggung bawah.
Nyeri daerah bokong.
Rasa kaku/ tertarik pada punggung bawah.

49

Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal,
yang dirasakan dari bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai
kaki,tergantung bagian saraf mana yang terjepit.
Rasa

nyeri

sering

ditimbulkan

setelah

melakukan

aktifitas

yang

berlebihan,terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri


dan berjalan.
Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat,
batuk, bersin akibat bertambahnya tekanan intratekal.
Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan
anggota badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya
otot-otot tungkai bawah dan hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan
achilles (APR).
Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi,
miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis
yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi
permanen.
Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk
pada sisi yang sehat.

Diagnosis

50

Anmnesis
Adanya nyeri di pinggang bagian bawah yang menjalar ke bawah
(mulai dari bokong, paha bagian belakang, tungkai bawah bagian atas). Hal
ini dikarenakan mengikuti jalannya N. Ischiadicus yang mempersarafi
tungkai bagian belakang.
Nyeri mulai dari pantat, menjalar kebagian belakang lutut, kemudian ke
tungkai bawah (sifat nyeri radikuler).
Nyeri semakin hebat bila penderita mengejan, batuk, mengangkat barang
berat.
Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah disebelah L5 S1 (garis
antara dua krista iliaka).
Nyeri Spontan

51

Sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi berbaring ke duduk nyeri
bertambah hebat, sedangkan bila berbaring nyeri berkurang atau hilang.
Pemeriksaan Motoris
Gaya jalan yang khas, membungkuk dan miring ke sisi tungkai yang nyeri
dengan fleksi di sendi panggul dan lutut, serta kaki yang berjingkat.
Motilitas tulang belakang lumbal yang terbatas.

Pemeriksaan Sensoris
Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari sisi yang sehat.
Skoliosis dengan konkavitas ke sisi tungkai yang nyeri, sifat sementara.

Tes-tes Khusus5,6
1. Tes Laseque (Straight Leg Raising Test = SLRT). Tungkai penderita
diangkat perlahan tanpa fleksi di lutut sampai sudut 90.
2. Gangguan sensibilitas, pada bagian lateral jari ke 5 (S1), atau bagian
medial dari ibu jari kaki (L5).
3. Gangguan motoris, penderita tidak dapat dorsofleksi, terutama ibu
jari kaki (L5), atau plantar fleksi (S1).
4. Tes dorsofleksi : penderita jalan diatas tumit
5. Tes plantar fleksi : penderita jalan diatas jari kaki. Kadang-kadang
terdapat gangguan autonom, yaitu retensi urine, merupakan indikasi
untuk segera operasi. Kadang-kadang terdapat anestesia di perineum,
juga merupakan indikasi untuk operasi.
6. Tes provokasi : tes valsava dan naffziger untuk menaikkan tekanan
intratekal.
7. Tes kernique
8. Tes Refleks

52

Refleks tendon achilles menurun atau menghilang jika radiks antara


L5 S1 terkena.

Pemeriksaan Penunjang7,8,9
Darah rutin : tidak spesifik
Urine rutin : tidak spesifik
Liquor cerebrospinalis : biasanya normal. Jika terjadi blok akan didapatkan
peningkatan kadar protein ringan dengan adanya

penyakit diskus. Kecil

manfaatnya untuk diagnosis.


Myelogram mungkin disarankan untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari
hernia. Bila operasi dipertimbangkan maka myelogram dilakukan untuk
menentukan tingkat protrusi diskus.
MRI tulang belakang bermanfaat untuk diagnosis kompresi medulla spinalis
atau kauda ekuina. Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT scan dalam
hal mengevaluasi gangguan radiks saraf.
Foto : foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto

ini

normal atau memperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan


sela invertebrata dan pembentukan osteofit.
EMG : untuk membedakan kompresi radiks dari neuropati perifer
Myelo-CT untuk melihat lokasi HNP.

Penatalaksanaan 2,4,5.6
T erapi

Konservatif

Tujuan

terapi

konservatif

adalah

mengurangi

iritasi

saraf,

memperbaiki kondisi fisik pasien dan melindungi dan meningkatkan fungsi


tulang punggung secara keseluruhan. Perawatan utama untuk diskus hernia
53

adalah diawali dengan istirahat dengan obat-obatan untuk nyeri dan anti
inflamasi, diikuti dengan terapi fisik. Dengan cara ini, lebih dari 95 %
penderita akan sembuh dan kembali pada aktivitas normalnya.Beberapa
persen dari penderita butuh untuk terus mendapat perawatan lebih lanjut
yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan.

Terapi konservatif meliputi:


Tirah baring
Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan
intradiskal,lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu lama
akan menyebabkan ototmelemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk
kembali ke aktifitas biasa.Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah
dengan menyandarkan punggung,lutut dan punggung bawah pada posisi
sedikit fleksi. Fleksi ringan dari vertebralumbosakral akan memisahkan
permukaan sendi dan memisahkan aproksimasi jaringanyang meradang.

Medikamentosa
1.Analgetik dan NSAID
2.Pelemas otot: digunakan untuk mengatasi spasme otot
3.Opioid:

tidak

terbukti

lebih

efektif

dari

analgetik

biasa.

Pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan


4.Kortikosteroid oral: pemakaian masih menjadi kontroversi namun dapat
dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi inflamasi.
5.Analgetik ajuvan: dipakai pada HNP kronis

Terapi fisik
Traksi pelvis
54

Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak


terbukti bermanfaat. Penelitian yang membandingkan tirah baring, korset
dan traksi dengan tirah baring dan korset saja tidak menunjukkan perbedaan
dalam kecepatan penyembuhan.

Diatermi/kompres panas/dingin
Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan
spasme otot.keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin,
termasuk bila terdapat edema.Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres
panas maupun dingin.
Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat
digunakan untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri HNP
kronis. Sebagai penyangga korset dapat mengurangi beban diskus serta
dapat mengurangi spasme.
Latihan
Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal punggung
seperti jalan

kaki,

naik

sepeda

atau

berenang.

Latihan

lain

berupa

kelenturan dan penguatan.Latihan bertujuan untuk memelihara fleksibilitas


fisiologik, kekuatan otot, mobilitas sendi dan jaringan lunak. Dengan
latihan dapat terjadi pemanjangan otot, ligamen dantendon sehingga aliran
darah semakin meningkat.
Proper body mechanics
Pasien perlu mendapat pengetahuan mengenai sikap tubuh yang baik
untuk mencegah terjadinya cedera maupun nyeri. Beberapa prinsip dalam
menjaga posisi punggung adalah sebagai berikut:
55

Dalam posisi duduk dan berdiri, otot perut ditegangkan, punggung

tegak dan lurus. Hal ini akan menjaga kelurusan tulang punggung.
Ketika akan turun dari tempat tidur posisi punggung didekatkan ke
pinggir tempat tidur. Gunakan tangan dan lengan untuk mengangkat
panggul dan berubah ke posisi duduk. Pada saat akan berdiri

tumpukan tangan pada paha untuk membantu posisi berdiri.


Posisi tidur gunakan tangan untuk membantu mengangkat dan

menggeser posisi panggul.


Saat duduk, lengan membantu menyangga badan. Saat akan berdiri

badandiangkat dengan bantuan tangan sebagai tumpuan.


Saat mengangkat sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti
hendak

jongkok, punggung

tetap

dalam

keadaan

lurus

dengan

mengencangkan otot perut. Dengan punggung lurus, beban diangkat


dengan cara meluruskan kaki. Beban yang diangkat dengan tangan

diletakkan sedekat mungkin dengan dada.


Jika hendak berubah posisi, jangan memutar

punggung dan kakiharus berubah posisi secara bersamaan.


Hindari gerakan yang memutar vertebra. Bila perlu, ganti wc jongkok
dengan

wc

duduk

sehingga

memudahkan

badan.

gerakan

Kepala,

dan

tidak

membebani punggung saat bangkit.


Terapi

Operatif

Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi


saraf sehingga nyeri dan gangguan fungsi akan hilang. Tindakan operatif
HNP harus berdasarkan alasan yang kuat yaitu berupa:
Defisit neurologik memburuk.
Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual).
Paresis otot tungkai bawah.

56

Laminectomy
Laminectomy, yaitu tindakan operatif membuang lamina vertebralis,
dapatdilakukan sebagai dekompresi terhadap radix spinalis yang tertekan
atau terjepit oleh protrusi nukleus pulposus.

Discectomy
Pada discectomy, sebagian dari discus intervertebralis diangkat
untuk mengurangi tekanan terhadap nervus. Discectomy dilakukan untuk
memindahkan bagian yang menonjol dengan general anesthesia. Hanya
sekitar 2 3 hari tinggal dirumah sakit. Akan diajurkan untuk berjalan pada
hari pertama setelah operasi untuk mengurangi resiko pengumpulan darah.
Untuk sembuh total memakan waktu beberapaminggu. Jika lebih dari satu
diskus yang harus ditangani jika ada masalah lain selainherniasi diskus.
Operasi yang lebih ekstensif mungkin diperlukan dan mungkinmemerlukan
waktu yang lebih lama untuk sembuh (recovery).
Mikrodiskectomy
Pilihan

operasi

lainnya

meliputi

mikrodiskectomy,

prosedur

memindahkanfragmen of nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil


dengan menggunakan raydan chemonucleosis. Chemonucleosis meliputi
injeksi enzim (yang disebut chymopapain) ke dalam herniasi diskus untuk

57

melarutkan substansi gelatin yang menonjol. Prosedur ini merupakan salah


satu alternatif disectomy pada kasus-kasus tertentu.
Larangan
Peregangan

yang

mendadak

pada

punggung.

Jangan

sekali-kali

mengangkat benda atau sesuatu dengan tubuh dalam keadaan fleksi atau
dalam keadaan membungkuk. Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat

untuk mengurangi kambuhnya gejala setelah episode awal.

Saran

58

Istirahat mutlak di tempat tidur, kasur harus yang padat. Diantara


kasur dan tempat tidur harus dipasang papan atau plywood agar kasur
jangan melengkung.Sikap berbaring terlentang tidak membantu lordosis
lumbal yang lazim, maka bantal sebaiknya ditaruh di bawah pinggang.
Penderita diperbolehkan untuk tidur miring dengan kedua tungkai sedikit
ditekuk pada sendi lutut. Istirahat mutlak di tempat tidur berarti bahwa
penderita tidak boleh bangun untuk mandi dan makan. Namun untuk
keperluan

buang

air

kecil

dan

besar

orang

sakit

diperbolehkan

meninggalkan tempat tidur. Oleh karena buang air besar dan kecil di pot
sambil berbaring terlentang justru membebani tulang belakang lumbal lebih
berat

lagi.

Analgetika

menghilangkan

nyeri.

yang

non

adiktif

perlu

diberikan

untuk

Selama

nyeri

belum

hilang

fisioterapi

untuk

mencegah atrofi otot dan dekalsifikasi sebaiknya jangan dimulai, setelah


nyeri sudah hilang latihan gerakan sambil berbaring terlentang atau miring
harus dianjurkan.Traksi dapat dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas
yang sesuai dapat dilakukan pelvic traction, alat-alat untuk itu sudah
automatik. Cara pelvic traction, sederhana kedua tungkai bebas untuk
bergerak dan karena itu tidak menjemukan penderita. Maka pelvic traction
dapat dilakukan dalam masa yang cukup lama bahkan terus-menerus.
Latihan

bisa

dengan

melakukan

flexion

excersise

dan

abdominal

excersise.Masa istirahat mutlak dapat ditentukan sesuai dengan tercapainya


perbaikan.Bila

iskhilagia

sudah

banyak

hilang

tanpa

menggunakan

analgetika, maka orang sakit diperbolehkan untuk makan dan mandi seperti
biasa. Korset pinggang atau griddle support sebaiknya dipakai untuk masa
peralihan ke mobilisasi penuh. Penderita dapat ditolong dengan istirahat
dan analegtika serta nasehat untuk jangan sekali-kali mengangkat benda
59

berat, terutama dalam sikap membungkuk.Anjuran untuk segera kembali ke


dokter bilamana terasa nyeri radikuler penting artinya. Dengan demikian ia
datang kembali dan sakit pinggang yang lebih jelas mengarah ke lesi
diskogenik.

PROGNOSIS
Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi
konservatif sebagian kecil berkembang menjadi kronik meskipun sudah
diterapi.

Pada pasien yang dioperasi: 90% membaik terutama nyeri tungkai,


kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%.

DASAR DIAGNOSIS KERJA


a. Dasar Diagnosis Klinis
Low back pain + ischialgia sinistra karena nyeri pinggang yang menjalar
hingga tungkai kiri sejak 9 hari yang lalu. Nyeri yang dirasakan pasien

d.

seperti ditusuk-tusuk dan pegal.


Dasar diagnosis topik
Nukleus pulposus karena adanya nyeri pada tungkai yang ipsilateral.

e.

Dasar diagnosis etiologi


Trauma repetitif karena pekerjaan pasien dengan mengangkat beban berat
meningkatkan faktor risiko HNP.
f. Dasar diagnosis banding
Hernia nukleus pulposus karena nyeri pada tungkai yang ipsilateral.
g. Diagnosis akhir
Diagnosis akhir pada pasien ini Hernia nukleus pulposus. Diagnosis ini
ditegakkan karena adanya nyeri pada tungkai yang ipsilateral, hasil
60

pemeriksaan penunjang MRI lumbosakral menunjukan HNP L4-L5 sentral


yang menekan radix N. Spinalis L5 Bilateral dengan stenosis canalsis dan
HNP L5-S1 sentral tanpa menekan maupun mengiritasi radix nervus
spinalis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nursamsu, Handono Kalim. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri


Pinggang. Malang. Lab./SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas
Brawijaya. 2004
2. Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta. EGC.
2002
3. Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis Dasar, edisi IV, cetakan kelima.
Jakarta : PT Dian Rakyat. 87-95. 19992.
4. Sidharta, Priguna. Sakit Neuromuskuloskeletal Dalam Praktek Umum.
Jakarta :PT Dian Rakyat. 182-212.
5. Purwanto ET. Hernia Nukleus Pulposus. Jakarta: Perdossi Nuarta,
Bagus. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran, edisi
III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59.
2004

61

6. Anonim.

Hernia

Nukleus

Pulposus.http://kliniksehat.wordpress.com/2008/10/02/hernianukleus-pulposus hnp/ [diakses 1 oktober 2012]

62

Anda mungkin juga menyukai